Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

Dosen Pengampuh:

Syam Ardhy Dabi, S.P.si,.M.Psi

Oleh: KELOMPOK 8 :

1. NURUL AINI TUHULELE


2. KURNIAFITA UMATERNATE
3. SARWINDA SERO SERO
4. JUSNA UMASUGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS KHAIRUN

TERNATE 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Anak yang lamban belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar,sehingga ana
tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang
memiliki taraf potensi intelektual yang sama. Lamban belajar adalah siswa yang kurang mampuh
menguasai pengatahuan dalam batas waktu yang telah ditentukan karena ada faktor tertentu yang
mempengaruhinya.

Siswa yang lamban belajar dan berpotensi rendah dapat pula diakibatkan oleh faktor IQ, yang
memiliki IQ antara 50 sampai 69 tertolong anak yang lamban belajar. Mereka sanggat sulit
dididik.Jika memungkinkan dididik, mereka membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
memahami pembelajaran kendatipun pada akhirnya prestasi yang dicapainya tidak semaksimal
siswa lainnya.Siswa lamban belajar disebabkan olehfaktor IQ, pada umumnya memiliki potensi
rendah, lain halnya dengan sisw lamban belajar yang diakibatkan oleh lemahnya
kemampuanmenguasai pengatahuan dan keterampilan dasar tertentu pada sebagian materi
pelajaran yang harus dikuasai sebelumnya.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Anak slow learner (lambat belajar)


1. Definisi slow learner ( lambat belajar)
Istilah slow learner atau disebut lambat belajar menurut Oxfort: advanced learner’s
dictionary berasal dari dua kata yaitu “slow” dan “learner’’ istilah slow mengandung
arti not clever. Not quick to leam: finding things hard to understand. Sedangkan
learner sendiri mengandung arti persen who is funding out abaut the subject or how to
do something: a slow/quick learner. Jika diterjemahkan dalam bahasa indonesia slow
learner adalah pelajaran yang didak pandai dan kurang cepat dalam memahami
pembelajaran.

2. Karakteristik slow learner (lambat belajar)


Sebelumnya, ahli piskologi mengindikasikan bahwa bahw kelambanan belajar secara
langsung disebabkan karena kemampuan intelektual. Dewasa ini sebuah penelitian
menunjukan bahwa faktor keturunan bukan satu penyebab keterlambatan siswa tetapi
faktor lingkungan juga berpengaruh. Oleh karena itu, apabila hanya menggunakan IQ
sebagai acuan dalam menentukan taraf kemampuan belajar anak kita tidak bisa
mengatakan anak tersebut termasuk anak lambat belajar. Secara keseluruhan, satu
satunya membedakan slow learner dengan siswa berkemampuan rata rata adalah
kelambanannya dalm belajar.

3. Peyebab anak slow learner


1. Faktor keturunan
2. Perkembangan otak terbatas kerena kurangnya rangsagan
3. Motivasi yang rendah
4. Masala perhatian
5. Perbedaan latar belakang kebudayaan anak degan sekolah
6. Kekacauan masalah pribadi (hopknis,2008).

4. Perkembagan kognitif pada slow learner


a. Impikasi teori piaget dalam pendidikan slow learner
Menurut piaget anak berkembang dengan frekuensi yang sama namun terjadi
perbedaan perkembangan dalam proses kecepatan. Perkembangan kognitif
dikelompokan menjadi empat tahapan menurut jean piaget diantaranya. 1) tahap
usia 0-2 tahun merupakna tahap sensoty motor yaitu perkembangan kognitif, 2)
tahap usia 2-7 tahun merupakan tahan pra operasional , 3) tshsp 7-11 tahun tahap
concrete-oprational dan 4) tahap 11-15 tahun merupakn formal operational
( jahya, 2011:115).
Piaget menjelaskan teori pendidkan, pertama cara berfikir dipusatkan pada
perhatian peserta didik dengan demikian guru harus memahami cara berfikir atau
mental siswa sehingga perhatia siswa penuh dalam proses pembelajaran. Kedua
peran aktif siswa sangat ditekankan dalam proses pembelajaran. Ketiga
menghargai adanya perbeada kemampuan siswa.Keempat siswa aktif dalam
berinteraksi kketikan pembelajaran berlangsung.

B. Tahapan operasional konkrit dan operasional formal pada slow learner

Usia siswa lambat belajar pada penelitian ini adalah sekitar usia 7 sampai 8 tahun lebih
tepatnya kelas satu SD, sebagaimna kita ketahui bahwa usia 8 tahun merupakan usia transisi
dari operasional konkret menuju tahapan operasional formal. Tahapan operasional konkret
dimulai antara usia 7 saampai 11 tahun. Tahapan operasional konkret anak belum bisa
berfikir abstrak, jadi membutuhkan benda konkret dalam pemahamannya. Triani dan amir
(2013:19) mengunggapkan bahwa anak berkebutuhan khusus erbeda dengan anak normal
yang biasanya pada usia 11 tahun dapat berfikir abstrak tetapi pada anak berkebutuhan
khusus masi membutuhkan benda konkret.

C. Layanan pendidikan untuk slow learner

Setiap anak berhak mendapatkan layanan pendidikan tanpa terkecuali anak slow learner.
Undang-undang no 20 tahun2003 tentang sistem pendidikan naosional menjabarkan anak dalam
pendidikannya berhak mengembangkan potensinya anak berkebutuhan khusus (ABK) berhak
mendapatkan pendidikan sebagaimana anak normal lainnya tanpa didiskriminasikan dengan
ditempatkan di sekolah khusus yang berbeda dengan anak normal.

Anak (slow learner) yaitu anak yang memiliki potensi intelegensi dibawah anak pada
umumnya, tapi tidak termasuk dalam anak tunagrahita. Anak slow learner secara akademis
memiliki memiliki IQ antara 70sampai 89 .( hadi 222016: 36). Oleh sebab itu anak akan
mengalami hambatan belajar,pada waktu anak slow learner sekolah di sekolah reguler akan
terjadi masalah akademik dan masalah sosial.

D. Kesulitan belajar(learing disabilitas)

Learning disabilitas atau ketidakmampuan belajar mengacu gejala dimna siswa tidak mampu
belajar atau menghindari belajar, sehinggah hasil belajar dibawa potensi intelektualnya.
Beberapa perilaku yang merupakan manifestasi kesulitan belajar, antaaraa lain:

1. Menunjukan hasil belajar yang rendah dibawa rata rata nilai yang di capai oleh
kelomponya atau dibawa potensi yang dimilikinya.
2. Hasil yang dicapai tidaak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada
siswa yang sdah berusah gita belajar, tapi nilai yang di perolehnya selalu rendah
3. Lambat dalam melakukan tugas tugas kegiatan belajarnya dan selalu terlingal dari kawan
kawannya dari waktu yang di sediakan.
4. Menunjukan siakp sikap yang tidak wajar, seperti : acuh tak acuh, menentang, berpura
pura, dusta dan sebagiannya.
5. Menunjukan perilaku yang berlekainan, seperti membolos, datang terlambat, tidak
mengrjakan pekerjaan rumah, mengganggu didalam atapun diluar kelas, tidak mau
mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan beelajar, dan sebagainya.
6. Menunjukan gejala emosional yang kurang wajar,seperti:pemurung, mudah tersinggung,
pemara, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam
menghadapi nilai rendah, tidak menunjukan perasaan sedih atau menyesal, dan
sebagainya.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faaktor internal dan eksternal.
Penyebab utaama kesulitan belajar (learning distabilitas) adalah faktor internal, yaitu
kemungkinan adanya di fungsi neurologis, sedangkan penyebab utama problema belajar
( learning problems) adalah faktor eksternal, yaitu antara lain berupa strategi
pembelajaran yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan
motivafi belajar anak, dann pemberian ulangan penguatan (reinforccmeent) yang tidak
tepat difunsi neurologis sering tidak hanya menyebabkan kesuliatn belajar tapi juga dapat
menyebabkan tunagrahita dan gangguan emosional. Berbagai faktor yang dapat
menyebakan disfungsi neurologis yang ada pada gilirannya dapat menyebabkan kesulian
belajar antara lain: faktor genetik , luka pada otak karena traumafisik atau kekurangan
oksigen, biokimia yang hilang.

E. Tunagrahita

Menurut american asociaton on mental deficiency mendefidisikan tunnagharita sebagai suatu


kelainan yang fungsi intelektual umumnya dibawa rata rata, yaitu IQ 84 kebawa. Biasanya anak
anak tunagharita akan mengalami kesulian dalam “adaptive behavior “ atau penyesuaian
perilaku. Hal ini berarti anak tunagharita tidak dapat mencapai kemandirian yang sesuai dengan
ukuran (standard) kemandirian dan tanggung jawab sosial anak nornal yang lainnya dan juga
akan mengalami masalah dalam teterampilan akademik dan berkomunikasi kasi dengan
kelompok usia sebaya.

Faktor penyebab tunagharita

Kejaian pada tahap perkembangan anak sejak sebelum lahir sampai sesudah lahir (prenatal,
natal,postnatal)

Hamil pada usia diatas usia 35 tahun (usia lanjut)


Perkawinan dini (belum siap)

Terkena penyakit

Usaha menggugurkan kandungan.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan yaitu metode wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak
terstruktur adalah, wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptis kualitatif.Pendekatan kualitatif diharapkan


dapat mampuh menghasilkan uraian secara mendalam tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang
dapat diamati dari individu kelompok, dan orang tua.

Berikut ini adalah data anak yang diwawancarai 7 juni 2022 SDLB kota ternate

Identitas anak:

Nama : N

Tempat tanggal lahir: ternate, 04 mei 2009

Umur : 13

Aagama: ISLAM

Jenis kelamin: LAKI-LAKI

Identitas orang tua:

Nama : H

Pekerjaan : IBU RUMAH TANGGA

Agama: ISLAM

Lokasi pengambilan data

Profil sekolah

Nama sekolah: SDLB NEGERI KOTA TERNATE

Alamat: Jalan rambutan no. 175. Makasar barat


BAB IV

HASIL WAWANRA

Dari hasil observasi yang kami dapat di lokasi bawasanya anak yang berinisial N dengan
umur 10 tahun, mengalami keterbatasan slow learner sejak dini. Menurut ibu nya dari sejak
mengandung sampai persalinan tidak ada ganguan ataau hambaatan apaapun. Dan paska dari
lahir juga anak baik baik saja setelah si N Berumur 4 tahun sudah mulai kelihatan mengalami
slow learner yang memiliki keterbatasan IQ dibawa rata-rata anak pada umumnya.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas,dapat di tarik kesimpulan yaitu:

Slow learner merupakan anak yang mempunyai kemampuan kognitif dibawa rata rata atau
lamban belajar. Annak slow learner memiliki prestasi belajar dibawa rata rata dari anak normal
pada umumnya. Kondisi tersebut dapat terjadi disalah satu budang akademik ataau diseluruh
bidang akademik. Anak lamban belajar memiliki tingkat IQ antara 70 -90

Penyebab slow learner faktor prenataal, biologis non-keturunan, faktor natal, faaktor sesudah
melahirkan dan faktor lingkungan.

Karaateristik anak slow learner adalah faktor intelegensi, bahasa, emosi, sosial dan moral.
Diagnosis anak slow learner adalah kesulitan dalan membaca, berbahasa, memori, dan sosial
perilaku.

Permasalahan yang dihadapi oleh anak –anak slow learner yang ditemukan diantaranya ;

Memiliki prestasi akaademik yang kuraang optimal sehinggah aakan membuat anak menjadi
stres karena ketidakmaampuannyaa mencaapai apa yang di haraokaan.

Mengaalaami kesuliaaan daalam ber;aatih membaca, menulis, berhitung, dan menghafal.


LAMPIRAN:

Wawancara

Note : a (kelompok 8)

b (orang tua subjek)

a: assalamualaikum wr wb sebelumnya maaf mengganggu ibu pe waktu, kami disini dari


universitas khairun program studi PGPAUD, nama saya kurniafita bu disini kami ada tugas
mata kuliah yang menugaskan kami untuk wawancara salah satu orang tua murid di sekolah
ini bu, apakah ibu tidak keberatan jika diwawancarai oleh kami mengenai permasalahan yang
anak ibu hadapi ? jika ibu mengijinkan kami akan merekam suara dan mengambil
dokumentasi untuk pembuatan laporan, tetapi dijamin data ibu maupun foto ibu akan kami
samarkan bu. Jika ibu berkenan apakah kami bisa memulai wawancaranya bu?

b: iya silahkan

a: Sebelumnya mohon maaf disini ada beberapa pertanyaan untuk ibu. Boleh tau Dengan ibu
siapa?

b: iyaa, nama saya ibu H

a: pekerjaan ibu sekarang?

b: Pekerajan saya skarang ni cman ibu rumah tangga (IRT)

a: oh ibu rumah tangga ya bu baik, kalau umur anak ibu sekarang ?

b: umurnya 10 tahun

a: dia berapa bersaudara bu?

b: lima bersaudara dan si N anak terakhir

a: maaf kalo ada pertanyaan yang bikin ibu kurang nyaman bu, anak ibu memiliki masalah apa
bu hingga ibu memilih untuk menyekolahkan N di sini bu?

b: awalnya saya tidak mau kasih sekolah dia sudah karna begini, siapa mau karna harus saya jaga
saya tunggu dia, cuman kakanya ni tidak mau katanya mama dia punya sekolah ada jadi biar
bagimanapun harus kse sekolah, yaah dia itu biasa saja cuman lambat dalam menanggapi
sesuatu kaya loding begitu

a: oh begitu ya bu kira kira dari umur berapa ibu mengetahui gejala itu bu?
b: itu kayanya dari lahir, tetapi saya baru menyadari saat dia umur 4 tahun karna
pertumbuhannya beda dengan anak seumurannya

a: beda seperti bagaimana bu?

b: kaya dia lebih suka menyendiri begitu, jika di ajarkan mengitung atau apa dia sangat sulit
untuk mengingat angka dan dia pe urutan bagitu

a: oh seperti itu yah bu, terus bagaimana respon ibu ketika mengetahui anak ibu mengalami
gejala seperti ibu

b: kaget, pasti saya kaget kenapa tong pe anak harus dia begini, tapi tong serahkan samua pe
Allah , tidak mungkin dari awal kita tahu

a: iya bu , mohon maaf bu pernah tidak ibu minder atau malu dengan kerabat kerabat ibu karna
anak ibu seperti ini ? maaf bu

b: yaa minderlah cuman mau bagimana lagi ini sudah di apa sama yang kuasa jadi mau bagimana
lagi

a: terus bagaimana kerja sama ibu dengan suami untuk mendidik anak ibu ?

b: dia pe papa kan su meninggal yahh biasa-biasa saja , sekarang ini saya sendiri yang mencari
jualan sedikit sedik yaah begitu sudah untuk tambahan hidup lah jadi saya sendiri dan di bantu
kaka kakanya jugaa

a: kalo kendala bu? Apakah ada kendala dalam menurus anak ibu ?

b: biasa kalo kendala tu adalah , tidak mungkin tidak ada , biar bagimanapun tetap ada seperti itu
sudah tanggungan orang tua.yahh paling kendala Cuma begituu dia lambat jadi kami juga
harus sabar

a: bagaimana bentuk pengawasan ibu ? terus apakah ada perbedaan ketika dirumah dengan di
sekolah bu ?

b: yah bentuk pengawasan paling saya lebih perhatian kepada si n ini , kalo perbedaan kayaknya
tidak ada karna dia sama , anak saya kalau dia pe tingkah itu sama di sekolah jua dirumah juga
dia pe orang tenang, pambadiam artinya tidak banyak kaya nakal nakal itu tidak ada

a: oh iyaa buu , mungkin ada berapa pertanyaan lagi bu maaf jika ibu kurang nyaman

b: iyaa tidak apa-apa silahkan tanya lagi

a: sebagai orang tua seperti apa harapan ibu untuk anak ibu kedepan ? terus bagaimana ibu
mewujudkannya
b: artinya itu harapanya yahh biarkan dia sekolah dulu nanti kedepan seperti apa perkembangan
dia kedepan . intinya harapan harapan selanjutnya tu belum tentu kita tentukan harapannnya
ikut saja apa yang dia suka dan mau.

a: baikk ibu terimakasih sudah meluangkan waktunya ibu, maaf jika ada pertanyaan yang bikin
ibu kurang nyaman

b: iya tidak apa apa , saya juga disini senang membantu ngoni

a: iya ibu terima kasih banyak

b: sama sama semoga ngoni pe studi me capat selesai

a: aamin ibu
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai