NIM : 857496152
MODUL 5
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Karakteristik & Kebutuhan Pendidikan bagi Anak Berkelainan
Bagi orang-orang yang baru memasuki dunia pendidikan atau tidak mengenal kegiatan
pembelajaran di sekolah, istilah “anak-anak dengan kebutuhan khusus” mungkin hanya berarti
anak-anak yang “lambat” atau “terbelakangan” yang tidak akan pernah berhasi di sekolah seperti
anak-anak lainnya.
Anak-anak berkebutuhan khusus memerlukan bantuan khusus yang intensif pada sekolah atau
sekolah khusus dari guru-guru yang terlatih. Pendidikan khusus telah menyediakan filsafat untuk
mendukung dan melandasi pelayanan pendidikan di mana terjadi proses belajar dan
pembelajaran, pada dasarnya pendidikan khusus mempunyai karakter yang bersifat nasional dan
lokal, dan hakikat serta praktek yang bervariasi dari satu Negara ke Negara lainnya, bahkan
antara satu daerah ke daerah lainnya.
B. Pemrosesan Informasi
Karakteristik umum kesulitan yang dialami oleh anak-anak yang berkelainan fisik dapat
dijelaskan atas hal-hal berikut:
1. Kesulitan memproses, terjadi bila gangguan syaraf menghambat diterimanya informasi atau
untuk mengungkap sesuatu secara memadai
2. Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi berinteraksi dengan image
diri dan percaya diri, yang berakibat pada berbagai motivasi
3. Kesulitan berpartisipasi terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan anak untuk
bergabung dalam kegiatan kelas.
3. Epilepsi, gangguan saraf yang tidak nampak yang mempengaruhi pendidikan anak.
Convulsion adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan perilaku yang ditunjukkan oleh
seseorang bila gangguan pada bagian otak tertentu, yang menyebabkan kehilangan kendali dari
kegiatan tubuh.
Tes IQ dapat memberikan estimasi yang berguna tentang potensi intelektual anak dan juga untuk
membandingkan anak yang satu dengan yang lainnya pada usia yang sama. Pada Realitanya, IQ
hanya mengungkap sedikit tentang bagaimana seseorang menghadapi permasalahan keseharian.
Pada faktor penyebab autis, selain faktor genetik dan lingkungan yang tercemar populasi,
pandangan yang lebih mendapat dukungan ilmuwan mengungkapkan bahwa dari kelainan sistem
kerja otak, terutama pada lapisan korteks serbral, serebelum dan sistem limbik merupakan
penyebab autistik pada anak.