Anda di halaman 1dari 26

Modul 5

Karakteristik & Kebutuhan Pendidikan bagi anak berkelainan

Kelompok 1
(Kelas A)
1. Anita Martiani Sipayung 857085971
2. Fransisca Indah Sulistyowati 857080245
3. Ignatius Gatot Suseno 857079828
KB 1
Karakteristik dan kebutuhan Pendidikan anak yang berkelainan fisi k

A.Hakikat Anak Berkelainan Fisik


Kelainan fisik disebabkan oleh sakit yang diderita, terluka,
ketidakseimbangan metabolisme dan masalah-masalah kesehatan lainnya.

B. Pemrosesan Informasi
Ketidakmampuan dapat terjadi pada indera penglihatan, pendengaran,
perabaan, pengenal rasa dan penciuman, serta juga indera internal seperti
keseimbangan dan gerakan (kinaesthetic sense) serta pengenalan/pengetahuan
tentang letak bagian-bagian tubung dan hubungan antara yang satu dengan
yang lain (proprioceptive senses).
Karakteristik umum kesulitan yang dialami oleh anak-anak yang
berkelainan fisik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Kesulitan memproses
Kesulitan ini terjadi bila gangguan syaraf menghambat
diterimanya informasi atau untuk mengungkap sesuatu secara
memadai
2.Kesulitan dalam motivasi
Kesulitan ini terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi
berinteraksi dengan image diri dan percaya diri, yang berakibat pada
berbagai motivasi
1.Kesulitan berpartisipasi
terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan anak untuk
bergabung dalam kegiatan kelas.

Beberapa kelainan fisik:


1.Cerebral Palsy (gangguan saraf menyebar)
2.Spina Bifida (gangguan saraf terpusat )
3.Epilepsi, gangguan saraf yang tidak nampak yang
mempengaruhi pendidikan anak.
Convulsion adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan
perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang bila gangguan pada bagian
otak tertentu, yang menyebabkan kehilangan kendali dari kegiatan
tubuh.
KB 2
Karakteristik dan kebutuhan Pendidikan Anak yang Berkelainan
Psikis

A.HAKIKAT ANAK BERKELAINAN PSIKIS


Ketidakmampuan intelektual (intellectual disability) menjadi istilah yang telah
diterima secara internasional yang dipelopori oleh the Australian Society for the
Study of Intellectual Disability, sejak tahun 1986.
Penyebutan ketidakmampuan intelektual didasarkan pada rendahnya angka yang
diperoleh dari tes inteligensi
 Konsep modern tentang intelegensi dikembangkan berdasarkan
tulisan Herber Spencer dan Francis Galton. Keduanya berpandangan
bahwa intelegensi sebagai fasilitator penyesuaian antara aspek-
aspek bepikir sensori dan fisik dari seseorang dengan lingkungannya
 Tabel

Kesalahan konsepsi bisa terjadi bila IQ dianggap dapat


menggambarkan diri seseorang secara keseluruhan. Atau
digunakan. untuk memprediksi bagaimana anak akan
berperilaku di masa yang akan datang.
Menurut Bower (1981) siswa yang emosinya terganggu mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan belajar yang tidak dapat diterangkan dengan faktor
kesehatan intelektual dengan sensori
2. Ketidakmampuan membangun dan mempertahankan hubungan
interpersonal dengan teman dan gurunya
3. Bentuk perilaku dan perasaan yang tidak memadai tapi berada di bawah
normal.
4. Menunjukkan ketidakbahagiaan dan berada dalam suasana depresi

Tidak ada satu definisi satupun yang memadai untuk semua penyimpangan
perilaku
 Autis berasal dari bahasa Yunani dari kata autos yang berarti diri. Istilah ini
pertama kali diperkenalkan Eugene Bleur, seorang psikiater pada tahun 1910.
 Pandangan terakhir mengatakan autis adalah gangguan perkembangan yang
terjadi menjelang atau setelah kelahiran, yang mempengaruhi cara kerja otak
dalam mengolah informasi yang masuk.Gangguan fungsi otak ini
mempengaruhi fungsi menerima, mengolah dan menerjamahkan informasi
dalam perilaku.

1. Karakteristik Anak Autis.

 Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara atau pernah berbicara tetapi kemudian sirna.
 Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain, tidak mempunyi empati dan tidak
tahu reaksi orang lain atas perbuatannya ( sukar bersosialisasi)
 Pemahaman anak sangat kurang, mereka lebih mudah memahami lewat gambar
(visual learners)
 Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat seperti perkalian, kalender
dan lagu-lagu.
 Mengalami keksukaran dalam mengekspresikan peraaannya ; jika tidak dimengerti
merka akan marah dan mudah frustasi
 Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang , mengepakkan
tangan seperti burung, berputar-putar mendekatkan mata ke pesawat T ( Setiawan at,
al 2006, 73: Haiden 2004:44)
2.Relasi Pendidik dan Peserta Didik dalam Seting
Pembelajaran Autis,

Torey Hayden, seorang ahli psikologi pendidikan mengungkapkan interaksi


dengan anak-anak autis memerlukan kedekatan
yang lebih dalam antara guru dan peserta didiknya (2004; 69).
 Ellen Sullaiman dalam mengatakan bahwa interaksi pembelajaran dalam
konteks anak autis memposisikan guru dan anak secara timbal balik.
 Sulaiman juga menyatakan bahwa dalam mengajar anak autis kita dapat
berperan bergantian, Kita dapat menjadi murid dan anak menjadi guru.
Dengan demikian mereka akan termotivasi” (Sulaiman, 2004;69)
3.Strategi Pembelajaran Anak Autis
Pilihan strategi pembelajara untuk anak –anak Autis
 Strategi individual
 Strategi kelompok. Dimana strategi kelompok digunakan jika anak telah menunjukkan
peningkatan kemampuan.

 Strategi pembelajaran yang kerap digunakan untuk anak autis mengacu pada
teori A-B-C (Antecedents-Behavior-Consequence) yang diperkenalkan
psikologi Looas atau dikenal dengan Applied Behavior Analysis (ABA).
 Rangkaian strategi ini dimulai dengan pemberian instruksi atau antecedent
/pra kejadian, yakni pemberian instruksi kepada anak autis berupa perintah
meniru, pertanyaan atau visual . Setelah 3-4 detik, anak diharapkan akan
memberikan perilaku atau respon sesuai dengan instruksi.
Dr. Lam Chee Ming dan Chan Yee Pei dalam konferensi anak autis di Singapur tahun 2004, sebagaimana dikutip Puspita (2004: 125) mengajukan hierarki target pembelajaran anak autis sebagai berikut

Socialization

Academic Skill

WorkWork – Habits Self -Help Functional


Self -Regulation Independence Communication

Elemen dasar piramida berkenaan dengan pembentukan sikap kerja anak setiap kali diberi
tugas dan bagaimana dia mengembangkan kontrol setiap kali menghadapi stress. Pada
bagian ini dikembangkan sikap anak untuk mandiri.Pada bagian paling bawah piramida
yang juga faktor yang penting adalah kemampuan anak untuk melakukan komunikasi baik
melalui bahasa tubuh , berbicara dan menulis.Setelah itu kemampuan membaca dan
berhitung (academic skill) dikembangkan, kemudian baru dipersiapkan menjadi bagian
aktif dari masyarakat dan mampu memberi kontribusi dalam berbagai bidang.
KB 3
Karakter dan kebutuhan Pendidikan
Anak berkesulitan belajar
 Filsafat pendidikan bagi kelas khusus
 Modifikasi tugas di sesuaikan dengan kemampuan dan
gaya belajar siswa
 Sekolah inklusif
 Penilaian bagi peserta didik berkelainan
Filsafat pendidikan bagi
kelas khusus
Filosofi pendidikan bagi anak
berkesulitan belajar adalah pada
saat mereka dapat mencapai
kematangan dan kesiapan sesuai
dengan yang setting oleh guru
dengan berbagai modifikasi
tugas yang di berikan
Modifikasi tugas di sesuaikan dengan
kemampuan dan gaya belajar siswa

 Modifikasi tugas disesuaikan pada


kesiapan siswa
 Modifikasi proses -proses tugas
disesuaikan dengan gaya -gaya
belajar siswa
Modifikasi tugas disesuaikan
pada kesiapan siswa
Tugas -tugas dapat dianalisis melalui dimensi proses. Spenry
menunjukan dimensi-dimensi untuk   dipertimbangkan
dalam menganalisis tugas-tugas dari yang paling sulit
kepada yang paling sulit.
Dari situasi sosial kepada yang non sosial
Dari materi dan respon yang abstrak kepada yang konkret
Dari materi yang verbal kepada yang non verbal
Modifikasi proses -proses tugas disesuaikan
dengan gaya -gaya belajar siswa

Meichenbaum menyarankan 3  langkah
dalam modifikasi tugas :

Manipulasi tugas
Mengubah lingkungan
Berikan dukungan atau spirit
Pendidikan inklusif

Merupakan suatu pandangan yang


menuntut adanya perubahan layanan
pendidikan yang tidak diskriminatif,
menghargai perbedaan, dan
pemenuhan kebutuhan setiap individu
berdasarkan kemampuanya.
 Phil Foreman: pendidikan inklusif adalah sebuah proses
yang sistematis mengantarkan anak-anak berkebutuhan
khusus dan kelompok anak tertentu pada usia yang sama
kedalam lingkungan yang alami dimana umumnya anak-
anak bermain dan belajar.
 Bern dalam budi.H : merupakan filosofi pendidikan yaitu
bagian dari keseluruhan.
 Stainback dalam Sunardi:merupakan sekolah yang
menampung semua siswa di kelas yang sama dengan
layanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan siswa.
 Kebhinekaan vertikal mencakup perbedaan kecerdasan,
kekuatan fisik, ketajaman sensoris, kepekaan sosial, dan
kematangan emosional. Kebhinekaan
horisontal mencakup perbedaan ras, suku, adat, agama
dan berbagai variabel lain
Johnsen dan Miriam
Skojen menjabarkan 3 prinsip
pendidikan inklusif:
 Bahwa setiap anak termasuk dalam komunitas setempat
dan dalam suatu kelas atau kelompok
 Hari sekolah diatur penuh dengan tugas -tugas
pembelajaran kooperatif dengan perbedaan pendidikan
dan fleksibilitas dalam memilih dengan sepuas hati
 guru bekerja bersama dan mendapat pengetahuan
pendidikan umum,khusus dan tekhnik belajar individu
serta keperluan pelatihan dan bagaimana
mengapresiasikan keanekaragaman dan perbedaan
individu dalam pengorganisasian kelas
9 prinsip element pendidikan
inklusif
 Sikap guru yang positif terhadap kebhinekaan
 Interaksi promotif ,yaitu upaya untuk saling menolong
dan saling memberi motivasi dalam belajar.
 Pencapaian kompetensi akademik dan social
 Pembelajaran adaptif
 Konsultasi kolaboratif
 Hidup dan belajar dalam masyarakat
 Hubungan kemitraan antara sekolah dan keluarga
 Belajar dan berfikir independen
 Belajar sepanjang hayat.
Prosedur pembelajaran yang
inklusif:
 Pembentukan tim pembelajaran inklusif
 Mengidentifikasi kebutuhan
 Mengembangkan tujuan pembelajaran
 Merancang pengembangan
pembelajaran
 Menentukan evaluasi kemajuan
Penilaian bagi peserta didik
berkelainan
 Mengukur derajat pencapaian
tujuan pembelejaran
 Melihat kepada proses
tentang terjadinya perubahan
perilaku peserta didik
Teknik evaluasi

Tes tertulis
Tes lisan
Observasi guru
Yang perlu diperhatikan

 Apakah pembelajaran dalam setting


inklusif yang dilaksanakan sesuai
dengan yang direncanakan atau
yang sudah ditetapkan?
 Perubahan apa saja yang telah
dilakukan, khususnya dalam
pembelajaran?

Anda mungkin juga menyukai