Kelompok 1
(Kelas A)
1. Anita Martiani Sipayung 857085971
2. Fransisca Indah Sulistyowati 857080245
3. Ignatius Gatot Suseno 857079828
KB 1
Karakteristik dan kebutuhan Pendidikan anak yang berkelainan fisi k
B. Pemrosesan Informasi
Ketidakmampuan dapat terjadi pada indera penglihatan, pendengaran,
perabaan, pengenal rasa dan penciuman, serta juga indera internal seperti
keseimbangan dan gerakan (kinaesthetic sense) serta pengenalan/pengetahuan
tentang letak bagian-bagian tubung dan hubungan antara yang satu dengan
yang lain (proprioceptive senses).
Karakteristik umum kesulitan yang dialami oleh anak-anak yang
berkelainan fisik dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.Kesulitan memproses
Kesulitan ini terjadi bila gangguan syaraf menghambat
diterimanya informasi atau untuk mengungkap sesuatu secara
memadai
2.Kesulitan dalam motivasi
Kesulitan ini terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi
berinteraksi dengan image diri dan percaya diri, yang berakibat pada
berbagai motivasi
1.Kesulitan berpartisipasi
terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan anak untuk
bergabung dalam kegiatan kelas.
Tidak ada satu definisi satupun yang memadai untuk semua penyimpangan
perilaku
Autis berasal dari bahasa Yunani dari kata autos yang berarti diri. Istilah ini
pertama kali diperkenalkan Eugene Bleur, seorang psikiater pada tahun 1910.
Pandangan terakhir mengatakan autis adalah gangguan perkembangan yang
terjadi menjelang atau setelah kelahiran, yang mempengaruhi cara kerja otak
dalam mengolah informasi yang masuk.Gangguan fungsi otak ini
mempengaruhi fungsi menerima, mengolah dan menerjamahkan informasi
dalam perilaku.
1. Karakteristik Anak Autis.
Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara atau pernah berbicara tetapi kemudian sirna.
Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain, tidak mempunyi empati dan tidak
tahu reaksi orang lain atas perbuatannya ( sukar bersosialisasi)
Pemahaman anak sangat kurang, mereka lebih mudah memahami lewat gambar
(visual learners)
Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat seperti perkalian, kalender
dan lagu-lagu.
Mengalami keksukaran dalam mengekspresikan peraaannya ; jika tidak dimengerti
merka akan marah dan mudah frustasi
Memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang , mengepakkan
tangan seperti burung, berputar-putar mendekatkan mata ke pesawat T ( Setiawan at,
al 2006, 73: Haiden 2004:44)
2.Relasi Pendidik dan Peserta Didik dalam Seting
Pembelajaran Autis,
Strategi pembelajaran yang kerap digunakan untuk anak autis mengacu pada
teori A-B-C (Antecedents-Behavior-Consequence) yang diperkenalkan
psikologi Looas atau dikenal dengan Applied Behavior Analysis (ABA).
Rangkaian strategi ini dimulai dengan pemberian instruksi atau antecedent
/pra kejadian, yakni pemberian instruksi kepada anak autis berupa perintah
meniru, pertanyaan atau visual . Setelah 3-4 detik, anak diharapkan akan
memberikan perilaku atau respon sesuai dengan instruksi.
Dr. Lam Chee Ming dan Chan Yee Pei dalam konferensi anak autis di Singapur tahun 2004, sebagaimana dikutip Puspita (2004: 125) mengajukan hierarki target pembelajaran anak autis sebagai berikut
Socialization
Academic Skill
Elemen dasar piramida berkenaan dengan pembentukan sikap kerja anak setiap kali diberi
tugas dan bagaimana dia mengembangkan kontrol setiap kali menghadapi stress. Pada
bagian ini dikembangkan sikap anak untuk mandiri.Pada bagian paling bawah piramida
yang juga faktor yang penting adalah kemampuan anak untuk melakukan komunikasi baik
melalui bahasa tubuh , berbicara dan menulis.Setelah itu kemampuan membaca dan
berhitung (academic skill) dikembangkan, kemudian baru dipersiapkan menjadi bagian
aktif dari masyarakat dan mampu memberi kontribusi dalam berbagai bidang.
KB 3
Karakter dan kebutuhan Pendidikan
Anak berkesulitan belajar
Filsafat pendidikan bagi kelas khusus
Modifikasi tugas di sesuaikan dengan kemampuan dan
gaya belajar siswa
Sekolah inklusif
Penilaian bagi peserta didik berkelainan
Filsafat pendidikan bagi
kelas khusus
Filosofi pendidikan bagi anak
berkesulitan belajar adalah pada
saat mereka dapat mencapai
kematangan dan kesiapan sesuai
dengan yang setting oleh guru
dengan berbagai modifikasi
tugas yang di berikan
Modifikasi tugas di sesuaikan dengan
kemampuan dan gaya belajar siswa
Meichenbaum menyarankan 3 langkah
dalam modifikasi tugas :
Manipulasi tugas
Mengubah lingkungan
Berikan dukungan atau spirit
Pendidikan inklusif
Tes tertulis
Tes lisan
Observasi guru
Yang perlu diperhatikan