Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MODUL 5
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN
PENDIDIKAN BAGI ANAK BERKELAINAN

Indah susi susanti


(855874146)
LATAR BELAKANG
                  Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Surya (2004:7) bahwa ”dalam pembelajaran lebih menekankan kepada
sutu proses pengajaran (bagi guru) dan belajar (bagi siswa) sehingga interaksi
keduanya lebih luas pada pengajaran dan proses belajar mengajar”.

Pendidikan adalah suatu proses kehidupan yang menyeluruh mencakup pengalaman


-pengalaman yang direncanakan dan tidak direncanakan yang memungkinkan anak
dan orang dewasa untuk berkembang dan belajar melalui interaksi dengan masyara
kat dan budaya di mana mereka berada yang dijalani sejak masa bayi sampai tua (A
shkan, 1994).
KB 1. Karakteristik dan kebutuhan Pendidikan anak
yang berkelainan fisik

Bagian otak yang mengatur hubungan pada indera penglihatan, pendengaran, perab
aan, pengenal rasa dan penciuman adalah corpus collosum.

Karakteristik umum kesulitan yang dialami anak berkelainan fisik:


1. Kesulitan memproses, terjadi bila gangguan syaraf menghambat diterimanya infor
masi atau untuk mengungkap sesuatu secara memadai
2. Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi berinteraksi dengan
image diri dan percaya diri, yang berakibat pada berbagai motivasi
3. Kesulitan berpartisipasi terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan anak untu
k bergabung dalam kegiatan kelas.
Beberapa kelainan fisik:
1. Cerebral Palsy, ketidaknormalan gerakan dan postur karena gangguan atau ketidakmatangan otak (Denhoff). Cerebral
palsy sebagai akibat dari
2. kerusakan gangguan otak dapat ditelusuri, mungkinkarena adanya kerusakan fisik (trauma) atau oleh penyebab lain yang
tidak langsung misal kekurangan oksigen, contol lain, epilepsi adalah bagian dari cerebral palsy.
3. Spina Bifida, gangguan saraf Gangguan saraf pada spina bifida terpusat,
sedangkan pada cerebral palsy gangguannya menyebar. Gangguan lain yang
terjadi pada spina bifida dan sering memerlukan bantuan operasi
(pembedahan) adalah hydrocephalus.
4. Epilepsi, gangguan saraf yang mempengaruhi pendidikan anak. Convulsion
adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang bila gangguan pada bagian
otak tertentu.
KB 2 Karakter dan Kebutuhan Pendidikan Anak yang
Berkelainan fisik
Konsep intelegensi dikembangkan berdasarkan tulisan Keduanya berpandangan bahwa intel
egensi sebagai fasilitator penyesuaian antara aspek-aspek berfikir ,sensorik dan fisik dan se
seorang dengan lingkunganya.
Binet memandang intelegensi sebagai bagian dasar manusia yang mencakup judgement,inti
ative,adaptation terhadap suatu keadaan. IQ normal menurut skala Binet dari Amerika Ser
ikat adalah antara 61-100.
Klasifikasi berdasarkan IQ pada ketidakmampuan intelektual

Tingkat ketidakmampuan Menurut skor Binet Menurut skor Wechsler

Ringan 68-52 69-55

Sedang 51-36 54-40

Parah 35- 39-


Menurut Bower, siswa yang emosinya terganggu mempunyai karakteristik:
1. Ketidakmampuan belajar, yang tidak dapat diterangkan dengan faktor
kesehatan intelektual dan sensori
2. Ketidakmampuan membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal dengan teman dan guruny
a
3. Bentuk perilaku dan perasaan yang tidak memadai tapi berada di bawah
normal
4. Menunjukkan ketidakbahagiaan dan berada dalam suasana depresi
Bower  mendefinisikan penyimpangan perilaku yang mencakup tingkat,
durasi,variasi perilaku,dan hubungan terhadap kondisi-kondisi ketidakmampuan
lainya.

Wood mengajukan bahwa suatu definisi yang baik mengandung permasalahan:


2. Pengganggu.Apa atau siapa yang dianggap sbg fokus permasalahan?
3. Perilaku bermasalah.Bagaimanakah pertilaku bermasalah dipermasalahkan?
4. Setting.Dimana perilaku itu terjadi?
5. Terganggu.Siapa yang menganggap perilaku itu terganggu?
Peserta Didik Autis
Autis berasal dari bahasa Yunani dari kata autos,yang berarti diri.istilah pertama yang digunakan oleh Eu
gene Bleur.Selain faktor genetik dan lingkungan yang tercemar populasi, pandangan yang lebih mendap
at dukungan ilmuwan mengungkapkan bahwa kelainan sistem kerja otak, terutama pada lapisan korteks
serbral, serebelum dan sistem limbik merupakan penyebab autistik pada anak .
1.  Karakteristik anak autis
Menurut pengklarifikasian Lauren B. Alloy, dkk, dalam Abnormal Psychology, empat karakteristik a
nak autis; isolasi diri, keterbelakangan mental, kemampuan bahasa rendah, dan perilaku menyimpang.
Ciri (khas) perilaku anak autis:
a. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara
b. Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain dan tidak mempunyai empati
c. Pemahaman anak sangat kurang
d. Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat
e. Anak mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya
f. Memperbaiki perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan
2. Relasi Pendidik dan peserta didik dalam Setting pembelajaran autis
Empati dan peran aktif keluarga memainkan peran yang sangat menentukan
keberhasilan  pembelajaran terhadap anak autis.

3. Stategi pembelajaran anak autis


Strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan Wina Sanjaya adalah perencanaan yang beris
i serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. pilihan strategi yang digunakan beranjak dari strategi individual sampai
pada penggunaan strategi kelompok, bagi anak yang telah menunjukkan adanya
peningkatan kemampuan.
Dalam uji coba dan penerapannya, strategi yang kerap digunakan untuk anak
autis mengacu pada teori A-B-C (autecendent-behavior-consequence) yang diperkenalkan
psikologi Loovas atau dikenal applied Behavior analysis (ABA). Strategi ini dimulai dengan
instruksi atau antecedent atau pra-kejadian, yakni pemberian instruksi kepada anak baik
berupa perintah meniru, pertanyaan atau visual. Setelah 3-4 detik, anak diharapkan akan
memberikan behavior (perilaku) atau respon sesuai dengan instruksi. Untuk membuat respon a
nak
bertahan makan diperlukan consequence atau akibat; baik berupa reinforcemenet
(penglihatan), prompt (bantuan) kepada anak untuk memberikan jawaban yang benar.
KB 3 Karakter dan kebutuhan Pendidikan Anak berkesulitan
belajar 

Beberapa modifikasi tugas untuk memfasilitasi perkembangan siswa diuraikan berikut ini :
1. Modifikasi tugas disesuaikan pada kesiapan siswa
   Tugas -tugas dapat dianalisis melalui dimensi proses.Spenry menunjukan dimensi-dimensi untuk   dip
ertimbangkan dalam menganalisis tugas-tugas dari yang paling sulit kepada yang paling sulit.
a.Dari situasi sosial kepad yang non sosial
b.Dari materi dan respon yang abstrak kepada yang konkret
c.Dari materi yang verbal kepada yang non verbal

2. Modifikasi proses -proses tugas disesuaikan dengan gaya -gaya belajar siswa
Meichenbaum menyarankan 3  langkah dalam modifikasi tugas :
1. Manipulasi tugas
2. Mengubah lingkungan
3. Berikan dukungan atau spirit
Pendidikan inklusif 
Merupakan suatu pandangan yang menuntut adanya perubahan layanan pendidikan yang tidak diskriminatif ,m
enghargai perbedaan, dan pemenuhan kebutuhan setiap individu berdasarkan kemampuanya.
Phil Foreman: pendidikan inklusif adalah sebuah proses yang sistematis mengantarkan anak-anak berkebutuh
an khusus dan kelompok anak tertentu pada usia yang sama kedalam lingkungan yang alami dimana umumnya
anak-anak bermain dan belajar.

Bern dalam budi.H :merupakan filosofi pendidikan yaitu bagian dari keseluruhan.


Stainback dalam Sunardi:merupakan sekolah yang menampung semua siswa di kelaas yang sama dengan la
yanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.
Kebhinekaan vertikal mencakup perbedaan kecerdasan ,kekuatan fisik,ketajaman sensoris ,kepekaan sosial,dan
kematangan emosional.
Kebhinekaan horisontal mencakup perbedaan ras ,suku,adat ,agama dan berbagai variabel lain .
Johnsen dan Miriam Skojen menjabarkan 3 prinsip pendidikan inklusif :

1. Bahwa setiap anak termasuk dalam komunitas setempat dan dalam suatu kelas
atau kelompok
2. Hari sekolah diatur penuh dengan tugas -tugas pembelajaran kooperatif dengan
perbedaan pendidikan dan fleksibilitas dalam memilih dengan sepuas hati
3. Guru bekerja bersama dan mendapat pengetahuan pendidikan umum,khusus dan
tekhnik belajar individu serta keperluan pelatihan dsan bagaimana mengapresiasi
kan keanekaragaman dan perbedaan individu dalam pengorganisasian kelas
Mulyono dalam Sri Wahyu Ambarwati mengidentifikasi prinsip pendidikan inklusif
kedalam 9 elemen:
1. Sikap guru yang positif terhadap kebhinekaan
2. Interaksi promotif ,yaitu upaya untuk saling menolong dan
saling memberi motivasi dalam belajar.
3. Pencapaian kompetensi akademik dan sosial
4. Pembelajaran adaptif
5. Konsultasi kolaboratif
6. Hidup dan belajar dalam masyarakat
7. Hubungan kemitraan antara sekolah dan keluarga
8. Belajar dan berfikir independen
9. Belajar sepanjang hayat.

Prosedur pembelajaran yang inklusif:


10. Pembentukan tim pembelajaran inklusif
11. Mengidentifikasi kebutuhan
12. Mengembangkan tujuan pembelajaran
13. Merancang pengembangan pembelajaran
14. Menentukan evaluasi kemajuan
Thanks !

Anda mungkin juga menyukai