MODUL 7
KELAS BI 2 B
KELOMPOK 7 :
1. Heny Diyanti 856937257
2. Karmila
3. Kusrini 856937296
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
MODUL 7
PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA DAN TUNALARAS
Kegiatan Belajar 1
Definisi, Penyebab, Klasifikasi, dan Dampak Tunadaksa
Anak tundaksa sering disebut dengan istilah anak cacat tubuh, cacat fisik, dan cacat ortopedi.
Tunadaksa adalah anak yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna , sedangkan istilah cacat
tubuh dan cacat fisik dimaksudkan untuk menyebut anak cacat pada anggota tubuhnya.
Orthopedically mempunyai arti yang berhubungan dengan otot, tulang, dan persendian.
Anak tunadaksa dapat didefinisikan sebagai penyandang bentuk kelainan atau kecacatan pada
system otot, tulang dan persedndian yang dapat mengakibatkan gangguan koordinasi,
komunikasi, adaptasi, mobilisasi dan gangguan perkembangan keutuhan pribadi.
B. Penyebab Ketunadaksaan
Penggolongan anak tundaksa bermacam-macam salah satunya dilihat dari sistem kelainannya
yang terdiri dari :
1. Kelainan pada sistem cerebral ( serebral system )
2. Kelainan pada sistem otot dan rangka (musculus system )
Sedangkan menurut letak kelainan di otak dan fungsi geraknya cerebral palsy dapat dibedakan
menjadi :
1. Spastik
Ciri-cirinya seperti terdapat kekauan pada sebagian atau seluruh ototnya
2. Dykenisia
Jenis ini meliputi athetosis ( penderita memperlihatan gerak yang tidak terkontrol), rigid
(kekakuan pada seluruh tubuh sehingga sulit di bengkokkan), tremor (getaran kecil yang
terus menerus pada mata, tangan , atau pada kepala)
3. Ataxia
Adanya gangguan keseimbangan , jalanya gontai, kordinasi mata dan tangan tidak
berfingsi.
4. Jenis campuran (seorang anak mempunyai kelainan dua atau lebih dari tipe-tipe diatas)
Penggolongan anak tunadaksa dalam kelompok kelainan system otot dan rangka adalah
sebagai berikut :
1. Poliomyelitis
Dilihat dari sel – sel motorik yang rusak kelumpuhan anak polio dapat dibedakan menjad:
a. Tipe spinal , yaitu kelumpuhan atau kelumpuhan pada otot-otot leher , sekat dada,
tangan dan kaki.
b. Tipe bulbaris yaitu kelumpuhan fungsi motorik pada satu atau lebih sayaraf tepi
dengan ditandai adanya gangguan pernapasan.
c. Tipe bulbospinalis yaitu gabungan antara tipe spinal dan bulbaris
d. Encephalistis yang biasanya disertai dengan demam, kesadaran menurun , tremor dan
kadang – kadang kejang.
2. Muscle dystrophy
Jenis penyakit yang mengakibatkan otot tidak berkembang karena mengalami kelumpuhan
yang sifatnya progresif dan simetris . Penyakit inia ada hubungannya dengan keturunan.
3. Spina bifilda
Akibatnya fungsi jaringan saraf tergangggu dan dapt mengakibatkan kelumpuhan,
hydrocephalus, yaitu pembesaran pada kepala karena produksi caiaran yang berlebihan.
D. Dampak Tunadaksa
2. Kebutuhan komunikasi
Kemampuan berkomunikasi anak tunadaksa beragam , oleh karena itu dapat dibantu dengan
alat komunikasi khusus, misalnya disediakan papan komunikasi sehingga siswa dapat
menunjukan gambar sesuai dengan kata yang disebutkan guru.
4. Kebutuhan Psikososial
Bagi remaja dengan kelainan fisik , banyak yang mengalami tidak percaya diri dan harga
diri , sehingga akan mengakibatkan keterbatasan dalam bergaul dan tak jarang masyarakat
menganggap mereka ini tidak memiliki kemampuan untuk berbuat sesuatu.
2. Sistem Pendidikan
Sitem pendidikan anak tundaksa dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Pendidikan intregitas (terpadu)
1. Penempatan di kelas regular
2. Penempatan di ruanga sumber belajar dan kelas khusus
b. Pendidikan segregasi ( terpisah )
c. Sistem inklusif
3. Pelaksanaan Pembelajaran
a. Perencanaan kegiatan belajar –mengajar
Adapun langkah-langkah utama dalam merancang suatu program pendidikan individual
(PPI) adalah sebagai berikut :
1. Membentuk tim PPI atau tim Penilaian Program pendidkan yang
diindividualisasikan (TP3I) yang mencakup guru khusu, guru regular, kepala
sekolah, orang tua, siswa serta personel lain yang diperlukan .
2. Menilai kekuatan dan kelemahan serta minat siswa yang dapat dilakukan dengan
assessment
3. Mengembangkan tujuan – tujuan jangka panjang dan sasaran – sasaran jangka
pendek
4. Merancang metode dan prosedur pencapaian tujuan
5. Memntukan metode dan evaluasi kemajuan.
b. Prinsip Pembelajaran
1. Prinsip multisensory (banyak indra)
Proses pendidikan anak tundaksa sedapat mungkin memanfaatkan dan
mengembangkan indra-indra yang ada dalam diri anak kerena banyak anak
tunadaksa yang mengalami gangguan indra.
2. Prinsip Individualisasi
Individualisasi mengamdung arti bahwa titik tolak layanan pendidikan adalah
kemampuan anak secara individu.
5. Personel
Personel yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan anak tunadaksa adalah
sebagai berikut ;
a. Guru yang berlatar belakang pendidikan luar biasa , khusunya pendidikan anak
tunadaksa
b. Guru yang meiliki keahlian khusus misalnya keterampilan dan kesenian
c. Guru sekolah biasa
d. Dokter umum
e. Dokter ahli otropei
f. Neurology
g. Ahli terapi lainnya, seperti ahli terapi bicara dan bimbingan konseling.
6. Evaluasi
Evaluasi belajar dilakukan sesuai dengan berat dan ringannya kelainan .
Kegiatan Belajar 3
Definisi , Klasifikasi, Penyebab Dan Dampak Ketunalarasan
Factor penyebab timbulnya perilaku sangatlah komplek namun factor ini dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Faktor keturunan
Faktor keturunan adalah adanya garis keturunan yang menderita deprisi dapat menambah
kemungkinan untuk seseorang yang menderita depresi.
2. Faktor Kerusakan fisik
Faktor sebagai pencetus yang menyebabkan gangguan emosional dalam hal ini adalah:
kelainan saraf, cidera, genetikadan penyakit .
3. Faktor lingkungan
Penyebab masalh perilaku karena factor lingkungan adalah hubungan kelaurga yang tidak
harmonis, tekanan-tekanan masyarakat, dll.
4. Faktor lain
Factor lain yang tidak kalah pentingnya adalah pengaruh alcohol dan penyalahgunaan
obat-obatan.
Berikut ini adalah dampak yang berkaitan dengan segi akademi, sosial /emosianol , fisik/
kesehatan anak tunalaras .
1. Dampak akademik
Akibat penyesuaian yang buruk maka dalam belajarnya memperlihatkan ciri-ciri :
a. Pencapaian hasil belajar yang jauh di bawah rata-rata.
b. Sering kali dikirim ke kepala sekolah atau ruangan bimbingan untuk tindakan
discipliner.
c. Sering kali tidak naik kelas atau bahkan keluar sekolah
d. Sering kali membolos sekolah
e. Lebih sering dikirim ke lembaga kesehatan dengan alasan sakit , perlu istirahat.
f. Anggota keluarga , tertutama orang tua lebih sering mendapat panggilan dari petugas
kesehatan atau bagian absensi.
2. Dampak Sosial / Emosional
a. Aspek sosial
1. Masalah yang menimbulkan gangguan bagi orang lain
2. Perilaku tersebut ditandai dengan tindakan agresif
3. Melakukan kejahatan remaja
b. Aspek emosional
1. Adanya hal-hal yang menimbulkan penderitaan bagi anak , seperti tekanan batin
dan rasa cemas
2. Adanya rasa gelisah , seperi rasa malu, rendah diri, ketakutan dan sangat sensitif.
3. Dampak Fisik/Kesehatan
Dampakfisik/kesehatan anak tunlaras ditandai dengan adanya gangguan makan, gangguan
tidur dan gangguan gerak .
Kegiatan belajar 4
Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak Tunalaras
1. Kebutuhan akan penyesuaian lingkungan belajar maupun poses pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi anak tunalaras.
2. Kebutuhan untuk menembangkan kemampuan fisik sebaik-baiknyamenembangkan bakat
dan kemampuan intelektualnya.
3. Kebutuhan akan penguasaan keterampilan khusus untuk bekal hidupnya.
3. Tempat Layanan
a. Tempat khusus
SLB-E memiliki kurikulum danstruktur pelaksanaannya yang sesuai dengan anak anak
tunalaras.
b. Disekolah inklusi
1. Hiperaktif
Ciri-ciri anak hiperaktif adalah sebagai berikut :
a. Gerakkanya terlalu aktif, tidak bertujuan, tak mau diam sepanjang hari, bahkan
waktu tidur ada yang melakukan gerak di luar kesadaran
b. Suka mengacau teman-teman sebayanya, dalam bertindak hanya menuruti kata
hatinya sendiri, dan mudah tersinggung
c. Sulit memperhatikan dengan baik.
Adapun pelaksanaan dari teknik0teknik tersebut diadtasikan dari Kauffman (1985)
sebagai beikut :
a) Medikasi
b) Diet
c) Modifikasi tingkah laku
d) Lingkunganyang terstruktur
e) Modeling
f) Biofeedback
2. Distrakbilitas
Ada 3 disabilitas yaitu :
a) Short sttention span dan frequent attention shifts
b) Underselection attention
c) Overselection attention
Ada beberapa cara yang digunakan dalam memberi layanan kepada anak-anak
tersebut di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang terkendali
b. Modifikasi tingkah laku
3. Impulisivitas
Ada beberpa metode untuk mengendalikan impulsive diantaranya :
a) Melatih verbalisasi aktivitasnya untuk mengendalikan perilakunya
b) Modifikasi tingkah laku
c) Mengejarkan seperangkat keteremapilan kepada nak antara lain
keterampilan memusatkan perhatian, menghindari gangguan/ stimulant
pengganggu , mengembangkan keterampilan mengingat, menghargai
perasaan.
d) Mendiskusikan perilaku anak antara gru dengan anak itu sendiri untuk
memperoleh pemahamanan akan masalah perilaku anak itu.
e) Wawancara dengan anak segera setelah perilaku terjadi untuk melihat apa
yang telah terjadi, mengapa terjadi .
f) Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah.
4. Sarana
Membutuhkan ruangan khusus misalnya ruangan konsultasi psikologi, atau bimbingan
dan konseling, ruangan pemeriksaan kesehatan , ruangan terapi fisik melalui olahraga,
permainan daan lain-lain.
5. Personil
Dilembaga pendidikan anak tunalaras dibutuhkan beberapa tanaga professional seperti
guru yang berpengalamman dan matang kepribadiannya, tenaga ahli bidang keilmuan lain,
yakni psikolog,konselor,psikiater , neurology, dan pekerja sosial.
6. Evaluasi
Evalasi yang dapat digunakn dalam pendidikan anak tunlaras adalah evaluasi yang
berkaitan dengan prestasi belajar.