Anda di halaman 1dari 17

KARAKTERISTIK

DAN KEBUTUHAN
PENDIDIKAN
BAGI ANAK
BERKELAINAN

AZKA FALAIH RIZQIYANA, M. PD


KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN BAGI ANAK
BERKELAINAN

KB 1. Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak yang Berkelainan Fisik


KB 2. Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak yang Berkelainan Psikis
KB 3. Karakteristik dan Kebutuhan Pendidikan Anak yang Berkesulitan Belajar
KB 1. KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK
YANG BERKELAINAN FISIK
Bagian otak yang mengatur hubungan pada indera penglihatan, pendengaran,
perabaan, pengenal rasa dan penciuman adalah corpus collosum.
Karakteristik umum kesulitan yang dialami anak berkelainan fisik:
1. Kesulitan memproses, terjadi bila gangguan syaraf menghambat diterimanya
informasi atau untuk mengungkap sesuatu secara memadai
2. Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi
berinteraksi dengan image diri dan percaya diri, yang berakibat pada
berbagai motivasi
3. Kesulitan berpartisipasi terjadi bila gangguan fisik menghambat kemampuan
anak untuk bergabung dalam kegiatan kelas.
Beberapa kelainan fisik:
1. Cerebral Palsy, ketidaknormalan gerakan dan postur karena gangguan atau
ketidakmatangan otak (Denhoff). Cerebral palsy sebagai akibat dari
kerusakan gangguan otak dapat ditelusuri, mungkinkarena adanya kerusakan
fisik (trauma) atau oleh penyebab lain yang tidak langsung misal kekurangan
oksigen, contol lain, epilepsi adalah bagian dari cerebral palsy.
2. Spina Bifida, gangguan saraf Gangguan saraf pada spina bifida terpusat,
sedangkan pada cerebral palsy gangguannya menyebar. Gangguan lain yang
terjadi pada spina bifida dan sering memerlukan bantuan operasi
(pembedahan) adalah hydrocephalus.
3. Epilepsi,gangguan saraf yang mempengaruhi pendidikan anak. Convulsion
adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan perilaku yang ditunjukkan
oleh seseorang bila gangguan pada bagian otak tertentu.
KB 2. KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK
YANG BERKELAINAN PSIKIS

 Keterbelakangan mental adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan


orang-orang yang mempunyai kesulitan-kesulitan dalam mengatasi
masalah, memahami pemikiran-pemikiran dan konsep-konsep dan dalam
mempelajari keterampilan-keterampilan akademik seperti membaca,
menulis dan berhitung.
 Retardasi mental atau disabilitas intelektual adalah gangguan intelektual
yang ditandai dengan kemampuan mental atau intelegensi di bawah rata-
rata. Orang dengan retardasi mental mempelajari kemampuan baru, namun
lebih lambat.
 Pendefinisian penyimpangan perilaku berbeda dengan definisi ketidakmampuan intelektual yang telah
diterima secara internasional. Penyimpangan perilaku belum dapat diterima oleh masyarakat secara
universal.
 Istilah yang sering digunakan adalah gangguan emosional. Penyimpangan perilaku merupakan istilah
yang mencakup klasifikasi dari gangguan ringan sampai yang emosinya terganggu.
 Menurut Bower, siswa yang emosinya terganggu mempunyai karakteristik:

1. Ketidakmampuan belajar, yang tidak dapat diterangkan dengan faktor kesehatan intelektual dan
sensori
2. Ketidakmampuan membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal dengan teman dan
gurunya
3. Bentuk perilaku dan perasaan yang tidak memadai tapi berada di bawah normal
4. Menunjukkan ketidakbahagiaan dan berada dalam suasana depresi
PESERTA DIDIK AUTIS

 Autis berasal dari bahasa Yunani dari kata autos,yang berarti diri.istilah
pertama yang digunakan oleh Eugene Bleur.Selain faktor genetik dan
lingkungan yang tercemar populasi, pandangan yang lebih mendapat
dukungan ilmuwan mengungkapkan bahwa kelainan sistem kerja otak,
terutama pada lapisan korteks serbral, serebelum dan sistem limbik
merupakan penyebab autistik pada anak.
KARAKTERISTIK ANAK AUTIS

Menurut pengklarifikasian Lauren B. Alloy, dkk, dalam Abnormal Psychology, empat karakteristik anak autis;
isolasi diri, keterbelakangan mental, kemampuan bahasa rendah, dan perilaku menyimpang.
Ciri (khas) perilaku anak autis:
a) Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara

b) Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain dan tidak mempunyai empati

c) Pemahaman anak sangat kurang

d) Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat

e) Anak mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya

f) Memperbaiki perilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang, mengepakkan tangan


RELASI PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM SETTING
PEMBELAJARAN AUTIS

Empati dan peran aktif keluarga memainkan peran yang


sangat menentukan keberhasilan  pembelajaran terhadap
anak autis.
STATEGI PEMBELAJARAN ANAK AUTIS

 Strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan Wina Sanjaya adalah perencanaan yang


berisi serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu..
pilihan strategi yang digunakan beranjak dari strategi individual sampai pada penggunaan
strategi kelompok, bagi anak yang telah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan.
 Dalam uji coba dan penerapannya, strategi yang kerap digunakan untuk anak autis
mengacu pada teori A-B-C (autecendent-behavior-consequence) yang diperkenalkan
psikologi Loovas atau dikenal applied Behavior analysis (ABA). Strategi ini dimulai
dengan instruksi atau antecedent atau pra-kejadian, yakni pemberian instruksi kepada anak
baik berupa perintah meniru, pertanyaan atau visual. Setelah 3-4 detik, anak diharapkan
akan memberikan behavior (perilaku) atau respon sesuai dengan instruksi. Untuk
membuat respon anak bertahan makan diperlukan consequence atau akibat; baik berupa
reinforcemenet (penglihatan), prompt (bantuan) kepada anak untuk memberikan jawaban
yang benar.
KB 3. KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN ANAK
YANG BERKESULITAN BELAJAR

Beberapa modifikasi tugas untuk memfasilitasi perkembangan siswa diuraikan berikut ini:
1. Modifikasi tugas disesuaikan pada kesiapan siswa

Tugas -tugas dapat dianalisis melalui dimensi proses.Spenry menunjukan dimensi-dimensi untuk  
dipertimbangkan dalam menganalisis tugas-tugas dari yang paling sulit kepada yang paling sulit.
a) Dari situasi sosial kepada yang non sosial.

b) Dari materi dan respon yang abstrak kepada yang konkret

c) Dari materi yang verbal kepada yang non verbal


2. Modifikasi proses -proses tugas disesuaikan dengan gaya-gaya belajar siswa
Meichenbaum menyarankan 3  langkah dalam modifikasi tugas :
 1)      1.Manipulasi tugas

 2)      2.Mengubah lingkungan

 3)      Berikan dukungan atau spirit


PENDIDIKAN INKLUSIF

Merupakan suatu pandangan yang menuntut adanya perubahan layanan pendidikan yang tidak
diskriminatif ,menghargai perbedaan, dan pemenuhan kebutuhan setiap individu berdasarkan kemampuanya.
a) Phil Foreman: pendidikan inklusif adalah sebuah proses yang sistematis mengantarkan anak-anak
berkebutuhan khusus dan kelompok anak tertentu pada usia yang sama kedalam lingkungan yang alami
dimana umumnya anak-anak bermain dan belajar.
b) Bern dalam budi.H :merupakan filosofi pendidikan yaitu bagian dari keseluruhan.

c) Stainback dalam Sunardi:merupakan sekolah yang menampung semua siswa di kelaas yang sama dengan
layanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.
Johnsen dan Miriam Skojen menjabarkan 3 prinsip pendidikan inklusif:
a) Bahwa setiap anak termasuk dalam komunitas setempat dan dalam suatu kelas atau
kelompok
b) Hari sekolah diatur penuh dengan tugas -tugas pembelajaran kooperatif dengan
perbedaan     pendidikan dan fleksibilitas dalam memilih dengan sepuas hati
c) guru bekerja bersama dan mendapat pengetahuan pendidikan umum,khusus dan tekhnik
belajar individu serta keperluan pelatihan dan bagaimana mengapresiasikan
keanekaragaman dan perbedaan individu dalam pengorganisasian kelas
Mulyono dalam Sri Wahyu Ambarwati mengidentifikasi prinsip pendidikan inklusif kedalam 9 elemen:
1. Sikap guru yang positif terhadap kebhinekaan
2. Interaksi promotif ,yaitu upaya untuk saling menolong dan saling memberi motivasi dalam belajar.
3. Pencapaian kompetensi akademik dan sosial
4. Pembelajaran adaptif
5. Konsultasi kolaboratif
6. Hidup dan belajar dalam masyarakat
7. Hubungan kemitraan antara sekolah dan keluarga
8. Belajar dan berfikir independent
9. Belajar sepanjang hayat.
Prosedur pembelajaran yang inklusif:
1.      Pembentukan tim pembelajaran inklusif
2.      Mengidentifikasi kebutuhan
3.      Mengembangkan tujuan pembelajaran
4.      Merancang pengembangan pembelajaran
5.      Menentukan evaluasi kemajuan
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai