Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

SEHAT MENTAL PADA ANAK PRASEKOLAH (3-6 TAHUN)

Disusun Oleh :

ELPINA ROZA

(1914201060)

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( Ns. Diana Arianti,M.Kep ) ( Ns. Lili Dahlan,


S.Kep )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2022
A. Definisi anak usia prasekolah
Dari sekian banyak sebutan untuk usia 3-6 tahun, sebutan anak prasekolah adalah
yang paling sering digunakan. Periode anak prasekolah adalah periode usia anak dengan
rentang 3 sampai 6 tahun dengan tugas perkembangan yang harus diselesaikannya
(Keliat, 2008). Sedangkan Ramli (2005) mengemukakan bahwa usia prasekolah adalah
masa usia taman kanak-kanak, yang merupakan masa-masa dalam kehidupan manusia
sejak usia 4 sampai 6 tahun.
Anak usia prasekolah atau yang dikenal dengan masa kanak-kanak awal (early
childhood) berada dalam rentang usia antara 3-5 tahun. Disebut masa prasekolah karena
anak mulai mempersiapkan diri memasuki dunia sekolah memalui kelompok bermain dan
taman kanak-kanak (Gustian, 2001). Anak usia pra sekolah merupakan fase
perkembangan individu sekitar 3- 6 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang
dirinya sebagaipria dan wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan
mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya atau mencelakakan dirinya (Yusuf,
2001).
Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia 3-6 tahun (Supartini, 2004). Anak
usia prasekolah ini menunjukkan perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial
secara progresif. Pada masa ini adalah meningkatnya antisiasme dan energi untuk belajar
dan manggali banyak hal. Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah dengan
rentang tiga hingga enam tahun (Potter dan Perry, 2009). Pengertian yang sama juga
dikemukakan oleh Hockenberry dan Wilson (2009) bahwa usia prasekolah merupakan
usia perkembangan anak antara usia tiga hingga lima tahun. Pada usia ini terjadi
perubahan yang signifikan2
B. Perkembangan anak usia prasekolah
1. Definisi dan tumbuh kembang pada anak prasekolah
a. Pertumbuhan
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan merupakan sebagai suatu peningkatan
jumlah atau ukuran\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan
ukuran dan berat seluruh bagian tubuh. Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus
menjadi stabil dalam tahun prasekolah seperti denyut jantung, pernapasan,
tekanan darah, berat badan, tinggi badan, ukuran kepala yang sudah mencapai
90% dari ukuran orang dewasa. Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin,
walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang
jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia
dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi (Supartini,
Yupi : 2004).
b. Perkembangan
Perkembangan menurut Whaley dan Wong yaitu suatu ukuran yang manitik
beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling
rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran. Selain itu perkembangan juga dapat diartikan sebagai pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (Soetjiningsih :
1998).
C. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan
yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi3oleh interaksi banyak
faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang,
yaitu:
1. Genetika
a. Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
b. Keluarga,
c. Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
2. Umur Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
3. Jenis kelamin Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.
4. Kelainan kromosom Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom
down.
5. Pengaruh hormone Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat
janin berumur empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon
yang berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan
kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan
otak.
6. Faktor lingkungan
7. Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
a. Faktor prenatal
1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan3
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan conginetal, misalnya club foot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
6) Kelainan imunologi,
7) Psikologis ibu
b. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan
trauma kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
c. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap
tumbang anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik
dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan,
stimulasi, dan obat obatan
D. Ciri-Ciri Anak Usia Prasekolah
Snowman (dalam Patmonodewo, 2008) mengemukakan ciri-ciri anak usia
prasekolah (3-6 tahun) yang biasanya berada di Taman Kanak-Kanak. Ciri-ciri yang
dikemukakan meliputi aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.
1. Ciri fisik
Anak usia prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka memiliki penguasaan
(kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat suka melakukan kegiatan yang dilakukan
sendiri. Setelah melakukan berbagai kegiatan, anak usia prasekolah membutuhkan
istirahat yang cukup. Otot-otot besar pada anak usia prasekolah lebih berkembang
dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh karena itu, mereka biasanya belum
terampil dalam4melakukan kegiatan yang agak rumit seperti mengikat tali sepatu.
Anak usia prasekolah juga sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
perhatiannya pada objek-objek yang kecil ukurannya. Walaupun tubuh anak ini
lentur, tetapi tengkorak kepala mereka masih lunak. Selain itu, walaupun anak laki-
laki lebih besar, akan tetapi anak perempuan lebih terampil dalam tugas yang praktis.
2. Ciri sosial
Umumnya pada tahap ini mereka mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi
sahabat ini cepat berganti. Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu
terorganisir dengan baik. Anak yang lebih muda sering kali bermain bersebelahan
dengan anak yang lebih tua. Selain itu permainan mereka juga bervariasi sesuai
dengan kelas sosial dan gender. Sering terjadi perselisihan tetapi kemudian berbaikan
kembali. Pada anak usia prasekolah juga sudah menyadari peran jenis kelamin.
3. Ciri emosional
Anak usia prasekolah cenderung mengekspresikan perasaan secara bebas dan
terbuka. Iri hati juga sering terjadi diantara mereka dan anak usia prasekolah pada
umumnya sering kali merebut perhatian guru.
4. Ciri kognitif
Anak usia prasekolah umumnya sudah terampil dalam berbahasa. Kompetensi
anak juga perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, memahami dan
kasih sayang.
E. Perkembangan Bahasa Anak Usia Prasekolah
Adriana (2013) memaparkan bahwa perkembangan bahasa anak usia prasekolah
umur lima tahun yaitu :  Mempunyai perbendaharaan sampai 2100 kata Menggunakan
kalimat dengan 6-8 kata Menyebutkan 4 atau lebih warna Menggambar atau melukis
dengan banyak komentar dan menyebutkan satu persatu Mengetahui nama-nama hari
dalam seminggu, bulan, dan kata yang berhubungan dengan waktu lainnya Dapat
mengikuti tiga perintah sekaligus. Ciri khas perkembangan bahasa anak usia prasekolah
menurut Dewi (2005) adalah:
1) Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Anak dapat
menggunakan kalimat dengan baik dan benar.
2) Telah menguasai 90% dari fonem (satuan bunyi terkecil yang membedakan kata
seperti kemampuan untuk merangkaikan bunyi yang didengarnya menjadi satu
kata yang mengandung arti contohnya i, b, u menjadi ibu) dan sintaksis (tata
bahasa, misal saya memberi makan ikan” bukan ”ikan saya makan beri”) bahasa
yang digunakan.
3) Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah dapat mendengarkan
orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
4) Sudah dapat mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata.
5) Lingkup kosakata yang dapat diucapkan anak meliputi warna, ukuran, bentuk,
rasa, aroma, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak,
permukaan (kasar dan halus)
6) Mampu menjadi pendengar yang baik.
7) Percakapan yang dilakukan telah menyangkut berbagai komentar terhadap apa
yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya.
8) Sudah dapat melakukan ekspresi diri, menulis, membaca bahkan berpuisi.
F. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah5
1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare,
cacar air, difteri, dan campak.
2. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota
keluarga baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga
anak sering membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
3. Bahaya fisik
4. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi
psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini terjadi
bisa berkembang menjadi masa malu.
5. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
6. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi.
Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah,
mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya
mengompol dan menghisap jempol.
7. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid
eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi6buruk biasanya akan benar-
benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci. Mimpi
buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-satunya tindakan
yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak. Tetapi mimpi buruk yang
sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan masalah psikis.
8. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau film tentang
kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk. Hal ini terutama
sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 tahun, karena mereka belum bisa
membedakan antara khayalan dan kenyataan.
9. Teror dimalam hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah
terbangun dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali
apa yang telah dialaminya.
10. Tidur sambil berjalan adalah suatu keadaan dimana dalam keadaan tertidur anak
bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan-jalan. Teror dimalam hari dan tidur sambil
berjalan biasanya berlangsung selama tidur dalam (Non REM) dan terjadi dalam 3
jam pertama setelah anak tertidur. Tiap episode berlangsung dari beberapa detik
sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis karena anak menjerit-
jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada anak yang berumur 3-8
tahun. Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
a) Ajak anak kembali ketempat tidurnya.
b) Berikan cerita yang pendek.
c) Tawari untuk ditemani oleh boneka atau selimut kesayangannya.
d) Gunakan lampu redup.
e) Masalah Pelatihan Buang Air (Toileting)6
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur
2-3 tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.
Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri;
melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis, vulva
maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya sendiri. Tetapi
sekitar 30% anak berusia 4 tahun dan 10% anak berusia 6 tahun masih
mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihanbuang air (toilet training)
adalah dengan mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak adalah:
1) Selama beberapa jam pakaian dalamnya masih kering.
2) Anak menginginkan pakaian dalamnya diganti jika basah.
3) Anak menunjukkan ketertarikannya untuk duduk di atas Potty Chair
(pispot khusus untuk anak-anak) atau diatas toilet (jamban, kakus).
4) Anak mampu mengikuti petunjuk atau aturan lesan yang sederhana.
G. Karakteristik perkembangan psikososial
Karakteristik perkembangan psikososial usia 3-6 tahun Menurut Erikson pada tahap
inisiatif versus rasa bersalah, anak menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
1. Memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua.
2. Menguasai perasaan otonomi, dengan dukungan orang tua dalam imajinasi dan
aktivitas, dan anak berupaya menguasai perasaan inisiatif.
3. Mengembangkan perasaan bersalah ketika orang tua menjadikan anak merasa bahwa
imajinasi dan aktivitasnya tidak dapat diterima.
4. Memiliki perasaan ansietas dan ketakutan ketika pemikiran dan aktivitasnya tidak
sesuai dengan harapan orang tua (Muscari, 2005). 7
H. Bimbingan anak selama fase prasekolah
1. Usia 3 tahun
a. Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan yang
lebih luas.
b. Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.
c. Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
d. Anjurkan orang tua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang7
e. Perubahan pada anak usia 3.5 tahun : anak akan menjadi kurang koordinasi,
gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
f. Orang tua harus memberikan perhatian yang ekstra sebagai refleksi dari
kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang tua.
g. Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 tahun
akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 tahun.
h. antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.
i. Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah cedera.
2. Usia 4 tahun
a. Persiapkan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktifitas motorik
dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
b. Eksplorasi perasaan orang tua berkenaan dengan tingkah laku anak.
c. Masukkan anak ke TK
d. Persiapkan untuk peningkatan keingintahuan anak tentang seks
e. Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak
f. Anjurkan orang tua untuk melatih anak berenang jika belum dilakukan diusia
sebelumnya
3. Usia 5 tahun
a. Masa tenang pada anak
b. Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
c. Pastikan kelengkapan imunisasi lingkungan sekolah
4. Usia 6 tahun
Pada usia ini anak sudah memasuki masa sekolah.8
I. Prioritas Masalah
1. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memberi
perawatan pada perubahan yang akan terjadi pada status kesehatan anaknya.
2. Resiko cedera fisik pada anak b/d ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang aman untuk anak prasekolah.
3. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh anak b/d
ketidakmampuan keluarga mengenali masalah nutrisi yang dibutuhkan pada anak
prasekolah
DAFTAR PUSTAKA
Adriana. D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak.Jakarta: Selemba Medika.

Patmonodewo, S. (2008). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta. Buku Kedokteran EGC . 2002. Tumbuh
kembang anak. Jakarta. EGC

Supartini, Y. 2004. Konsep dasar keperawatan anak : buku kedokteran, EGC, Jakarta Diposting
oleh Ardhyanzah Ansar di 22.17

Internet, http://www.admin.blogspot.com, asuhan-keperawatan-keluarga, tanggal 28 desember


2022 jam 10.00 WIB9

Anda mungkin juga menyukai