Anda di halaman 1dari 14

STUDI LITERATUR PADA USIA TODDLER

Disusun Oleh:

1. Andra Saputra
2. An Nisa Dwi Novia
3. Devi Martiana
4. Lina Effiana

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2016

STUDI LITERATUR

A. Batasan Kelompok Toddler


Toddler menurut National Association For The Education Of Young Childern (NAEYC)
ialah anak yang mulai berjalan sendiri sampai dengan usia tiga tahun.
Menurut WHO, kelompok usia balita adalha 0-60 bulan. Tebagi dalam usia 0-3 tahun
(Infancy toddlerhood), usia 3-6 tahun (early childhood) dan usia 6-12 tahun (middle
childhood). Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari
bayi (0-1 tahun), usia bermain/toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah
(5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). (Hidayat, 2005).
Toodler adalah periode dimana anak memiliki rentang usia 12 36 bulan. Masa ini
merupakan masa eksplorasi lingkungan yang intensif karena anak berusaha mencari tahu
bagaimana semua terjadi dan bagaimana mengontrol orang lain melalui perilaku
tempertrantrum, negatifisme, dan keras kepala. Masa ini merupakan periode yang sangat
penting untuk pencapaian perkembangan dan pertumbuhan intelektual (Wong, 2004).
Pertumbuhan anak usia toodler adalah rata-rata pertambahan berat badan 1,8 sampai 2,7
kg per tahun, tinggi badan rata-rata anak usia 2 tahun adalah 86,6 cm, kecepatan
pertambahan lingkar kepala melambat pada akhir masa bayi,dan lingkar kepala biasanya
sama dengan lingkar dada pada usia 1-2 tahun, lingkar dada terus meningkat ukurannya dan
melebihi lingkar kepala (Wong L Donna, 2008).

B. Karakteristik Usia Toddler


Anak usia toldder menunjukan karakteristik yang khas, yaitu banyak bergerak, tidak bisa
diam, dan mulai mengembangkan otonomi dan kemampunyai dan kemampuannya untuk
dapat mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan , anak lebih bebas, spontan, dan
menunjukan otonomi baik dalam memilih mainan maupun dalam aktivitasbermasinnya.
Anak mempunyai rasa ingin tau yang besar. Oleh karena itu, seringkali mainannya
dibongkar-pasang, bahkan di rusaknya. Untukitu harus di perhatikan keamanan dan
keselamatan anak dengan caratidak memberikan alat permainan yang tajam dan
menimbulkan perlukaan.
Perkembangan anak usia toddler adalah bertambahnya fungsi tubuh, seperti pendengaran,
penglihatan, kecerdasan dan tanggung jawab. Pengertian memantau pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan yaitu, mengikuti perkembangan kesehatan dan pertumbuhan
anggota keluarga, terutama bayi, balita dan ibu hamil. Pengetahuan ibu tentang tumbuh
kembang anak sangat penting demi mencapai pertumbuhan badan yang optimal, yang
dipengaruhi dengan asupan makanan anak itu sendiri. Kekurangan atau kelebihan gizi akan
dimanifestasikan dalam bentuk pertumbuhan yang menyimpang dari pola standar (Khomsan,
2003).
1. Perkembangan
Menurut whalley dan wong dalam hidayat (2015), perkembangan merupakan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat di capai melalui tumbuh
kematangn dan belajar. Secara umum perkembangan bayi pada tahun pertama adalah
terjadi peningkatan beberapa organ fisik/biologis. Sedangkan perkembangan adaftasi
social di mulai kemampuan untuk bertepuk tangan menyatakan keiinginan, sudah
mulai kinum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang, main main bola atau lainnya
dengan orang. Perkembangan pada tahun kedua pada anak akan mengalami beberapa
perlambatan dalam pertumbuhan fisik. Pada perkembangan adaftasi social mulai
membantu kegiatan di rumah, menyuapi boneka, mulai menggosok gigin serta
mencoba memakai baju.
2. Karakteristik umum perkembangan anak usia toldder
Menurut teori perkembangan psikoseksual anak yangbdimkemukakan oleh
Sigmund freud dalam hidayat (2005), tahap anak terjadi pada umur 1-3 tahun dengan
perkembangan sebagain berikut:
a) Kepuasan pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja.
b) Anak akan menunjukan keakuannyadan sikapnya sangat narsitik yaitu cinta
terhadap diri sendiri dan sangat egoistic.
c) Mulai mempelajari struktur tubuhnya.

Menurut teori perkembangan psikososial anak yang di kemukakan oleh erikson


dalam hidayat (2005), tahap kemandirian, rasa malu dan ragu terjadi pada umur
1-3 tahun dengan perkembangan sebagai berikut:
a) Anak sudah mulai mencoba mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti
motoric dan bahasa.
b) Anak sudah mulai latihan jalan sendiri, berbicara dan pada tahap ini pula anak
akan merasakan malu apabila orang tua terlalu melindungi atau tidak
memberikan kemandirian atrau kebebasan anak dan menuntut tinggi harapan
anak.

Perkembangan psikosesual ( Freud)


Freud mengemukakan bahwa perkembangan psikoseksual anak terdiri atau fase
oral, fase anal, fase falik, dan fase genital.
a. Pada usia toddler, pada fase anal ( 1 sampai 3 tahun )
Selama fase kedua, yaitu menginjak tahun pertama sampai tahun ketiga,
kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak, yaitu s3lama
perkembangan otot sfingter. Anak senang menahan feses, bahkan bermain-
main dengan fesesnya sesuai dengan keinginannya. Dengan demikian,
toilet training adalah waktu yang tepat dilakukan pada periode ini.
3. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler
Pola pertumbuhan usia toddler adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada
individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara
simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi secara kognitif, psikososial, maupun
spiritual. ( Supartini,2000 ).
a. Motorik Kasar
Perkembangan kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yangberrhubungan
dengan gerak gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti
berlari, dan melompat. Perkembangan motorik kasar ini sangat dipengaruhi oleh
proses kematangan anak juga bisa berbeda. Pada fase ini perkembangan motorik
sangat menonjol. Motorik kasar anak umur 15 bulan antara lain sudah bisa
berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain.

b. Motorik halus
Kemampuan motorik adalah kemampuan yang berhubungan keterampilan fisik
yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata tangan. Saraf motorik halus ini
dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan rangsangan kontinu secara rutin.
c. Bahasa
Perkembangan bahasa anak usia toddler secara umum yaitu bahasa anak usia 1-3
tahun merupakan proses yang bersifat fisik dan psikis. Secara fisikkemampuan
anak dalam memproduksi kata-kata ditandai oleh perkembangan bibir, lidah, dan
gigi mereka yang sedang timbuh.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Marmi dan Rhardjo
(2012), sebagai berikut:
1) Umur 12-18 bulan
a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan
b) Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali
c) Berjalan mundur 5 langkah
d) Memanggil ayah dengan kata papa, memanggil ibu dengan kata
mama.
e) Menumpuk 2 kubus
f) Memasukkan kubus di kotak
g) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek, anak
biasa mengeluarkan suara menyenangkan atau menarik tangan ibu

2) Umur 18-24 bulan


a) Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik
b) Berjalan tanpa terhuyung huyung
c) Bertepuk tangan, melambai lambai
d) Menupuk 4 buah kubus
e) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
f) Menggelindingkan bola ke arah sasaran
g) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
h) Membantu atau menirukan pekerjaan rumah tangga
C. Indikator Masalah Kesehatan Usia Toddler :
1. Kejang Demam
Kejang Demam merupakan salah satu kelainan neurologis yang paling sering di jumpai
pada bayi dan anak ( Prof.Dr.S.M.Lumbantobimg 2002)
2. Gangguan gizi pada usia Toddler
Secara kuantitas tidak pernah berkurang. Penyebab timbulnya gizi kurang pada toddler
menurut soekirman 2000, dapat dilihat beberapa factor penyebab diantaranya, penyebab
langsung dan tidak langsung. Akar masalah dan pokok masalah. Factor penyebab
langsung yaitu : makanan dan penyakit, infeksi yang mungkin di derita anak. Penyebab
tidak langsung diantaranya : ketahanan pangan dikeluarga, pengasuh anak, pelayanan
kesehatan sertan kesehatan lingkungan.
Dari profil kesehatan daerah istimewa Yogyakarta tahun 2012, anak bawah lima tahun
( balita) yang di timbang mengalami peningkatan penyimpangan status gizi ( 0,37 % gizi
lebih; 1,38% gizi kurang dan 0,05% Gizi buruk). Jumlah balita dengan Gizi kurang
sebanyak 96 ( 4,9%) gizi buruk sebanyak 8 (0,4%) dari 1933 balita yang di timbang di
posyandu balita ( profil puslesmas Depok 3, 2014) di depok 1, cakupan balita gizi kurang
yang mendapatkan perawatan pada keluarga miskin masih belum mencapai target
(75% ) , karena partisipasi keluarga untuk tetap melakukan tindakan lanjut masih kurang
( profil Puskesma Depok 1, 2014 ). Jumlah balita yang terbesar di DIY adalah Kabupaten
sleman (85.570), sebagian besar berada di Depok , sekitar 10. 089 anak ( Profil DIY,
2012).
3. Diare
Data departemen RI menunjukkan 5.051 kasus diare pada balita sepanjang tahun 2005
lalu di 12 provensi. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan dengan jumlah pasien
diare pada tahun sebelumnya, yaitu sebanyak 1.436 balita. Hal tersebut, terutama
disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk, dan perilaku hidup tidak
sehat ( Depkes RI, 2008). Jumlah kasus diare pada balita dijawa tengah pada tahun 2006
yaitu sebnyak 253.400 penderita. Hal ini menunjukkan bahwa kasus diare pada balita
masih tetap tinggi ( Diknes Jateng, 2006). Sedangkan kejadian diare pada balita
dikabupaten Boyolali pada tahun 2006 sebanyak 3.445 pendertia (Denkes Boyolali,
2006).
Berdasarkan data dari Dinkes Boyolali (2010), jumlah kasus diare di kecamatan Sawit
sekitar 572 (12%) dari total kejadian diseluruh Boyolali yaitu 4766 balita. Menurut data
dari puskesmas Sawit, desa Jatirejo merupakan salah satu desa yang kejadian diarenya
paling banyak yaitu sekitar 103 (18) dari total 572 kejadian diare pada usia 1-3 tahun
dikecamatan Sawit pada tahu 2010.
4. Kesulitan Berbicara dan Berbahasa pada Anak Usia Toddler
Menurut LeComer (2006), ada tiga tipe gangguan berbicara: gangguan bunyi atau suara;
gangguan fluensi atau kefasihan; dan gangguan fenologi. Pada anak dengan gangguan
suara atau bunyi, kualitass suara tipikal dan tidak nyaman, dapat terlalu keras, atau terlalu
melengking, atau tekanannya naik turun-termasuk atipikal fonasi, resonansi, dan prosodi
suara.
Gangguan fluensi atau kefasihan terjaadi karena kesulitan menghasilkan kata, jadi ada
kata-kata yang hilang ketika berbicara. Gangguan fenologi terjadi karena kurang dapat
mengartikulasikan berbagai bunyi bicara yang berbeda.
(Indriyanti, 2011)
D. Program Kesehatan
Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat.
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi:
1. RPG ( rumah pemulihan gizi )
Pada tahun 2013 indeks pembangunan kesehatan IPKM kabupaten situbondo
berada pada peringkat 319 dari 508 kabupaten atau kota, sedangkan pada tahun 2014,
dikabupaten situbondo ditemukan kasus gizi buruk sebanyak 213 kasus.
Intervensi pemberian produk inovasi yang diberikan RPG berdampak pada
menurunnya kasus gizi buruk di kabupaten situbondo pada tahun 2015, yaitu dari 213
kasus (tahun 2014) menjadi 169 tahun 2015. Imtervensi RPG untuk masalah balita
stunting juga telah terbukti membawa dampak positif menurunkan persentasi balita
stunting dikabupaten situbondo dari sebelumnya 39,33% (2013) menjadi 33% tahun
2015. Kegiatan RPG yang dilaksanakan mulai dari pemeriksaan status gizi, edukasi
gizi, dan skrening gangguan akibat kekurangan iodium ( GAKI ). Produk inovasi
RPG yang diberikan merupakan kombinasi langkah holistik, yaitu :
a. Permen jelly kelor untuk menambah nafsu makan
b. Kudapan dari mocaf
c. Menu makanan lengkap dengan gizi seimbang
d. Formula 100 siap seduh
e. Kudapan dan formula 100
f. Produk herbal untuk nafsu makan dan memperlancar produksi ASI
2. PMT ( pemberian makanan tambahan)
PMT balita merupakan pemberian suplementasi gizi untuk melengkapi kebutuhan
gizi agar mencapai berat badan sesuai usia. Tiap 100 gr PMT mengandung 450 kalori,
14 gr lemak, 9 gr protein, dan 71 gr karbohidrat. PMT balita mengandung 10 vitamin
(vit. A, B1, B2, B3, B6, B12,D, E, K dan Asam folat) dan mineral (besi, Zink, fosfor ,
selenium, dan kalsium) setiap bungkus PMT balita terdiri dari 12 keping biscuit atau
540 kalori (45 kalori/biskuit). Usia 6-11 bulan diberikan 8 keping/hari selama 1
bulan, setara dengan 20 bungkus PMT balita. Usia 12-59 bulan diberikan 12
keping/hari selama 1 bulan, setara dengan 30 bungkus PMT balita. Bila berat badan
telah sesuai, pemberian PMT balita dihentikan dan untuk dselanjutnya mengkonsumsi
makanan keluarga gizi seimbang.
(www.depkes.go.id/article/view/16091400002/presiden-dan-menkes-nila-tinjau-
rumah-pemulihan-gizi-situbondo.html)

3. Imunisasi
Menurut Menkes 2013 imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/
meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga
bila suatu saat terpajan dengan suatu penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya
mengalami sakit ringan. Vaksin adalah antigen berupa mikroorganisme yang sudah
mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya, yang telah diolah,
berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi toksid, protein rekombinan
yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik secara
aktif terhadap penyakit infeksi tertentu.
Imunisasi lengkap dapat melindungi anak dari wabah, kecacatan dan kematian.
Imunisasi melindungi anak-anak dari beberapa penyakit yang dapat menyebabkan
kecacatan, bahkan kematian.
(http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/92_PMK%20No.%2042%20ttg
%20Penyelenggaraan%20Imunisasi.pdf)

Menurut Depkes 2014, ada 5 jenis imunisasi yang diberikan secara gratis
diposyandu, yang terdiri dari imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT-HIB, serta
campak. Semua jenis vaksin ini harus diberikan secara lengkap sebelum anak berusia
1 tahun diikuti dengan imunisasi lanjutan pada Batita dan anak usia Sekolah. Tahun
2013 pemerintah telah menambahkan vaksin HIB (Haemophilus Influenza Tipe B),
yang digabungkan dengan vaksin DPT-HB menjadi DPT-HB-Hib yang disebut vaksin
pentavalen.
(http://www.depkes.go.id/article/view/15010200001/lindungi-ibu-dan-bayi-dengan-
imunisasi.html)

a. Imunisasi yang Diwajibkan


(Eveline, 2010)

Nama Penyakit yang Berusaha Cara Pemberian Keterangan


Imunisasi Dicegah Vaksin
BCG (Bacille TBC, yakni penyakit yang Disuntikan, Diberikan
Calmette menyerang paru-paru, biasanya di sebelum bayi
Guerin) selaput otak, tulang, lengan atas berusia 2 bulan
kelenjar getah bening dan
usus
Hepatitits B Hepatitis B, yakni Disuntikan, Diberikan 3
penyakit yang menyerang biasanya di kali:
hati, dapat juga daerah paha 12 jam

menyebabkan sirosis (hati pertama

mengkerut) dan kanker setelah

hati. lahir
Umur 1
bulan
Umur 3-6
bulan
Polio Polio, yakni penyakit yang Diteteskan di Diberikan 6
mengakibatkan mulut kali:
Setelah
kelumpuhan, baik lumpuh
satu kaki maupun dua lahir
Usia 2
kaki.
bulan
Usia 4
bulan
Usia 18
bulan
Usia 5
tahun
DPT (Difteri, Difteri, salah satu Disuntkkan Diberikan 6
Tetanus, penyakit yang disebabkan kali:
Usia 2
Pertusis) bakteri. Menular melalui
terdiri atas 2 batuk atau bersin yang bulan
Usia 4
pilihan yakni, menyerang kerongkongan,
bulan
DPwT kotak suara, dan saluran Usia 6
(biasanya udara menuju paru-paru. bulan
Tetanus,yakni penyakit
menyebabkan Usai 18
akibat bakteri yang masuk
demam) bulan
DPaT melalui luka pada kulit. Usia 5
(Biasanya Dapat menyebabkan tahun
tidak kontraksi hebat pada otot Usia 12

menyebabkan yang membuat nyeri tahun


Pertusis, biasa disebut
demam)
batuk rejan atau seratus
hari. Penyakit ini sangat
meular, dan dampaknya
akan sangat berat pada
anak dibawah 1 tahun.
Campak Campak, dianggap Disuntikkan Diberikan 2
sebagai penyakit ringan kali:
Usia 9
namun sangat menular.
Anak yang terkena bulan
Usia 6
campak biasanya kulitnya
tahun
kemerahan dan
mengalami demam

b. Imunisasi yang Dianjurkan


(Eveline, 2010)
Nama Penyakit yang Dicegah Cara Pemberikan Keterangan
Imunisasi Vaksin
Hib Hib. Salah satu penyakit Disuntikkan Diberikan 4
(Haemophill yang disebabkan oleh kali:
us Influenza bakteri. Menular melalui Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
Type B) udara dan dapat Usia 6 bulan
mengakibatkan komplikasi Usia antara
serius, seprti meningitis 15-18 bulan
(radang selaput otak) dan
pneumonia (radang paru)
Pneumokoku Pneumokokus, penyakit Disuntikkan Diberikan 4
s (PVC) yang mengakibatkan kali:
pneumonia (radang paru), Usia 2 bulan
Usia 4 bulan
meningitis (radang selaput Usia 6 bulan
otak), dan otitis media Usia antara
(radang telinga tengah) 12-15 bulan
Influenza Influenza, yakni penyakit Disuntikkan Dimulai saat
yang menyerang saluran umur 6 bulan.
pernapasan. Pada tiap
tahunnya harus
diberikan 1 kali.
MMR Campak, dianggap suatu Disuntikkan Diberikan 2
(Measless/ca penyakit ringan namun kali:
mpak, sangat menular. Anak yang Usia 15

Mumps/gond terkena campak, kulitnya bulan


Usia 6 tahun
ong, akan kemerahan dan
Rubela/camp mengalami demam.
Gondong, diasebabkan
ak Jerman)
virus yang menyebar
melalui udara. Meskipun
dianggap penyakit rigan,
dampaknya bisa serius
pada penderita meningitis
dan enchepalitis
Campak Jerman,
disebabkan virus rubella.
Menular lewat batuk dan
bersin. Biasanya dapat
sembuh cepat. Namun,
jika wanita hamil terkena
penyakit ini, bayi yang
akan dilahirkan berisiko
cacat.
Tifoid Tipus. Penyakit infeksi Disuntikkan Diberikan pada
akut pada saluran cerna saat anak
yang dapat menyebabkan berumur 2 tahun
kematian dan diulang
setiap 3 tahun
sekali.
Hepatitis A Hepatitis A, penyakit hati Disuntikkan Diberikan saat
yang disebabkan virus anak berumur 2
hepatitis A. meskipun tahun.
tidak menimbulkan Pemberiannya 2
kesakitan bagi kali dengan
penderitanya, namun dapat interval (jarak)
menjadi ganas dan waktu 6-12
mematikan minggu
Varisela Cacar air, penyakit kulit Disuntikkan Dilakukan saat
yang sangat menular dan anak berumur
banyak dijumpai pada 10-12 tahun
anak-anak
4. Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan Balita
Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tecatat dalam
buku KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak
balita setiap bulan yang tercatat dalam buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik 2
bulan berturut-turut atau berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke
sarana pelayanan kesehatan.
5. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
SDIDTK dilakukan minimal 2 kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi
pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan
kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan
di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung.
6. Pemberian vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun
7. Kepemilikan dan pemantauan buku KIA oleh setiap anak balita
8. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.

Adapun jenis pelayanan kesehatan pada balita yang lain adalah:


1. Pemantauan Pertumbuhan Balita dengan KMS
Menurut Depkes RI, 2000 dalam Behrman, 2000 KMS (Kartu Menuju Sehat)
untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk
memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya, KMS harus disimpan
oleh Ibu balita dirumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
KMS balita menjadi alat yang sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk
memantau tumbuh kembang anak, agar tidak terjadi kesalahan atau
ketidakseimbangan pemberian makan pada anak. KMS juga dapat dipakai sebagai
bahan penunjang bagi petugas kesehatan untuk menentukan jenis tindakan yang tepat
sesuai dengan kondisi kesehatan dan gizi anak untuk mempertahankan, meningkatkan
atau memulihkan kesehatannya.
KMS berisi catatan penting tentang pertumbuhan, perkembangan anak, imunisasi,
penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan anak,
pemberian ASI ekslusif dan makanan pendamping ASI, pemberian makanan anak dan
rujukan ke Puskesmas/Rumah Sakit. KMS juga berisi pesan-pesan penyuluhan
kesehatan gizi bagi orang tua balita tentang kesehatan anaknya.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Menurut Depkes, 2007 dalam Prawirohardjo 2008 Vitamin A adalah salah satu zat
gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan tubuh yang berguna untuk
kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu
meningkatkan dayatahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penykit misalnya
campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan padda beberapa sarana yang
diperkirakan banyak kekurangan terhadap vitamin A,yang dilakukan melalui
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada nayi dan balita yang diberikan sebanyak
2 kali dalam satu tahun. Vitamin A terdiri dari 2 jenis:
a. Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan
satu kali dalam satu tahun.
b. Kapsul Vitamin A merah (200.000 IU) diberikan kepada balita kekurangan vitamin
A disebut juga dengan xeroftalmia (mata kering) ().
3. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggarakan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasr untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Adapun jenis pelayanan yang diselenggarakan posyandu untuk balita mencakup:
a. Penimbangan berat badan
b. Penentuan status pertumbuhan
c. Penyuluhan
d. Jika ada tenaga kesehatan puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi,deteksi dini, tumbuh kembang, apabila diteukan kelainan, segera dirujuk
ke Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Behrman, Kliegman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:EGC.


Depkes RI. 2014. Lindungi Ibu dan Bayi dengan Imunisasi.
_________. 2016. Presiden dan Menkes Nila Tinjau Rumah Pemilihan Gizi.
Eveline, dr PN SpA. 2010. Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakarta: Wahyu Media
Hidayat, A. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak . Jakarta : Salemba Medika.
Istiono, Wahyudi. 2009 . Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Balita. 6 hal.
Tersedia: berita-kedokteran-masyarakat.org/indeks.php/BKM/article/view/174
Lumbantobing,S.M. 2002. Kejang Demam (Febrile convulsions).Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Marmi, Rahrjo.K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi ,Balita, dan Anak Prasekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Menkes. 2013. Penyelenggaraan Imunisasi.
NAEYC. 2005. Developmentally Appropriate Practice (DAP). Available: https//
www.naeyc.org/DAP 15 Nov, 2012.
Prawirahardjo, Sarwono. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka.
Situbondo. Available : http://www.depkes.go.id. 14 september 2016.
Supartini, yupi.2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai