Anda di halaman 1dari 13

KONSEP RADIOLOGI

PERKEMBANGAN RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

Oleh :

Sumarni ( 010113a115 )

Maulaya Zulfa Farida ( 010113a068 )

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan Radiologi dimulai dengan penemuan sinar-X oleh William Congrat


Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3 tahun kemudian,
penemuan sinar-X ini telah menimbulkan demam penggunaan radiasi pada masyarakat. Sejalan
dengan perkembangan zaman, meskipun radiasi menimbulkan efek yang negatif bagi tubuh
manusia ternyata kemajuan teknologi radiasi dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia
terutama di dunia kedokteran. Pemanfaatan radiasi ini meliputi tindakan radiodiagnostik,
radioterapi dan kedokteran nuklir. Ketiga jenis bidang ini mempunyai sumber-sumber radiasi
yang spesifikasi fisiknya berbeda dengan faktor risiko yang berbeda pula.

Dalam undang undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan kerja pasal 164, upaya
kesehatan kerja di tujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Jika memperhatikan
isi dari pasal tersebut maka jelaslah bahwa rumah sakit termasuk dalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya
terhadap pelaku langsung yang bekerja di rumah sakit, tapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung rumah sakit. Sudah seharusnya pihak pengelola rumah sakit menerapkan upaya
kesehatan kerja di rumah sakit.

Peraturan pemerintah No. 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan Terhadap
Pemanfaatan Radiasi Pengion dan diatur lagi dengan Keputusan Kepala BAPETEN No. 8 Tahun
2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologidiagnostik dan
Intervensional. Peraturan ini bertujuan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan
ketentraman, kesehatan para pekerja dan anggota masyarakat, serta perlindungan terhadap
lingkungan hidup. Radiografer adalah tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan tugas,
wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan kegiatan radiografi, imejing, kedokteran nuklir
dan radioterapi di pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Radiologi
Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan studi dan
penerapan berbagai teknologi pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati penyakit.
Pencitraan dapat menggunakan sinar-X, USG, CT scan, tomografi emisi positron (PET) dan
MRI.Pencitraan tersebut menciptakan gambar dari konfigurasi dalam dari sebuah objek
padat, seperti bagian tubuh manusia, dengan menggunakan energi radiasi. Radiologi juga
kadang-kadang disebut radioskopi atau radiologi klinis. Radiologi intervensi adalah prosedur
medis dengan bimbingan teknologi pencitraan. Pencitraan medis biasanya dilakukan oleh
ahli radiografi atau penata rontgen. Seorang radiolog (dokter spesialis radiologi) kemudian
membaca atau menginterpretasikan gambar untuk menentukan cedera, menentukan seberapa
serius cedera tersebut atau membantu mendeteksi kelainan seperti tumor
1. Sejarah Perkembangan
Radiologi Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fiska di Universitas Wurzburg,
Jerman, pertama kali menemukan sinar Roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan
eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang
berasal dari kristal barium platinosianida dalam tabung Crookes - hittorf yang dialiri
listrik. Ia segera menyadari bahwa fenomena ini merupakan suatu penemuan baru
sehingga dengan gigih ia terus menerus melanjutkan penyelidikannya dalam
mingguminggu berikutnya. Tidak lama kemudian ditemukan sinar yang disebutnya sinar
baru atau sinar X. Baru dikemudian hari orang menamakan sinar tersebut sinar
Roentgen sebagai penghormatan kepada Wilhelm Conrad Roentgen ( Rasad,1999 )
Penemuan Roentgen ini merupakan suatu revolusi dalam dunia kedokteran karena
ternyata dengan hasil penemuan itu dapat diperiksa bagian bagian tubuh manusia yang
sebelumnya tidak pernah dapat dicapai dengan cara pemeriksaan konvensional.
Roentgen dalam penyelidikan selanjutnya segera menemukan hampir semua sifat sinar
Roentgen, yaitu sifat fisika dan kimianya. Namun ada satu sifat yang tidak sampai
diketahuinya, yaitu sifat biologik yang dapat merusak sel sel hidup. Sifat yang
ditemukan Roentgen antara lain ialah bahwa sinar ini bergerak dalam garis lurus, tidak
dipengaruhi oleh lapangan magnetik dan mempunyai daya tembus yang semakin kuat
apabila tegangan listrik yang digunakan semakin tinggi.
Setahun setelah Roentgen menemukan sinar X maka Henri Becquerel, di
Prancis, pada tahun 1896 menemukan unsur uranium yang mempunyai sifat yang
hampir sama. Tidak lama kemudian, Marie dan Pierre Curie menemukan unsur thorium
pada awal tahun 1896, sedangkan pada akhir tahun yang sama pasangan suami - isteri
tersebut menemukan unsur ketiga yang dinamakan Polonium sebagai penghormatan
kepada negara asal mereka, Polandia.
2. Macam-macam Pemeriksaan Radiologi
Berdasarkan Surat Menteri Kesehatan RI No. 1014/MENKES/SK/XI/2008
tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik di Sarana Pelayanan Kesehatan
menyatakan, dalam pelayanan radiologi diagnostik memiliki tiga jenis.
Tiga pelayanan radiologi diagnostik meliputi:
1. Pelayanan Radiodiagnostik.
2. Pelayanan Pencitraan Diagnostik.
3. Pelayanan Radiologi Intervensional.
Pelayanan radiodiagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dengan
menggunakan radiasi pengion (sinar-X), meliputi antara lain pelayanan sinar-X
konvensional, Computed Tomography Scan (CT Scan) dan mammogra.
Pelayanan pencitraan diagnostik adalah pelayanan untuk melakukan diagnos
dengan menggunakan radiasi non pengion, antara lain pemeriksaan dengan Magnetic
Resonance Imaging (MRI), dan ultrasonografi (USG).
Pelayanan radiologi intervensional adalah pelayanan untuk melakukan diagnosis dan
terapi intervensi dengan menggunakan peralatan radiologi sinar-X (angiografi, CT Scan).
Pelayanan ini memakai radiasi pengion dan radiasi non pengion. Ilmu Radiologi
intervensi adalah area spesialisasi dalam bidang radiologi yang menggunakan teknik
radiologi seperti radiografi sinar-X, pemindai CT, pemindai MRI, dan ultrasonografi
untuk menempatkan kabel, tabung, atau instrumen lain di dalam pasien untuk
mendiagnosa atau mengobati berbagai kondisi.

a. Radiografi dan Fluoroskopi


Pemeriksaan sinar-X klasik adalah metode radiologi tertua. Secara
umum, radiogram dapat membedakan antara tulang, udara, dan jaringan, tetapi sulit
membuat penggambaran yang tepat dari struktur oleh karena tumpang tindih. Saat
ini, pemeriksaan sinar-X klasik terutama digunakan untuk memeriksa paru-paru dan
tulang .
Selama pemeriksaan sinar-X dilakukan, sinar-X akan menembus tubuh.
Jaringan tubuh, seperti tulang dan organ-organ tubuh akan melemahkan sinar - X
dengan berbagai tingkat perlemahan yang berbeda, sinar yang mampu melewati
tubuh sepenuhnya akan mengenai sebuah film yang sensitif terhadap cahaya,
membentuk pola paparan. Ini adalah radiogram klasik. Sedangkan pada sebuah
radiogram digital, film sinar-X digantikan dengan detektor datar yang bekerja
berdasarkan teknik semikonduktor.
b. Computed Tomography
Sama seperti sinar-X konvensional, tomografi komputer (computed
tomography atau CT) bekerja dengan sinar-X, tetapi memberikan gambar yang
tidak tumpang tindih yang disebut tomografi. Ini berarti bahwa daerah yang akan
diperiksa adalah disinari dengan sinar-X pada banyak irisan tipis yang terpisah,
yang dapat dilihat secara individual atau dapat dikombinasikan untuk membentuk
tampilan tiga dimensi, sehingga memudahkan diagnosis yang lebih baik.
Selama pemeriksaan CT, tubuh dipindai dalam bagian-bagian individu
sementara pasien bergerak di atas meja melalui gantry. Sebuah tabung sinar-X,
yang terletak di dalam cincin berbentuk donat, diarahkan menuju pusat cincin, di
mana pasien berbaring. Seberkas sinar-X berbentuk kipas dengan ketebalan 1 10
mm melewati pasien menuju detektor irisan berganda pada sisi yang berlawanan,
memungkinkan gambar dalam bentuk volume dibuat.
c. Ultrasound atau Sonography
Sonografi paling cocok untuk pencitraan terus menerus atau pemantauan,
karena ini adalah teknik yang sama sekali bebas risiko diagnostik dibandingkan
dengan radiografi, yang menggunakan radiasi berbahaya. Bahkan pemeriksaan
gema berganda (multiple echo) benar-benar aman bagi pasien. Untuk alasan ini,
sonografi, sebagai contoh, telah menjadi prosedur standar untuk pemantauan
kehamilan. USG mengkonversi pulsa elektrik ke gelombang suara, yang
ditransmisikan dari transduser atau probe ke tubuh. Tergantung pada berbagai jenis
jaringan tubuh, gelombang suara diserap dan dipantulkan secara berbeda. Mereka
dideteksi oleh probe dan komputer kemudian dihitung waktu kembalinya gema dan
intensitas gema, mengkonversi gelombang suara yang dipantulkan ke dalam
gambar
d. Magnetic Resonance Imaging
MRI adalah pilihan metode pencitraan saat diperlukan diferensiasi jaringan
lunak ditambah dengan resolusi spasial tinggi dan kemampuan pencitraan
fungsional. Seperti CT, MRI juga merupakan metode tomografi, tapi tidak seperti
CT, tidak menggunakan sinar-X. Sebaliknya, MRI menggunakan medan magnet
yang kuat yang terbentuk dalam cincin menyebabkan perubahan orientasi proton
hidrogen dalam tubuh. Jaringan yang berbeda menghasilkan sinyal yang berbeda,
yang direkam oleh peralatan dan diubah menjadi gambar dengan komputer.
e. Angiografi
Angiografi adalah pemeriksaan sinar-X khusus yang memungkinkan untuk
memvisualisasikan pembuluh darah. Aplikasi klinis khas berkisar dari visualisasi
pembuluh darah koroner, kepala, dan pembuluh arteri serviks dan vena, ke
pembuluh perifer di panggul dan ekstremitas. Metode ini memudahkan diagnosis
stenosis (penyempitan) dan trombosis (penyumbatan) dan bahkan penyembuhan
kondisi ini menggunakan teknik invasif khusus.
Angiografi menggunakan media kontras untuk memvisualisasikan pembuluh
darah. Media kontras diberikan melalui kateter yang ditempatkan sedekat mungkin
dengan pembuluh darah yang akan divisualisasikan. Sebuah sistem sinar-X
berbentuk lengan C (C-arm) yang dibutuhkan untuk melakukan radiografi
pembuluh darah. Alat ini dilengkapi dengan lengan berbentuk C yang dapat
bergerak dengan tabung sinar- X di satu ujung dan detektor panel datar pada sisi
yang lain.
B. Pengertian Radioterapi
Radioterapi adalah terapi untuk menghancurkan sel kanker dengan menggunakan sinar
ionisasi yaitu radiasi yang menyebabkan ionisasi molekul yang mengabsorbsi sinar. Sumber
radiasi dapat diperoleh dari sinar buatan atau alamiah. Radiasi berpengaruh terhadap sel-sel
kanker maupun sel-sel sehat, dimana dosis letal dan kemampuan memperbaiki diri pada sel-
sel kanker lebih rendah daripada sel-sel normal sehingga hal ini yang dipakai sebagai dasar
terapi radiasi. Radiasi onkologi adalah eradikasi kanker lokoregional dengan preservasi
struktur dan fungsi jaringan normal.
Radiasi pada tumor ganas bertujuan membuat sel kanker menjadi tidak layak untuk
proliferasi dan mcnimbulkan kerusakan DNA sel itu sendiri sehingga tidak mampu
bereplikasi yang akan diikuti oleh kematian sel tersebut oleh karena dipercepatnya maturasi
sel.
1. Sejarah Radioterapi
Radioterapi adalah metode yang menggunakan energi radiasi tinggi untuk
mengecilkan tumor dan membunuh sel kanker. Metode pengobatan ini mulai digunakan
orang sebagai salah satu pengobatan tumor ganas, segera setelah ditemukannya sinar-x oleh
WC Roentgen, sifat-sifat radioaktivitas oleh Becquerel dan radium oleh Pierre dan Marie
Curie, yaitu pada akhir abad ke-19.
Pada saat tersebut para medisi amat berbesar hati melihat suksesnya hasil pengobatan
pada berbagai jenis kanker kulit serta neoplasma-neoplasma yang letaknya superfisial.
Bahkan mereka menggunakan sinar ini untuk kelainan-kelainan yang sama sekali tidak ada
hubungannya dengan proses neoplastik seperti acne, artritis, verruca atau untuk epilasi dari
rambut-rambut yang tidak dikehendaki. Mereka mengatakan bahwa keajaiban di dunia
pengobatan kanker telah ditemukan ("miraculous cure").Tetapi gambaran ini berubah sama-
sekali, ketika ditemukan bahwa tumor-tumor yang semula hilang karena terapi radiasi
kembali muncul dan kerusakan pada jaringan sehat akibat radiasi mulai tampak.
2. Jenis-Jenis Radioterapi
a. Radiasi Eksterna (Teleterapi)
Radiasi eksterna adalah bentuk pengobatan radiasi dengan sumber radiasi
mempunyai jarak dengan target yang dituju atau berada di luar tubuh. Sumber radiasi
yang dipakai adalah sinar-x atau photon yang merupakan pancaran gelombang
elektromagnetik yang dikeluarkan oleh pesawat Linear Accelerator (LINAC).
b. Brakhiterapi
Brakhiterapi merupakan pemberian radiasi dengan meletakkan sumber energi di
dalam tumor atau berdekatan dengan tumor di dalam rongga tubuh. Sumber radiasi
yang dipakai adalah Iridium 192 dan nama alat / pesawat adalah Microselectron.

c. Radiasi Interna
Radiasi interna adalah jenis terapi radiasi dengan cara memasukkan sumber
radiasi ke dalam tubuh, baik secara oral maupun intravena sehingga mengikuti
metabolisme tubuh. Sumber radiasi yang dipakai adalah Iodium131 dan Samarium.
Selama proses radiasi, pasien ditempatkan pada ruang khusus (ruang isolasi radiasi)
dan Pasien diperbolehkan pulang, setelah aktivitas radiasi yang ada dalam tubuh
pasien dianggap aman ( 0,33 mCi ).
3. Efek samping radioterapi
Efek samping yang muncul akibat radioterapi akan berbeda-beda, tergantung
dengan kondisi tubuh masing-masing pasien. Ada yang mungkin hanya mengalami
gejala yang ringan, sedang, bahkan parah. Selain itu, efek samping yang timbul juga
akan tergantung pada bagian tubuh yang terkena radioterapi, dosis dari radiasi yang
diberikan, dan berbagai pengobatan lain yang mungkin sedang dilakukan oleh pasien
saat melakukan radioterapi.
Terdapat dua jenis efek samping yang akan timbul setelah melakukan radioterapi,
yaitu efek jangka pendek di mana efek tersebut akan langsung dialami oleh pasien, dan
efek jangka panjang yang akan timbul setelah beberapa waktu pasien melakukan
radioterapi, bisa dalam hitungan bulan atau beberapa tahun setelahnya.
a. Efek samping jangka pendek
Gejala yang paling sering muncul ketika seseorang mendapatkan radioterapi
adalah :
a) rasa mual dan muntah
b) kulit menghitam di bagian tubuh yang terkena radiasi
c) rambut rontok sedikit demi sedikit (namun jika melakukan radioterapi pada
bagian kepala, leher, atau muka, mungkin kerontokan yang terjadi akan lebih
banyak)
d) merasa kelelahan
e) gangguan menstruasi pada perempuan
f) gangguan terhadap jumlah dan
g) kualitas sperma pada laki-laki, serta timbul berbagai masalah kulit.

Tidak hanya itu, pasien yang menjalani pengobatan radioterapi akan mengalami
penurunan nafsu maka dan menimbulkan masalah pada sistem pencernaan. Namun
pasien yang sedang menjalani terapi harus menjaga status gizi dan kesehatannya melalui
asupan.
b. Efek samping jangka panjang

Telah disebutkan sebelumnya bahwa radioterapi tidak hanya merusak DNA sel
kanker namun juga pada sel normal. Ketika sel normal juga ikut rusak, maka
berbagai efek samping pun akan bermunculan.
a) Kanker

b) Tumor dan

c) Mandul

4. Cara mencegah efek samping radioterapi


a. Pastikan tubuh cukup istirahat
Setelah radioterapi, pasien akan merasa lebih lelah dibanding keadaan normal.
Rasa lelah itu disebut juga fatique, yang mungkin berlangsung sampai beberapa
minggu setelah radiasi selesai. Cobalah untuk tidur dengan nyenyak pada malam
hari untuk mengurangi efek samping tersebut.
b. Makanlah makanan seimbang dan bergizi
Tergantung dari bagian mana dari tubuh Anda yang diradiasi (misalnya bila
diradiasi daerah perut atau pelvis), maka dokter akan menganjurkan diet tertentu.
c. Rawatlah kulit di daerah radiasi
Kalau Anda mendapat radiasi eksternal (radiasi dari luar tubuh pasien), daerah
yang diradiasi menjadi lebih sensitif dan kadang-kadang terlihat kemerahan. Jangan
menggunakan sabun, air, lotion, deodoran, obat-obatan, minyak wangi dan kosmetik
pada daerah yang diradiasi kecuali bedak bayi.
d. Hindari memakai pakaian yang ketat
Termasuk memakai korset atau baju leher tegak yang ketat. Pakailah baju longgar
dari bahan katun yang lembut.
e. Jangan menggosok, menggaruk atau menggunakan plester yang sangat
lengket pada daerah radiasi.
Kalau kulit daerah radiasi harus ditutup dengan kain kasa dan plester, pakailah
micropore atau plester untuk kulit sensitif.
Cobalah untuk meletakkan plester diluar daerah radiasi dan jangan melekatkan pada
daerah yang sama.
f. Jangan meletakkan kompres panas atau dingin pada daerah radiasi
Bila bagian yang diradiasi perlu dicuci, katakan terlebih dulu pada dokter Anda.
Gunakan air Nacl steril atau air hangat-hangat kuku pada daerah yang diradiasi.
g. Lindungi daerah radiasi dari sinar matahari
Kulit akan menjadi ekstra sensitif terhadap sinar matahari setelah diradiasi. Kalau
memungkinkan, pakailah pakaian yang tertutup. Pakailah payung bila berada di
bawah terik matahari.
h. Katakan pada dokter obat-obatan yang diminum sebelum radiasi
Agar dokter Anda mengetahui Anda minum obat-obatan lain seperti vitamin,
aspirin, obat-obatan, herbal dan lain-lain. (mer/ir)

5. Kekurangan radioterapi
Secara signifikan tidak lepas dari efek samping radiasi.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Radiologi adalah cabang atau spesialisasi kedokteran yang berhubungan dengan studi
dan penerapan teknologi pencitraan seperti x-ray dan radiasi untuk mendiagnosa dan mengobati
penyakit.

Ahli radiologi langsung sebuah array dari teknologi pencitraan (seperti USG, computed
tomography (CT), kedokteran nuklir, tomografi emisi positron (PET) dan pencitraan resonansi
magnetik (MRI)) untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit. Radiologi intervensi adalah
kinerja (biasanya minimal invasif) prosedur medis dengan bimbingan teknologi pencitraan.
Akuisisi pencitraan medis biasanya dilakukan oleh ahli radiografi atau teknolog radiologis.
Teknik radiografi dasar atau biasa di singkat tekrad adalah ilmu yang mempelajari tata
cara pemotretan dengan menggunakan sinar - x ( sinar Roentgen ) untuk membuat gambar
Radiografi ( gambar Roentgen ) yang baik, yang dapat di pakai untuk menegakkan Diagnosa.
Radioterapi merupakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien yang mengalami
kanker atau tumor dimana radiasi pengion digunakan untuk mengobati penyakit keganasan
dengan maksud mematikan atau menghambat pertumbuhan sel tumor/kanker.
Berdasarkan sumbernya radioterapi dibagi menjadi 2 yaitu Linac dan Cobalt.
Pelaksanaan radioterapi di RSPAD Gatot Soebroto pada kasus KNF dimulai dari pendaftaran dan
registrasi pasien kemudian dilanjutkan ke Poli utama lalu dilanjutkan ke Mould room untuk
pembuatan masker lalu CT Simulator lalu ke Treatment Planing System (TPS) dan selanjutnya
dilakukan penyinaran tentunya dengan teknik-teknik tertentu. Pelaksanaan radiasinya didukung
beberapa alat yang memiliki peranan penting selama masa penyinaran berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Asroel, Harry A. 2002. Penatalaksanaan Radioterapi pada Karsinoma Nasofaring. Sumatera


Utara: USU digital library

Umami, Vidhia. 2006. Radiologi. ed 2. Bandung : Penerbit Erlangga


Physics, Medical. 2011. Radioterapi. Diakses pada tanggal 20 Januari 2014. Dari situs
jannahmedicalphysics.blogspot.com

Susworo R. Radioterapi (dasar-dasar radioterapi dan tata laksana radioterapi penyakit kanker).
Jakarta. Universitas Indonesia-Press. 2007

Anda mungkin juga menyukai