Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan
berkembang sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang
membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak
menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan
usianya. Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan
dn berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.
Pertumbuhan memiliki pengertian “perubahan ukuran fisik dari waktu
kewaktu”. Ukuran fisik tidak lain adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi
dimensi, proporsi maupun komposisinya yang lebih dikenal dengan sebutan
antropomrtri. Oleh karena pertumbuhan merupakan suatu proses yang
berkelanjutan dan mengikuti perjalanan waktu maka pertumbuhan pada
manusia dapat diartikan pula sebagai perubahan antropometri dati waktu
kewaktu.
Perkembangan adalah perubahan kemampuan motorik (kasar maupun
halus), perilaku dan mental seorang anak. Perkembangan tidak dapat diukur
secara kuantifatif seperti halnya dengan pertumbuhan. Perkembangan dinilai
secara kualitatif.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori Balita dan Anak Prasekolah


1. Pengertian Balita dan Anak Prasekolah
Periode kanak-kanan awal terdiri atas usia anak 1-3 tahun yang disebut
dengan todler dan pra-sekolah, yaitu antara 3-6 tahun (Supartini,2004:57).
Masa pra-sekolah adalah waktu peralihan antara masa bayi dan masa
anak sekolah. Ada yang mengatakan antara usia 2-6 tahun atau usia 3-5 tahun
(Suryanah.1996:29).
Menurut Aziz (2008:22) , masa anak adalah 1-2 tahun.
Menurut Nursalam (2005:37-38) masa balita adalah umur 1-3 tahun
dan masa pra-sekolah akhir adalah 3-5 tahun.
2. Karakteristik Balita dan Anak Prasekolah
a. Balita
Pertumbuhan fisik anak relatif lebih lambat dibandingkan masa bayi,
perkembangan motoriknya berjalan lebih cepat. Anak sering mengalami
penurunan napsu makan sehingga tampak langsing dan berotot dan anak
mulai yang berjalan-jalan. Pada mulanya anak berdiri tegak dan kaku,
kemudian berjalan dengan berpegangan. Sekitar usia 16 bulan anak mulai
belajar, berlari dan menaiki tangga, tetapi masih kelihatan kaku. Anak lebih
banyak menyelidiki benda disekitarnya dan meniru apa yang di perbuat oelh
orang lain. Pada masa ini, sudah sampai waktunya anak dilatih untuk buang
air besar atau BAK pada tempatnya (toilet training) (Nursalam,20005:37).
b. Anak Prasekolah
Pertumbuhna gigi susu sudah lengkap pada masa ini. Anak kelihatan
lebih langsing. Pertumbuhan fisik juga relatif pelan, naik turun tangga sudah
dapat dilakukan, demikian pula halnya dengan berdiri dengan satu kaki
secara bergantian atau melompat. Anak mulai berkembang superegonya
(suara hati), yaitu merasa bersalah bila ada tindakannya yang keliru. Anak
juga mengenal cita-cica, belajar menggambar, menulis, dan mengenal angka
serta bentuk / warna benda (Nursalam,20005:39).
3. Pertumbuhan Balita dan Anak Prasekolah
a. Berat Badan
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar 4 kali lipat dari
berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat
badan setiap tahunnya adalah 2-3 kg. pada masa prasekolah dan sekolah akan
terjadi penambahan berat badan setiap tahunnya kurang lebih 2-3 kg (Alimul
Aziz,2008:16).
Sampai umur 1 tahun bayi ditimbang tiap bulan, kemudian tiap 3 bulan
sampai umur 3 tahun dan dilanjutkan dengan 2 kali setahun sampai umur 5
tahun. Pada umumnya berat badan pada umur 1 tahun sudah 3 x BB lahir
(Matondang,2003:177).
b. Tinggi Badan
Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-2 kurang lebih 12 cm,
sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm. pada masa
prasekolah, khususnya di akhir usia 4 tahun, terjadi penambahan rata-rata dua
kali lipat dari tinggi badan waktu lahir dan mengalami penambahan setiap
tahunnya kurang lebih 6-8 cm (Alimul Aziz,2008:16).
Secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai 1,5 kali panjang
waktu lahir dan pada umur 4 tahun 2x panjang waktu lahir
(Matondang,2003:178).
c. LILA
LILA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada
kelompok umur pra sekolah. LILA laju tumbuh lambat :
 Lahir 11 cm
 1 tahun 16 cm
 5 tahun 17 cm
(Matondang,2003:179).
d. Lingkar Kepala
Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5 cm. pada
usia 2 tahun mengalami pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan
bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke-3 dan bertambah lagi kurang
lebih 5 cm sampai usia remaja (Alimul Aziz,2008:16).
Pada bayi kurang dari 2 tahun , lingkar kepala bayi diukur secara rutin. Pada
umur 1 tahun lingkar kepala sudah bertambahn 12 cm dari waktu
lahir(Matondang,2003:180).
e. Lingkar Dada
Lingkar dada 2 cm < lingkar kepala, kemudian berangsur sama/sedikit >
lingkar kepala setelah usia 2 tahun (Matondang,2003:181).
f. Gigi
1) Pertumbuhan gigi bagian rahang atas:
 Gigi insisi sentral pada usia 8-12 bulan
 Gigi insisi lateral pada usia 9-13 bulan
 Gigi taring pada usia 16-22 bulan
 Molar pertama anak laki-laki pada usia 13-19 bulan
 Molar pertama anak perempuan pada usia 14-18 bulan, sedangkan
molar kedua pada usia 25-33 bulan
2) Pertumbuhan gigi bagian rahang bawah
 Gigi insisi sentral pada usia 6-10 bulan
 Gigi insisi lateral pada usia 10-16 bulan
 Gigi taring pada usia 17-23 bulan
 Molar pertama anak laki-laki pada usia 14-18 bulan
 Molar pertama anak perempuan pada usia 24-30 bulan, sedangkan
molar kedua pada usia 25-33 bulan
(Alimul Aziz,2008:16-17)
4. Perkembangan Balita dan Anak Prasekolah
a. Perkembangan psikoseksual ( freud )
Menurut Freud perkembangan psikoseksual anak terdiri dari fase oral,
fase anal, fase falling, dan fase genital. Berikut ini akan dijelaskan satu per
satu:
1) Fase oral (0-11 bulan) selama masa bayi, sumber kesenangan anak
terbesar berpusat pada aktivitas oral seperti menghisap, menggigit,
mengunyah, dan mengucap. Hambatan atau ketidakpuasan dalam
pemenuhan kebutuhan oral akan mempengaruhi fase perkembangan
berikutnya. Penanaman identitas gender pada bayi dimulai dengan adanya
perlakuan ibu dan ayah yang berbeda , misalnyabayi perempuan
cenderung diajak berbicara lebih banyak dari pada bayi laki-laki
sementara ayah lebih banyak melakukan aktivitas motorik pada bayi laki-
laki dari pada bayi perempuan, misalnya dengan mengangkat dan
menjunjung bayi ke atass
2) Fase anal (1-3 tahun) selama fase kedua, yaitu menginjak tahun pertama
sampai tahun ketiga kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak ,
yaitu selama perkembangan anak perkembangan otot sfingter. Anak
sering menahan feses, bahan bermain-main dengan fesesnya sesuai
dengan keinginannya , toilet training adalah waktu yang tepat dilakukan
pada periode ini.
3) Fase falik (3-6 tahun) selama fase ini genetalia menjadi area yang
menarik dan area tubuh yang sensif . anak mulai mempelajari adanya
perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki dengan mengetahui
adanya perbedaan alat kelamin. Sering kali anak penasaran dengan
pertanyaan yang diajukannya berkaitan dengan perbedaan ini. Orang tua
harus bijak dalam memberi penjelasan tentang hal ini sesuai dengan
kemampuan perkembangan kognitifnya agar anak mendapatkan
pemahaman yang benar. Selain itu, untuk memahami identitas gender
anak sering menitu ibu atau bapaknya misalnya dengan menggunakan
pakaian ayah atau ibunya. Secara psikologis pada fase ini mulai
berkembang superego yaitu anak mulai berkurang sifat egosentrisnya.
4) Fase laten(6-12 tahun) selama periode laten, anak menggunakan energi
fisik dan psikologis yang merupakan media untuk mengeksplorasi
pengetahuan dan pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun
sosialnya. Pada awal fase laten,
(supartini, 2004 : 59-60)
b. Perkembangan psikososial ( Erikson )
1) Percaya versus tidak percaya (0 sampai 1 tahun)
Penanaman rasa rasa percaya adalah hal yang sangat mendasar
pada fase ini. Terbentuknya kepercayaan diperoleh dari hubungannnya
dengan orang lain dan orang yang pertama berhubungan dengannya
adalah orangtua, terutama ibunya. Bayi belajar bahwa orangtuanya dapat
memberi perhatian dan cinta kasih melalui cinta perlakuannya sehingga
dapat menurunkan persaan tidak nyaman. Oleh karena itu, ibu
memerlukan dukungan terutama dari suami untuk membina hubungan
yang dekat dengan anak. Sebaliknya anak akan mengembangkan rasa
tidak percaya pada orang lain apabila pemenuhan kebutuhan dasar
tersebut tidak terpenuhi. (Supartini, 2004 ; 61).
2) Otonomi versus rasa malu dan ragu(1 sampai 3 tahun)
Perkembangan otonomi berpusat pada kemampuan anak
mengontrol tubuh dan lingkunganya sehingga anak ingin melakukan hal-
hal yang ingin dilakukan sendiri dengan menggunakan kemampuan yang
sudah mereka miliki, seperti berjalan, berjinjit, memanjat, dan memilih
mainan atau barang yang diinginkannya. Pada fase ini anak akan meniru
perilaku orang lain disekitarnya sebagai proses belajar. Sebaliknya
persaan malu dan ragu akan timbul apabila anak merasa dirinya kerdil
atau saat anak dipaksa oleh orang tuanya atau oleh orang dewasa untuk
memilih atau berbuat sesuatu yang dikehendaki mereka(Supartini, 2004 ;
61).
3) Inisiatif versus rasa bersalah (3 sampai 6 tahun)
Perkembangan inisiatif diperoleh dengan mengkaji lingkungan
melalui kemampuan indranya. Anak mengembangkan keinginan dengan
eksplorasi apa yang disekelilingnya. Hasil akhir yang diperoleh adalah
kemampuan menghasilkan sesuatu sebagai prestasinya. Perasaan
bersalah akan timbul apabila tidak mampu berprestasi sehingga merasa
tidak puas atas perkembangan yang tidak tercapai (Supartini, 2004 ; 61-
62).
4) Kerjasama (6 sampai 12 tahun )
Anak akanbelajar bekerja sama dan bersaing dengan anak lainnya
melalui kegiatan yang dilakukan baik akademik atau pergaulan melalui
permainan bersama. Interaksi sosial lebih luas dapat terjadi dengan
teman sebaya, umpan balik berupa kritik dan evaluasi dari teman atau
lingkungannya, mencerminkan penerimaan dan kelompok membantu
anak semakin memiliki konsep diri positif (Supartini, 2004 ;62).
5) Identitas dan kerancuan peran (12 sampai 18 tahun)
Anka remaja akan berusaha untk menyesuaikan perannya sebagai
anak yang sedang berada pada fase transisi dari kanak-kanak menuju
dewasa. Mereka menunjukkan perannya dengan bergaya sebagai remaja
yang sangat dekat dengan kelompokknya, bergaul dengan mengadopsi
nilai kelompok dan lingkungannya, untuk dapat mengambil keputusan
sendiri. Kejelasan identitas diperoleh apabila ada kepuasan yang
diperoleh dari orang tua atau lingkungan tempat ia berada, yang
membantunya melalui proses pencarian identitas diri sebagai anak
remaja sedangkan ketidakmampuan dalam mengatasi konflik akan
menimbulkan keancuan peran yang harus dijaankannya (Supartini,2004 :
63-64)
c. Perkembangan kognitif
1) Selama tahap sensorimotorik ( antara lahir dan 18 bulan), kemampuan
intelektial berkembang dan bayi memperoleh pengetahuan tentang
lingkungan melalui indra. Perkembangan mengalami kemajuan dan
aktivitas refleksif ke tindakan yang memiliki tujuan, yang terbagi menjadi
5 subtahap:
a) Subtahap 1 (dari lahir sampai usia 1 bulan), periode ini di tandai
dengan penggunaan reflek yang di bawa sejak lahir dan padat diduga
dapat bertahan hidup (missal menghisap dan menggenggam).
b) Subtahap 2 (usia 1-4 bulan). Reaksi sirkuler primer ditandai denga
pengulangan yang stereotip dan bayi focus pada tubuhnya sendiri
sebagai pusat perhatian (misal bayi menemukan bagian tubuhnya
sendiri)
c) Subtahap 3 (usia 4-8 bulan). Reaksi sirkular sekunder di
karakteristikan dengan adaptasi yang diperolehdan mengalihkan
perhatian pada objek dan lingkungan (misal bayi mencari objek yang
jatuh)
d) Subtahap 4 (usia 8-12 tahun). Pola yang disengaja dan konsolisi serta
koordinasi menandai koordinasi pada pola sekunder (misal bayi secara
aktif mencari objek yang tersembunyi)
e) Subtahap 5 ( usia 12-18 tahun). Reaksi sikular tersier dikarakteristikan
dengan perhatian pada sesuatu yang baru, kreativitas, dan penemuan
benda-benda baru melalui percobaan-bercobaan yang aktif. Subtahap
inu sempurna ketika anak mencapai pemahaman terhadap objek
permanen (yaitu anak merasakan dirinya sebagai bagian terpisah dari
orang lain dan menyimpan gambaran mental terhadap objek, atau
orang yang hilang)
Tumbuhnya kesadaranterhadap citra tubuh bersamaan dengan
perkembangan sensorimotorik. (Marmi dan Kukuh Rahayu, 2012 :
159)
d. Perkembangan moral ( kohlberg )
1) Fase preconventional yaitu anak belajar baik dan buruk atau benar dan
salah melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Fase ini terdiri
tiga tahapan yaitu tahap satu didasari egosentris yaitu kebaikan itu
seperti apa yang saya mau, sebaliknya ekspresi kurang perhatian bahkan
membencinya membuat mereka mengenal keburukan. Tahap dua yaitu
orientasi hukuman dan ketaatan baik dan buruk sebagai konsekuensi
dari tindakan, dan tahap terakhir yaitu anak berfokus pada motif yang
menyenangkan sebagai kebaikan menjalankan aturan yang memuaskan
msereka sendiri (Supartini, 2004 :65).
2) Fase conventional yaitu pada tahap ini anak berorientasi pada mutualitas
hubungan interversional denagn kelompok. Anak sudah mampu bekerja
sama dengan kelompok dan mempelajari serta mengadopsi norma-
norma bekerja sama dengan kelompok selain norma dalam
lingkungannya. Apabila perilaku anak menyebabkan mereka di terima
oleh keluarga atau teman kelompoknya, mereka mempersepsikan
prilakunya sebagai suatu kebaikan, sebaliknya jika tindakannya
mengganggu hubungannya dengan keluarga atau kelompoknya, hal ini
dipersepsikannya sebagai suatu keburukan (Supartini, 2004 :65-66).
e. Perkembangan Bahasa
1) Alat komunikasi pertama bayi adalah menangis. Orang tua biasanya dapat
membedakan tangisan (misal antara lapar dan letih).
2) Bayi menggumam antara usia 1 dan 2 bulan.
3) Bayi tertawa, mengoceh, dan membuat bunyi konsonan antara usia 3 dan
4 bulan.
4) Bayi meniru suara pada usia 6 bulan.
5) Payi melafalkan suku kata kombinasi (mama) pada usia 8 bulan
6) Bayi mengerti kata “tidak” pada usia 9 bulan.
7) Bayi mengatakan dan mengerti ma-ma dan da-da dalam kontek yang
menarik pada usia 10 bulan.
8) Bayi mengatakan antara 4 dan 10 kata dalam kontek yang benar pada usia
12 bulan
(Marmi dan Kukuh Rahayu, 2012 : 160)
f. Bermain dan Mainan usia 3 sampai 6 tahun
1) Permainan anak prasekolah biasanya bersifat asosiatif (interaktif dan
kooperatif).
2) Anak usia prasekolah memerlukan hubungan dengan teman sebayanya.
3) Aktivitas harus meningkatkan pertumbuhan dan ketrampilan motoric,
seperti melompat, berlari, dan memanjat. Orangtua dapat menganjurkan
mainan dan permainan yang meningkatkan perkembangan motoric kasar
dan halus seperti :
a) Sepeda roda tiga, roda yang besar, peralatan senam, kolam renang
plastic, dan kotak pasir untuk meningkatkan ketrampilan motoric
kasar.
b) Balok-balok besar, permainan puzzle, pensil crayon, cat, kerajian
tangan sederhana, dan permainan elektronik yang sesuai usia
untuk meningkatkan motoric halus.
c) Pakaian yang dapat dilepas dan boneka, mainan peralatan rumah
tangga, bermain tenda, boneka tangan, serta peralatan dokter dan
perawat untuk meningkatkan permainan imitative dan imajinasi.
4) Permainan imitative, imajinativ, dan dramatis penting. Usia prasekolah
merupakan tahap khas untuk bermain dengan teman imajinatif.
5) TV dan permaianan video game seharusnya hanya merupakan bagian dari
ermainan anak dan orang tua harus memantau isi serta jumlah waktu yang
dihabiskan untuk kedua aktivitas ini.
6) Anak usia prasekolah yang aktif dan ingin tahu memerlukan pengawasan
orang dewasa, terutama di dekat air, peralatan senam dan bahaya
potensial lainnya.
Bermain usia 1 sampai 3 tahun
a. Todler terlibat dalam permainan paralel, yaitu bermain berdampingan,
tetapi tidak bermain dengan yang lain. Meniru adalah salah satu bentuk
permainanyang paling umum.
b. Rentang perhatian yang pendek menyebabkan toddler menganti mainan
1) Tujuan mainan pada masa toddler adalah untuk meningkatkan
ketrampilan lokomotor (mainan yang di tarikan dan di dorong) untuk
meningkatkan imitasi , perkembangan bahasa, kertampilan motoric
kasar dan kalus
2) Mainan harus amam ( tidak mempunyai bagian yang dapat terlepas
atau kecil ). Contoh contoh mainan yang aman dan sesuai untuk
toddler adalah sebagai berikut :
a) Boneka dan mainan peralatan rumah tangga
b) Telepon mainan dan buku pakaian
c) Mainan kuda goyang dan mobil mainan yang dapat dikerdarai
(sesuai usia), cat tangan bermain dengan tanah liat, permainan
pluzze ukuran besar dari plastik, dan blok-blok besar (Muscari,
2005: 63-64)
5. Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang
a. Asuh
Yang termasuk kebutuhan asuh adalah :
1) Nutrisi yang mencukupi dan seimbang
Sejak berumur 6 bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan
tambahan atau makanan pendamping asi. Pemberian makanan
tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik dan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa
bayi dan prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, `terutama
pertumbuhan otak.
2) Perawatan kesehatan dasar
Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan
beberapa upaya misalnya imunisasi kontril kepuskesmas/posyandu
secara berkala, diperiksakan segera bila sakit. Dengan upaya tersebut
keadaan kesehatan anak dapat dipantau secara dini, sehingga bila ada
kelainan maka anak segera mendapatkan penanganan yang benar.
3) Pakaian
Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai.
4) Perumahan
Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal tersebut
akan membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang secara
optimal.
5) Hygiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah
mengurangi resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi.
6) Kesegaran jasmani (olahraga dan rekreasi)
Aktivutas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan
oto-otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga
membantu meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan
lainnya. Aktivitas olahraga dan rekreasi anak balita merupakan
aktivitas bermain yang menyenangkan.
b. Asih
1) Kasih sayang orang tua
Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak
dengan penuh kasih sayang.
2) Rasa aman
Adanya interaksi yang harmonis antara orang tau dan anak akan
memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari-
hari
3) Harga diri
Setiap anak ingin diakui keberadaannya dan keinginannya. Apabila
anak diacuhkan, maka hal ini dapat menyebabkan frustasi
4) Dukungan atau dorongan
Apabila orang tau sering melarang aktivitas yang akan dilakukan,
maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam
melakukan setiap aktivitasnya.
5) Mandiri
Agara anak menjadi pribadi yang mandiri amaka sejak awal anak
harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam
melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan
kemampuan dan perkembangan anak.
6) Rasa memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-
barang yang dipunyainya, sehingga anak tersebut mempunyai rasa
tanggungjawab untuk memelihara barangnya.
7) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman
Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
kemampuan dan sifat-ssifat bawaannnya.
c. Asah (kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berua
latihan atau bernain. Stimulasi merupakan kebutuhan yag sangat penting
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Asah merupakan kebutuhan
untuk perkembangan mental psikososial anak yang dapat dilakukan dengan
pendidikan dan pelatihan.
(Nursalam, 2005 : 41-43)
6. Imunisasi
a. Pengertian
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga
tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. (Proverawati, 2010 : 8)
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat
anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. (Alimul, 2008:54)
b. Tujuan
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi
agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang
disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. (Proverawati, 2010:5)
1) DPT
Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus
yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium Diphteria. Difteri dapat ditularkan melalaui batuk dan
bersin orang yang terkena penyakit ini. Pertusis merupakan suatu penyakit
yang disebabkan oleh kuman Bordetella Pertussis. Batuk rejan dapat
ditularkan melalui batuk dan bersin orang yang terken apenyakit ini.
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi kuman
Clostridium Tetani yan g bersifat anaerob. Penderita akan mengalami
kejang-kejang, pada bayi air susu ibu btidak bisa masuk selanjunya
penderita akan kesulitan menelan dan kekakuan pada leher dan tubuh. Cara
imunisasi DPT adalaah melalui ijnkesi IM suntikian diberikan pada paha
tengah luar atau Subcutan dalam dengan dosis 0,5 cc. Pemberian vaksin
DPT dilakukan tiga kali mulai bayi umur 2-11 bulan dengan interval 4
minggu. Imunisasi ini diberikan 3 kali karena pemberian pertama antibodi
dalam tubuh masih rendah, pemberian ke dua mulai meningkat dan
pemberian ke tiga diperoleh cukup antibodi.efek sampingnya berupa
pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan demam, sedangkan
efek berat bayi menangis hebat karena kaskitan selama kurang lebih empat
jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan shock.
2) Campak
Imunisasi campak merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah
terjadinya penyakit campak pada anak karena termasuk penyakit menular.
Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Pembereian vaksin
campak hanya diberikan satu kali, dapat dilakukan pada umur 9-11 bulan
dengan dosis 0,5 cc. Sebelum disuntikan vaksin camapak dilarutkan
dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
Kemudian suntikan diberikan lengan kiri atas secara subcutan. Hingga 15
% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari
yang dapat terjadi 8-12 jari setelah vaksinasi. Pemberian imunisasi tidak
boleh dilakukan apada orang yang mengalami imunodefisiensi atau
individui yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia
dan limfoma.
( Atikah Proverawati,2010 : 33 – 34)

B. Tinjauan Teori Manajemen Kebidanan Anak Prasekolah


1. Langkah - Langkah Manejemen Kebidanan Anak Prasekolah
PENGKAJIAN
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
IDENTITAS
a. Identitas bayi
1) Nama
Identitas dimulai dengan nama pasien, yang harus jelas dan lengkap:
nama depan, nama tengah (bila ada) nama keluarga, dan nama panggilan
akrabnya. (Matondang,corry, 2003:5)
2) Tanggal / jam lahir
Waktu kelahiran sempurna adalah segera ketika bayi terpisah dengan
ibunya.Tali pusat dan placenta tidak berhubungan dengan tubuh bayi,
sehingga posisinya tidak mempengaruhi waktu persalinan. (Hamilton,
1995:208)
3) Umur
Umur pasien sebaiknya didapat dari tanggal lahir, yang dapat
ditanyakan ataupun dilihat dari Kartu Menuju Sehat atau kartu
pemeriksaan kesehatan lainnya. Apabila tanggal lahir tidak diketahui
dengan pasti, maka ia dapat diperkirakan dengan menhubungkannya
dengan suatu peristiwa yang umum diketahui misalnya hari raya (idul
Fitri, natal, hari proklamasi, dsb.). kecuali untuk kepentingan identitas,
umur perlu diketahui mengingat periode usia anak (periode neonatus,
bayi, prasekolah, balita, sekolah, akil balik) mempunyai kekhasannya
sendiri dalam morbiditas dan mortalitas. Usia anak juga diperlukan untuk
menginterpretasi apakah data pemeriksaan klinis anak tersebut normal
sesuai dengan umurnya.(Matondang,Corry S,dkk.2003:5 )
4) jenis kelamin
Jenis kelamin pasien sangat diperlukan, selain untuk identitas juga untuk
penilaian data pemeriksaan klinis, misalnya nilai-nilai baku, insiden seks,
penyakit-penyakit terangakai seks (sex-linked) (Matondang,Corry
S,dkk.2003:5)
b. Biodata orang tua
1) Nama orang tua
Nama ayah, ibu atau wali pasien harus dituliskan dengan jelas agar tidak
keliru dengan orang lain, mengingat banyak sekali nama yang sama. Bila
ada, titel yang bersangkutan harus disertakan.(Matondang,Corry
S,dkk.2003:5)
2) Umur, pendidikan, dan pekaerjaan orang tua
Selain sebagaui tambahan identitas, informasi tentang pendidikan dan
pekerjaan dan pekerjaan orangtua baik ayah maupun ibu, dapat
menggambarkan keakuratan data yang akan diperoleh serta dapat
ditentukan pola pendekatan dalam anamnesis. Tingkat pendidikan
orangtua jauga berperan dalam pendekatan selanjutnya, misalnya dalam
pemerksaan penunjang dan penentuan tata laksana pasien selanjutnya.
(Matondang,Corry S,dkk.2003:5)
3) Agama dan suku Bangsa
Data tentang agama dan suku bangsa juga memantapkan identitas;
disamping itu perilaku seseorang tentang kesehatan dan penyakit sering
berhubungan dengan agama dan suku bangsa, kebiasaan, kepercayaan,
dan tradisi dapat menunjang namun tidak jarang dapat menghambat
perilaku hidup sehat (Matondangng,Corry S,dkk.2003:6)
4) Alamat
Tempat tinggal pasien harus dituliskan dengan jelas dan lengkap dengan
nomer rumah, nama jalan, RT, RW, kelurahan dan kecamatannya, serta
bila ada nomor telephonnya. Kejelasan alamat keluarga ini amat
diperlukan agar sewaktu-waktu dapat dihubungkan bila pasien menjadi
sangat gawat, atau perlu tindakan opersai segera, atau perlu pembelian
obat atau alat yang tidak tersdia di rumah sakit dan sebagainya.
(Matondang,Corry S,dkk.2003:6)

I. DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan Utama
Anamnesis tentang penyakit pasien diawalai dengan kleuhan utama,
yaitu keluhan atau gejala yang menyebabakan pasien dibawa
berobat.Perlu diperhatikan bahwa kleuhan utama tidak selalu merupakan
kleuhan yang pertama yang disampaikan oleh orang tua pasien; hal ini
terutama pada orangtua pendidikannya rendah yang kurang dapat
mengemukakan esensi masalah. (Matondang,Corry S,dkk.2003:6-7)
Contoh keluhan utama, yaitu Ibu ingin memeriksakan tumbuhan
kembang anaknya dan melakukan imunisasi.
2. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien perlu diketahui dengan akurat untuk memperoleh
gambaran keadaan kesehatan keluarga pasien.berbagai jenis penyakit
bawaan dan penyakit keturunan juga mempunyai latar belakang sosial-
budaya. Terdapatnya perkawinan dengan keluarga dekat antara ayah dan
ibu terdapatnya penyakit tertentu pada keluarga (stigmata alergi,
penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, atau penyakit keganasan,
epilepsi dan lain-lain) perlu ditanyakan, sebab mungkin berhubungan
dengan masalah kesehatan yang dihadapi sekarang. (Matondang,Corry
S,dkk.2003:15-16)
3. Riwayat kesehatan anak
Riwayat yan g pernah diderita anak sebelumnya perlu diketahui, karena
mungkin ada hubungannya dengan penyakit sekarang, atau setidak-
tidaknya memberikan informasi untuk membantu pembuatan diagnosis
dan tata laksana penyakitnya sekarang.
(Matondang,Corry S,dkk.2003:12)
4. Riwayat kehamilan sekarang
Hal pertama yang perlu ditanyakan adalah keadaan kesehatan ibu selama
hamil, ada atau tidaknya penyakit, serta upaya yang dilakukan untuk
mengatasi penyakit tersebut. Dirinci pula beberapa kali ibu melakukan
kunjungan Antenatal dan kepada siapa kunjungan antenatal dilakukan
(dukun, perawat, bidan, dokter umum, dokter spesialis)
(Matondang,Corry S,dkk.2003:12-13)
5. Riwayat persalinan sekarang
Riwayat kelahiran pasien harus ditanyakan dengan teliti, termasuk
tanggal, dan tempat kelahiran, siapa yang menolong, cara kelahiran
(spontan, ekstrasi cunam, ekstrasi vacum, bedah caisar), adanya
kehamilan ganda, keadaan segera setelah lahir, dan morbiditas pada
hari-hari pertama setelah lahir. Berat dan panjang badan lahir selalu
ditanyakan.Maka dapat diketahui apakah bayi saat lahir sesui, kecil, atau
besar untuk masa kehamilannya.
(Matondang,Corry S,dkk.2003:13)
6. Riwayat imunisasi
Harus dicatat menurut perangkat penampilan bersama komplikasinya.
Khusunya, penyakit yang memberikan kekebalan tetap seprti morbili,
mumps, roseola infantum, rubella, dan varicella harus dicatat serta
dilakukan pertanyaan tentang penyuntikan melawan penyakit yang biasa
(difteri, pertusis, tetanus, BCG, hepatitis B, polio mielitis, morbili,
mumps dan rubella) dan pemberian obat belakangan ini. (catzel dan Ian
Roberts, 1990 : 15)
Imunisasi dasar ada BCG, Hepatitis B, polio, DPT, campak dan
imunisasi yang dianjurkan ada Hib, PVC, influenza, MMR, tifoid,
hepatitis A, varicella (Aziz Alimul,2008:58).
7. Pertumbuhan dan perkembangan
a. Usia 1 sampai 2 tahun
Motorik kasar: merangkak, berdiri dan berjalan beberapa langkah,
berjalan cepat, cepat-cepat duduk agar tidak jatuh,
merangkak di tangga, berdiri di kursi tanpa
pegangan, menarik dan mendorong benda-benda
berat.
Motoric halus: mencoret-coret dengan satu tangan, menggambar
garis tanpa beraturan, memegang pensil, belajar
menggunting, mengancing baju, memakai baju
sendiri.
b. Usia 3 sampai 4 tahun
Motorik kasar: melompat dengan satu kaki, berjalan menyusuri
papan, menangkap bola besar, mengendarai sepeda,
berdiri dengan satu kaki.
Motorik halus: menggambar manusia, mencuci tangan sendiri,
membentuk benda dari plastisin, membuat garis
lurus dan lingkaran cukup rapi.
c. Usia 4 sampai 5 tahun
Motorik kasar: menuruni tangga dengan cepat, seimbang saat
berjalan mundur, melompati rintangan, melempar
dan menangkap bola, melambungkan bola.
Motorik halus: menggunting dengan cukup baik, melipat amplop,
membawa gelas tanpa menumpahkan isinya,
memasukkan benang ke lubang besar (Marmi dan
Pupuh Rahayu,2012:159 )
8. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi
1) Kebutuhan nutrisi anak prasekolah hampir sama dengan todler ,
meskipun kebutuhan kalori menurun samapai 90 kkal /kg hari.
2) Kebutuhan protein tetap 1,2 g/kg /hari
3) Kebutuhan cairan adalah 100 ml/kg hari bergantung pada aktivitas
anak(Muscari, 2005 : 59)
Pola dan pemilihan makanan
a) Anak usia prasekolah mungkin menolak sayuran makanan
kombinasi dan hati
b) Makanan yang disukai diantaranya sereal daging kentang bakar
buah-buahan dan permen
c) Banyak anak yang berusia 3-4tahun tidak dapat diam atau
cerewet selama makan dalam keluarga dan tetap dapat berjuan
dengan penggunaan peralatan makan
d) Kebiasaan makan orang lain mempengaruhi anak usia 5 tshun
(1) Anak cenderung fokus pada asapek sosial makan antara lain
percakapan dimeja makan ,sikap dimeja makan dan
kemauan untuk mencoba makanan yang baru serta
membantu menyiapkan atau membersihkan makanan .
(2) Anak usia prasekolah yang lebih besar dapat menggunakan
sendok dan garpu. (Muscari, 2005 : 60)
b. Eliminasi
Eliminasi urine (buang air kecil) perlu dikaji apakah anak sering
kencing, jumlah urinenya sedikit/banyak, dan merasa sakit/tidak saat
buang air karena dapat berpengaruh pada saluran perkemihanya
(Saifudin, 2002).
1) Sebagian besar anak mampu melakukan toilet training dengan
mandiri pada periode prasekolah. Beberapa anak mungkin masih
mengompol dicelana .sebagian besar lupa untuk mencuci
tangannya dan untuk membilas (cebok)
2) Anak anak berkemih rata-rata 500 sampai 1000 mL/hari
(Muscari, 2005 : 60)
c. Istirahat
Pola tidur
1) Rata-rata anak usia prasekolah tidur 11 samai 13 jam sehari
2) Sebagian anak prasekolah memerlukan tidur siang sampai usia 5
tahun yaitu saat sebagian besar memasuki taman kanak-kanak .
kebiasaan tidur dapat dihilangkan jika tampak menganggu waktu
tidur malam hari. Jiak anak masih memerlukan tidur siang, cukup
selama 30-60 menit
3) Ritual yang menentramkan dan relaksasi sebelum tidur harus
membantu menengakan anak. Ritual sebelum tidur dapat memakan
waktu 30 menit atau lebih.
4) Masalah tidur yang umum antara lain mimpi buruk teror dimalam
hari sulit istirahat setelah sibuk seharian, aktvitas pengantar tidur
terlalu lama sehingga menunda tidur, dan terbangun dimalam hari.
5) Untuk sebagian anak rasekolah, objek yang menimbulkan rasa
aman dan lampu tetap menyala saat tidur dapat membantu tidur.
(Muscari, 005 :60)
d. Kebersihan
Orang tua harus membersihkan gigi todler dengan sikat gigi lembut
dan air, dan kemudian sela-sela gigi dengan benang halus. Pasta gigi
mungkin tidak digunakan jarena todler tidak akan menyukai busanya.
Pasta gigi berfluorida berbahaya jika tertelan. (muscari,2005 ; 45)
e. Pola aktivitas
aktivutas olahraga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan oto-
otot tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu
meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya.
Aktivitas olahraga dan rekreasi anak balita merupakan aktivitas
bermain yang menyenangkan (Nursalam, 2005 : 42).

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan umum
Keadaan umum
Pemeriksaan fisis harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum
pasien yang mencakup: (1) kesan keadaan sakit, termasuk fasies dan
posisi pasien; (2) kesadaran; (3) kesan status gizi. Dengan penilaian
keadaan umum ini akan dapat diperoleh kesan apakah pasien dalam
keadaan distress akut yang memerlukan pertolongan segera, ataukah
pasien dalam keadaan yang relatif stabil sehingga pertolongan dapat
diberikan setelah dilakukan pemeriksaan fisis yang lengkap.
1) Menangis
Tangisan bayi dapat memberikan keteranagn keadaan bayi, misalnya
tangisan yang melengking menunjukkan bayi dengan kelainan
neurologis, sedangkan tangisan yang lemah atau merintih terdapat
pada bayi dengan kesukaran pernapasan (Matondangng,2000:150).
2) Gerakan
Keaktifan neonatus dinilai dengan melihat posisi dan gerakan
tungkai dan lengan pada neonates cukup bulan yang sehat, psisi
ekstremitas adalah dalam keadaan fleksi, sedang gerakan tungkai
dan lengannya aktif dan simetris. Bila ada asimetris pikirkan
terdapatnya kelumpuhan atau patah tulang. Apabila neonates diam
saja, mungkin terdapat depresi susunan saraf pusat atau akibat obat,
akan tetapi masih mungkin juga bayi dalam keadaan tidur nyenyak
(Matondang,2000:150).
Warna kulit : warna (sianosis, pucat, iktreus )
Pigmentasi, loka atau menyeluruh (cafe-au-lait, bercak
biru, albinisme)
Turgor : tidak elastis menggambarkan dehidrasi, pengerutan
menggambarkan baru kehilangan berat badan, striae
menbggambarkan kenaikan berat badan mendadak,
edema, ‘pitting’ memerlukan tekanan yang lebih kuat
untuk menimbulkannya dibanding orang dewasa.
(Catzel dan Ian roberts, 1990 : 18)
Kesadaran :Kesadaran dapat dinilai bila pasien tidak tidur.
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai:

a) Komposmentis: pasien sadar sepenuhnya dan


memberi respons yang adekuat terhadap semua
stimulus yang diberikan
b) Apatis: pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh
tak acuh terhadap keadaan sekitarnya, ia akan
memberi respons yang adekuat bila diberikan
stimulus
c) Somnolen: tingkat kesadaran yang lebih rendah
daripada apatis, pasien tampak mengantuk,
selalu ingin tidur; ia tidak responsif terhadap
stimulus ringan, tetapi masih memberikan
respons terhadap stimulus yang agak keras,
kemudian tertidur lagi
d) Sopor: pada keadaan ini pasien tidak
memberikan respons ringan maupun sedang,
tetapi masih memberi sedikit respons terhadap
stimulus yang kuat, refleks pupil terhadap
cahaya masih positif
e) Koma: pasien tidak dapat bereaksi terhadap
stimulus apapun, refleks pupil terhadap cahaya
tidak ada, ini adalah tingkat kesadaran yang
paling rendah
f) Delirium: keadaan kesadaran yang menurun
serta kacau, biasanya disertai disorientasi,
iritatif, dan salah persepsi terhadap rangsangan
sensorik hingga sering terjadi halusinasi
Vital sign :
1. Nadi :Dalam menilai nadi, kesalahan yang seringkali
dilakukan adalah pemeriksa hanya menghitung frekuensi nadi per
menit; padahal seharusnya penilaian nadi harus mencakup: (a)
frekuensi atau laju nadi, (b) irama, (c) isi atau kualitas, serta (d)
ekualitas nadi.
a) Laju nadi
Takikardia adalah laju denyut jantung yang lebih cepat
daripada laju normal.Keadaan ini antara lain dapat terjadi pada
keadaan demam, aktivitas fisis, ansietas, tirotoksikosis,
miokarditis, gagal jantung, dehidrasi atau renjatan.
Bradikardia adalah frekuensi denyut jantung yang lebih lambat
dari frekuensi normal.Keadaan ini bila terjadi pada demam,
menyarankan terdapatnya infeksi salmonella.
b) Irama
Dalam keadaan normal irama nadi adalah teratur.Disritmia
(aritmia)sinusadalah ketidakteraturan nadi yang paling
sering dijumpai. Pada keadaan ini denyut nadi teraba lebih
cepat pada waktu inspirasi dan lebih lambat pada waktu
ekspirasi.Hal ini sering terdapat pada anak di atas umur 3
tahun, dan makin jelas pada remaja, terutama bila laju nadi
kurang dari 100/menit.
c) Kualitas nadi
Isi perabaan nadi yang normal disebut cukup.Pulsus seler
adalah nadi yang teraba sangat kuat dan turun dengan
cepat, akibat tekanan nadi (perbedaan tekanan sistolik dan
diastolik) yang besar. Keadaan tersebut biasanya disertai
dengan pulsasi kapiler, yang dapat diperiksa dengan cara
menekan ujung kuku dengan ringan.
d) Ekualitas nadi
Dalam keadaan normal, isi nadi teraba sama pada keempat
ekstremitas. Pada koarketasioaorta, nadi pada ekstremitas
atas teraba kuat sedang pada ekstremitas bawah teraba
lemah sampai tidak teraba.Pada penyakit Takayasu yang
seringkali mengenai cabang-cabang arkus aorta, nadi di
ekstremitas bawah teraba normal sedangkan nadi di
ekstremitas atas teraba lemah atau tidak teraba.
2. Tekanan Darah
Idealnya, pada setiap pasien harus diukur tekanan darah pada
keempat ekstremitas. Pemeriksaan pada satu ekstremitas dapat
dibenarkan, apabila pada palpasi teraba denyut nadi yang normal
pada keempat ekstremitas ( nadi kedua arteri brakialis atau radialis
dan kedua arteri femoralis atau dorsalis pedis).
Apabila terdapat keraguan pada denyut nadi keempat ekstremitas,
atau bila terdapat hipertensi pada pengukuran satu ekstremitas,
maka pengukuran tekanan darah mutlak harus dilakukan pada
keempat ekstremitas. Apabila pengukuran tekanan darah
dilakukan pada satu ekstremitas, yang biasa digunakan ialah
lengan atas kanan, untuk menghindarkan kesalahan akibat
terdapatnya koarktaksio aorta sebelah proksimal dari arteri
subklavia kiri yang menyebabkan tekanan darah di lengan kanan
tinggi dan di tempat lain rendah, hendaknya dicatat keadaan
pasien pada waktu tekanan darah diukur (duduk, berbaring tenang,
tidur, menangis), karena keadaan pasien dapat mempengaruhi
hasil penilaian.
3. Pernapasan
Dalam keadaan normal tipe penapasan bayi adalah abdominal atau
diafragmatik.Terdapatnya pernapasan torakal pada bayi dan anak
kecil menunjukkan adanya kelainan paru, kecuali bila pasien
sangat kembung.Makin besar anak makin jelas komponen torakal
pada pernapasan, dan pada anak umur 7 sampai 8 tahun,
komponen torakal menjadi predominan (torakoabdominal).
(Matondang, 2003, 22-30)
4. Suhu
Suhu rectum menggambarkan suhu tubuh pasien
(coretemperature) yang lebih tinggi daripada suhu yang diukur di
tempat lain. Semua pengukuran suhu harus dilakukan selama 3
menit. Pada umumnya suhu aksila 1ºC lebih rendah daripada suhu
rectum, sedang suhu mulut 0,5ºC lebih rendah daripada suhu
rectum. Dalam keadaan normal suhu aksila antara 36ºC sampai
37ºC. (Matondang, 2003, 174)
b) Pemeriksaan antropometri
(1) Berat badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran antopometri yang
terpenting karena dipakai untuk memeriksa kesehatan anak pada
semua kelompok umur.
Pada usia beberapa hari berat badan akan mengalami
penurunan yang sifatnya normal yaitu sekitar 10% dari berat
badan saat lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium
dan air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupi,
misalnya produksi asi yang belum lancar. Umumnya berat badan
akan kembali mencapai berat lahir pada hari kesepuluh.
Pada bayi sehat, kenaikan bebrat badan normal pada triwulan
I adalah sekitar 700- 1000 gr perbulan, pada triwylan II sekitar
500-600 gram perbulan, pada triwulan III sekitar 350-450 gram
perbulan dan triwulan IV sekitar 250-350 gram perbulan.
Dari perkiraan tersebut dapat diketahui bahwa pada usia 6
bulan pertama berat badan akan bertambah sekitar 1 kg perbulan,
sementara pada 6 bukan berikutnya ±0.5 kg perbulan. Pada tahun
kedua kenaikan berat badan ±0.5 kg perbulan setelah 2 tahun
kenaikan berat badan tidak tentu sekitar 2,3 kg pertahun. Pada
tahap masa remaja akan terjadi pertambahan berat badan secara
cepat.
Berat badan jua diperkirakan dengan rumus atau pedoman
dari Behram (1992) yaitu
1 berat badan lahir 3,25 kg
2 berat badan usia 3-12 bulan menggunakan rumus
umur ( bulan ) + 9 n+ 9
=
2 2
3 berat badan usia 1-6 tahun menggunakan rumus :
(umur (tahun)x 2) + 8 = 2n+8
Keterangan : n adalah usia anak
(Nursalam, 2005 : 48)
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat badan sekitar 4
kali lipat dari berat badan lahir pada usia kurang lebih 2,5 tahun serta
penambahan berat badan setiap tahunnya adalah 2-3 kg. pada masa
prasekolah dan sekolah akan terjadi penambahan berat badan setiap
tahunnya kurang lebih 2-3 kg (Alimul Aziz,2008:16).
Pada umumnya berat badan pada umur 1 tahun sudah 3 x BB
lahir (Matondang,2003:177).
(2) Tinggi badan
Rata-rata todler bertambah tinggi sekitar 7,5 cm pertahun. Rata- rata
tinggi todler usia 2 tahun sekitar 86,6 cm. Tinggi badan pada usia 2
tahun adalah setengah dari tinggi dewasa yanf diharapkan. (Muscari ,
2005 :43)
Pada masa bermain penambahan selama tahun ke-2 kurang lebih 12
cm, sedangkan penambahan untuk tahun ke-3 rata-rata 4-6 cm. pada
masa prasekolah, khususnya di akhir usia 4 tahun, terjadi
penambahan rata-rata dua kali lipat dari tinggi badan waktu lahir dan
mengalami penambahan setiap tahunnya kurang lebih 6-8 cm (Alimul
Aziz,2008:16).
Secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai 1,5 kali
panjang waktu lahir dan pada umur 4 tahun 2x panjang waktu lahir
(Matondang,2003:178).
(3) Lingkar kepala
Pada usia 1-2 tahun, ukuran lingkar kepala sama dengan lingkar dada.
Total laju peningktan lingkar kepala pada tahun kedua adalah 2,5 cm,
kemudian berkurang menjadi 1,25 cm pertahun sampai usia 5 tahun.
(Muscari ,2005 :43)
Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan kurang lebih 46,5
cm. pada usia 2 tahun mengalami pertumbuhan kurang lebih 49 cm,
kemudian akan bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke-3 dan
bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai usia remaja (Alimul
Aziz,2008:16).
Pada bayi kurang dari 2 tahun , lingkar kepala bayi diukur secara
rutin. Pada umur 1 tahun lingkar kepala sudah bertambahn 12 cm dari
waktu lahir(Matondang,2003:180).
(4) Lingkar lengan atas
Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat lahir, LILA
sekitar 11 cm dan pada tahun pertama, LILA menjadi 16 cm
selanjutnya ukuran tersebut tidak banyak berubah samapi usia 3 tahun.
Ukuran LILA mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot
yang tidak terpenagruh oleh keadaan cairan tubuh dan berguna untuk
menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak prasekolah. (Nursalam,
2005: 53)
LILA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/tumbuh kembang pada
kelompok umur pra sekolah. LLA laju tumbuh lambat :
 Lahir 11 cm
 1 tahun16 cm
 5 tahun17 cm
(Matondang,2003:179).
(5) Lingkar Dada
Lingkar dada 2 cm < lingkar kepala, kemudian berangsur
sama/sedikit > lingkar kepala setelah usia 2 tahun
(Matondang,2003:181).
1) Pemeriksaan fisik

Kepala Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa lingkar kepala.


Apabila didapatkan lingkar kepala yang lebih besar dari
normal biasanya dinamakan makrosefali dan biasanya dapat
ditemukan pada penyakit hidrosefalus. Sebaliknya apabila
lingkar kepala lebih kecil dari normal disebut mikrosefali.
Pemeriksaan yang lain adalah ubun-ubun dan fontanel
ubun-ubun besar, normalnya bertekstur rata dan sedikit
cekung namun apabila ubun-ubun besar menonjol dapat
menunjukkan adanya peningkatan tekanan intrakranial,
sedangkan apabila cekung kemungkinan terjadi dehidrasi
dan malnutrisi. (Aziz Alimul, 2008:79)
Muka Pemeriksaan wajah pada anak dilakukan untuk menilai
kesimetrisan wajah. Assimetris pada wajah dapat
disebabkan oleh adanya paralisis fasialis. Selain melihat
kesimetrisan wajah pemeriksaaan ini juga dilakukan untuk
menilai adanya pembengkakan daerah wajah (Aziz Alimul,
2008:79).
Mata Pemeriksaan ini bermanfaat untuk menilai visus atau
ketajaman penglihatan. Pemeriksaan mata selanjutnya
adalah pemeriksaan palpebra. Dilihat apakah simetris atau
tidak, kelainan yang muncul antara lain adanya ptosis,
dimana palpebra tidak dapat terbuka. Lagoftalmos terjadi
apabila kelopak mata tidak dapat menutup dengan
sempurna, sehingga sebagian kornea tidak terlindungi oleh
kelopak mata dan pseudolagoftalmos ditandai dengan
kedua belah mata tidak tertutup dengan sempurna.
Pemeriksaan sklera dilakukan untuk menilai warna sklera.
Sklera normal berwarna putih. Demikian juga dengan
kornea, pada pemeriksaaan dilihat jernih atau tidak,
apabila terjadi peradangan maka tampak adanya
kekeruhan. Pemeriksaan pupil dilakukan untuk melihat
kemampuan pupil dalam membesar dan mengecil. Pada
keadaan normalpupil berbentuk bulan dan simetris. Pupil
dikatakan normal apabila diberikan sinar akan mengecil
dan refleks cahaya langsung maupun kontraleteral pada
yang tidak disinari. Adanya midriasis atau dilatasi pupil
menunjukkan adanya rangsangan simpatis. Pada
pemeriksaan konjungtiva dapat dilihat apakah ada
perdaraha subkonjungtiva atau tidak. Perdarahan dapat
ditandai dengan adanya hiperemia dan edema konjungtiva
palpebra. Pemeriksaan lensa dapat dilakukan dengan
menilai jernih atau tidaknya lensa. Apabila ditemukan
kekeruhan pada lensa, maka kemungkinan pasien katarak.
Pada pemeriksaan bola mata, apabila ditemukan bola mata
menonjol dinamakan eksoftalmos dan apabila bola mata
mengecil dinamakan enoftalmos. Pemeriksaan strabismus
atau juling ditentukan apabila ditemukan sumbu visual
yang tidak sejajar pada lapang gerakan bola mata. . (Aziz
Alimul, 2008:80)
Telinga Pemeriksaan liang telinga dapat dilakukan dengan
bantuaan otoskop. Pemeriksaan selanjutnya adalah
membran timpani, pemeriksaan ini dikatakan normal bila
membran timpani sedikit cekung dan mengkilap, kemudian
dilihat juga adanya perforasi atau tidak. Berikutnya
dilakukan pemeriksaan mastoid dengan melihat adanya
pembengkakan pada daerah mastoid, setelah itu baru
dilaksanakan pemeriksaan pendengaran apakah mengalami
gangguan atau tidak dengan bantuan alat garpu tala.
Pemeriksaan telinga yang spesifik untuk bayi misalnya
pemeriksaan kesimtrisan daun telinga yang khas pada bayi
atau anak yang mengalami down sindrom . (Aziz Alimul,
2008:80-81)
Hidung Pemeriksaan hidung dilakukan untuk menilai adanya
kelainan bentuk hidung juga untuk menentukan adanya
epistaksis(perdarahan) (Aziz Alimul, 2008:81).
Mulut Pemeriksaan mulut dilakukan untuk menentikan ada
tidaknya rismus yang merupakan kesulitan membuka
mulut, halitosis yang merupakan bau mulut yang tidak
sedap karena personal hygiene yang kurang, serta
labioskisis dimana keadaan bibir tidak simetris.
Pemeriksaan selanjutnya adalah gusi yang dapat
ditentukan dengan melihat adanya edema atau tanda-tanda
peradangan. Pemeriksaan lidah juga dapat dilakukan untuk
menilai apakah teerjadi kelianan kongenital atau tidak.
Kelainan ini dapat berupa adanya makroglosia(lidah terlau
besar), mikroglosia atau lidah terlalu kecil, dan
glosoptosis(lidah tertarik kebelakang). Pemeriksaan gigi
ada tidaknya karies dentis yang terjadi akibat infeksi
bakteria (Aziz Alimul, 2008:81).
Gigi:
Pertumbuhan gigi bagian rahang atas:
 Gigi insisi sentral pada usia 8-12 bulan
 Gigi insisi lateral pada usia 9-13 bulan
 Gigi taring pada usia 16-22 bulan
 Molar pertama anak laki-laki pada usia 13-19 bulan
 Molar pertama anak perempuan pada usia 14-18 bulan,
sedangkan molar kedua pada usia 25-33 bulan
Pertumbuhan gigi bagian rahang bawah
 Gigi insisi sentral pada usia 6-10 bulan
 Gigi insisi lateral pada usia 10-16 bulan
 Gigi taring pada usia 17-23 bulan
 Molar pertama anak laki-laki pada usia 14-18 bulan
 Molar pertama anak perempuan pada usia 24-30 bulan,
sedangkan molar kedua pada usia 25-33 bulan
(Alimul Aziz,2008:16-17)
Leher Untuk menilai adanya tekanan pada vena jugularis dengan
cara meletakkan pasien dalam posisi telentang dengan
dada dan kepala diangkat setinggi 15-30º, pada
pemeriksaan ini dapat ditemukan ada tidaknya distensi
pada vena jugularis. Pemeriksaan yang lain adalah ada
tidaknya massa dalam leher. Pemeriksaan pada bayi
dilakukan dalam keadaan telentang, kemudian kelenjat
tyroid diraba dari kedua sisi dengan jari telunjuk dan
tengah. Perhatikan adanya pergerakan pada tyroid keatas
apabila pasien menelan (Aziz Alimul, 2008:82)
Dada Untuk dapat diperoleh informasi yang akurat pemeriksaan
dada harus dilakukan dengancermat dan sistematis yang
meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. .
(Matondang, 2003:67)
Ketiak Kelenjar supratrokhlear dapat yang pertama-tama terkena
peradangan dalam hal infeksi yang menjalar ke kelenjar-
kelenjar aksialis. (Pearce 2000:162)
Kelenjar yang teraba sampai 3 mm dalam batas normal.
Kelenjar yang sama sekali tidak teraba mungkin
menunjukkan terdapatnya agamaglobulinemia. Pembesaran
kelenjar regional dapat menunjukkan kelainan tertentu
(Matondang, 2010:46)
Pulmo/cor Pulmo:
Inspeksi keadaan pada paru telah dicakup pada waktu
inspeksi dada. Pelbagai keadaan fisiologis dan patologis
pernapasan telah diuraikan pada pemeriksaan tanda vital.
Palpasi bermanfaat untuk menegaskan penemuan-
penemuan pada inspeksi. Palpasi dilakukan dengan
meletakkan telapak tangan serta jari-jari pada seluruh
dinding dada dan punggung.
Perkusi dilakukan dengan mengetukkan ujung jari tengah
atau jari telunjuk langsung ke dinding dada.
Auskultasi dilakukan untuk mendeteksi suara napas dasar
dan suara napas tambahan.(Matondang, 2003:70-72)
Cor: variasi yang umum : mur-mur yang tidak menetap
dapat didengar pada beberapa jam pertama kehidupan
(Ledwig,2006:169)
Abdomen Abdomen harus relaksasi dan inidapat dicapai pada bayi
atau balita dengan memberikannya minuman pada botol.
Distensi, pergerakan pada pernafasan, peristaltic yang
terlihat dan aliran vena abnormal dicatat. Hernia pada
daerah umbilikus, inguinalis dan fermoralis dicari. Nyeri
tekan lokal atau nyeri tekan lepas mungkin tanda
peradangan peritoneum. Hati, limfa, ginjal, dan tumor
harus dicari. (Pincus Catzel dan Ian Roberts : 1995 : 23)
Ekstermitas Diperiksa adanya kelainan panjang, ukuran atau bentuk.
Jari tangan dan jari kaki harus sengaja dihitung. Genu
valgum dan varum lazim ditemukan, walaupun tidak sering
patologi. Rentang gerakan semua sendi harus dinilai. Kuku
harus diperiksa serta pola telapak tangan dan kaki
diperhatikan. (Pincus Catzel dan Ian Roberts : 1995 :24)
Genetalia Genetalia harus diperiksa cermat. Pada anak laki-laki,
prepotium diperiksa dengan menariknya secara lambat,
tidak mendorongnya. Osteum uretra eksternum harus
ditentukan pada kedua jenis kelamin. Testis harus dipalpasi
cermat dengan tangan hangat pada anak laki-laki, pada
anak perempuan introitus diinspeksi. Sekret apapun harus
dikultur. (Pincus Catzel dan Ian Roberts : 1995 :24)
Punggung Sikap dan adanya vertebra yang melengkung, cekungan,
sinus atau kista, nevi berambut dan kelainan lain perlu
dicatat. Kaku kudu atau punggung harus di nilai. Anak
yang lebih besar dapat diminta mencium lututnya, suatu
tindakan yang tidak mungkin dilakukan jika leher atau
punggung kaku(Pincus Catzel dan Ian Roberts : 1995)
Dilakukan dengan jari telunjuk tangan bersarung tangan,
Anus dilumasi dengan jelly petroleum. Bantalan jari ditekan rata
pada anus sampai ia terbuka dan jari menelusup kedalam
rectum. Anus harus diinspeksi bagi visura. Tonus anus
dapat dinilai. Pada anak perempuan biasanya servik dapat
dipalpasi. Nyeri tekan lokal diraba dengan cermat. Sarung
tangan pemeriksa harus diperiksa sewaktu jari tangan
ditarik keluar, bagi adanya tinja, darah, dan lendir. (Pincus
Catzel dan Ian Roberts : 1995 :24)
Kulit Pada pemeriksaan ini meliputi warna, sianosis, ikterus,
hemangioma, eczema, pucat, purpura, eritoma, macula,
papula vesikula, pustule, ulkus, nodul subkutan, turgor
kulit, kelembaban kulit, tektur kulit, edema dan malaria.
(Matondang, 2003:36-43)
2) Pemeriksaan Penunjang
Dikenal 2 jenis pemeriksaan penunjang, yaitu pemeriksaan penunjang
rutin dan pemeriksaan penunjang khusus. Pengertian rutin dan khusus ini
harus diartikan relatif, sebab pada disiplin tertentu,pemeriksaan
penunjang yang biasanya bersifat khusus menjadi rutin. Misalnya dalam
evaluasi penyakit jantung, pemeriksaan elektrokardiografi adalah
pemeriksaan penunjang yang rutin.Dalam pemeriksaan pediatri umum,
yang dimaksudkan dengan pemeriksaan penunjang rutin adalah
pemeriksaan penunjang yang dilakukan terhadap semua pasien tanpa
indikasi (darah tepi, urin, feses, uji tuberculin).Sedangkan semua
pemeriksaan penunjang yang dilakukan atas indikasi dianggap sebagai
pemeriksaan penunjang khusus. (Matondang, 2003: 166)

III. ASSESMENT
An. ………. Usia 1-5 tahun fisiologis

IV. PELAKSANAAN
1. Melakukan pengukuran Antropometri
Pengukuran antropometri ini dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-
ukuran fisik seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu seperti
timbangan dan pita pengukur atau meteran. Ukuran antropometri ini dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a. Tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan umur.
Misalnya BB terhadap usia atau TB terhadap usia. Dengan demikian
dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tersebut tergolong
normal untuk anak seusianya.
b. Tidak tergantung umur, yaitu hasil pengukuran dibandingkan dengan
pengukuran lainnya tanpa memperhatikan berapa umur anak yang
diukur.Misalnya BB terhadap TB. Ukuran ini digunakan untuk
mengetahui apakah proporsi anak tergolong normal.
2. Melakukan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan KPSP
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada
orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining
pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun.
Daftar pertanyaan tersebut berjumlah 10 nomor yang harus dijawab oleh
orang tua atau pengasuh yang mengetahui keadaan perkembangan anak.
Pertanyaan dalam KPSP dikelompokkan sesuai usia anak saat
dilakukan pemeriksaan, mulai kelompok usia 3 bulan, 3 – 6 bulan, dan
seterusnya sampai kelompok 5 – 6 tahun. Untuk usia ditetapkan menurut
tahun dan bulan, dengan kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi satu bulan.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab dengan “YA” atau “TIDAK”
oleh orang tua.Setelah semua pertanyaan dijawab, selanjutnya hasil KPSP
dinilai.
1. Apabila jawaban “YA” 9 – 10 berarti anak tersebut normal atau
perkembangan baik.
2. Apabila jawaban “YA” kurang dari 9, maka perlu diteliti lebih lanjut
mengenai:
1) Apakah cara menghitung usia dan kelompok pertanyaannya sudah
sesuai.
2) Kesesuaian jawaban orang tua dengan maksud pertanyaan.
3. Apabila setelah diteliti jawaban “YA” berjumlah 7 – 8 berarti
hasilnya adalah meragukan dan perlu diperiksa ulang satu minggu
kemudian.
4. Apabila jawaban “YA” berjumlah 6 atau kurang, berarti hasilnya
kurang atau positif untuk perlu dirujuk guna pemeriksaan lebih lanjut.

(Nursalam, 2005: 57)

3. Melakukan Imunisasi
a. Imunisasi HiB merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah
terjadinya penyakit influenza tipe B. Vaksin ini adalah untuk
polisakarida murni kuman H. influenza tipe B antigen dalam vaksin
tersebut dapat dikonjugasikan dengan protein lain, seperti toksoid
tetanus (PRP-T), toksoid, difteri (PRP-D atau PRP CR50), atau dengan
kuman menongokokus (PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal
dengan PRP-T dilakukan dengan tiga suntikan dengan interval 2 bulan,
sedangkan vaksin PRP-OMPC dilakukan 2 suntikan dengan interval 2
bulan, kemudian bosternya dapat diberikan pada usia 18 bulan. (Aziz
Alimul, 2008: 59)
b. DPT
DPT diberikan pada usia lebih dari 6 minggu, secara terpisah atau
secara kombinasi dengan Hepatitis B atau HiB. Booster DPT dapat
diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. (Aziz Alimul, 2008: 58)
c. Campak
Campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, sedangkan campak-2 diberikan
saat program bias SD kelas 1 pada usia 6 tahun. (Proverawati, 2010 :
36)
4. Memberikan informasi kepada ibu mengenai gizi anak :
a. Usia 1 tahun

Batita anda kira-kira perlu 1000 kalori untuk memenuhi kebutuhan


pertumbuhannya, energy, dan nutrisi yang baik. Anak anda hanya
membutuhkan sebesar itu, yang dibagi kedalam 3 makan kecil dan 2
kudapan sehari (Shelov,2004:284-285).

Anak anda perlu makanan dari 4 kelompok dasar yang sama yaitu:
1) Daging, ikan, unggas, telur
2) Produk susu
3) Buah-buahan dan sayuran
4) Biji sereal, kentang, nasi, roti, pasta

(Shelov,2004:285)

Kolesterol dan lemak sangat penting untuk pertumbuhan dan


perkembangan normalnya, jadi tidak boleh dan tidak perlu dibatasi
selama periode ini (Shelov,2004:286).

Sampel menu 1 hari untuk anak 1 tahun yang dirancang u ntuk anak
yang mempunyai berat badan kira- kira 9,5 kg :

1) Makan pagi:
1/2 cangkir sereal yang ditambah zat besi atau 1 telur rebus (tidak
lebih dari 3 telur perminggu)
¼ cangkir susu murni (dengan sereal)
½ cangkir jus jeruk
Tambahkan ke sereal salah satu dari berikut:
½ pisang yang dipotong – potong
2-3 potongan stawberi yang besar
2) Kudapan
1 lembar roti bakar
1-2 sendok makan krim keju atau mentega kacang
1 cangkir susu murni
3) Makan siang
½ sandewich – tuna, salat telur, mentega kacang, atau ham
½ cangkir sayuran hitam yang di masak
½ cangkir jus apel
4) Kudapan
30-60gr keju batang, atau 2-3 sendok makan anggur kering
1 cangkir susu murni
5) Makan malam
60-90 gr daging yang dimasak, giling atau cincang
½ cangkir sayuran yang telah dimasak yang berwarna merah atau
kuning
½ cangkir pasta, nasi , atau kentang
½ cangkir susu murni (Shelov,2004:289).

Kekurangan zat besi dapat terjadi pada beberapa anak kecil, dan dapat
menyebabkan anemia. Anak batita perlu menerima sedikitnya 15 mg
zat besi sehati dalam makanannya. Susu dapat mengganggu
penyerapan zat besi (Shelov,2004:289-291)

b. Usia 2-3 tahun


Menjelang usia 2 tahun anak anda harus makan 3 kali sehari, di
tambah 1 atau 2 kudapan.
Sampel menu satu hari bentuk anak usia 2 tahun
Menu in I dirancanakan untuk anak yang ber usia 2 tahun dengan
beratbadan sekitar 12,5 kg
1 sendok makan = ½ ons (15 cc)
1 cendok the = 1/3 sendok makan (5 cc)
1 cangkir = 8 ons (240 cc)
1) Makan pagi
¾ cangkir susu 2 %
½ cangkir sereal yang diperkaya zat besi atau 1 telur
½ cangkir sari jeruk / tomat atau 1/3 cangkir sari belewah atau
stroberi
½ iris roti panggang
½ sendok teh margarine
1 sendok teh jeli
2) Kudapan
30 gr keju krim
4 crackers½ cangkir jus (Shelov,2004:324)
3) Makan siang
½ Cangkir susu 2%
½ sandwich – 1 potong roti gandum, 1 sendok teh margarine atau 2
sendok teh dressing salat, dan 30 gram daging
2-3 batang wortel atau 2 sendok makan sayuran yang berwarna
Kuning gelap atau hijau gelap
1 (15 gram) buah kue oatmeal
4) Kudapan
½ cangkir susu 2 %
½ apel (di potong), 3 anggur kering, 1/3 cangkir anggur, atau ½
jeruk
Makan malam
½ cangkir susu 2 %
60 gram daging
1/3 cangkir pasta, nasi, kentang
2 sendok mnakan sayuran
1 sendok teh margarin atau 2 sendok teh dressing
salad(Shelov,2004:325)

Idealnya, anak makan dari masing-masing 4 kelompok makanan


dasar setiap hari :
1) Daging, ikan, unggas, telur
2) Susu. Keju, dan produk susu lainnya
3) Buah-buahan dan sayuran
4) Sereal, kentang, beras, produk tepung. (Shelov,2004:324)

Untuk batita yang mendapat menu makan yang bervariasi,


tambahan vitamin jarang di butuhkan. Akan tetapi, tambahan zat besi
di perlukan jika anak makan sangat sedikit daging, sereal yang
diperkaya oleh zat besi, atau sayuran yang kaya zat besi. Sejumlah
besar susu (lebih dari 1 liter sehari ) juga dapat mengganggu
penyerapan zat besi, jadi dapat meningkatkan resiko kekurangan zat
besi. Anak harus m inum 500-1000 cc susu setiap hari. Jumlah ini
memberikan sebagian besar kalsium yang dia butuhkan untuk
pertumbuhan tulang dan tidak menggagnggu nafsu makannya untuk
makan makanan lain, terutama yang mengandung zat besi.
(Shelov,2004:325)

c. Anak usia 3-5 tahun


Contoh menu 1 hari untuk anak prasekolah
Menu ini direncanakan untuk anak usia 4 tahun yang mempunyai berat
badan kira-kira 16,5 kg
1 sendok makan = 15 cc
1 sendok teh = 5 cc
1 cangkir = 240 cc
1) Makan pagi
½ cangkir susu 2%
½ cangkir sereal
½ cangkir jus jeruk atau jus tomat atau ½ cangkir belewah atau
strowberi
2) Kudapan
½ cangkir susu 2 %
½ cangkir pisang
1 potong roti gandum
1 sendok teh margarine
1 sendok teh jeli
3) Makan siang
¾ cangkir susu 2%
1 sandwich-2 potong roti gandum, 1 sendok teh margarin atau 2
sendok tek bumbu salad, dan 20 gr daging atau keju
¼ sayuran kuning gelap atau hijau’
4) Kudapan
1 sendok teh selai kacang
1 potong roti gandum/ 5 cracker
½ cangkir jus buah – buahan
5) Makan malam
¾ cangkir susu 2 %
60 gr daging, ikan, atau kentang
¼ cangkir sayuran
1 sendok teh margarine atau 2 saendok teh bumbu salad.
( Shelov,2004:376)

Biasanya, anak prasekolah tidak perlu tambahan vitamin. Akan


tetapi, jika anak sangat selektif dan menolak untuk makan makanan
yang berimbang, anda harus berkonsultasi dengan dokter anak
menyangkut perlunya multivitamin. (Shelov,2004:377)

Berat badan merupakan indicator sederhana yang digunakan


dilapangan atau puskesmas umtuk menentukan status gizi anak, yaitu
dengan menggunakan kartu menuju sehat (KMS). Pada KMS dapat
diketahui apakah keadaan status gizi anak tergolong normal, kurang atau
buruk.

Berat badan terhadap tinggi badan anak usia 0 sampai 5 tahun.

Tinggi Berat Berat Berat Tinggi Berat Berat Berat


(cm) Badan Badan Badan (cm) Badan Badan Badan
Normal Kurang Buruk Normal Kurang Buruk
(100%) (<90%) (<80&) (100%) (<90%) (<80%)
52 3,8 3,4 3,0 81 11,2 10,1 9,0
53 4,0 3,6 3,2 82 11,4 10,3 9,1
54 4,3 3,9 3,4 83 11,6 10,4 9,3
55 4,6 4,1 3,7 84 11,8 10,6 9,4
56 4,8 4,3 3,8 85 12,0 10,7 9,6
57 5,0 4,5 4,0 86 12,2 11,0 9,8
58 5,2 4,7 4,2 87 12,4 11,1 9,9
59 5,5 4,9 4,4 88 12,6 11,3 10,1
60 5,7 5,1 4,6 89 12,8 11,5 10,2
61 6,0 5,4 4,8 90 13,1 11,8 10,5
62 6,3 5,7 5,0 91 13,4 11,9 10,7
63 6,6 5,9 5,3 92 13,6 12,2 10,9
64 6,9 6,2 5,5 93 13,8 12,4 11,0
65 7,2 6,5 5,8 94 14,0 12,6 11,2
66 7,5 6,8 6,0 95 14,3 12,8 11,4
67 7,8 7,0 6,4 96 14,5 13,1 11,6
68 8,1 7,3 6,5 97 14,7 13,3 11,8
69 8,4 7,6 6,7 98 15,0 13,5 12,0
70 8,7 7,8 7,0 99 15,3 13,7 12,2
71 9,0 8,1 7,2 100 15,6 14,0 12,5
72 9,2 8,3 7,4 101 15,8 14,2 12,6
73 9,5 8,5 7,6 102 16,1 14,5 12,9
74 9,7 8,7 7,8 103 16,4 14,7 13,0
75 9,9 9,0 7,9 104 16,7 15,0 13,4
76 10,2 9,2 8,2 105 17,0 15,3 13,6
77 10,4 9,4 8,3 106 17,3 15,6 13,9
78 10,6 9,5 8,5 107 17,6 15,9 14,1
79 10,8 9,7 8,6 108 18,0 16,2 14,4
80 11,0 9,9 8,8
Sumber : Direktorat gizi, Depkes(1973)

Apabila dengan menggunakan KMS hasilnya meragukan, maka perlu dilihat


pada pedoman tabel berat badan terhadap tinggi badan yang terdapat pada pedoman
deteksi tumbang anak prasekolah

Dari tabel tersebut dapat ditentukan apakah keadaan berat badan anak tergolong
normal, kuran, atu buruk.untuk menentukan bagaimana keadaan berat badan anak,
terlebih dahulu harus ditentukan tinggi badan dan berat badanny, kemudian data
tinggi badan tersebut digunakan untuk menentukan apakah berat badan anak
termasuk yang baik, kurang, atau buruk. Sebagaimana telah disinggung sebelumnya,
berat badan merupakan indicator sederhana untuk menetukan ststus gizi anak di
masyarakat. Oleh karena itu status gizi anak dapat diklasifikasikan sebagai beriku:

a. Status gizi normal, bila berat badan anak antara 90-100% dari berat badan
standar atau pada KMS posisi berat badan diatas garis titik titik
b. Status gizi kurang, bila berat badan anak antara 80-90% dari berat badan
standar atau pada KMS posisi berat badan berada di bawah garis titik titik
c. status gizi buruk, bila berat badan anak kurang atau sama dengan 80% dari
berat bada standar atau pada KMS posisi berat badan berada di bawah
garis merah

Magelang, Februari 2015


Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Sri Winarsih, S.Pd S.SiT M.Kes Dewik Fitri Rahayu

DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Salemba Medika: Jakarta.

Catzel, Pincus Dan Ian Roberts. 1990. Kapita Selekta Pediatri.Jakarta : EGC.

Hamilton Persis Mary.1995.Dasar- Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.


Jakarta.
Ladewig, Patrecia W., 2005. Asuhan Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir. Jakarta:
EGC.

Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Matondang, Corry S. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak.Jakarta :Sagung Seto.

Muscari, Mary. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Nursalam.2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.Jakarta :Salemba Medika.

Pearce Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Proverawati dan Citra. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta:Nuha Offset.

Shelov, Steven P. dkk.2004.Panduan Lengakap Perawatan untuk Bayi dan


Balita.Jakarta:Arcan.

Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Suryanah.1996. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK. Ed. Ester Diana A. EGC:

Anda mungkin juga menyukai