Alifia Oli Alexsandra (06) Ana Nabila Riska (08) Bebi Yohana Betricia (14) Masa Bayi dibagi menjadi 2 yaitu masa neonatal ( 0-28 hari), masa sesudah NEONATAL (29 hari-11 bulan) IndikatorKesehatan bayi: Dapat dilihat dengan mengamati TB, BB, LK, LD Monitoring Tumbuh Kembang bayi: Dilakukan dengan merencanakan/ menggambarkan ukuran pada catatan pertumbuhan, dari lahir sampai usia 3 tahun dan dari usia 3 tahun sampai 18 tahun Perkembangankognitif berpusat pada perkembangan cara penerimaan dan mental anak. Perkembangan bahasa pada bayi antara lain yaitu: Alat komunikasi utama: menangis Usia 1-2 bulan: mendengkur Usia 3-4 bulan: tertawa dan mengoceh, terdengar suara konsonan Usia 6 bulan: bayi meniru bunyi-bunyi Usia 8 bulan: menggabungkan suku kata Usia 9 bulan: mulai mengerti larangan Usia 10 bulan: mulai bisa memanggil mama papa, dadah Usia 12 bulan: bayi mengerti dan dapat mengatakan 4-10 kata Trust vs Mistrust Otonomi vs malu Inisiatif vs kesalahan Kerajinan vs inferioritas Identifits vs inferioritas Keintiman vs isolasi Generativitas vs stagnasi Integritas vs keputusasaan Tahap ini anak menganggap baik apa yang sesuai dengan permintaan, tahap ini terjadi antara usia 0-18 bulan atau 24 bulan Motorik Halus: Bayi menggenggam kuat Bayi dapat memegang mainan dengan kuat Refleks genggaman bayi menghilang: bayi secara aktif memegang mainan yang berbunyi Bayi memasukkan obyek ke mulutnya Bayi memegang 2 obyek dan memindahkan obyek dari tangan satu ke tangan lainnya Bayi dapat mengamankan kubus pada penglihatannya Bayi bermain dan menangani 1 obyek Bayi dapat menarik tali untuk meraih obyek Bayi menggenggam dengan jempol dan jari2nya Bayi dapat memukul mukul benda di sekitarnya Bayi dapat menaruh 3 obyek ke dalam botol Bayi dapat menyusun 2 balok ke atas. Usia Bayi baru lahir: dapat menengokkan kepalanya dari satu arah ke arah lain 3 Bulan: Hampir tidak ada kelambatan pada kepala 5 bulan: Bayi berguling dari depan ke belakang 7 bulan: bayi duduk miring/condong ke depan 8 bulan: bayi duduk tanpa ditopang 9 bulan: bayi tertarik untuk berdiri 10 bulan: bayi mulai merangkak menjelajah 12 bulan: bayi berjalan jika dipegang tangannya Bayi belajar untuk: Mencapai keseimbangan fisiologis Menyesuaikan diri dengan orang lain Mencintai dan dicintai Mengembangkan sistem komunikasi Mengekspresikan dan mengontrol kepuasan Mengembangkan dasar-dasar untuk kesadaran diri 1. Adelia Novalina 01 2. Ainun Nabilah 05 3. Andika Yudha P. 09 4. Anisa Hari 10 5. Ayu Nur Abdilla 13 Anak usia toodler adalah anak usia 12-36 bulan (1-3 tahun) Pada periode ini anak berusaha mencari tahu bagaimana sesuatu bekerja dan bagaimana mengontrol orang lain melalui kemarahan, penolakan, dan tindakan keras kepala. Hal ini merupakan periode yang sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara optimal. Tingkat dan berat badan meningkat Karakteristik toodler dengan menonjolnya abdomen yang diakibatkan karena otot-otot abdomen yang tidak berkembang Bagian kaki berlawanan secara khas terdapat pada masa toodler karena otot-otot kaki harus menopang berat badan tubuh. Menurut piaget, perkembangan kognitif anak toodler berada pada tahap praoperasional (2- 7 tahun), tahap ini ditandai oleh egosentris, ketidakmatangan pikiran tentang sebab- sebab dunia di fisik, kebingungan antara simbol dan obyek yang mereka wakili, kebingungan antara identitas usia uraian 15 bulan Anak menggunakan istilah yang ekspresif 2 tahun Anak bisa menggunakan 300 kata, menggunakan 2 atau 3 suku kata (frase) dan menggunakan kata ganti. 2,5 tahun Anak menyebutkan nama panggilan dan nama lengkapnya, anak juga menggunakan kata jamak Menurut ericson, tahap psikososial anak toodler berada pada tahap ke 2 yaitu otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu. Masa ini disebut masa balita yang berlangsung mulai 1-3 tahun. Pada masa ini anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak, namun tidak pula terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun yang dia mau. Anak usia toodler mulai untuk menguasai individualisme, seperti membedakan diri sendiri dan orang lain, pemisahan dari orang tua,berkomunikasi dengan kata-kata, kemahiran perilaku yang dapat diterima secara sosial dan interaksi egosentris dengan orang lain. Menurut Kohelberg, tingkatan pertama dari perkembangan moral adalah prekonvensional ketika anak merespon pada label baik atau buruk. Selama tahun kedua kehidupan, anak mulai belajar mengetahui beberapa aktifitas yang mendatangkan pengaruh dan persetujuan.Mereka juga mengenal ritual- ritual tertentu, seperti mengulang bagian dari doa-doa. Saat usia dua tahun, toddler belajar pada perilaku orang tua mereka yang berkaitan dengan urusan moral. Pola disiplin mempengaruhi perkembangan moral toddler : Hukuman fisik dan pengambilan hak-hak khusus cenderung membentuk moral yang negatif. Menghilangkan cinta dan perasaan sebagai bentuk dari hukuman menimbulkan perasaan bersalah pada toddler. Disiplin diukur secara tepat dengan memberikan penjelasan yang sederhana mengapa perbuatan nya tidak diperbolehkan, memberikan pujian terhadap perbuatan yang baik. Kohlberg menggolongkan masa ini Anak mulai belajar baik dan buruk,benar atau salah melaui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral. Kohlberg menggolongkan fase ini dalam 3 tahap,yaitu Egosentris ,kebaikan seperti apa yang saya mau, tahap berikutnya adalah Oreintasi hukuman dan ketaatan,baik dan buruk sebagai konsekuensi tindakan, dan tahapan yang terakhir adalah Inisiatif Anak menjalankan aturan sebagai sesuatu yang menyenangkan dirinya. PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS Pengertian Kemampuan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinu secara rutin. Seperti, bermain puzzle, menyusun balok, memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, membuat garis, melipat kertas dan sebagainya. Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum menggambar mengikuti bentuk menarik garis vertikal, menjiplak bentuk lingkaran membuka menutup kotak menggunting kertas mengikuti pola garis lurus PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR Pengertian Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerak-gerak kasar yang melibatkan sebagian besar organ tubuh seperti berlari, dan melompat .perkembangan motorik kasar sangat dipengaruhi oleh proses kematangan anak semakin karena proses kematangan anak juga bisa berbeda. Kemampuan dasar motorik halus anak usia toddler secara umum Berjalan dan berlari kecil di sekitar rumah Mengangkat dan mengambil benda disekitanya Menari dengan gerakan kecil tangan dan kaki Masa oral (0-1,5 tahun) Masa oral ialah masa perkembangan bayi yang ditandai dengan kecenderungan perilaku untuk memusatkan kepuasan fisiologis pada bagian mulut (oral). Anak biasanya senang mengisap ibu jari, menggigit dan merusak dengan mulut. Yang menjadi sasaran pemuasan pada masa ini adalah mulut sendiri dan memilih benda-benda ke mulut, selain itu digigit dengan keras. Masa anal (1,5-3 tahun) Masa perkembangan anak usia 1,5-3 tahun yang ditandai dengan kecenderungan perilaku untuk memusatkan kepuasan fisiologis pada bagian anus (dubur). Anak senang memeriksa dan memainkan duburnya serta memperlihat duburnya. Sasaran pemuasan pada masa anak adalah memilih beda dan menyentuhnya/ memasukan ke dalam duburnya.Peran lingkungan adalah membantu anak untuk belajar mengontrol pengeluaran (melakukan Toilet Training), yaitu suatu konsep bersih dimana anak belajar mengontrol pengeluaran tepat waktu dan tempat serta dapat melakukan dengan mandiri. Adapun kreteria yang umumnya ditemukan antara lain : Kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak terhadap dirinya sendiri, sangat egoistik,mulaimempelajari struktur tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dapat dilaksanakan anak adalah latihan kebersihan. Anak senang menahan feses, bahkan bermain-main dengan fesesnya sesuai dengan keinginanya. Untuk itu toilet training adalah waktu yg tepat dilakukan dalam periode ini. Masalah yang yang dapat diperoleh pada tahap ini adalah bersifat obsesif (ganggan pikiran) dan bersifat impulsif yaitu dorongan membuka diri, tidak rapi, kurang pengendalian diri. Agista Nadia Putri A (03) Amalia Kusuma W (07) Anisah Sabrina A.R. (11) Anisa Yuniawan (12) Clara Rizqi Firlian (15) Anak usia pra sekolah adalah :
Anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong,
2000).
Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada
tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg. penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm. Perkembangan kognitif (Piaget)
Tahap pra oprasional (umur 2-7 tahun) dengan
perkembangan kemampuan sebagai berikut anak belum mampu mengoperasionalkan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak, perkembangan anak masih bersifat egosentrik Tahun ketiga berada pada fase pereptual, anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan berperilaku, mulai memahami waktu, mengalami perbaikan konsep tentang ruang, dan mulai dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada fase inisiatif, memahami waktu lebih baik, menilai sesuatu menurut dimensinya, penilaian muncul berdasarkan persepsi, egosentris mulai berkurang, kesadaran sosial lebih tinggi, mereka patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anak sudah mampu memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum memahaminya, anak sangat ingin tahu tentang factual dunia (Zae, 2000). Perkembangan psikoseksual anak (Freud) Tahap oedipal/phalik terjadi pada umur 3-5 tahun dengan perkembangan sebagai berikut kepuasan pada anak terletak pada rangsangan autoerotic yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, suka pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dari pada ayahnya demikian sebaliknya anak perempuan senang pada ayahnya (Hidayat, Aziz Alimul, 2005). Sedangkan menurut teori Sigmund Freud, anak mulai mengenal perbedaan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Anak juga akan mengidentifikasi figur atau perilaku orang tua sehingga mempunyai kecenderungan untuk meniru tingkah laku orang dewasa di sekitarnya (Nursalam dkk, 2005). Perkembangan psikososial anak (Erikson) Tahap inisiatif, rasa bersalah terjadi pada umur 4-6 tahun (prasekolah) dengan perkembangan sebagai berikut anak akan memulai inisiatif dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif dalam melakukan aktivitasnya, dan apabila pada tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Hidayat, Aziz Alimul, 2005). Menurut Erikson pada usia (3-5 tahun) anak berada pada fase inisiatif vs rasa bersalah. Pada masa ini, anak berkembang rasa ingin tahu (courius) dan daya imaginasinya, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu disekelilingnya yang tidak diketahuinya. Apabila orang tua mematikan inisiatif anak, maka hal tersebut akan membuat anak merasa bersalah. Anak belum mampu membedakan hal yang abstrak dengan konkret, sehingga orang tua sering menganggap bahwa anak berdusta, padahal anak tidak bermaksud demikian (Nursalam dkk, 2005). 1. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik yang mempengaruhi kegagalan berkembang
terutama berkaitan dengan terjadinya penyakit pada anak, yaitu: Kelainan kromosom (misalnya sindroma Down dan sindroma Turner) Kelainan pada sistem endokrin, misalnya kekurangan hormon tiroid, kekurangan hormon pertumbuhan atau kekurangan hormon lainnya Kerusakan otak atau sistem saraf pusat yang bisa menyebabkan kesulitan dalam pemberian makanan pada bayi dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan Kelainan pada sistem jantung dan pernafasan yang bisa menyebabkan gangguan mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh Anemia atau penyakit darah lainnya Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi 3. Faktor Pendukung
Faktor faktor pendukung perkembangan anak,
antara lain : Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut Peran aktif orang tua Lingkungan yang merangsang semua aspek perkembangan anak Peran aktif anak Pendidikan orang tua (Soetjiningsih, 1998). Menurut Hidayat, Aziz Alimul (2005), fase perkembangan anak dibagi menjadi : 1) Perkembangan motorik kasar, diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan tumit kejari kaki, menjelajah, membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan bantuan
2) Perkembangan motorik halus mulai memiliki
kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang Pada perkembangan bahasa diawali mampu menyebutkan hingga empat gambar, menyebutkan satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan benda, menghitung, mengartikan dua kata, memahami arti larangan, berespon terhadap panggilan dan orang-orang anggota keluarga terdekat
Perkembangan adaptasi sosial dapat bermain dengan
permainan sederhana, menangis jika dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan gaya tubuh, mengenali anggota keluarga Tugas-tugas perkembangan pada usia 0 sampai 6 tahun adalah sebagai berikut : Belajar berjalan
Belajar memakan makanan padat
Belajar berbicara
Belajar buang air kecil dan buang air besar
Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin
Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis
Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan
sosial dan alam Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara / orang lain Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk (mengembangkan kata hati). Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4 - 5 tahun adalah sebagai berikut: 1) Mempelajari ketrampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang umum 2) Membangun sikap yang sehat mengenal diri sendiri sebagai mahluk yang sedang tumbuh 3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya 4) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat 5) Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung 6) Mengembangkan penngertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari 7) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai 9) Mencapai kebebasan pribadi Suherman (2000) menjelaskan secara ringkas tugas- tugas perkembangan anak usia 4 - 5 tahun sebagai berikut:
Berdiridengan satu kaki (gerakan kasar)
Dapat mengancingkan baju (gerakan halus) Dapat bercerita sederhana(bahasa bicara dan kecerdasan) Dapat mencuci tangan sendiri (bergaul dan mandiri) Stimulasi yang diperlukan anak usia 4-5 tahun adalah : Gerakan kasar, dilakukan dengan memberi kesempatan anak melakukan permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan. Gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar menggambar. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak mengerti satu separuh dengan cara membagikan kue. Bergaul dan mandiri, dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya bermain ke tetangga (Suherman, 2000) Perkembangan fisik Proporsi tubuh juga berubah secara dramatis seperti pada usia 3 tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia 5 tahun tingginya dapat mencapai 100-110 cm. Tulang kakinya tumbuh dengan cepat dan tulang- tulang semakin besar dan kuat, pertumbuhan gigi semakin komplit. Untuk perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup seperti protein, vitamin, dan mineral dsb. Perkembangan Intelektual Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode preoperasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis.
Melalui kemampuan diatas, anak mampu berimajinasi
atau berfantasi tentang berbagai hal. Ia dapat menggunakan kata-kata, benda untuk mengungkapkan lainnya atau suatu peristiwa. Perkembangan Emosional Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya (dirinya) berbeda dengan Aku (orang lain atau benda). Kesadaran ini diperoleh dari pengalaman bahwa tidak semua keinginannya dapat dipenuhi orang lain. Bersamaan dengan itu berkembang pula perasaan harga diri
Beberapa emosi umum yang berkembang pada masa anak yaitu,
takut (perasaan terancam), cemas (takut karena khayalan), marah (perasaan kecewa), cemburu (merasa tersisihkan), kegembiraan (kebutuhan terpenuhi), kasih sayang (menyenangi lingkungan), phobi (takut yang abnormal), ingin tahu (ingin mengenal). Perkembangan Bahasa Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.
Anak sudah mampu memahami memahami tetang perbandingan.
Anak banyak menanyakan tempat dan nama; apa, dimana,
darimana, dsb. Anak sudah mulai menggunakan kata-kata berawalan dan berakhiran. Anak sudah menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya. Tingkat berpikir anak sudah lebih maju
Anak banyak bertanya tentang waktu, sebab akibat melalui
pertanyaan kapan, mengapa, bagaimana, dsb Perkembangan Sosial Pada usia anak pra-sekolah (terutama mulai usia 4 tahun), perkembangan sosial anak sudah tampak jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman sebayanya. Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah Anak mulai mengetahui aturan-aturan (lingkungan keluarga/lingkungan bermain). Sedikit-sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan. Anak makin menyadari akan kepentingan diri dan kepentingan orang lain. Anak sudah bisa bersosialisasi (bermain) dengan anak- anak yang lain (peer group) Perkembangan Bermain Usia anak pra-sekolah dapat dikatakan sebagai masa bermain, karena setiap waktunya diisi dengan kegiatan bermain. Terdapat beberapa macam permainan anak seperti; Permainan fungsi (permainan gerak),ex: meloncat-loncat, berlarian dsb. Permainan fiksi, ex: kuda-kudaan, perang-perangan dsb Permainan reseptif atau apresiatif, ex: mendengar cerita, dongeng dsb Permainan konstruksi, ex: membuat kue dari tanah, membuat rumah-rumahan dsb Permainan prestasi, ex: sepak bola, basket, dsb. Perkembangan Kesadaran Beragama Secara umum, kesadaran beragama pada usia ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut : Sikap keagamaannya masih bersifat reseptif (menerima) meski banyak bertanya. Pandangan keTuhanannya bersifat anthropormorph (dipersonifikasikan). Penghayatan secara rohaniah masih superficial (belum mendalam) meski telah ikut berpartisipasi dalam beribadah. Hal keTuhanan dipandang secara khayalan sesuai taraf berpikirnya