Anda di halaman 1dari 8

Nama : SALDA FARRAS ISTIQOMAH

NIM / Kelas : 201221074 / BKI 3b


Dosen pengampu : Dr. H. Kholilurrohman, M.Si.

PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK USIA 3-7 TAHUN

A. LATAR BELAKANG
1. BATAS USIA PRA SEKOLAH
Beberapa ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang batasan usia
perkembangan anak prasekolah, diantaranya :
1. Papalia (2009), mengemukakan bahwa anak usia prasekolah atau
usia kanak-kanak awal adalah anak yang berada di usia 3-6 tahun.
2. Hurlock (1981), menyatakan bahwa anak usia awal merupakan
usia prasekolah atau usia “pregang” yang berada pada usia 2-6
tahun
3. Santrock (1995), berpendapat bahwa usia anak awal (early
childhood) yaitu usia akhir masa bayi sekitar usia 2 tahun hingga
usia 5-6 tahun.
Anak usia dini didfinisikan oleh United Nations berdasarkan hasil
konvensi tentang anak usia dini di New York tahun 2010 menyatakan
bahwa anak usia dini merupakan periode usia anakdari lahir hingga usia 8
tahun. Hal ini sesuai dengan kategori yang ditetapkan oleh The National
Assosiation for The Education of The Young Children (NAEYC) bahwa
anak usia dini merupakan periode sejak awal dilahirkan sampai berusia
delapan tahun (Bredekamp,1992). Hal ini juga sesuai dengan psikologi
perkembangan anak yang berumur 0-8 tahun (Supriadi, 2003). Seefeldt
dan Barbour (1993) menyatakan bahwa anakusia dini adalah anak sejak
dilahirkan sampai delapan tahun. Seefeldt membagi beberapa tahapan
berdasarkan usia yaitu infancy (0-1 tahun), toddler (1-3tahun), preschool
(3-4 tahun), early primary years (5-6 tahun), dan later primary years (7-8
tahun).
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah
yang serius bagi negara maju maupun negara berkembang di dunia.
Pertumbuhan dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala, sedangkan perkembangan dapat dilihat dari kemampuan motorik,
sosial dan emosional, kemampuan berbahasa serta kemampuan kognitif.
Pada dasarnya, setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai
dengan tahapan usianya, akan tetapi banyak faktor yang memengaruhinya.
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk mendapatkan
perhatian dan setiap anak memiliki hak untuk mencapai perkembangan
kognisi, sosial dan perilaku emosi yang optimal dengan demikian
dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan
bangsa yang baik.
Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa 5-25% anak usia pra sekolah di dunia mengalami disfungsi otak
minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus (WHO, 2010).
Angka kejadian terhadap gangguan perkembangan pada anak usia 3-17
tahun di Amerika Serkat mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar
5,76 % dan di tahun 2016 sebesar 6,9% (Zablotsky et al., 2017). Tumbuh
kembang anak di Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian serius,
Angka keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan masih cukup tinggi
yaitu sekitar 5-10% mengalami keterlambatan perkembangan umum. Dua
dari 1.000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik dan 3 sampai
6 dari 1.000 bayi juga mengalami gangguan pendengaran serta satu dari
100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Proses
tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan
sejak dini, mengingat bahwa anak merupakan generasi penerus bangsa
memiliki hak untuk mencapai perkembangan yang optimal, sehingga
dibutuhkan anak dengan kualitas baik demi masa depan bangsa yang lebih
baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan apa itu macam-macam perkembangan psikologi anak
pra sekolah
2. Menjelaskan

C. PEMBAHASAN PERKEMBANGAN USIA PRASEKOLAH


1. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK ANAK USIA
PRASEKOLAH
Ukuran fisik anak secara umum menggunakan antropometrik
dengan melihat BB (berat badan),Tinggi Badan (TB), Lingkar Kepala
(LK), Lingkar Lengan Atas (LLA), serta Tebal Lipatan Kulit (TLK).
Dimana ada beberapa karakteristik yaitu :
1) Ukuran Tubuh
Perkembangan fisik itu terjadi secara bertahap bukan secara
acak atau rondom (Brewer,2007). Hal ini disesuaikan dengan tahap
perkembangannya. Secara fisik perbedaan yang mencolok antara
bayi dengan anak prasekolah adalah anak prasekolah
pertumbuhannya lambat naiknya dan terlihat lebih ramping, tidak
memiliki lemak bayi (Morrison, 2012). Anak yang saat bayi
terlihat gemuk,seringkali diusia pra sekolah tampaklebih kurus
diakhir prasekolah anak perempuan umumnya memiliki jaringan
lemak yang lebih banyak, sedangkan laki-laki lebih banyak
jaringan ototnya (Santrock, 2002).
Faktor lainnya yang mempengaruhi ukuran tubuh anak
prasekolah adalah jenis kelamin,dimana anak laki laki terlihat lebih
berat dan tinggi dibandingkan anak perempuan. Faktor
kecerdasan,kesehatan,status sosial ekonomi,pengaruh pralahir dan
pengaruh bentuk tubuh apakah ektomorf,mesomorf dan endomorf
(mesomorf akan terlihat lebih besar dan gemuk dibanding anak
ektomorf,dan endomorf) juga berpengaruh terhadap ukuran tubuh
(Hurlock, 1997). Dapat digolongkan dalam tiga kategori bentuk
tubuh berdasarkan pada bangun tubuh dan proporsi anggota
tubuh,diantaranya 1). Endomorf (bentuk tubuh cenderung gemuk
dan besar). 2). Mesomorf (bentuk tubuh cenderung kekar,berat,dan
berbentuk segitiga). 3). Ektomorf (kurus dan bertulang panjang).
Bentuk tubuh tersebut akan lebih jelas jika sudah remja dan dewasa
(Hurlock,1997).
Menurut Center of Disease Control and Prevention (CDC),
perkembangan anak 7 tahun tampak dari meningkatnya tinggi si
kecil hingga 6 centimeter. Yang mana tinggi badan anak 7 tahun di
Indonesia rata-rata berada di angka 122 cm untuk laki-laki dan 121
cm untuk perempuan.
2) Perkembangan Otak
Pertambah ukuran otak disebabkan oleh bertambahnya
ukuran urat syaraf dalam otak serta bertambahnya myelination
(proses dimana sel urat syaraf di tutup dan disekat dengan lapisan
sel lemak yang berdampak pada percepatan informasi melalui urat-
urat syaraf). Bagian otak dan daerah kepala tumbuh lebih pesat
daripada bagian_bagian tubuh lainnya (Santrock, 2002).
Peningkatan kematangan otak disertai dengan stimulasi
yangtepat untuk memperoleh pengalaman-pengalaman akan
memberikan sumbangan luar biasa terhadap kemampuan kognitif
(Papalia, et al, 2008). Pada usia 3 hingga 6 tahun, pertumbuhan
yang paling pesat terjadi terdapat pada area frontal yang mengatur
perencanaan dan pengelola tindakan (Papalia & Feldam, 2014).
3) Pola Makan
Pola makan dipengaruhi oleh beberapa hal diantarannya
perbedaan masing-masing anak dalam mengenali isyarat internal
mereka akan rasa kenyang dan lapar,kebiasaan pola makan orang
tua atau dewasa disekitarnya dan lingkungan (papalia, el al, 2008).
Kegemukan menurut Papalia,el al (2008) adalah suatu kondisi
kelebihan berat badan yang ekstrim dimana anak memiliki BMI
(Body Mass Index) yang lebih tinggi dibandingkan 95% anak
seusianya dengan jenis kelamin yang sama. Anak sebaiknya hanya
mendapatkan 30% total kalorinya dari lemak dan kurang dari 10%
dari lemak jenuh.

Center of Disease Control (CDC) menyebutkan bahwa anak


umur 7 tahun bisa mengalami peningkatan berat badan sebanyak 3
kg. Berat badan ideal anak usia 7 tahun berdasar standar WHO
(World Health Organization) yaitu 23 kg bagi laki-laki dan 22 kg
untuk perempuan.

4) Pola Tidur
Berdasarkan hasil studi di Canada pada tahun 1983
diketahui bahwa anak-anak dengan IQ superior memiliki jam tidur
lebih lama sekitar 30-40 menit setiap malamnya dibandingkan
anak-anak pada umumnya. Sedangkan anak-anak yang mengalami
gangguan tidur akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
motorik,kognitif dan perkembangan otaknya.
Beberapa gangguan tidur yang dialamai anak usia
prasekolah (Papalia, et al., 2008) :
1) Berjalan dan berbicara saat tidur
2) Mimpi buruk
3) Sleep terror
Yaitu suatu kondisi dimana anak tiba-tiba bangun
dari tidurnya dengan sikap panik seperti
berteriak,duduk,nafas tersengal-sengal,mata
melotot. Muncul pada anak usia 4-12 tahun dan
biasa terjadi pada anak laki-laki. Hal ini terjadi
karna cara bernafas yang salah dan gerakan kaki
yang kaku.
4) Mengompol
Sebagian besar terjadi pada anak usia 3 sampai 5
tahun. Selain itu, bila mengompol diusia 8 sampai
10 tahun berarti menandakan anak mengalami
konsep diri yang negatif, atau masalah psikologi
lain ( Community Padiatric Committee, 2005 dalam
Papalia & Feldman, 2014).

2. PERKEMBANGAN MOTORIK PADA ANAK USIA


PRASEKOLAH

Perkembangan motorik pada usia prasekolah semakin


meningkat terutama dalam motorik kasar seperti
berlari,melempar,menendang,yang membutuhkan otot-otot besar dan
kapasitas paru-paru mereka semakin besar sehingga melakukan
aktivitas motorik kasar lebih baik. Selain itu juga dalam melakukan
kemampuan motorik halus seperti menggunting,menyusun
balok,melipat,mengancing baju,melukis dan aktivitas lainnya.

Kemampuan motorik kasar dan halus yang didapatkan dari


anak melalui pengalaman akan semakin mampu melakukan
kemampuan yang kompleks. Kombinasi tersebut disebut juga sistem
tindakan (Papalia, et al,2008).

Hurlock (1980) menyatakan beberapa fungsi perkembangan


motorik sebagai berikut, yaitu :

a. Perkembangan motorik yang berkembang dengan baik,


menandakan kesehatan fisik dalam kondisi baik.
b. Melalui kegiatan-kegiatan fisik materik, anak dapat
melakukan katarsis emosional untuk melepaskan emosi
yang tertahan dan membebaskan tubuh dari
ketegangan,kegelisahan, sehingga dapat merasa lebih rileks
secara fisik maupun psikologi.
c. Membantu anak untuk bersosialisasi,bermain dan
memainkan perannya diantarateman sebayanya.
d. Menumbuhkan rasa aman secara psikologis.

3. PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSI PADA ANAK USIA


PRASEKOLAH
Pada usia 4 tahun, untuk memahami konsep dirinya dengan
mengidentifikasikan karakteristik eksternal seperti ciri fisik,memilih
mana yang lebih disukai dan yang tidak disukai, kepemilikan dan
anggota keluarganya.
Berdasarkan hasil analisis teori neo-piagentian anak usia 5 sampai
7 tahun terjadi 3 tahap dalam berkesinambungan bagaimana anak
memandang dirinya sendiri. Tiga tahap tersebut ( dalam Papalia,etal,
2008) :
1) Representasi Tunggal
Anak tidak dapat membayangkan didalam dirinya memiliki dua
emosi,belum bisa memahami real self-nya berbeda dengan
ideal self seperti yang diinginkan.
2) Pemetaan Representasional
Anak mulai membuat koneksi secara logis antara berbagai hal.
Namun, masih belum dapat berpikir bahwa hal buruk dan baik
bisa ada dalam dirinya, masih memandang bahwa dalam
dirinya positif semua atau negatif semua.
3) Sistem Representasi
Anak sudah berkembang konsep dirinya, sudah lebih matang
dalam menggambarkan dirinya, bisa mendeskripsikan dirinya
dalam hal negatif atau positif.
Berkembangnya pemahaman emosi pada anak usia 3 tahun,anak
sudah mampu mengungkapkan rasa bahagianya saat mendapat apa
yang diinginkan,namun masih kesulitan dalam memahami emosi yang
berlawanan.
Menurut Erikson menyatakan bahwa usia prasekolah dalam
perkembangan psikososial berada pada tahap iniatif versus rasa
bersalah.
Perkembangan psikologi pada anak umur 7 tahun, usia ini biasanya
sudah bisa membangun hubungan dengan orang-orang disekitarnya
dan terkesan lebih dewasa. Ia juga mulai mampu memberikan inisiatif
hingga mengatur dirinya sendiri. Dan dilihat dari perkembangan
emosionalnya, tanda yang paling umum ialah berkurangnya intensitas
menangis. mulai belajar menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi di sekitarnya.

4. PERKEMBANGAN KOGNIITIF PADA ANAK USIA


PRASEKOLAH
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki dimiliki anak usia prasekolah
diantaranya sebagai berikut :
1) Fungsi Simbolis

Anda mungkin juga menyukai