A. LATAR BELAKANG
1. BATAS USIA PRA SEKOLAH
Beberapa ahli mengemukakan pendapat yang berbeda tentang batasan usia
perkembangan anak prasekolah, diantaranya :
1. Papalia (2009), mengemukakan bahwa anak usia prasekolah atau
usia kanak-kanak awal adalah anak yang berada di usia 3-6 tahun.
2. Hurlock (1981), menyatakan bahwa anak usia awal merupakan
usia prasekolah atau usia “pregang” yang berada pada usia 2-6
tahun
3. Santrock (1995), berpendapat bahwa usia anak awal (early
childhood) yaitu usia akhir masa bayi sekitar usia 2 tahun hingga
usia 5-6 tahun.
Anak usia dini didfinisikan oleh United Nations berdasarkan hasil
konvensi tentang anak usia dini di New York tahun 2010 menyatakan
bahwa anak usia dini merupakan periode usia anakdari lahir hingga usia 8
tahun. Hal ini sesuai dengan kategori yang ditetapkan oleh The National
Assosiation for The Education of The Young Children (NAEYC) bahwa
anak usia dini merupakan periode sejak awal dilahirkan sampai berusia
delapan tahun (Bredekamp,1992). Hal ini juga sesuai dengan psikologi
perkembangan anak yang berumur 0-8 tahun (Supriadi, 2003). Seefeldt
dan Barbour (1993) menyatakan bahwa anakusia dini adalah anak sejak
dilahirkan sampai delapan tahun. Seefeldt membagi beberapa tahapan
berdasarkan usia yaitu infancy (0-1 tahun), toddler (1-3tahun), preschool
(3-4 tahun), early primary years (5-6 tahun), dan later primary years (7-8
tahun).
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan merupakan masalah
yang serius bagi negara maju maupun negara berkembang di dunia.
Pertumbuhan dapat dilihat dari berat badan, tinggi badan, dan lingkar
kepala, sedangkan perkembangan dapat dilihat dari kemampuan motorik,
sosial dan emosional, kemampuan berbahasa serta kemampuan kognitif.
Pada dasarnya, setiap anak akan melewati proses tumbuh kembang sesuai
dengan tahapan usianya, akan tetapi banyak faktor yang memengaruhinya.
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk mendapatkan
perhatian dan setiap anak memiliki hak untuk mencapai perkembangan
kognisi, sosial dan perilaku emosi yang optimal dengan demikian
dibutuhkan anak dengan kualitas yang baik agar tercapai masa depan
bangsa yang baik.
Berdasarkan World Health Organization (WHO) menyatakan
bahwa 5-25% anak usia pra sekolah di dunia mengalami disfungsi otak
minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus (WHO, 2010).
Angka kejadian terhadap gangguan perkembangan pada anak usia 3-17
tahun di Amerika Serkat mengalami peningkatan dari tahun 2014 sebesar
5,76 % dan di tahun 2016 sebesar 6,9% (Zablotsky et al., 2017). Tumbuh
kembang anak di Indonesia masih perlu mendapatkan perhatian serius,
Angka keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan masih cukup tinggi
yaitu sekitar 5-10% mengalami keterlambatan perkembangan umum. Dua
dari 1.000 bayi mengalami gangguan perkembangan motorik dan 3 sampai
6 dari 1.000 bayi juga mengalami gangguan pendengaran serta satu dari
100 anak mempunyai kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara. Proses
tumbuh kembang anak merupakan hal penting yang harus diperhatikan
sejak dini, mengingat bahwa anak merupakan generasi penerus bangsa
memiliki hak untuk mencapai perkembangan yang optimal, sehingga
dibutuhkan anak dengan kualitas baik demi masa depan bangsa yang lebih
baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Menjelaskan apa itu macam-macam perkembangan psikologi anak
pra sekolah
2. Menjelaskan
4) Pola Tidur
Berdasarkan hasil studi di Canada pada tahun 1983
diketahui bahwa anak-anak dengan IQ superior memiliki jam tidur
lebih lama sekitar 30-40 menit setiap malamnya dibandingkan
anak-anak pada umumnya. Sedangkan anak-anak yang mengalami
gangguan tidur akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
motorik,kognitif dan perkembangan otaknya.
Beberapa gangguan tidur yang dialamai anak usia
prasekolah (Papalia, et al., 2008) :
1) Berjalan dan berbicara saat tidur
2) Mimpi buruk
3) Sleep terror
Yaitu suatu kondisi dimana anak tiba-tiba bangun
dari tidurnya dengan sikap panik seperti
berteriak,duduk,nafas tersengal-sengal,mata
melotot. Muncul pada anak usia 4-12 tahun dan
biasa terjadi pada anak laki-laki. Hal ini terjadi
karna cara bernafas yang salah dan gerakan kaki
yang kaku.
4) Mengompol
Sebagian besar terjadi pada anak usia 3 sampai 5
tahun. Selain itu, bila mengompol diusia 8 sampai
10 tahun berarti menandakan anak mengalami
konsep diri yang negatif, atau masalah psikologi
lain ( Community Padiatric Committee, 2005 dalam
Papalia & Feldman, 2014).