BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia masih menjadi masalah utama, masing-masing
individu terus berkompetisi untuk menjadi lebih baik, menjadi seorang yang lebih
berkembang seperti yang diinginkan perusahaan. setiap perusahaan selalu
berusaha untuk memiliki karyawan–karyawan yang produktif dan berkompoten.
Perusahaan dapat menggunakan berbagai sumber daya Tetapi manusia merupakan
sumber daya yang paling dibutuhkan oleh perusahaan, karena manusia memiliki
otak untuk berfikir secara kritis dan nurani sebagai dasar atas sebuah keputusan
suatu tindakan.
Pencapaian seluruh target yang telah ditetapkan perusahaaan tidak terlepas
dari strategi yang diimplementasikan pada perusahaan. Salah satunya dengan
penilaian prestasi kerja yang dapat mencerminkan pencapaian masing–masing
karyawan dalam menyelesaiakan tugas dan tanggung jawabnya. Penilaian
prestasi kerja merupakan proses yang dilakuakan suatu organisasi atau perusahaan
dalam mengevaluasi kinerja pekerjaan seseorang. Penilaian prestasi kinerja sangat
penting bagi suatu perusahaan dan karyawannya. penilaian prestasi kerja dapat
dijadikan sebagai motivasi bagi karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan dan
pribadinya. Misalnya mencapai target, naik jabatan, mendapatkan penghargaan
dan perlakuan yang adil. Melalui penilaian prestasi kerja, perusahaan dapat
melihat perkembangan kinerja karyawan dari waktu ke waktu, sehingga dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau evaluasi terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan.
Dalam bidang jasa maupun bidang lainnya, menurut adanya SDM yang
berkualitas dalam sebuah perusahaan maupun instansi, khususnya di bidang jasa,
yang mengharuskan adanya intraksi karyawan secara langsung kepada pelanggan.
Mengingat SDM sangat berperan dalam pencapaian organisasi, maka diperlukan
perhatian dari perusahaan. Bentuk penilaian tidak hanya berupa sikap atasan yang
2
maka perusahaan tersebut gagal dalam mengelola sumber daya manusianya yang
akan menimbulkan perusahhan jauh dari kata tujuan perusahaan ini di bangun.
Oleh karna itu, berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mengelola sumber daya
manusianya tergantung pada prestasi kerja karyawannya. Perusahaan juga harus
selalu melakukan strategi terhadap sumber daya manusianya yang baik untuk
dapat bersaing, jika tidak maka perusahaan tersebut akan cepat tertinggal dengan
para pesaing lainnya yang akhirnya menyebabkan perusahaan kehilagan
nasabahnya.
Dari sekian banyaknya tempat penjaminan BPKB sepeda motor yamaha
didaerah kota palopo salah satunya adalah PT. Bussan Auto Finance (BAF)
Cabang Palopo yang beralamat di Jl. Mangga No. 24, Lagaligo, Wara, Kota
Palopo, Sulawesi Selatan. Yang dipimpin oleh bapak Israruddin, S.E dimana
perusahaan ini berdiri ditengah kota dekat terminal dan pasar sentral kota palopo.
PT. Bussan Auto Finance (BAF) ini seiring perkembangan dan pertumbuhan
kebutuhan masyarakat perusahaan ini turut berinovasi untuk menjadi solusi
pembiayaan terbaik bagi kebutuhan masyarakat dengan membuka berbagai
macam jenis pembiayaan lainnya seperti pembiayaan multiproduk, mesin
pertanian, mobil dan juga dana syariah. PT. Bussan Auto Finance telah terdaftar
dalam asosiasi perusahaan pembiayaan Indonesia (APPI) dan juga biro kredit.
Dalam melaksanakan bisnisnya BAF juga terdaftar dan di awasi oleh otoritas jasa
keuangan.
Berdasarkan pengamatan awal peneliti memperoleh informasi dari
pemimpin PT. Bussan Auto Finance (BAF) Cabang Palopo bahwa salah satu
masalah dalam perusahaannya yaitu pertama, cara meningkatkan kualitas sumber
daya manusianya, dimana karna peran karyawan yang cukup dominan terhadap
tingkat resiko operasional perusahaan. Kedua, cara mengetahui prestasi karyawan
dalam melakukan pekerjaan. Ketiga, cara mengetahui seberapa besar pengetahuan
karyawan akan jabatan yang di berikan perusahaan. Berguna untuk mendukung
kelancaran pekerjaan dan lingkungan kerja karyawan yang harus terus
ditingkatkan. Dimana hal ini dapat dilakukan dengan penilaian prestasi kerja
karyawan karna orang-orang yang berkecimpung dalam manajemen sumber daya
5
manusia bahwa penilaian prestasi kerja merupakan bagian penting dari seluruh
proses kekaryaan karyawan yang bersangkutan hal ini penting juga bagi
perusahaan dimana karyawan bekerja. Bagi karyawan, penilaian tersebut sebagai
umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan dan kekurangan.
Hasil penilaian tersebut sangat penting dan perannya dalam pengambilan
keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan program
pendidikan, pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan,
promosi, system imbalan dan berbagai aspek lain dari proses dari manajemen
sumber daya manusia secara efektif. Sedangkan tujuan pokok dari system
penilaian kinerja karyawan adalah sesuatu yang menghasilkan informasi yang
akurat dan valid berkenan dengan kinerja, perilaku dan kompetensi anggota
perusahann pada PT. Bussan Auto Finance (BAF) Cabang Palopo.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Apakah faktor kinerja berpengaruh terhadap penilaian prestasi kerja
karyawan pada PT. Bussan Auto Finance (BAF) Cabang Palopo .?
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Hadinagara (2017) dalam skripsi yang berjudul Analisis Faktor Penilaian
Prestasi Kerja Karyawan (Studi Pada Karyawan PT. Bank Mandiri Tbk Cabang
Toddopuli). Dengan tujuan untuk menganalisis faktor manakah yang signifikan
terhadap penilaian prestasi kerja dengan menggunakan analisis statistik deskriptif
dengan memperoleh penilaian kinerja memperoleh rata-rata 3,751. Penilaian
kinerja berpengaruh secara signifikan terhadap factor kinerja 0,885 (88,5). Karena
koefisien path bertanda positif (0,885) maka dapat di katakan bahwa semakin baik
pelaksanaan penilaian kinerja maka semakin meningkat pula faktor kinerja
karyawan.
Hernawati (2015) dalam skripsi yang berjudul Analisis Faktor-faktor
Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor
Regional X Makassar. Dengan tujuan untuk menganalisis manakah variabel yang
paling berpengaruh pada faktor-faktor penilaian prestasi kerja karyawan
menggunakan alat uji perhitungan regresi dengan hasil perhitungan dapat dilihat
bahwa Faktor kompetensi karyawan merupakan variabel yang memiliki nilai yang
paling besar yakni 5,170. Hal ini menunjukan bahwa factor tersebut yang
memiliki pengaruh dominan terhadap penilaian prestasi kerja karyawan pada PT.
Pos Indonesia, Tbk Kantor Regional X makassar.
Armadajaya (2014) dalam skripsi yang berjudul Analisis Faktor-faktor
Penilaian Prestasi Kerja karyawan pada PT. Cahaya Samtraco Utama (CSU) Loa
Janan Samarinda. Dengan tujuan untuk mengetahui apakah faktor perilaku sangat
berpengaruh terhadap penilaian prestasi kerja karyawan dengan menggunakan alat
uji reabilitas dengan memperoleh hasil semua hipotesis terjawab atau diterima
bahwa faktor perilaku berpengaruh signifikan dan positif terhadap penilaian
prestasi kerja karyawan. Pengaruh tersebut sangat besar karna tingkat signifikansi
masing-masing variabel <0,05 dan memiliki pengaruh untuk variable faktor
perilaku sebesar 40,9% terhadap penilaian kinerja karyawan. Hal ini membuktikan
9
bahwa karyawan pada PT. Cahaya Samtraco Utama berpandapat bahwa factor
perilaku merupakan hal yang sangat menentukan baik buruknya penilaian prestasi
kerja.
B. Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian prestasi kerja karyawan adalah suatu proses penilaian prestasi
kerja karyawan yang di lakukan pemimpin perubahan secara sistematik
berdasarkan pekerjaan yang di tugaskan kepadanya (Mangkunegara, 2014).
Menurut Natoatmojo, (2013) Penilaian Prestasi Kerja ( Performance appraisal )
dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia adalah sangat penting
artinya.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan suatu
organisasi adalah melalui hasil Penilaian Prestasi Kerja yang ada pada organisasi
tersebut. Penilaian prestasi kerja dalam bahasa Inggris dikenal dengan
istilah Performance Appraisal. Dari penilaian prestasi kerja dapat dilihat kinerja
kerja organisasi yang dicerminkan oleh kinerja kerja pegawainya.
Dengan informasi tersebut berarti hasil penilaian prestasi kerja merupakan refleksi
dari berkembang atau tidaknya organisasi.
Pada organisasi yang cukup maju, hasil penilaian prestasi kerja digunakan
sebagai bahan pertimbangan proses manajemen SDM seperti promosi, demosi,
diklat, kompensasi, pemutusan hubungan kerja dan sebagainya. Dijadikannya
penilaian prestasi kerja sebagai bahan perimbangan sedikit banyaknya memotivasi
pegawai untuk bekerja lebih giat lagi. Dengan demikian penilaian prestasi kerja
merupakan salah satu faktor kunci tumbuh dan berkembangnya suatu organisasi.
Disamping itu, penilaian prestasi keja yang ada juga banyak memiliki
kelemahan seperti : besarnya porsi poin yang bersifat subyektif, penilaian yang
dilakukan satu tahun sekali pada periode yang sama dapat mengakibatkan bias,
banyak organisasi yang belum memiliki uraian kerja yang mantap yang
mengakibatkan kesulitan di dalam membuat penilaian prestasi kerja, dan
sebagainya
4. Prasangka Pribadi
Faktor – faktor yang membentuk prasangka pribadi terhadap seseorang atau
kelompok bisa mengubah penilaian. Contoh seorang atasan pria mungkin
cenderung memberikan penilaian rendah kepada para karyawan wanita
karena suatu hal.
5. Pengaruh pesan terakhir.
Bila menggunakan ukuran–ukuran prestasi kerja subyektif penilaian
dipengaruhi oleh yang paling terakhir (recency effect). Kegiatan terakhir saik
atau buruk cenderung lebih dingat oleh penilai.
D. Tujuan Penilaian Prestasi Kerja
Ada beberapa Tujuan Penilaian Prestasi Kerja. Perusahaan maupun
organisasi menggunakan penilaian prestasi kerja bagi para karyawan atau individu
mempunyai maksud sebagai langkah administratif dan pengembangan. Secara
administratif, perusahaan atau organisasi dapat menjadikan penilaian prestasi
kerja sebagai acuan atau standar di dalam membuat keputusan yang berkenaan
dengan kondisi pekerjaan karyawan, termasuk untuk promosi pada jenjang karir
yang lebih tinggi, pemberhentian, dan penghargaan atau penggajian. Sedangkan
untuk pengembangannya adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan
keterampilan kerja, termasuk pemberian konseling pada perilaku karyawan dan
menindak-lanjuti dengan pengadaan training (Gomez, 2001).
tentang pelaksanaan kerja mereka. Oleh karena itu manfaat penilaian prestasi
kerja dapat dirinci sebagai berikut:
1. Perbaikan Prestasi Kerja
Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manajer dan
departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-kegiatan mereka.
2. Penyesuaian-Penyesuaian Kompensasi
Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan
dalammenentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi
lainnya.
3. Keputusan-Keputusan Penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa
lalu atau antisipasinya. Promosi sering merupakan bentuk penghargaan
terhadap prestasi kerja masa lalu.
4. Kebutuhan-Kebutuhan Latihan dan Pengembangan
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan latihan. Demikian
juga, prestasi yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus di
kembangkan.
5. Perencanaan dan Pengembangan Karier
Umpan balik prestasi kerja mengarahkan keputusan-keputusan karier, yaitu
tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti.
6. Penyimpangan-Penyimpangan Proses Staffing
Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan atau kelemahan
prosedur staffing departemen personalia
7. Ketidak-akuratan Informasional
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam
informasi analisis jabatan, rencana-rencana sumber daya manusia, atau
komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia. Akibatnya
keputusan-keputusan yang diambil menjadi tidak tepat.
16
lalu meliputi sebuah bagian bagi penyelia dan karyawan untuk mencatat
rencana masa depannya. Ada empat pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja masa depan, yaitu sebagai berikut.
a. Penilaian Diri
Apa yang dilakukan para karyawan untuk mengevaluasi diri dapat
menjadi teknik evaluasi yang bermanfaat jika tujuan dari penilaian adalah
untuk pengembangan diri lebih jauh. Dimensi penting dari penilaian diri
adalah keterlibatan karyawan dalam komitmen proses perbaikan kinerja.
b. Pengelolaan berdasarkan Tujuan
Inti pokok dari pendekatan pengelolaan berdasarkan tujuan
meliputi tujuan-tujuan yang secara obyektif dapat diukur dan bersama-
sama diakui oleh karyawan dan manajer.
c. Penilaian Psikologis
Beberapa perusahaan mempekerjakan ahli psikologi industri, baik
sebagai pekerja penuh, paruh waktu (menurut kebutuhan). Apabila
psikolog digunakan untuk evaluasi, mereka menilai potensi individu masa
depan dan bukan kinerja individu masa lalu.
d. Pusat-Pusat Penilaian
Pusat-pusat penilaian merupakan metode lain untuk menilai
potensi masa depan, tetapi tidak menyandarkan diri hanya pada seorang
psikolog. Pusatpusat penilaian adalah bentuk penilaian terhadap karyawan
yang standar yang mengandalkan pada beragam tipe evaluasi dan penilaian
yang ganda. Tipe ini biasanya digunakan untuk para manajer yang tampil
dengan potensi untuk melakukan pekerjaan yang lebih bertanggung jawab.
G. Faktor-faktor Penilaian Prestasi Kerja
Menurut Moeheriono (2009) mengatakan faktor penilaian prestasi kerja
adalah aspek-aspek yang diukur dalam proses penilaian kinerja individu. Faktor
penilaian kinerja tersebut terdiri atas tiga aspek, yakni sebagai berikut :
fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi dan tugasnya yang didasari oleh
pengetahuan, sikap, keterampilan, dan motivasi.
Setiap individu atau organisasi tentu memiliki tujuan yang akan dicapai
dengan menetapkan target atau sasaran. Keberhasilan individu atau organisasi
dalam mencapai target atau sasaran tersebut merupakan kinerja. Seperti yang
diungkapkan oleh Prawirosentono (2001) yang mengartikan kinerja sebagai, Hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang adan tanggung jawab masing-masing dalam
rangka upaya mendapai tujuan organisasi bersangkutan secara ilegal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Dari pendapat
Prawirosentono di atas terungkap bahwa kinerja merupakan hasil kerja atau
prestasi kerja seseorang atau organisasi. Berkaitan dengan hal tersebut, Gomes
(2003) mengatakan bahwa Kinerja adalah catatan hasil produksi pada fungsi
pekerjaan yang spesifik atau aktivitas selama periode waktu tertentu. Sementara
Rivai (2005) mengemukakan bahwa: Kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama. Tinggi rendahnya kinerja pegawai tergantung
kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini. Jones (2002)
mengatakan bahwa Banyak hal yang menyebabkan terjadinya kinerja yang buruk,
antara lain: kemampuan pribadi, kemampuan manajer, kesenjangan proses,
masalah lingkungan, situasi pribadi, dan motivasi.
J. Penilaian Kinerja
Sementara menurut Gomes (2003:135) penilaian kinerja mempunyai
tujuan untuk me-reward kinerja sebelumnya (to reward past performance) dan
untuk memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan datang (to
motivate future performance improvement), serta informasi-informasi yang
diperoleh dari penilaian kinerja ini dapat digunakan untuk kepentingan pemberian
gaji, kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan penempatan tugas-tugas tertentu.
23
kerja dapat tercapai didukung oleh manajemen yang baik dan kelemahan
manajemen akan dapat menimbulkan masalah bagi organisasi.
L. Indikator Untuk Mengukur Kinerja
Menurut Robbins (2014-260) untuk mengukur kinerja karyawan secara
individu ada empat indicator yaitu:
1. Kualitas
Kualitas kerja di ukur dengan persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan
yang di hasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan
kemampuan karyawan.
2. Kuantitas
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah sepergi jumlah
unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan, ketetapan waktu. Merupakan
tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain.
3. Efektivas
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang,
teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hal dari
setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
M. Perilaku
atau fasilitas. Sarana dan fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau
memungkinkan terwujudnya suatu perilaku, sehingga disebut sebagai faktor
pendukung atau faktor pemungkin.
3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor)
Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) merupakan penguat
terhadap timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau berperilaku.
Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik akan memotivasi, sebaliknya
hukuman dan pandangan negatif seseorang akan menjadi hambatan proses
terbentuknya perilaku. Hal yang paling berpengaruh terhadap perubahan
perilaku perawat adalah motivasi.
P. Indikator Penilaian Perilaku
Menurut Juwono (2014) indikator dalam penilaian perilaku kerja
karyawan meliputi :
1. Kecermatan
Adalah penuh minat (perhatian), saksama, dan teliti dalam melakukan
pekerjaan baik itu dalam pengambilan keputusan dan pekerjaan.
2. Ketekunan
Merupakan kemampuan seseorang untuk tetap bertahan ditengah tekanan dan
kesulitan yang di alami atau bias juga di artikan bersungguh-sungguh dalam
bekerja.
3. Kerjasama
Sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh dua orang atau juga lebih supaya
dapat mencapai tujuan ataupun target yang sebelumnya sudah direncanakan
dan juga disepakati secara bersama.
4. Tanggung Jawab
Adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga
berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Pada hakikatnya hanya
masing-masing individu yang dapat bertanggungjawab
31
5. Inisiatif
Suatu kemampuan dalam menemukan peluang, menemukan ide
mengembangkan ide serta cara-cara baru dalam memecahkan suatu masalah.
Q. Kompetensi
1. Untuk merujuk pada area pekerjaan atau peranan yang mampu dilakukan
oleh seseorang dengan kompeten. Makna ini bertumpu pada pemahaman
yang lebih umum menurut kamus bahasa dan berkaitan dengan jabatan, yang
berisi deskripsi tugas pekerjaan dan out put jabatan. Tema dalam difinisi jenis
ini lazim berisi deskripsi tugas-tugas pekerjaan dan out put jabatan.
2. Untuk merujuk pada dimensi perilaku yang terIetak di balik kinerja
yang kompeten (efficiency oreentation, result driven). Tema dari definisi ini
lazim berisi deskripsi mengenai perilaku, sikap dan karakteristik orang
dalam melakukan berbagai tugas pekerjaan untuk menghasilkan out put
jabatan yang efektif, outstanding atau superior.
Menurut pfeffer, dkk (2003:110) kompetensi terdiri dari 5 (Lima)
Karakteristik yaitu :
32
pengaruh dan membangun hubungan. Orang yang cepat marah mungkin sulit
untuk menjadi kuat dalam penyelesaian konflik daripada mereka yang mudah
mengelola respons emosionalnya.
5. Motivasi
Merupakan faktor dalam kompetensi yang dapat berubah. Dengan
memberikan dorongan, apresiasi terhadap pekerjaan bawahan, memberikan
pengakuan dan perhatian individual dari atasan dapat mempunyai pengaruh
positif terhadap motivasi seseorang bawahan. Peningkatan kompetensi akan
meningkatkan kinerja bawahan dan kontribusinya pada organisasi pun
meningkat.
6. Isu Emosional
Hambatan emosional dapat membatasi penguasaan kompetensi. Takut
membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak menjadi
bagian, semuanya cenderung membatasi motivasi dan inisiatif.
7. Kemampuan Intelektual
Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti pemikiran konseptual
dan pemikiran analitis. Tidak mungkin memperbaiki melalui setiap intervensi
yang diwujudkan suatu organisasi. Sudah tentu faktor seperti pengalaman
dapat meningkatkan kecakapan dalam kompetensi inti.
8. Budaya Organisasi
Budaya organisasi mempengaruhi kompetensi SDM dalam kegiatan sebagai
berikut:
a. Praktik rekrutmen dan seleksi karyawan mempertimbangkan siapa di
antara pekerja yang dimasukkan dalam organisasi dan tingkat keahliannya
tentang kompetensi.
b. Sistem penghargaan mengkomunikasikan pada pekerja bagaimana
organisasi menghargai kompetensi.
c. Praktik pengambilan keputusan mempengaruhi kompetensi dalam
memberdayakan orang lain, inisiatif, dan memotivasi orang lain.
d. Kebiasaan dan prosedur memberi informasi kepada pekerja tentang berapa
banyak kompetensi yang diharapkan.
36
dan terpadu. Penilaian prestasi kerja tersebut akan memotivasi karyawan untuk
bekerja produktif, inovatif dan kreatif sehingga akan memiliki kinerja yang tinggi.
Faktor penilaian adalah aspek-aspek yang diukur dalam proses penilaian
prestasi kerja individu. Faktor penilaian prestasi kerja tersebut terdiri atas factor
kinerja, yaitu keberhasilan karyawan dalam pelaksanaan kerja (output) biasanya
terukur, seberapa besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya dan berapa besar
kenaikannya. factor perilaku, yaitu aspek tindak tanduk karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan dan factor kompetensi, yaitu kemahiran dan penguasaan
karyawan sesuai tuntutan jabatan, pengetahuan, keterampilan dan keahliannya.
sebagai bentuk untuk mengetahui prestasi kerja setiap karyawan yang bekerja
pada perusahaan pembiayaan tersebut. Guna untuk bersaing di dunia bisnis dan
dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Karna perkembangan suatu perusahaan
atau organisasi dapat di lihat melalui penilaian prestasi kerja.
Sebagaimana layaknya sebuah organisasi PT. Bussan Auto Finance (BAF)
cabang Palopo selalu berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya
hal ini di sebabkan karena adanya peran karyawan yang cukup dominan terhadap
keperluan yang mendukung kelancaran pekerjaan dan lingkungan kerja karyawan
harus terus di tingkatkan. Dimana hal ini dapat di lakukan dengan adanya
penilaian prestasi kerja karyawan dengan penilaian kinerja, perilaku dan
kompetensi.
39
Faktor-Faktor Penilaian
Prestasi Kerja
Menurut Astuti
(2006)
1. Kompensasi
2. Promosi jabatan
3. Pelatihan
4. Pengembangan Karir
W. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka penulis menarik sebuah dugaan
sementara bahwa adanya pengaruh faktor–faktor penilaian prestasi kerja
karyawan pada PT. Busan Auto Finance Cabang Palopo. Yang kemudian diajukan
hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga bahwa faktor kinerja berpengaruh signifikan terhadap penilaian
prestasi kerja karyawan pada PT. Busan Auto Finance Cabang Palopo.
2. Diduga bahwa faktor perilaku berpengaruh signifikan terhadap penilaian
prestasi kerja karyawan pada PT. Busan Auto Finance Cabang Palopo.
3. Diduga bahwa faktor kompetensi berpengaruh signifikan terhadap penilaian
prestasi kerja karyawan pada PT. Busan Auto Finance Cabang Palopo.
4. Diduga bahwa faktor kinerja, perilaku dan kompetensi berpengaruh signifikan
terhadap penilaian prestasi kerja karyawan pada PT. Busan Auto Finance
Cabang Palopo.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Bussan Auto Finance ( BAF ) Cabang
Palopo yang beralamat di Jl. Mangga No. 24, Lagaligo, Wara, Kota Palopo,
Sulawesi Selatan. Penelitian ini di lakukan selama 2 (dua) bulan dari bulan maret
sampai bulan april 2019.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi. Keempat teknik tersebut
digunakan peneliti karena melihat suatu fenomena yang terjadi akan lebih baik
jika menggunakan teknik wawancara, observasi, membuat kuesioner, dan
melakukan dokumentasi dalam pengambilan data yang lebih jelas.
1. Wawancara
2. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data
yang penting untuk peneliti. Hal ini dikarenakan, memungkinkan peneliti
mendapatkan data secara jelas jika terjun langsung ke lapangan untuk melihat
dan meneliti fenomena-fenomena yang terjadi. Dengan teknik ini, peneliti
mengamati aktivitas-aktivitas sehari-hari objek penelitian. Selama penelitian,
teknik observasi tidak tetap. Dalam hal ini, peneliti melakukan observasi
deskriptif, yaitu menggambarkan secara umum situasi sosial dan apa saja
yang terjadi di sana.
42
3. Kuesioner
Dalam penelitian ini juga menggunakan kuesioner yang menjadi salah satu
teknik pengumpulan data yang penting untuk mengumpulkan informasi dan
mendapatkan data secara jelas. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
2017:142). Jadi kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengajukan lembaran angket yang berisi daftar pernyataan kepada
responden atau konsumen tentang suatu hal yang bersumber dari banyak
orang dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan yang mudah dipahami
oleh responden dan dapat memberikan pandangan terhadap apa yang telah
mereka rasakan selama ini pada tempat peneliti ini. Kuesioner yang
digunakan di desain berdasarkan skala model Likert yang berisikan sejumlah
pertanyaan tentang obyek yang akan diungkap. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2017:93). Penskoran dari kuesioner skala
model Likert yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada lima
arternatif jawaban. Hasil jawaban dari setiap pertanyaan akan diberikan nilai
atau skor terbesar yaitu 5 hingga 1 (Sugiyono, 2017:93).
1. Populasi
4. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang di gunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi ( Sumarni : 2006 ) teknik sampel yang di gunakan
dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh atau sensus. Teknik ini di
gunakan apabila semua populasi di jadikan sebagai responden dengan
ketentuan bila populasi kurang dari 100 orang ( Ridwan dan Sunarti : 2009 ).
Sensus adalah cara pengumpulan data di mana seluruh elemen populasi di
selidiki satu persatu, data yang di peroleh adalah sebagai hasil pengolaan
sensus disebut data yang sebenarnya ( True Value ) atau sering disebut
parameter. Sehingga sampel pada penelitian ini yaitu 29 orang atau semua
jumlah populasi.
Skor tertinggi : 5
Skor terendah : 1
5−1
Sehingga range untuk hasil survey : = 0,8
5
Range skor :
1 – 1,80 = Sangat Rendah
1,81 – 2,60 = Rendah
2,61 – 3,40 = Cukup
3,41 – 4,20 = Tinggi
4,21 – 5 = Sangat Tinggi
2. Uji Validitas Dan Reliabilitas Data
a. Uji Validitas
b) Apabila r hitung < r table, maka item kuesioner dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
a) Apabila hasil koefisien alpha lebih besar dari taraf signifikansi 60%
atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliable.
b) Apabila hasil koefisien alpha lebih kecil dari taraf signifikansi 60% atau
0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliable.
Keterangan :
X1 = Kinerja
X2 = Perilaku
X3 = Kompetensi
a = Konstanta
e = Error
a) Apabila nilai sig t > 0,05 maka variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan.
b) Apabila nilai sig t < 0,05 maka variabel tersebut tidak berpengaruh
secara signifikan (Muhson dalam Sukmawati, 2017:83).
KP = r2 x 100%
Keterangan :
KP = Koefisien Determinan
r = Koefisien Korelasi
F. Defenisi Operasional
Beberapa variabel yang di gunakan oleh penelitian ini adalah :
BAB IV
GAMBARAN UMUM PT. BUSSAN AUTO FINANCE CABANG PALOPO
A. Sejarah Perusahaan PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo
PT Bussan Auto Finance (BAF) adalah perusahaan pembiayaan yang saat
ini berkonsentrasi pada pembiayaan motor Yamaha yang berkantor pusat
dimenara Mulia Building, 19 Floor, JL. Gatot Subroto Kav. 9-11 Jakarta. BAF
didirikan pada tahun 1997. Dengan modal disetor sebesar Rp 275 Milyard,
komposisi pemegang sahamnya adalah:
No. Perusahaan Persentase Saham
1 Mitsui & Co Ltd 75%
2 PT. Mitsui Indonesia 15%
3 Yamaha Motor Co Ltd 7%
4 PT. Yamaha Motor Kencana Indonesia 3%
Tabel. 4.1
Adapun susunan Dewan Direksi sejak Oktober 2014 adalah sebagai
berikut:
No. Nama Jabatan
1 Shinichiro Shimada President Director
2 Kenji Matsumoto Vice Prisident/CFO
3 Sigit Sembodo Managing Director
4 Bambang Suprijadi Director
5 Armando Lung Director
6 Nurdayati Director
7 Imam Budianto Director
Tabel. 4.2
Saat ini BAF memiliki 173 kantor cabang diseluruh pelosok Nusantara,
dengan jumlah karyawan lebih dari 10,000 orang. Total jumlah konsumen yang
pernah dan sedang dibiayai oleh BAF telah mencapai lebih dari 4 juta orang.
Selama tahun 2009, BAF membiayai lebih dari 714 ribu unit kendaraan bermotor
baru. Total asset lebih dari 10 triliun rupiah.
51
1. Visi
Menjadi perusahaan pembiayaan terkemuka dan terpercaya bagi
pelanggan, mitra usaha dan masyarakat.
2. Misi
Memberikan layanan solusi keuangan terbaik untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat.
D. Struktur Organisasi PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo
Dalam melakasankan kegiatan PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo,
salah satu syarat yang harus di perhatikan adalah struktur organisasi yang baik dan
tersusun rapi guna melancarkan tugas operasional PT. Bussan Auto Finance
Cabang Palopo. Dengan demikian, kejelasan struktur organisasi berarti
memperjelas job specification setiap bagian atau setiap karyawan yang dapat
membantu mereka agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik.
Cabang Palopo. Dari skema struktur organisasi yang terlampir, dapat diuraikan
secara singkat mengenai peran dan tugas masing-masing bagian dalam organisasi
PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo, adalah sebagai berikut:
BRANCH HEAD
8. CMO
a. Melakukan proses survey untuk mengetahui kelayakan kredit calon
konsumen.
9. ARO
a. Bertugas melakukan penagihan terhadap konsumen dalam pembayaran
kredit.
56
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis faktor-faktor penilaian
prestasi kerja karyawan pada PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo.
Responden dalam penelitian ini adalah karyawan pada PT. Bussan Auto Finance
Cabang Palopo. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner sejumlah 29, tahapan
dalam analisis data dengan melakukan uji validitas dan uji reabilitas dari
instrument yang digunakan dalam penelitian ini, kemudian di lanjutkan dengan
Uji F, Uji T, Persial dan Uji determinate untuk pengujian hipotesis digunakan
analisis linear berganda.
1. Kerakteristik Responden
Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai analisis faktor-faktor
penilaian prestasi kerja karyawan, maka dalam hal ini digunakan kuesioner
menyimpulkan data. Penentuan kerakteristik responden diperlukan dalam
penelitian ini, karena menjadi informasi tentang profil karyawan pada PT. Bussan
Auto Finance Cabang Palopo. Interprestasi terhadap penelitian mengenai
penempatan fungsi-fungsi manajemen dalam meningkatkan penjualan pada PT.
Bussan Auto Finance Cabang Palopo.
Perempuan 8 27.6%
Total 29 100%
≤ 20 Tahun 5 17.3%
21 – 30 Tahun 15 51.7%
31 – 40 Tahun 9 31%
≥ 41 Tahun 0 0%
Total 29 100%
bahwa usia responden pada penelitian ini masih tergolong usia yang produktif
sehingga terjadi peningkatan prestasi kerja karyawan pada PT. Bussan Auto
Finance.
c. Kerakteristk Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang pendidikan dari
responden yang dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase
SMA 15 51.7%
DIPLOMA 3 10.3%
S1 11 38%
S2 0 0%
Total 29 100%
0 – 5 Tahun 23 79.3%
59
6 – 10 Tahun 6 20.7%
11 – 15 Tahun 0 0%
> 15 Tahun 0 0%
Total 29 100%
Dari tabel 5.8 diatas, dapat diketahui bahwa tanggapan responden terhadap
indicator variable kinerja (X1) mengenai efektifitas ditanggapi dengan sangat
63
tinggi. Hal ini dilihat dari rata-rata keseluruhan jawaban responden sebesar 4.35.
Dimana pernyataan tertinggi berada pada pernyataan Bekerja sesuai dengan
standar mutu kerja yang telah ditetapkan perusahaan dengan nilai 4.28, dan
pernyataan karyawan Menangani beban kerja tanpa harus di bantu karyawan lain
nilai 4.14, dan Hasil pekerjaan lebih baik dari bila dibandingkan dengan waktu-
waktu sebelumnya dengan skor terendah dengan rataan skor 3.76. Hal tersebut
dikarenakan kebanyakan dari karyawan berpendapat bahwa efektifitas pada PT.
Bussan Auto Finance Cabang Palopo sesuai yang diharapkan dimana pernyataan
tertinggi berada pada pernyataan Bekerja sesuai dengan standar mutu kerja.
bahwa pengaruh yang kuat dari variabel perilaku terhadap PT. Bussan Auto
Finance Cabang Palopo diberikan oleh indikator kecermatan.
Jawaban
S T N S SS Rata- Ket.
No. Tanggung Jawab Skor
T S rata
S
P.1 Menerima resiko
dari tindakan yang di 6 11 12 122 4.21 tinggi
lakukan.
P.2 Melaksanakan
tugas/pekerjaan 5 17 7 118 4.07 tinggi
dengan target waktu.
P.3 Melaksanakan Sangat
tugas/pekerjaan 1 15 13 128 4.41 tinggi
sesuai dengan target
67
perusahaan.
Jumlah 368 12.69
Jawaban
Rata- Ket.
No. Inisiatif ST T N S SS Skor
rata
S S
P.1 Berinisiatif dalam
bertindak terkait tinggi
4 21 4 116 4
dengan
tugas/pekerjaan.
P.2 Mampu memanfaatkan tinggi
8 15 6 114 3.93
peluang yang ada.
P.3 Fokus pada hal-hal
yang memungkinkan tinggi
1 6 15 7 115 3.97
untuk
diubah/diperbaiki.
Jumlah 345 11.9
4 Kepemimpinan 4 Tinggi
Jawaban
S T N S SS Rata- Ket.
No. Keterampilan Kerja Skor
T S rata
S
P.1 Menyelesaikan
semua pekerjaan
yang di 2 18 9 123 4.24 tinggi
amanakahkan
perusahaan.
P.2 Berusaha
meminimalkan
kesalahan dalam 4 21 4 116 4 tinggi
melakukan
pekerjaan.
P.3 Membantu karyawan
yang kurang tinggi
1 8 11 9 114 3.93
kompeten di
bidangnya.
Jumlah 353 12.17
Rata-rata 4 Tinggi
kepemimpinan pada PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo sesuai yang
diharapkan yang semuanya menghasilkan nilai tinggi.
Tabel 5.20 Sebaran jawaban karyawan terhadap penilaian prestasi kerja (Y)
Jawaban
S Rata- Ket.
No. Kompensasi T Skor
T N S SS rata
S
S
P.1 Perusahaan 3 13 13 126 4.34 Sangat
74
Jawaban
S T N S SS Rata- Ket.
No. Promosi Jabtan Skor
T S rata
S
P.1 Promosi jabatan
menggunakan
penilaian prestasi tinggi
5 16 8 119 4.10
kerja dalam
mengambil
keputusan.
P.2 Masa kerja menjadi
pertimbangan
perusahaan dalam 6 13 10 120 4.14 tinggi
promosi jabatan
karyawan.
P.3 Kenaikan jabatan
karyawan bertanda Sangat
kinerja karyawan 2 15 12 126 4.34 tinggi
yang cukup baik
dalam perusahaan.
Jumlah 365 12.58
Jawaban
S T N S SS Rata- Ket.
No. Pelatihan Skor
T S rata
S
P.1 Pelatihan karyawan
di lakuakan untuk Sangat
meningkatkan 14 15 131 4.52 tinggi
prestasi kerja
karyawan.
P.2 Pelatihan karyawan
sangat menunjang Sangat
kesuksesan sumber 2 15 12 126 4.34 tinggi
daya manusia
perusahaan.
P.3 Pelatihan yang
digunakan dalam
perusahaan sesuai tinggi
4 13 12 124 4.28
dengan jenis
pelatihan yang di
butuhkan.
Jumlah 381 13.14
Sangat
Rata-rata 4.38 tinggi
1. Kecermatan
Indikator 1 0.380 0.3673 Valid
2. Ketekunan
Indikator 1
Perilaku 0.542 0.3673 Valid
(X2) Indikator 2
2 0.447 0.3673 Valid
Indikator 3
0.376 0.3673 Valid
3. Kerjasama
1.Keterampilan
Kerja 0.407 0.3673 Valid
Indikator 1
0.445 0.3673 Valid
Indikator 2
0.626 0.3673 Valid
Indikator 3
2.Pengetahuan
Jabatan
3.Pengambilan
Keputusan
0.614 0.3673 Valid
Indikator 1
0.576 0.3673 Valid
Indikator 2
0.721 0.3673 Valid
Indikator 3
4.Kepemimpinan
Indikator 1 0.568 0.3673 Valid
Indikator 2 0.469 0.3673 Valid
Indikator 3 0.627 0.3673 Valid
4 Penilaian
Prestasi 1. Kompensasi
81
Indikator 1
Indikator 2 0.647 0.3673 Valid
3. Pelatihan
Indikator 1
0.667 0.3673 Valid
Indikator 2
0.392 0.3673 Valid
Indikator 3
0.720 0.3673 Valid
4.Pengembangan
Karir
Indikator 1
0.701 0.3673 Valid
Indikator 2
0.715 0.3673 Valid
Indikator 3
0.723 0.3673 Valid
reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula alat pengukur tersebut.
Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2001), suatu konstruk dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0.6.
Adapun hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel
5.26 dibawah ini.
Tabel 5.26 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Status
Pada kasus ini diperoleh nilai R square (adj) sebesar 30.4% artinya
variabel penilaian prestasi kerja dapat dijelaskan oleh sekelompok variabel
independen kinerja, perilaku dan kompetensi secara serentak atau simultan
sebesar 30.4% sedangkan sisanya (100% - 30.4% = 69.6%) dijelaskan oleh
variabel lain di luar model yang tidak diteliti. Jadi masih banyak variabel–variabel
lain yang dapat mempengaruhi penilaian prestasi kerja seseorang selain dari
variabel yang belum diteliti.
B. Pembahasan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji F (serempak)
dengan hasil variabel faktor kinerja (X1), perilaku (X2) dan kompetensi (X3)
secara serempak atau bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
penilaian prestasi kerja karyawan dengan tingkat kepercayaan 95% pada PT.
Bussan Auto Finance Cabang Palopo.
Secara uji T (persial) diperoleh hasil variabel faktor kinerja (X1) dan
perilaku (X2) tidak berpengaruh positif atau signifikan terhadap penilaian prestasi
kerja karyawan pada PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo sedangkan variabel
faktor Kompetensi (X3) secara persial berpengaruh signifikan terhadap variabel
penilaian prestasi kerja karyawan pada PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo.
Sedangkan data model Summary analisis koefisien determinasi diperoleh
nilai R square (adj) sebesar 30.4% artinya variabel penilaian prestasi kerja dapat
dijelaskan oleh sekelompok variabel independen kinerja (X1), perilaku (X2) dan
kompetensi (X3) secara serentak atau bersama-sama sebesar 30.4% sedangkan
sisanya (100% - 30.4% = 69.6%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang
tidak diteliti. Jadi masih banyak variabel – variabel lain yang dapat mempengaruhi
penilaian prestasi kerja seseorang selain dari variabel kinerja (X1), perilaku (X2),
dan kompetensi (X3). Pada PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di berikan saran-saran sebagai
berikut :
1. PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo hendaknya lebih memperhatikan
kompetensi yang tepat pada karyawannya karna berdasarkan penelitian ini
diketahui bahwa kompetensi memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap penilaian prestasi kerja karyawan pada PT. Bussan
Auto Finance Cabang Palopo.
90
2. Kiranya agar pihak perusahaan PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo
lebih fokus meningkatkan kinerja dan perilaku yang dimiliki karyawannya
karena hasil dari penelitian ini diketahui bahwa hasil terendah dan hasilnya
lemah yaitu variabel kinerja dan perilaku karyawan, sehingga seharusnya
pihak perusahaan meniingkatkan kinerja dan perilaku karyawannya pada
PT. Bussan Auto Finance Cabang Palopo.
91
DAFTAR PUSTAKA
Ananda dkk (2016) Konsep Prilaku Manusia. Samarinda
Gaol, Chr Jimmy I. 2014. Human Capital Manajemen SDM, Jakarta: Grasindo.
Hadinagara 2017, Analisis Factor Penilaian Prestasi Kerja Karyawan (studi pada
karyawan PT. Bank Mandiri Tbk cabang todopuli. [skripsi] Makassar :
STIEM Bongaya Makassar.
Januari dkk. 2012 Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Kepuasan Kerja dan
Prestasi Kerja (Studi Pada Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Wilayah Malang). Malang: Universitas Brawijaya
Lina F. 2014, Pengaruh Penilaian Kinerja Karyawan dengan Budaya Organisasi
Sebagai Variabel Intervering. Jurnal Akuntansi. Tangerang: Universitas
Pelita Harapan.
Lusiana K. 2012, Analisis Hubungan Factor – Factor Penilaian Prestasi Kerja
Dengan Pengembangan Karir Karyawan Pada PT. Taspen (Persero)
Kantor Cabang Bogor. [Skripsi] Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Margaretha. 2012, Pengaruh Sikap Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Duta
Marga Silima di Jakarta. Jakarta: Universitas Kristen Maranatha.
92
Lampiran
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth:
di-
Tempat
Dengan hormat,
Hormat saya,
WAWAN SETIAWAN
94
KUESIONER PENELITIAN
PETUNJUK PENGESIAN
Keterangan:
Skor 1 2 3 4 5
95
DAFTAR KUESIONER
Variabel (X1) KINERJA
SS S N TS STS
a. Kualitas
1. Standar Kualitas kerja yang di tetapkan
perusahaan selama ini dapat di capai dengan
baik.
b. Kuantitas
1.
Hasil bekerjaan lebih baik dari bila di
bandingkan dengan waktu-waktu
sebelumnya.
2.
Bekerja sesuai dengan standar mutu kerja
yang telah ditetapkan perusahaan
3.
Menangani beban kerja tanpa harus di bantu
karyawan lain.
c. Efektifitas
1
Mengerjakan pekerjaan dengan efektif dan
efisien sehingga tidak perlu banyak instruksi
dan umpan balik dari atasan.
2
Penilaian prestasi mendorong karyawan agar
terus berusaha meningkatkan prestasi kerja.
3
Kebijakan-kebijakan yang di tetapkan
perusahaan cukup meningkatkan prestasi
kerja karyawan.
96
SS S N TS STS
a. Kecermatan
1. Mengerjakan pekerjaan dengan teliti.
b. Ketekunan
1 Bersungguh-sungguh dalam melakukan
tugas/pekerjaan.
c. Kerjasama
1 Terlibat aktif dalam bekerja kelompok.
d. Tanggung Jawab
1 Menerima resiko dari tindakan yang di
lakukan.
e. Inisiatif
1 Berinisiatif dalam bertindak terkait dengan
tugas/pekerjaan.
SS S N TS STS
a. Keterampilan Kerja
1 Menyelesaikan semua pekerjaan yang di
amanakahkan perusahaan.
2 Berusaha meminimalkan kesalahan dalam
melakukan pekerjaan.
3 Membantu karyawan yang kurang kompeten
di bidangnya.
b. Pengetahuan Jabatan
1 Karyawan menyadari betapa pentingnya
pengetahuan jabatan guna meningkatkan
kompetensi kerja karyawan.
2 Melakukan pelatihan karyawan guna untuk
meningkatkan pengetahuan jabatan karyawan
c. Pengambilan Keputusan
1 Karyawan menyelesaikan masalah tanpa
menunggu perintah dari atasan.
2 Karyawan mengambil resiko pekerjaan diluar
batas kemampuan
3 Karyawan meminta bantuan pada rekan kerja
untuk membantu menyelesaikan pekerjaan.
d. Kepemimpinan
1 Selalu memberikan pengarahan yang jelas
kepada karyawan/rekan kerja hingga
pekerjaan lebih mudah dilaksanakan.
2 Menempatkan karyawan sesuai keahlian
masing-masing sehingga bekerja dengan lebih
98
baik
3 Melibatkan karyawan dalam mencari solusi
terhadap permasalahan yang terjadi didalam
perusahaan.
SS S N TS STS
a. kompensasi
1 Perusahaan memberikan gaji setiap bulannya
kepada karyawan cukup layak serta sesuai dengan
penempatan kerja.
2 Perusahaan sering memberi bonus gaji kepada
karyawan yang melewati batas target pekerjaan.
3 Kompensasi dari karyawan cukup mampu
memenuhi kebutuhan sehari-hari karyawan.
b. Promosi Jabatan
1 Promosi jabatan menggunakan penilaian prestasi
kerja dalam mengambil keputusan.
2 Masa kerja menjadi pertimbangan perusahaan
dalam promosi jabatan karyawan.
Struktur Organisasi
BRANCH HEAD
Uji Validitas
No Variabel Indikator r hitung r tabel Ket.
1. Kecermatan
Indikator 1 0.380 0.3673 Valid
2. Ketekunan
Indikator 1
Perilaku 0.542 0.3673 Valid
(X2) Indikator 2
2 0.447 0.3673 Valid
Indikator 3
0.376 0.3673 Valid
3. Kerjasama
1.Keterampilan
Kerja 0.407 0.3673 Valid
Indikator 1
0.445 0.3673 Valid
Indikator 2
0.626 0.3673 Valid
Indikator 3
2.Pengetahuan
Jabatan
3.Pengambilan
Keputusan
0.614 0.3673 Valid
Indikator 1
0.576 0.3673 Valid
Indikator 2
0.721 0.3673 Valid
Indikator 3
4.Kepemimpinan
Indikator 1 0.568 0.3673 Valid
Indikator 2 0.469 0.3673 Valid
Indikator 3 0.627 0.3673 Valid
4 Penilaian
Prestasi 1. Kompensasi
103
Indikator 1
Indikator 2 0.647 0.3673 Valid
3. Pelatihan
Indikator 1
0.667 0.3673 Valid
Indikator 2
0.392 0.3673 Valid
Indikator 3
0.720 0.3673 Valid
4.Pengembangan
Karir
Indikator 1
0.701 0.3673 Valid
Indikator 2
0.715 0.3673 Valid
Indikator 3
0.723 0.3673 Valid
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Status