Anda di halaman 1dari 6

AGORA Vol.7, No.

2, (2019)

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KARYAWAN UNIT PENJUALAN


PT SEJAHTERA MOTOR GEMILANG, BLITAR

Jessica Angel Soemolang


Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121±131, Surabaya 60236
E-mail: jessica97angel@gmail.com

ABSTRAK
Abstrak - Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penilaian kinerja karyawan yang saat ini dijalankan oleh PT
Sejahtera Motor Gemilang, Blitar. Sebagai suatu industri yang terus mengalami pertumbuhan, manajemen sumber daya manusia
yang baik harus dilakukan. Salah satunya adalah dengan menerapkan penilaian kinerja karyawan yang baik. Jenis penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan hasil
wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem penilaian kinerja karyawan menunjukan faktor kinerja
karyawan yang dinilai, yaitu menyangkut kuantitas dan kualitas kerja, disiplin kerja, kerjasama, pengetahuan dan keterampilan,
kepemimpinan, kemampuan memecahkan persoalan dan pengambilan keputusan, serta inisiatif / kreativitas. Syarat penilaian
yang masih perlu diperbaiki ialah dari segi relevance dan sensitivity yang belum sepenuhnya terpenuhi.
Kata kunci - Penilaian Kinerja, Sumber Daya Manusia

PENDAHULUAN juga bisa menjadi faktor penilaian individu dalam suatu


organisasi.
Salah satu industri yang berperan sangat penting
bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah industri Salah satu perusahaan yang perlu memperhatikan
otomotif. Pada tahun 2017 bidang otomotif menyumbang penilaian kinerja karyawan ialah PT Sejahtera Motor
Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 10,16% (Agustin, Gemilang. PT Sejahtera Motor Gemilang merupakan salah
2018). Ini menandakan bahwa kontribusi industri otomotif satu industri yang bergerak di bidang otomotif dan
yang tergolong besar bagi Indonesia. Di masa yang akan produknya sudah dikenal oleh banyak masyarakat luas di
datang industri otomotif diharapkan dapat meningkatkan Indonesia yaitu Suzuki motor. Terlebih perusahaan ini juga
kualitas dan jumlah pekerja sebagai salah satu perencanaan memiliki prosedur dan instrumen penilaian kinerja. Akan
dalam pencapaian target yang sudah ditentukan. Terdapat tetapi dalam prosesnya terdapat penilaian kinerja karyawan
banyak komponen yang harus direncanakan dengan baik. yang masih belum dijalankan dengan maksimal. Begitu
Lingkungan internal perusahaan sendiri harus ada fokus juga dengan kondisi kinerja karyawan. Saat ini rata-rata
manajemen yang perlu diberikan kepada sumber daya karyawan dalam unit penjualan merasa bahwa situasi dan
manusia (SDM). Sumber daya manusia (SDM) dapat kondisi yang dihadapi oleh perusahaan terus berubah-ubah
dikatakan merupakan central dari suatu perusahaan. Salah serta adanya keinginan pelanggan yang ingin serba instan
satu manajemen sumber daya yang baik adalah menerapkan seperti tidak rumit, proses cepat dan mudah. Berdasarkan
penilaian kinerja karyawan. Adanya penilaian kinerja fenomena tersebut maka dibuat rumusan masalah
memberikan kesempatan untuk melihat perkembangan, ³%DJDLPDQD SHQLODLDQ NLQHUMD NDU\DZDQ SDGD XQLW
mengevaluasi dan menilai hasil-hasil kerja mengenai sejauh SHQMXDODQ 37 6HMDKWHUD 0RWRU *HPLODQJ %OLWDU"´ GHQJDQ
mana kontribusi yang diberikan karyawan bagi perusahaan. tujuan mendeskripsikan sistem penilaian PT Sejahtera
Sebagai pihak manajer juga perlu adanya perhatian khusus Motor Gemilang dan Memberikan evaluasi tentang sejauh
terhadap faktor-faktor kinerja yang akan dinilai, karena hal mana penilaian kinerja berjalan efektif dalam menilai
ini termasuk dalam pengelolaan penilaian kinerja yang kinerja karyawan di unit penjualan PT. Sejahtera Motor
baik. Sekarang ini, faktor penilaian kinerja karyawan tidak Gemilang.
bisa hanya dilihat dari sisi sasaran atau target kerja saja,
akan tetapi hal-hal yang berhubungan dengan perilaku, Definisi Penilaian kinerja (Performance Appraisal)
sikap dan nilai tambah yang dimiliki seorang karyawan Penilaian kinerja (Performance Appraisal) menurut
Singh, Sarma dan Chema (2011) adalah proses dalam
AGORA Vol.7, No. 2, (2019)

memperoleh, menganalisis, dan mencatat informasi tentang dievaluasi. Ini disebut sebagai faktor-faktor kinerja, dan
nilai relatif seorang karyawan terhadap suatu organisasi. mereka adalah bukti individual (tugas, tanggung jawab,
Penilaian kinerja merupakan analisis dari keberhasilan dan perilaku, dan atribut) yang dengannya seorang karyawan
kegagalan dari kinerja karyawan, kekuatan dan kelemahan dimintai pertanggungjawaban dalam hubungan karyawan-
yang dimiliki oleh karyawan, serta kesesuaian karyawan manajer. Setiap faktor kinerja merupakan peluang bagi
untuk promosi (naik jabatan) atau perlu mengikuti karyawan untuk memberikan nilai (value), yang berarti
pelatihan lebih lanjut. bahwa penilaian kinerja harus memperhitungkan sejauh
mana karyawan tidak menghasilkan nilai dalam faktor yang
Syarat-syarat Performance Appraisal dinilai
Penilaian kinerja harus memperhatikan syarat-
syarat yang melandasi pelaksanaanya. Dalam menjadikan Terdapat berbagai jenis faktor yang dapat
penilaian kinerja yang adil dan efektif, ada beberapa syarat dipertimbangkan ketika melakukan penilaian terhadap
yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penilaian kinerja karyawan. Manajer dalam menilai akan menggabungkan
karyawan menurut Cascio (2010, pp. 337-340) : berbagai jenis faktor bersama-sama ke dalam portofolio
a) Relevance terperinci yang menangkap totalitas kontribusi karyawan
selama periode penilaian. Berikut ini adalah daftar 6 jenis
Adanya kesesuaian antara standar kinerja dan
faktor kinerja yang dapat dipertimbangkan ketika
tujuan organisasi dengan elemen pekerjaan yang
merencanakan atau melaksanakan penilaian kinerja
diidentifikasi melalui analisis pekerjaan dan dimensi yang
karyawan mereka (Collins, 2018):
akan dinilai pada formulir. Penilaian harus dilakukan
1. Behaviors
dengan mengacu pada hal yang sesungguhnya, tidak
Perilaku merupakan manifestasi dari seseorang
mencari kesalahan, melainkan fakta kinerja (objektif).
sudah tidak asing bagi dimana para profesional bekerja.
b) Sensitivity
Ketika meminta para karyawan melakukan tugasnya,
Penilaian kinerja harus dapat membedakan kinerja
mereka akan mendeskrisikan aktivitasnya dalam segala hal.
karyawan yang efektif dan tidak. Apabila karyawan yang
Sehingga kinerja terdiri dari perilaku, dan seberapa baik
berkinerja baik akan tetapi dinilai buruk, maka prosedur
perilaku itu dieksekusi merupakan faktor penilaian yang
penilaian kinerja ini tidak dapat mencapai tujuan apapun
kritis.
dan tidak membantu dalam mengembangkan karyawan itu
2. Goals
sendiri.
Target harus masuk akal dan dapat dicapai oleh
c) Reliability
karyawan. Mereka juga harus dapat memperoleh hasil
Hal ini mengacu pada konsistensi penilaian. Penilai
kinerja yang sesuai dengan target skala besar yang sudah
harus memiliki waktu untuk melakukan observasi secara
ditetapkan oleh manajer. Menilai kemajuan, keberhasilan,
langsung mengenai kinerja nyata yang telah dilakukan oleh
atau kegagalan seorang karyawan dalam mencapai target
seorang karyawan. Apabila tidak, hasil dari penilaian akan
memerlukan sangat sedikit interpretasi. Maka dari itu target
menjadi tidak valid dan akurat dengan hasil data penilaian.
dipandang sebagai faktor kinerja yang lebih objektif.
d) Acceptability
3. Incidents
Ini merupakan prinsip yang paling penting dari
Insiden (kejadian) dapat ditampung untuk
prinsip-prinsip lainya. Penilaian kinerja harus memperoleh
mewakili kinerja karyawan. Insiden-insiden yang layak
persetujuan dari pihak-pihak yang berpartisipasi dalam
diakui selama penilaian kinerja adalah cara lain untuk
pelaksanaannya. Sehingga dalam proses evaluasi pihak-
mengumpulkan bukti objektif. Insiden adalah peristiwa
pihak tersebut dapat menerima dan berkomitmen dalam
aktual yang dapat langsung diamati atau dikonfirmasi.
penilaian kinerja.
Mereka bisa menjadi bukti kinerja yang kuat ataupun
e) Practicality
lemah. Setiap kali suatu insiden muncul, baik atau buruk,
Instrumen penilaian kinerja harus mudah dipahami
yang menarik perhatian atau minat manajer, karyawan, atau
dan digunakan oleh manajer maupun karyawan. Instrumen
keduanya, itu harus dicatat dan dikomunikasikan dengan
yang tidak sesuai, atau yang memaksakan tuntutan waktu
baik.
yang berlebihan pada semua pihak, tidak praktis, maka
4. Skill and Knowledge
manajer akan menolak untuk menggunakannya.
Sebelum menilai keterampilan atau bidang
Faktor-faktor yang Menjadi Penilaian Kinerja pengetahuan yang lebih terspesialisasi, manajer harus
secara khusus mengidentifikasi dan memberi tahu
Karyawan
karyawan rincian pekerjaan yang akan mereka selesaikan.
Karena pekerjaan yang diberikan perusahaan sangat
Dalam melaksanakan penilaian kinerja karyawan
terstruktur, harus dilakukan dengan disiplin dan
yang efektif, semuanya harus relevan dengan pekerjaan
menghasilkan kinerja yang memuaskan. Sehingga dengan
yang dilakukan oleh karyawan yang sedang dinilai dan
AGORA Vol.7, No. 2, (2019)

tuntutan tersebut keterampilan dan pengetahuan yang kerja, kerjasama, pengetahuan dan keterampilan,
dimiliki oleh karyawan sangat dibutuhkan untuk mencapai kepemimpinan, kemampuan memecahkan persoalan dan
target kinerja yang ada. pengambilan keputusan, serta inisiatif / kreativitas. Pihak
5. Work Production and Quality yang terlibat dalam penilaian kinerja karyawan secara
Secara objektif mengukur volume dan kualitas langsung adalah mulai dari manajer operasional, kemudian
pekerjaan yang diproduksi oleh karyawan merupakan kepala sub-cabang, hingga manajer HRD&FAD (Human
indikator kinerja yang penting dalam perusahaan. Kualitas Resource Development & Finance and Administration)
sendiri dapat diukur berdasarkan frekuensi atau jarangnya yang akan memberikan penilaian dan masukan-masukan
kesalahan yang terjadi. Setiap unit kerja akan berbeda akan terhadap kinerja para karyawan. Penilaian kinerja karyawan
hal ini, masing-masing dari unit harus memahami level dilakukan dalam 1 tahun periode kerja. Metode penilaian
produksi dan kualitas yang dapat dipertimbangkan sebagai kinerja karyawan yang digunakan oleh perusahaan adalah
acuan, diterima dan tidak dapat diterima. dengan menggunakan skala sebagai bobot penilaian.
6. Multirater Feedback Terdapat skala 200-1000, dimana 1000 merupakan yang
Dalam sistem multirater feedback yang kuat, tertinggi. Selanjutnya skala penilaian tersebut akan di
orang-orang yang memiliki hubungan yang sah dalam kategorikan berdasarkan abjad A sampai dengan E, dimana
kinerja karyawan dapat diberi kesempatan untuk berbagi A merupakan nilai yang tertinggi.
pendapat. Yang merupakan bagian dalam multirater Proses penilaian kinerja karyawan dilakukan
feedback adalah karyawan langsung dan tidak langsung, bertahap. Tahap pertama, kasubcab (Kepala Sub-cabang)
manajer tingkat bawah, pelanggan, pemangku kepentingan, akan mengawasi kinerja staff bagian penjualan (sales
dan mereka yang memenuhi syarat. Sehingga pendapat marketing), staff service dan spare part. Selanjutnya,
yang ada dapat digunakan sebagai faktor perbaikan dalam kasubcab akan melakukan penilaian berdasarkan form
kinerja baik karyawan maupun manajer itu sendiri. penilaian yang telah diberikan oleh pihak HRD. Yaitu
dengan mengisi data absen, mangkir, dan lain-lain sesuai
METODE PENELITIAN yang ada pada form penilaian PA1 dan juga memberikan
bobot pada form PA2. Setelah dilakukan penilaian di form
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang
PA1 dan PA2, maka form ini diserahkan pada manajer
digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode
HRD&FAD. Ini akan masuk ke tahap penilaian kedua,
penelitian deskriptif. Data kualitatif didapatkan dari
dimana manajer HRD&FAD akan mempertimbangkan
wawancara maupun dokumentasi. Objek dari penelitian ini
penilaian yang dilakukan oleh kasubcab. Apakah staff layak
adalah penilaian kinerja karyawan PT Sejahtera Motor
dinilai seperti itu atau tidak, sesuai dengan pengamatan
Gemilang. Subjek dari penelitian ini adalah Manajer
manajer HRD&FAD sendiri lalu didiskusikan bersama
Operasional, Manajer HRD&FAD (Human Resource
dengan manajer operasional. Dengan demikian tugas
Development & Finance and Administration) dan
manajer HRD &FAD salah satunya adalah mengoreksi
Karyawan unit/divisi Penjualan (Kepala Sub-cabang).
penilaian kasubcab terhadap staff-nya. Setelah itu, tahap
Dalam penentuan sampelnya, peneliti menggunakan teknik
terakhir adalah penilaian akan disalurkan kepada manajer
purposive sampling dengan pertimbangan infroman yang
operasional untuk dikoreksi kembali dan menetapkan hasil
dipilih bertugas untuk mengawasi, mengontrol, menilai dan
final penilaian yang akan dijadikan bahan untuk
terlibat dalan penilaian kinerja karyawan unit penjualan di
pengambilan keputusan dan strategi pengembangan bagi
PT Sejahera Motor Gemilang. Dalam menguji keabsahan
para karyawan.
data penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Serta teknik analisis data dengan menggunakan reduksi
Analisis Syarat-syarat Performance Appraisal
data, display data, dan verifikasi.
a) Relevance
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penilaian kinerja karyawan yang relevance
menyatakan bahwa penilaian kinerja belum seutuhnya
Analisis Gambaran Sistem Penilaian Kinerja relevan, karena berdasarkan informasi dari para informan,
Perusahaan segi kesesuaian dengan tujuan dan standar perusahaan
sudah sesuai. Akan tetapi masih terdapat penilaian yang
PT Sejahtera Motor Gemilang sudah menerapkan dirasa belum mengarah ke penilaian yang sesungguhnya,
sistem penilaian kinerja sejak perusahaan didirikan atau yaitu karena adanya faktor kedekatan atau orang dekat dan
kurang lebih selama 10 tahun. Sistem penilaian kinerja membawa perasaan emosional pada saat menilai.
karyawan perusahaan sudah memiliki standar operasi yang Sedangkan dalam prosesnya, penilaian kinerja tidak boleh
jelas yang diberikan oleh pihak manajemen human bersifat diskriminatif dan membeda-bedakan, harus sesuai
resource development (HRD) perusahaan pusat. Indikator
penilaiannya adalah kuantitas dan kualitas kerja, disiplin
AGORA Vol.7, No. 2, (2019)

dengan fakta kinerja yang sesungguhnya. Sehingga hasil dan prosedur penilaian kinerja tidak bersifat menuntut dari
penilaian dapat terukur dengan baik. segi waktu dan kerumitan. Para informan menjelaskan
b) Sensitivity bahwa ini mudah untuk dijalankan, mereka juga selalu
Penilaian kinerja karyawan yang mencangkup terbuka apabila ada merasa kurang jelas atau sulit untuk
sensitivity menyatakan bahwa penilaian kinerja sudah dapat dipahami.
melihat karyawan unit penjualan yang berkinerja efektif
Analisis Faktor-faktor yang Menjadi Penilaian Kinerja
dengan yang tidak. Hal ini dibuktikan dengan adanya tolak
Karyawan
ukur manajemen, yaitu mampu mencapai target yang
ditetapkan perusahaan dan menghadapi kesulitan yang ada. a) Behaviors
Begitu pula dengan tolak ukur manajer dalam menetapkan Faktor yang menjadi penilaian kinerja yaitu
skala penilaian kinerja karyawan adalah dengan melihat behavior menyatakan bahwa, tolak ukur penilaian sikap
kemampuan dan kapasitas karyawan unit penjualan yaitu adalah pada saat sales marketing melakukan komunikasi
melalui pengamatan secara langsung, adanya laporan kerja dengan para konsumen. Seorang sales marketing harus
dan hasil kerja. Akan tetapi selain memiliki tolak ukur yang dapat melakukan pelayanan dengan baik dan bersikap
jelas, para manajer harus benar-benar mampu dalam sopan dengan menepatkan diri kepada lawan bicara. Pihak
menilai kinerja karyawan mereka. Kedisiplinan manajer manajemen juga dapat melihat perilaku karyawan melalui
dalam menilai sesuai dengan fakta kinerja yang ada dirasa komunikasi dua arah diantara mereka.
sedikit diragukan. Selain itu dengan adanya skala sebagai b) Incidents
metode penilaian, hal ini menjadikan penilaian yang Faktor yang menjadi penilaian kinerja yaitu,
cenderung subjektif karena tidak adanya petunjuk tertulis incidents menyatakan bahwa kejadian yang sering diamati
dalam pengukuran skala tersebut. Sedangkan untuk respon adalah pada saat sales marketing melakukan pelayanan
yang diberikan terhadap hasil penilaian kinerja adalah kepada konsumen dan mengamati event-event yang
dengan diberikannya reward atau pemberian bonus, down dilaksanakan. Semua memiliki standar pelaporan, sehingga
grade, dan juga bahkan PHK. . dari laporan tersebut manajer juga dapat mengamati kinerja
c) Reliability karyawan unit penjualan. Untuk pengamatan secara
Penilaian kinerja karyawan yang mencangkup langsung, dapat dikatakan bahwa tidak semua manajer
reliability menyatakan bahwa berkaitan dengan konsistensi sering datang untuk mengamati secara langsung. Semua
penilaian. Setiap hari para manajer mengadakan diamati lebih sering melalui laporan yang diberikan dan
pertemuan-pertemuan meeting dengan karyawan. Baik langsung mendapat evaluasi atau feedback dari manajer.
secara personal maupun secara masal. Setiap hari mereka c) Goals
memiliki pelaporan-pelaporan yang harus disampaikan oleh Faktor yang menjadi penilaian kinerja yaitu, goals
setiap karyawan. Sehingga para manajer dapat tetap menyatakan bahwa seorang sales marketing dalam
melakukan pemantauan secara tidak langsung. Akan tetapi, standarnya, mereka harus menjual 3 unit motor dalam
untuk tingkat keseringan observasi secara langsung yang kurun waktu 1 bulan. Sedangkan pada saat event, target
dilakukan oleh pihak manajemen berbeda-beda. Ada yang ditentukan berbeda-beda sesuai dengan tempat yang
sering ada yang tidak. Disisi lain mereka juga sering dikunjungi. Apabila seorang sales marketing tidak dapat
berkomunikasi dan memberikan laporan kerja harian mencapai target yang sudah ditentukan, maka penilai akan
melalui media komunikasi, sehingga hubungan dan mempertimbangkan berdasarkan kasus dari masing-masing
komunikasi yang dilakukan baik untuk melihat progres karyawan. Apakah mereka layak untuk dipertahankan atau
maupun evaluasi dapat dilakukan dengan mudah. tidak. Dan apabila dilihat dari hasil penilaian, masih banyak
d) Acceptability karyawan yang belum dapat memenuhi target yang sudah
Penilaian kinerja karyawan yang mencangkup ditentukan.
acceptability menyatakan bahwa setiap pihak yang terkait d) Skill and Knowledge
dengan penilaian sudah menyetujui seluruh prosedur dan Faktor yang menjadi penilaian kinerja yaitu, skill
instrumen sistem penilaian kinerja. Mereka menjelaskan and knowledge menyatakan bahwa cara manajer dalam
bahwa manajemen selalu terbuka untuk menjelaskan melihat kemampuan para karyawan unit penjualan adalah
rencana dan tolak ukur dalam penilaian kinerja yang sudah dengan melihat setiap permasalahan yang dihadapi oleh
ditetapkan standarnya oleh pusat, sehingga hal ini dapat mereka, bagaimana cara mereka dalam mencari solusi dari
mencegah adanya complain dari pihak terkait dan mereka setiap kesulitan yang dihadapi, dan cara mereka dalam
menjadi tahu apa yang harus dipertanggung jawabkan. menawarkan produk ke konsumen. Seorang sales
e) Practicality marketing juga harus menguasai product knowledge serta
Hasil analisis mengenai penilaian kinerja karyawan harus mampu melayani dan berkomunikasi dengan
yang mencangkup practicaly menyatakan bahwa instrumen kosumen, menawarkan produk, serta mengetahui peluang
dan sasaran pasar.
AGORA Vol.7, No. 2, (2019)

Berdasarkan hasil penelitian penilaian kinerja


e) Work Production and Quality karyawan unit penjualan di PT Sejahtera Motor Gemilang,
Faktor yang menjadi penilaian kinerja yaitu, work dan mengetahui bahwa sistepenilaian kinerja karyawan
production and quality menyatakan bahwa cara manajer merupakan penting dalam suatu manajemen sumber daya
dalam melihat batasan penjualan karyawan unit penjualan manusia yang baik. Maka dari itu, terdapat beberapa saran
adalah dengan melihat kemampuan mereka dalam yang peneliti berikan, yaitu:
mencapai target. Serta, apabila hasil penilaian kinerja tinggi - Sebaiknya dalam instrumen (form penilaian)
juga menandakan adanya kualitas dan kapasitas karyawan indikator kreativitas dan inisiatif dibedakan,
unit penjualan yang tinggi. karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang
f) Multirater Feedback berbeda. Serta indikator penilaian antara staff dan
Faktor yang menjadi penilaian kinerja yaitu, supervisor seharusnya tidak dibedakan karena
multirater feedback menyatakan bahwa hubungan timbal indikator tersebut juga diperlukan bagi non-
balik antara manajer dan karyawan ini dianggap penting. supervisor.
Manajer tidak pernah melarang karyawan untuk - Sebaiknya pihak manajer yang menilai, yaitu
berpendapat, ditambah dengan dilaksanakannya meeting manajer HRD dan operasional sebagai pihak yang
bersama, dan karyawan juga diwajibkan setiap hari untuk memberikan penilaian melakukan diskusi bersama
memberikan laporan hasil kerja dan pendapat mereka untuk masing-masing kasubcab mengenai kinerja sales
evaluasi. Akan tetapi kedisiplinan diri dari masing-masing marketing, sehingga diharapkan penilaian dapat
pihak dibutuhkan agar hasil penilaian dari komunikasi dan lebih bersifat objektif dan sesuai fakta.
pertukaran pendapat yang dilakukan dapat relevan dengan - Sebaiknya pihak manajemen atas harus
perbaikan kinerja selanjutnya. memperhatikan kemampuan pihak manajemen
yang dipercaya untuk menilai. Sehingga instrumen
KESIMPULAN DAN SARAN penilaian ini juga tidak hanya mudah dipahami
dan dilaksanakan, akan tetapi benar-benar dapat
Kesimpulan mengukur kinerja karyawan yang dinilai. Hal ini
Berdasarkan hasil analisis penilaian kinerja dapat diamati atau dievaluasi dari proses penilaian
karyawan unit penjualan PT Sejahtera Motor Gemilang, periode sebelumnya oleh pihak manajer atas.
yaitu syarat-syarat performance appraisal menyatakan - Sebaiknya manajer yang menilai membuat jadwal
bahwa dari segi reliability, acceptability, dan practicality kunjungan secara intens, agar pihak manajer juga
sudah seutuhnya terpenuhi. Sedangkan dari segi relevance dapat melakukan observasi secara langsung
dan sensitivity penilaian kinerja karyawan belum seutuhnya mengenai kinerja karyawan dilapangan.
terpenuhi. Dari segi kesesuaian dengan tujuan dan standar
perusahaan sudah sesuai. Dikarenakan masih terdapat DAFTAR REFERENSI
penilaian yang dirasa belum mengarah ke penilaian yang
sesungguhnya. Sehingga dapat disimpulkan penilaian Agustin, S. (2018, Maret 29). Sektor otomotif berkembang,
kinerja karyawan masih bersifat dominan subjektif dan berkontribusi terhadap PDB 10,16
belum sepenuhnya terukur dengan baik. Sehingga disini
persen. Jawa Pos. Retrieved from
diperlukan kemampuan manajer yang benar-benar dapat
menilai kinerja karyawan mereka secara objektif. https://www.jawapos.com/ekonomi/29/03/2018
sektor-otomotif berkembang
Sedangakan untuk faktor-faktor yang menjadi
penilaian kinerja semuanya sudah memiliki tolak ukur berkontribusi-terhadap-pdb-1016-persen
masing-masing dalam menilai indikator penilaian mereka Cascio,W.F. (2010). Managing human resource:
baik dari segi behaviors, goals, skill and knowledge, work
Productivity, quality of work life, profits (9th
production and quality, dan multirater feedback.
Sedangkan dari segi incidents, observasi secara langsung ed). America, New York: The McGraw-Hill
yang dilakukan beberapa manajer masih kurang intens Collins, J. (2018). Performance review and appraisal. HR
dalam melihat secara langsung kinerja karyawan unit Management in the Forensic Science Laboratory,
penjualan. Sedangkan banyak hal-hal yang perlu diamati
secara langsung agar dapar melakukan penilaian yang 361±381. doi:10.1016/b978-0- 12- 801237
objektif dan dapat mengetahui langkah apa yang dapat 6.00021-x
diambil. Dessler,G. (2008). Human resource management (11th ed.)

Saran New Jersey: Pearson Education,


Inc.
AGORA Vol.7, No. 2, (2019)

Gomez-Mejia,L.R., Balkin,D.B., & Cardy,R.L. (2010). 5XVX * $YDVLOF L S +X X & -A.


th
Managing human resources (6 ed.) New (2016). Organizational context factors
Jersey: Pearson Education, Inc influencing employee performance
Hartanto, F. M. (2009). Paradigma baru manajemen appraisal: a research framework. Procedia
indonesia. Bandung: Miza - Social and Behavioral Sciences, 221,
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. (2017). 57± 65. doi:10.1016/j.sbspro.2016.05.090
Industri otomotif berkontribusi besar Singh,S., Sharma,G.D & Cheema,H.D. (2011). A study of
bagi ekonomi nasional. Retrieved from effect of performance appraisal on the
http://www.kemenperin.go.id/artikel/17466/Indu organization and the employee. SSRN Electronic
tri Otomotif-Berkontribusi Besar Journal. doi:10.2139/ssrn.1852017
Bagi-Ekonomi-Nasional Sugiyono. (2012). Metode penelitian bisnis: Pendekatan
Lim,G.S., Mathis,R.L., & Jackson,J.H. (2016). Human kuantitatif, kualitatif (R&D). Bandung:
nd
resource management (2 An Asia ed.). Alfabeta
Singapore: Cengange Learning Asia Pte Ltd Tracy, S. J. (2013). Qualitative research methods. UK:
Lin,Y.-C., & Kellough,J.E. (2018). Performance appraisal John Wiley & Sons, Ltd
problems in the public sector: Werner,S., Schuller,R.S., & Jackson,S.E. (2012). Human
H[DPLQLQJ VXSHUYLVRUV¶ SHUFHSWLRQV Public resource management (11th
Personnel Management, International ed.) South Western: Cengage
009102601880104.doi:10.1177/0091026018801 Learning
45 Williams, B. N., Christensen, R. K., LePere-Schloop, M.,
Mathis,R.L., & Jackson,J.H. (2006). Manajemn & Silk, P. D. (2015). Appraising the
th
sumberdaya manusia. (10 ed.). (Dian appraisal process. The Police Journal: Theory,
Angelia). Jakarta: Salemba Empat Practice and Principles, 88(3), 231-250.
Moleong, L. J. (2010). Metodologi penelitian kualitatif. doi:10.1177/0032258x15601808
Bandung: Remaja Rosda Karya
Mondy,R.W., & Martocchio,J.J. (2015). Human resource
management (14th ed.). Harlow : Pearson
Education Limited
Prastowo, A. (2016). Metode penilitian kualitatif: Dalam
perspektif rancangan penelitian.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Anda mungkin juga menyukai