Anda di halaman 1dari 22

Pengaruh Insentif Dan...

(Rusda Khairati)

Jurnal KBP
Volume 1 - No. 2, September 2013

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP


KINERJA PEGAWAI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN
DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN
Rusda Khairati
STIE”KBP” Padang
(rusdakhairati@yahoo.co.id)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Insentif terhadap kinerja


pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Metode yang
digunakan Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
statistik deskriptif. Motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini dapat
diketahui dari hasil uji regresi yang mendapatkan nilai p value 0,045 (lebih kecil dari
0,05). Besarnya konstribusi motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Pengelolaan
Keuangan Daerah sebesar 10,17%. Ini kemungkinan disebabkan telah terpenuhinya
hal-hal yang menjadi impian pegawai, yaitu terbina hubungan yang baik antara atasan
dengan bawahan, maupun sesama pegawai, adanya perhatian dari atasan terhadap
pegawai dan juga telah mendapatkan jabatan yang diinginkan.

Kata Kunci : Insentif, Motivasi Dan Kinerja Pegawai

PENDAHULUAN melakukan pekerjaan melebihi apa


Untuk mendapatkan kinerja yang baik, yang diinginkan oleh organisasi.
maka sumber daya manusia yang ada Disamping itu insentif juga berfungsi
dalam Dinas Pengelolaan Keuangan sebagai penghargaan dari pegawai yang
Daerah harus mempunyai kualitas yang telah melakukan suatu pekerjaan yang
baik pula. Jika kualitas sumber daya telah ditetapkan oleh pimpinan.
manusianya tidak baik, maka Menurut Simamora (1997:435)
kinerjanya dalam melaksanakan tugas motivasi adalah sesuatu yang memulai
tidak akan sesuai dengan yang gerakan atau sesuatu yang membuat
semestinya. Dalam hal ini diasumsikan orang bertindak atau berperilaku
kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan dengan cara-cara tertentu. Motivasi
Daerah dipengaruhi oleh faktor insentif timbul dari diri seorang pegawai
dan motivasi kerja. dimulai dari pengenalan secara sadar
Pemberian insentif merupakan imbalan suatu kebutuhan yang belum terpenuhi,
yang diberikan kepada seorang kemudian ditetapkan sasaran yang
pegawai yang telah melakukan suatu diperkirakan akan memenuhi
pekerjaan di luar tugas pokoknya atau kebutuhan yang selanjutnya akan
melebihi target dari pekerjaan tersebut. diikuti dengan tindakan untuk
Insentif sangat penting bagi pegawai mencapai sasaran tersebut, sehingga
guna merangsang seseorang untuk kebutuhannya dapat terpenuhi.

232
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

Apabila tindakan tersebut sesuai yang akan berbentuk motivasi kelompok


diharapkan maka tindakan tersebut yang sering disebut dengan komitmen.
akan diulangi lagi apabila berhadapan Bagi pegawai Dinas Pengelolaan
dengan peristiwa atau hal yang sama. Keuangan Daerah keberadaan insentif
Pengalaman tersebut akan membentuk dapat menjadi penambah semangat
reaksi spontan terhadap suatu situasi untuk melaksanakan pekerjaannya
tanpa disadari. Motivasi individual tiap dengan baik, sehingga akhirnya
pegawai yang sejalan dengan misi meningkatkan kinerjanya. Demikian
organisasi akan bermanfaat untuk juga jika motivasi kerjanya meningkat
mengembangkan organisasi sehingga maka kinerjanya juga akan meningkat

TINJAUAN PUSTAKA DAN Pengertian Kinerja


HIPOTESIS Istilah kinerja mengandung berbagai
Konsep Kinerja macam pengertian. Menurut Mutiasa S.
Sebuah organisasi memerlukan Panggabean (2002:129) kinerja dapat
manusia sebagai sumber daya ditafsirkan sebagai “arti penting suatu
pendukung utama untuk mencapai pekerjaan”; “tingkat keterampilan yang
tujuan yang telah ditetapkan. Sumber diperlukan”; “kemajuan dan tingkat
daya manusia yang berkualitas akan penyelesaian “ dari suatu pekerjaan. Di
turut memajukan organisasi sebagai lain pihak menurut Simamora
suatu wadah peningkatan produktivitas (1997:98) kinerja karyawan adalah
kerja. Kedudukan strategis untuk tingkat pencapaian pekerjaan oleh
meningkatkan produktivitas organisasi karyawan.
adalah pegawai, yaitu individu-individu Sehubungan dengan kebutuhan akan
yang bekerja pada suatu organisasi atau keberhasilan, David Mc Clelland dalam
perusahaan. Panggabean (2002) mengemukakan
Faktor kritis yang berkaitan dengan achievement motivation theory, yang
keberhasilan jangka panjang organisasi berpendapat bahwa orang yang
adalah kemampuannya untuk mempunyai kebutuhan untuk berhasil
mengukur seberapa banyak pegawai- atau mencapai suatu keinginan,
pegawainya berkarya dan memiliki beberapa ciri, yaitu :
mempergunakan informasi tersebut a. Menentukan tujuan yang tidak
guna memastikan bahwa pelaksanaan terlalu rendah, tetapi tujuan yang bisa
kerja memenuhi standar-standar memberi tantangan untuk dapat
sekarang dan meningkat sepanjang dikerjakan dengan baik.
waktu. Untuk mengetahui kinerja b. Menentukan tujuan yang secara
pegawai dilakukan penilaian kinerja. pribadi dapat diketahui bahwa hasilnya
Penilaian kinerja adalah alat yang dapat dikuasai bila mereka
bermanfaat tidak hanya untuk mengerjakan sendiri.
mengevaluasi kerja dari para pegawai, c. Senang kepada pekerjaannya, dan
tetapi juga untuk mengembangkan dan mempunyai kepentingan dengan
memotivasi pegawai. Pada intinya keberhasilannya sendiri.
penilaian kinerja dapat dianggap d. Suka bekerja dalam bidang
sebagai alat untuk memverifikasi pekerjaan yang bisa memberikan
bahwa individu-individu memenuhi gambaran tentang pekerjaan yang
standar-standar kinerja yang telah dilakukan.
ditetapkan.

233
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

Tolak Ukur Kinerja organisasi, kriteria efektivitas yang


Mutu kerja pegawai secara langsung dipakai harus dapat digunakan
mempengaruhi kinerja institusi. Guna semua individu di dalam organisasi.
mendapatkan kontribusi pegawai yang Apabila tidak tepat, maka pembuat
optimal, manajemen harus memahami tolak ukur harus peka terhadap
secara mendalam strategi untuk masukan yang diberikan.
mengelola, mengukur dan d. Tolak ukur yang baik harus dapat
meningkatkan kinerja, yang dimulai diterima oleh individu yang
dengan terlebih dahulu menentukan mengetahui kinerjanya sedang
tolak ukur kinerja. dinilai. Sangat penting untuk
Menurut Werther dan Davis dalam I. diperhatikan bahwa orang-orang
Bastira (1998:145) ada beberapa syarat yang kinerjanya sedang diukur
tolak ukur kinerja yang baik, yaitu: merasa bahwa tolak ukur yang
a. Tolak ukur yang baik haruslah digunakan memberi petunjuk yang
mampu diukur dengan cara yang akurat dan adil mengenai kinerja
dapat dipercaya. Konsep keandalan mereka.
pengukuran mempunyai dua
komponen; stabilitas dan Penilaian Kinerja
konsistensi. Stabilitas menyiratkan Penilaian kinerja adalah proses
bahwa pengukuran yang dilakukan pengukuran kinerja karyawan.
pada waktu yang berbeda haruslah Penilaian kinerja merupakan
mencapai hasil yang kira-kira pengawasan terhadap kualitas personal.
serupa. Konsistensi menyiratkan Menurut T. Hani Handoko (2001:78)
bahwa pengukuran kriteria yang penilaian kinerja adalah “proses
dilaksanakan dengan menggunakan melalui mana organisasi-organisasi
metode yang berbeda atau orang mengevaluasi atau menilai kinerja
yang berbeda haruslah mencapai karyawan.” Penilaian kinerja pada
hasil yang kira-kira sama. umumnya mencakup baik aspek
b. Tolak ukur yang baik harus mampu kualitatif maupun kuantitatif dari
membedakan individu-individu kinerja pelaksanaan pekerjaan.
sesuai dengan kinerja mereka. Tujuan penilaian kinerja secara umum
Salah satu tujuan penilaian kinerja adalah menghasilkan informasi yang
adalah mengevaluasi kinerja akurat dan berkenaan dengan perilaku
anggota organisasi. Jika tolak ukur dan kinerja anggota organisasi. Tujuan
yang digunakan memberikan hasil tersebut biasanya dapat digolongkan ke
identik pada semua orang, maka dalam tujuan evaluasi dan tujuan
kriteria tersebut tidak berguna bagi pengembangan. Dalam pendekatan
distribusi pengupahan untuk evaluasi seorang atasan menilai kinerja
kinerja, merekomendasikan masa lalu seorang pegawai. Evaluator
kandidat untuk promosi, ataupun menggunakan rating deskriptif untuk
menilai kebutuhan-kebutuhan menilai kinerja, dan setelah itu
latihan pengembangan. menggunakan data tersebut dalam
c. Tolak ukur yang baik harus sensitif keputusan-keputusan promosi
terhadap masukan dan tindakan- (perpindahan pegawai dari satu jabatan
tindakan dari pemegang jabatan. ke jabatan yang lebih tinggi tingkat
Karena tujuan penilaian kinerja tanggung jawabnya, gajinya, dan
adalah untuk menilai efektivitas jenjang organisasionalnya), demosi
individu-individu anggota (perpindahan pegawai dari satu jabatan

234
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

ke jabatan yang lebih rendah tingkat kepada seorang karyawan telah


tanggung jawabnya, gajinya, dan melakukan suatu pekerjaan di luar
jenjang organisasionalnya), terminasi tugas pokoknya atau melebihi target
(penghentian/pemecatan pegawai), dan dari pekerjaan tersebut. Jadi insentif
kompensasi (imbalan). Dalam bukan gaji pokok, tetapi tambahan dari
pendekatan pengembangan seorang gaji pokok yang diterima karyawan.
manajer mencoba untuk meningkatkan Menurut Simamora (1973:645) insentif
kinerja seorang individu dimasa adalah program-program kompensasi
mendatang. Aspek pengembangan dari yang mengaitkan bayaran dengan
penilaian kinerja mendorong produktivitas. Tujuan mendasar dari
pertumbuhan karyawan. Walker dalam program insentif adalah meningkatkan
Muhammad Hasibuan (2003:187) produktivitas karyawan guna mencapai
mengemukakan bahwa dengan suatu keunggulan kompetitif.
mengkombinasikan baik aspek evaluasi Pembayaran berdasarkan kinerja (merit
maupun aspek pengembangan, pay) dijadikan prosedur standar untuk
penilaian kinerja haruslah (1) memberikan insentif kepada karyawan.
menyediakan basis bagi tindakan- Masih menurut Henry Simamora merit
tindakan personalia; dan (2) pay adalah “kenaikan kompensasi yang
meningkatkan pendayagunaan sumber terkait dengan kinerja yang ditunjukkan
daya manusia melalui penempatan karyawan”. Merit pay merupakan alat
pekerjaan yang lebih baik dan motivasional utama bagi karyawan-
spesifikasi kebutuhan-kebutuhan karyawan pada semua jenjang
latihan. organisasi.
Penilaian kinerja karyawan merupakan
salah satu fungsi penting manajemen. Hubungan Insentif dengan Kinerja
Menurut As’ad (2003:91) ada beberapa Pegawai
alasan perlunya dikembangkan sistem Salah satu cara yang ditempuh
penilaian kinerja yang lebih efektif: departemen personalia untuk
a. Merasa tidak puas atas kondisi meningkatkan kinerja, motivasi dan
/kinerjanya saat ini. kepuasan kerja adalah melalui
b. Kejelasan akan target atau pemberian insentif. Tujuan sistem
perilaku yang harus dicapai. insentif pada hakekatnya adalah untuk
c. Kejelasan tentang bagaimana meningkatkan motivasi karyawan
caranya untuk mencapai target dalam berupaya mencapai tujuan-
dan merubah perilaku yang tujuan organisasi dengan menawarkan
diharapkan. perangsang finansial melebihi upah dan
d. Imbalan (materi dan non-materi) gaji dasar ini dikemukakan oleh Henry
yang akan didapat apabila Simamora (2001:623).
pegawai telah memperbaiki Masih menurut Henry Simamora
kinerja/mencapai target dan insentif sangat penting bagi karyawan
perilakunya. guna merangsang seseorang untuk
melakukan pekerjaan melebihi apa
Pengertian Insentif yang diinginkan oleh organisasi.
Menurut Yono, dkk (2004:90) insentif Disamping itu insentif juga berfungsi
merupakan bagian dari upah/gaji yang sebagai penghargaan dari karyawan
diterima karyawan sebagai imbalan yang telah melakukan suatu pekerjaan
atas jerih payah mereka dalam bekerja. yang telah ditetapkan oleh pimpinan.
Insentif adalah imbalan yang diberikan

235
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

Menurut Henry Simamora (2001:624) 1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow


ada alasan-alasan tertentu yang 2. Teori Erg Alderfer
dikemukakan para ahli mengenai 3. Teori Kebutuhan Yang Dipelajari
pengkaitan antara bayaran dengan 4. David C. Mc.Clelland
kinerja, yaitu:
Berdasarkan tinjauan pustaka, maka
Motivasi Kerja dapat dikembangkan hipotesis
Berelson & Steiner, dalam penelitian sebagai berikut:
Mochammad As'ad (2003:121) 1. Insentif berpengaruh terhadap
mengemukakan bahwa motivasi berasal kinerja pegawai Dinas Pengelolaan
dari kata motive. Motive adalah Keuangan Daerah Kabupaten
keadaan dalam diri seseorang yang Pesisir Selatan.
menimbulkan kekuatan, 2. Motivasi berpengaruh terhadap
menggerakkan, mendorong, kinerja pegawai Dinas Pengelolaan
mengarahkan, atau menyalurkan Keuangan Daerah Kabupaten
perilakunya untuk mencapai tujuan. Pesisir Selatan.
Menurut Gerungan (1982:45) motif
meliputi semua penggerak, alasan- METODE PENELITIAN
alasan atau dorongan-dorongan dalam Metode Pengumpulan Data
diri manusia yang menyebabkan ia a. Studi Pustaka
berbuat sesuatu. Sedang motivasi Studi pustaka dilakukan dengan
adalah pemberian atau penimbulan dari mengumpulkan data penelitian dari
motif atau dapat juga dikatakan bahwa buku-buku, jurnal, artikel,
motivasi adalah sesuatu yang peraturan perundang-undangan
menimbulkan semangat atau dorongan yang terkait, dan bahan-bahan lain
kerja. yang dapat menunjang penelitian.
Berkaitan dengan motivasi kerja, b. Dokumentasi
seseorang yang memiliki motivasi kerja Dokumentasi dilakukan dengan
yang kuat akan melaksanakan meminta dokumen-dokumen yang
pekerjaan dengan sungguh-sungguh dimiliki Dinas Pengelolaan
(kerja keras), sebaliknya seseorang Keuangan Daerah Kabupaten
dengan motivasi kerja yang Pesisir Selatan yang menjadi objek
lemah/rendah akan melaksanakan penelitian.
pekerjaan dengan sekedarnya saja. c. Angket atau Kuesioner
Secara umum, menurut As’ad Angket atau kuisioner ini adalah
(2003:125) motivasi kerja dapat merupakan instrumen pengumpulan
diartikan sebagai semangat yang data dengan mengajukan
mendorong seseorang bekerja. pertanyaan tertulis kepada
responden, yang harus dijawab oleh
Teori-teori Motivasi responden secara tertulis pula. Pada
Ada beberapa teori yang berkaitan penelitian ini angket atau kuisioner
dengan motivasi, antara lain teori yang dipergunakan adalah angket
hierarki kebutuhan Maslow, teori ERG berstruktur, yaitu angket yang telah
Alderfer, teori kebutuhan yang dilengkapi dengan alternatif
dipelajari David Mc.Clelland dan teori jawaban dan responden tinggal
pengharapan Victor Vroom dalam memilih jawaban yang paling
Zainun (1989:239). Berikut akan sesuai dengan pengalaman,
diuraikan mengenai teori-teori itu. pendapat atau perasaan responden.

236
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

Angket tersebut disusun dengan Berdasarkan kajian teori yang relevan


skala Likert, dimana skala Likert dengan variabel-variabel dalam
mempunyai gradasi dari sangat penelitian ini, secara konseptual
positif sampai negatif dan semua defenisi operasional variabel-variabel
pertanyaan dalam kuesioner penelitian dapat dijelaskan sebagai
tersebut berbentuk pernyataan berikut :
dengan empat pilihan jawaban yang Variabel Insentif (X1)
diberikan yaitu: Pilihan (a) diberi Pemberian insentif merupakan imbalan
skor 4; Pilihan (b) diberi skor 3; yang diberikan kepada seorang
Pilihan (c) diberi skor 2; Pilihan (d) pegawai yang telah melakukan suatu
diberi skor 1. Sebaliknya jika pekerjaan diluar tugas pokoknya atau
pernyataan bersifat negatif, maka melebihi target dari pekerjaan tersebut
nilai untuk setiap jawaban dibalik menurut Yono dkk (2004:90). Insentif
mulai dari 1 untuk jawaban pilihan sangat penting bagi pegawai guna
(a) dan seterusnya. merangsang seseorang untuk
d. Wawancara melakukan pekerjaan melebihi apa
Wawancara adalah metode yang diinginkan oleh organisasi.
pengumpulan data dengan Disamping itu insentif juga berfungsi
melakukan tanya jawab secara lisan sebagai penghargaan dari pegawai yang
kepada responden. telah melakukan suatu pekerjaan yang
telah ditetapkan oleh pimpinan.
Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian Variabel Motivasi Kerja (X 2)
ini meliputi data primer dan data Secara umum menurut As’ad
sekunder : (2003:125) motivasi merupakan
1) Data primer yaitu data yang dorongan individu untuk menjadi yang
diperoleh atau dikumpulkan dari terbaik dalam menjalankan suatu tugas
responden yang didapat melalui atau dalam melaksanakan tanggung
daftar pertanyaan (questionnaire), jawabnya. Pegawai yang memiliki
baik untuk variabel X1 (insentif), motivasi tinggi akan senantiasa bekerja
variabel X2 (motivasi), maupun dengan maksimal, menaati apa yang
variabel Y (kinerja instansi menjadi peraturan organisasi dan
pemerintah pada Dinas Pengelolaan berusaha menunjukkan yang terbaik
Keuangan Daerah Kabupaten bagi organisasinya serta memiliki
Pesisir Selatan). tanggung jawab yang besar atas tugas-
2) Data sekunder adalah data yang tugasnya. Motivasi yang tinggi juga
diperoleh atau dikumpulkan dari akan mendorong pegawai
laporan kinerja Satuan Kerja mengembangkan kreativitas dan
Perangkat Daerah (SKPD), serta mengaktualkan semua kemampuan
masukan-masukan yang didapat serta energi yang dimilikinya demi
dari lingkungan yang diteliti. mencapai prestasi yang maksimal.

Defenisi Operasional Variabel Variabel Kinerja instansi


Variabel-variabel dalam penelitian ini pemerintah pada Dinas Pengelolaan
terdiri : insentif (X1), motivasi kerja Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir
(X2) dan kinerja instansi pemerintah Selatan (Y)
pada Dinas Pengelolaan Keuangan Kinerja instansi pemerintah adalah
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan (Y). merupakan suatu alat manajemen yang

237
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

digunakan untuk meningkatkan kualitas masing variabel, defenisi konsep


pengambilan keputusan dalam rangka tersebut dijabarkan kedalam defenisi
menilai keberhasilan /kegagalan operasional seperti pada uraian diatas
pelaksanaan kegiatan/program/ Populasi dan Sampel
kebijaksanaan sesuai dengan tujuan Arikunto (2002) berpendapat “Populasi
yang telah ditetapkan dalam rangka adalah keseluruhan subyek penelitian”.
mewujudkan visi dan misi suatu Populasi juga dapat dikatakan sebagai
instansi pemerintah. Secara subyek yang dikenai kesimpulan
administratif, kedudukan Dinas penelitian.
Pengelolaan Keuangan Daerah Penentuan responden dilakukan secara
Kabupaten Pesisir Selatan adalah strifield random yaitu dengan
sebagai perangkat teknis pengelolaan mengambil responden yang paling
keuangan daerah dalam pemerintah mengetahui keadaan organisasi (
daerah dan bertanggung jawab Sugiyono,2005 ) yaitu pegawai Dinas
langsung kepada kepala daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah yang
Dari defenisi konsep yang telah ada di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu
dibakukan oleh para ahli, maka untuk di kota Painan yang berjumlah 70
memudahkan pengukuran dari masing- orang, yang terdiri dari:

Tabel 2.
Daftar Pengambilan Sampel Berdasarkan Populasi pada Dinas Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
No Divisi Populasi Sampel
1 Sekreteriat 11 Orang 6 Orang
2 Bidang Anggaran 8 Orang 5 Orang
3 Bidang Perbendaharaa& Akutansi 23 Orang 14 Orang
4 Bidang Aset Daerah 9 Orang 5 Orang
5 Bidang Pendapatan 19 Orang 11 Orang
Jumlah 70 Orang 41 Orang

Metode Teknik Analisa Data persentase frekwensi pegawai yang


Metode analisis yang digunakan dalam dikatakan penilaian kinerjanya sangat
penelitian ini adalah: baik-sampai sangat tidak baik
a. Analisis statistik deskriptif (Suprianto,1997:81)
Analisis statistik deskriptif adalah Fi = Ji x 100%
statistik yang digunakan untuk Ti
menganalisa data dengan cara Dimana :
menggambarkan data yang telah Fi = Frekwensi
terkumpul sebagaimana adanya tanpa Ji = Skor jumlah penilaian (item)
bermaksud membuat kesimpulan yang Ti = Skor total penilaian (item)
berlaku untuk umum atau generalisasi b. Analisis statistik inferensial
menggunakan metode-metode tertentu Analisis statistik inferensial adalah
yang berkaitan dengan pengumpulan analisis data dengan menggunakan
dan penyajian data sehingga metode-metode yang berhubungan
membentuk informasi yang berguna. dengan alat statistik, pengujian
Untuk menganalisa data penelitian ini hipotesis sampai pada kesimpulan.
akan digunakan analisa tingkat Dalam penelitian ini digunakan alat

238
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

analisis regresi linear berganda dengan HASIL DAN PEMBAHASAN


menggunakan alat bantu program SPSS Gambaran Umum Dinas Pengelolaan
(Statistical Package for Social Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir
Science). Selatan.
Analisis data yang digunakan adalah Struktur Organisasi
analisis regresi linear berganda dengan Adapun susunan struktur organisasi
dua prediktor, analisis ini digunakan Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan
untuk mengetahui apakah variabel Keuangan Daerah (DPKD) Kabupaten
independen secara simultan Pesisir Selatan sebagai berikut:
berpengaruh terhadap variabel
dependen.

Gambar 1 :Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kab.


Pesisir Selatan

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pessel

Uraian Job Discription Pemerintah Daerah di bidang


Dinas Pengelola Keuangan Daerah di pengelolaan keuangan dan kekayaan
Pimpin oleh seorang Kepala Dinas daerah. Untuk menyelenggarakan tugas
yang membawahi I (satu) Sekretaris sebagaimana tersebut, Kepala Dinas
dan dan 4 (empat) Kepala Bidang. memiliki fungsi sebagai berikut:
Secara lengkapnya susunan organisasi 1. Menyusun perumusan kebijakan
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah daerah dalam penyelenggaraan
adalah sebagai berikut. Pernerintah di bidang pengelolaan
Kepala Dinas keuangan dan kekayaan daerah
Kepala Dinas mempunyai tugas berdasarkan tugas pokok dan fungsi
membantu Bupati dalarn Dinas Pengelolaan Keuangan
penyelenggaraan kewenangan

239
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

Daerah serta visi dan arah pendapatan daerah, pelaksanaan


Pernbangunan Daerah; atau realisasi anggaran serta
2. Mengatur dan mendistribusikan evaluasi terhadap, pendapatan dan
tugas kepada Kepala Bidang Tata pengeluaran. keuangan daerah;
Usaha, para Kepala Bidang dan 10. Membina, dan melaksanakan kerja
Unit Pelaksana Teknis; sama dalarn pengelolaan. keuangan
3. Memberi petunjuk dan arahan dan kekayaan daerah dengan
kepada Kepala Bidang Tata Usaha, instansi pemerintah serta pihak-
para Kepala Bidang dan Unit pihak lain sesuai dengan peraturan
Pelaksana Teknis agar pelaksanaan perundang-undangan yang berfaku;
tugas sesuai dengan petunjuk dan 11. Mengkoordinir penyusunan dan
ketentuan yang berlaku; pelaksanaan kegiatan pengolahan
4. Mengkoordinasikan Kepala Bagian keuangan daerah;
Tata. Usaha, para Kepala Bidang 12. Mengkoordinir penyusunanan
dan Unit Pelaksana. Teknis baik rancangan APBD dan rancangan
secara langsung maupun melalui perubahan APBD;
pertemuan berkala agar terjalin 13. Mengkordinir pelaksanaan
hubungan kerja sama yang baik dan pemungutan pendapatan daerah
saling menndukung dalam yang telah ditetapkan dengan
pelaksanaan tugas masing-masing; peraturan daerah;
5. Memantau dan mengevaluasi 14. Mengkoordinir penyusunan laporan
pelaksanaan. tugas pimpinan unit keuangan daerah dalam rangka
kerja di lingkungan Dinas pelaksanaan APBD;
Penggelolaan Keuangan Daerah 15. Melaksanakan tugas lain yang
untuk mengetahui perkembangan, diberikan Bupati/Wakil Bupati dan
hambatan dan permasalahan yang Sekretaris Daerah sesuai dengan.
timbul dan upaya tindak lanjut bidang tugas dan.
penyelesaiannya; permasalahannya;
6. Menyampaikan saran dan Sekretariat
pertimbangan kepada Bupati / 1. Sub Bidang Umum dan
Wakil Bupati dan Sekretaris Daerah Kepegawaian
menyangkut bidang pengelola 2. Sub Bidang Perencanaan &
keuangan dan kekayaan daerah; Program
7. Mengkoordinir pelaksanaan tugas 3. Sub Bidang Keuangan
rencana dan program yang meliputi
pengelolaan potensi pajak dan Bidang Pendapatan terdiri dari :
retribusi, perencanaan. dan 1. Sub Bidang Pajak Daerah
pelaksanaan pinjaman dan 2. Sub Bidang Retribusi Daerah
penyertaan modal; 3. Sub Bidang Pendapatan Lain-lain
8. Perencanaan dan pengalokasian
dana perimbangan keuangan dan Bidang Anggaran terdiri dari :
sumber lainnya serta menganalisa 1. Sub Bidang Kebijakan Anggaran
efektifitas pemanfaatan dana 2. Sub Bidang Perencanaan Anggaran
Pernerintah Daerah; 3. Sub Bidang Evaluasi Anggaran
9. Mengkoordinir pelaksanaan
anggaran daerah yang meliputi Bidang Perbendaharaan dan
pendapatan daerah, pengelolaan Akuntansi terdiri dari :
tatalaksana. penerimaan atau 1. Sub Bidang Perbendaharaan

240
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

2. Sub Bidang Verifikasi Bidang Pendapatan memiliki fungsi


3. Sub Bidang Akuntansi dan sebagai berikut:
Pelaporan a. Pengkoordinasian kegiatan dan
tugas penunjang serta tugas yang
Bidang Kekayaan dan Aset Daerah bersifat rutinitas;
terdiri dari : b. Penganalisaan program dan urusan
1. Sub Bidang Evaluasi dan Pelaporan yang menjadi kewenangan bidang
2. Sub Bidang Perencanaan dan pendapatan;
Pengelolaan c. Perencanaan kegiatan di ruang
3. Sub Bidang Pemeliharaan dan lingkup bidang Pendapatan
Penghapusan berdasarkan skala prioritas;
d. Pengaturan pelaksanaan kegiatan
Sekretariat sesuai sasaran yang ditetakan;
Bagian Sekretariat mempunyai tugas e. Pelaksanaan pengawasan kegiatan
melakukan pengelolaan urusan rumah sesuai perencanaan;
tangga Dinas, Ketatausahaan, f. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran
tatalaksana, humas, protokol, laporan, tugas berdasarkan azas
hukum dan organisasi serta hubungan keseimbangan;
masyarakat. g. Pelaksanaan pertanggungjawaban
Untuk menyelenggarakan tugas dan pelaporan.
tersebut, Sekretariat mempunyai fungsi
sebagai berikut : Bidang Anggaran
a. Pengkoordinasian kegiatan Bidang Anggaran mempunyai tugas
kesekretariatan untuk memfasilitasi menyiapkan bahan kebijaksanaan dan
kelancaran tugas bidang perumusan pelaksanaan kegiatan
Administrasi Keuangan Daerah; berdasarkan urusan dan program sesuai
b. Pelaksanaan dan Penjabaran ruang lingkup Bidang Anggaran. Untuk
peraturan perundang-undangan menyelenggarakan tugas tersebut,
sesuai ketentuan yang berlaku; Bidang Anggaran memiliki fungsi
c. Pelaksanaan dan perumusan sebagai berikut :
Rencana Strategis; a. Pengkoordinasian kegiatan dan
d. Pelaksanaan pelayanan administrasi tugas penunjang serta tugas yang
keluar dan didalam organisasi; bersifat rutinitas;
e. Pelaksanaan fasilitas kelancaran b. Penganalisaan program dan urusan
tugas dan urusan bidang lingkup Bidang Anggaran
Administrasi Keuangan Daerah berdasarkan skala prioritas;
berdasarkan azas keseimbangan; c. Perencanaan kegiatan di ruang
f. Pengkoordinasian penyusunan lingkup Bidang Anggaran
laporan akuntabilitas kinerja SKPD. berdasarkan skala prioritas;
d. Pengaturan pelaksanaan kegiatan
Bidang Pendapatan sesuai sasaran yang ditetakan;
Bidang Pendapatan mempunyai tugas e. Pelaksanaan pengawasan kegiatan
menyiapkan bahan kebijakan dan sesuai perencanaan;
perumusan kegiatan berdasarkan f. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran
urusan dan program sesuai ruang tugas berdasarkan azas
lingkup bidang pendapatan. Dalam keseimbangan;
menyelenggarakan tugasnya tersebut, g. Pelaksanaan pertanggungjawaban
dan pelaporan.

241
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

Bidang Perbendaharaan dan menyelenggarakan tugas tersebut,


Akuntansi Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi
Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi memiliki fungsi sebagai berikut:
mempunyai tugas menyiapkan bahan a. Pengkoordinasian kegiatan dan
kebijakan dan perumusan pelaksanaan tugas penunjang serta tugas yang
kegiatan berdasarkan urusan dan bersifat rutinitas;
program sesuai ruang lingkup Bidang b. Penganalisaan program dan urusan
Perbendaharaan dan Akuntansi. Untuk lingkup Bidang Anggaran
menyelenggarakan tugas tersebut, berdasarkan skala prioritas;
Bidang Perbendaharaan dan Akuntansi c. Perencanaan kegiatan di ruang
memiliki fungsi sebagai berikut: lingkup Bidang Anggaran
a. Pengkoordinasian kegiatan dan berdasarkan skala prioritas;
tugas penunjang serta tugas yang d. Pengaturan pelaksanaan kegiatan
bersifat rutinitas; sesuai sasaran yang ditetakan;
b. Penganalisaan program dan urusan e. Pelaksanaan pengawasan kegiatan
lingkup Bidang Anggaran sesuai perencanaan;
berdasarkan skala prioritas; f. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran
c. Perencanaan kegiatan di ruang tugas berdasarkan azas
lingkup Bidang Anggaran keseimbangan;
berdasarkan skala prioritas; g. Pelaksanaan pertanggungjawaban
d. Pengaturan pelaksanaan kegiatan dan pelaporan.
sesuai sasaran yang ditetakan;
e. Pelaksanaan pengawasan kegiatan Analisis Kualitatif
sesuai perencanaan; Analisis kualitatif mendeskripsikan
f. Pelaksanaan fasilitasi kelancaran responden yang dijadikan subjek
tugas berdasarkan azas penelitian. Deskripsi ini antara lain
keseimbangan; berisi deskripsi mengenai responden
g. Pelaksanaan pertanggungjawaban penelitian dan deskripsi mengenai hasil
dan pelaporan. jawaban responden terhadap kuesioner
yang diberikan. Dalam penelitian ini
Bidang Kekayaan dan Aset Daerah yang dijadikan responden adalah
Bidang Kekayaan dan Aset Daerah seluruh pegawai Dinas Pengelolaan
mempunyai tugas menyiapkan bahan Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir
kebijakan dan perumusan pelaksanaan Selatan berjumlah 70 orang.
kegiatan berdasarkan urusan dan Karakteristik Responden
program sesuai ruang lingkup Bidang Berdasarkan Jenis Kelamin
Kekayaan dan Aset Daerah. Untuk

Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Laki-laki 19 46
Perempuan 22 54
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer, diolah, 2012

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa laki hampir sama jumlahnya dengan
responden yang berjenis kelamin laki- responden yang berjenis kelamin

242
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

perempuan, dengan rincian 46 persen Responden yang paling muda usianya


berjenis kelamin laki-laki dan 54 adalah 21 tahun, sedangkan yang
persen berjenis kelamin perempuan. paling tua usianya adalah 55 tahun.
Komposisi ini menunjukkan komposisi Berdasarkan keadaan tersebut dibuat
yang sebenarnya di lapangan, dimana pengelompokan usia yang harus dapat
banyak pegawai yang berjenis kelamin mencakup usia tertinggi dan terendah
perempuan dari pada laki-laki. dari karyawan. Untuk pembagian 5
kelas maka didapatkan interval = 5.
Karakteristik Responden Berikut karakteristik responden
Berdasarkan Usia berdasarkan usianya dapat dilihat
dalam tabel .2.

Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Prosentase (%)
21 – 27 8 20
28 – 34 17 41
35 – 41 5 12
42 – 48 4 10
49 – 55 7 17
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012.

Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa Karakteristik Responden


dilihat dari segi usia, responden yang Berdasarkan Pendidikan
berusia 28 – 34 tahun menempati Salah satu faktor yang menunjang
jumlah terbesar, yaitu sebanyak 41 tercapainya kinerja sesuai dengan yang
persen. Pegawai yang mempunyai usia diinginkan adalah tingkat pendidikan
pada golongan ini kebanyakan berasal pegawai. Dalam hal ini diasumsikan
dari kelompok staf. Jumlah responden bahwa semakin tinggi tingkat
yang diambil adalah 59 persen dari pendidikan seseorang akan semakin
jumlah pegawai negeri sipil yang mampu dalam melaksanakan
bertugas pada Dinas Pengelolaan pekerjaan, sehingga semakin baik pula
Keuangan Daerah. Selain itu untuk kinerjanya. Berikut diberikan
melengkapi hasil penelitian juga karakteristik responden berdasarkan
diklasifikasikan pegawai menurut tingkat pendidikannya.
kelompok usia. Rincian selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 3
Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah (Orang) Prosentase (%)
SLTA 16 39
D3 9 22
S1 10 24
S2 6 15
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012.

243
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa Karakteristik Responden


pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Berdasarkan Status Perkawinan
Daerah yang merupakan responden Berbicara tentang kinerja kadang kala
sebagian besar berpendidikan SLTA tidak bisa dilepaskan dari faktor-faktor
(39 persen). Responden sebagian besar internal pegawai yang dinilai
berpendidikan SLTA hal ini kinerjanya. Salah satu faktor yang
dikarenakan pada dinas Pengelolaan dapat menunjang tetapi juga dapat
Keuangan Daerah ini banyak dibutuh menjadi kendala dalam mencapai
tenaga administrasi, operator dan kinerja yang terbaik adalah faktor
tenaga pemungut pajak dilapangan. keluarga. Keluarga dapat menjadi salah
Seperti halnya pegawai yang satu motivasi yang mendukung dalam
berpendidikan SLTA, pegawai yang pencapaian kinerja, tetapi keluarga juga
berpendidikan S2 juga menjadi dapat menjadi kendala apabila keluarga
pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan tidak mendukung apa yang dilakukan
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan, pegawai dalam pekerjaannya. Adapun
kebanyakan dari pegawai yang berasal karakteristik responden berdasarkan
dari S2 berada pada unsur pimpinan. Di status perkawinannya dapat dilihat
lain pihak ada pula pegawai yang dalam tabel berikut.
berpendidikan S1 dan D3. Pegawai
yang mempunyai tingkat pendidikan S1
dan D3 ini kebanyakan berada pada
staf administrasi.

Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Status Jumlah (Orang) Prosentase (%)
Kawin 33 80
Belum Kawin 8 20
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer yang diolah tahun 2012.

Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa pekerjaannya, seorang pegawai dapat


sebagian besar responden sudah kawin lemah semangat kerjanya.
(80 persen). Sebagian besar responden
telah mempunyai status kawin karena Analisis Kuantitatif
responden telah bekerja. Orang yang Deskripsi Data
telah bekerja biasanya berani Deskripsi Kinerja
mengambil keputusan untuk berumah Dari penelitian yang dilakukan
tangga. Selanjutnya dalam didapatkan data penilaian kinerja
pembentukan kinerja, faktor keluarga pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan
juga mempunyai peranan yang berarti. Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
Jika seorang pegawai bekerja dengan Selanjutnya data yang diperoleh
dukungan penuh isteri/suaminya maka tersebut dideskripsikan. Adapun
ia akan termotivasi untuk mencapai deskripsi data penilaian kinerja hasil
kinerja yang tinggi. Sebaliknya apabila penelitian tersebut dapat dilihat pada
keluarga tidak mendukung tabel berikut ini.

244
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

Tabel 5
Deskripsi Kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
Data Hipotetik Data Empiris
Skor Skor
Variabel Mean SD Mean SD
Maks Min Maks Min
Kinerja 24 6 15 3 23 14 17,756 1,881

Keterangan:
Data hipotetik = Skor yang seharusnya diperoleh oleh responden
Data empiris = Skor yang sebenarnya diperoleh dari hasil penelitian

Dari data hasil penelitian, total skor 6 dan skor maksimum yang dapat
penilaian insentif akan diklasifikasikan diperoleh adalah 6 x 4 = 24, sehingga
untuk mengetahui tingkat insentif pada jarak sebarannya adalah 24 – 6 = 18
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah dan setiap satuan deviasi standar ()
Kabupaten Pesisir Selatan. Klasifikasi bernilai 18: 6 = 3 serta mean
yang dilakukan adalah dengan hipotetiknya (µ) = 18 – 3 = 15. Dari
mengasumsikan bahwa skor populasi hasil perhitungan ini maka tingkat
responden mempunyai distribusi insentif dapat diklasifikasikan menjadi
normal, sehingga dapat dibuat skor tiga klasifikasi yaitu rendah, sedang,
hipotetik yang terdistribusi menurut dan tinggi. Klasifikasi evaluatif data
model normal. Dari 6 item kuesioner penelitian tingkat insentif dapat dilihat
kinerja, skor minimum yang dapat pada tabel berikut ini.
diperoleh dari responden adalah 6 x 1 =

Tabel 6
Klasifikasi Evaluatif Kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
Norma Klasifikasi Skor Klasifikasi Frekuensi Persen
(%)
X  µ - 1 X  12 Rendah - -
µ - 1 < X < µ + 1 12 < X < 18 Sedang 27 65,9
X  µ + 1 X  18 Tinggi 14 34,1
Total 41 100
Keterangan:
X = Skor responden
µ = Mean hipotetik
 = Deviasi standard

Berdasarkan hasil klasifikasi rendah, karena responden yang


sebagaimana dimuat dalam Tabel 6, menganggap kinerja sedang sebanyak
diketahui bahwa tidak satu pun 65,9%, sedangkan responden yang
responden yang menyatakan kinerja menganggap kinerja Pegawai Dinas
Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Selatan tinggi

245
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

sebanyak 34,1%. Dari hasil ini dapat Deskripsi Insentif


disimpulkan bahwa tingkat kinerja Dari penelitian yang dilakukan juga
Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan didapatkan data mengenai insentif di
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
tergolong Baik karena sebagian besar Kabupaten Pesisir Selatan. Deskripsi
responden memberikan nilai sedang, data penilaian insentif hasil penelitian
dan sisanya menyatakan tinggi. dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7
Deskripsi Insentif pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
Data Hipotetik Data Empiris
Skor Skor
Variabel Mean SD Mean SD
Maks Min Maks Min
Insentif 40 10 27 3 36 26 30,17 2,132

Keterangan:
Data hipotetik =Skor yang seharusnya diperoleh oleh responden
Data empiris =Skor yang sebenarnya diperoleh dari hasil penelitian

Dari data hasil penelitian, total skor diperoleh adalah 10 x 4 = 40, sehingga
penilaian insentif akan diklasifikasikan jarak sebarannya adalah 40 – 10 = 30
untuk mengetahui tingkat insentif pada dan setiap satuan deviasi standar ()
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah bernilai 30 : 10 = 3 serta mean
Kabupaten Pesisir Selatan. Klasifikasi hipotetiknya (µ) = 30 – 3 = 27. Dari
yang dilakukan adalah dengan hasil perhitungan ini maka tingkat
mengasumsikan bahwa skor populasi insentif dapat diklasifikasikan menjadi
responden mempunyai distribusi tiga klasifikasi yaitu rendah, sedang,
normal, sehingga dapat dibuat skor dan tinggi. Klasifikasi evaluatif data
hipotetik yang terdistribusi menurut penelitian tingkat insentif dapat dilihat
model normal. Dari 10 item kuesioner pada tabel berikut:
insentif, skor minimum yang dapat
diperoleh dari responden adalah 10 x 1
= 10 dan skor maksimum yang dapat

Tabel 8
Klasifikasi Evaluatif Tingkat Insentif
pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
Norma Klasifikasi Skor Klasifikasi Frekuensi Persen
(%)
X  µ - 1 X  24 Rendah - -
µ - 1 < X < µ + 1 24 < X < 30 Sedang 16 39
X  µ + 1 X  30 Tinggi 25 61
Total 41 100

246
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

Keterangan:
X = Skor responden
µ = Mean hipotetik
 = Deviasi standar

Berdasarkan hasil klasifikasi tergolong tinggi karena sebagian besar


sebagaimana dimuat dalam Tabel 4.8, responden memberikan nilai tinggi.
diketahui bahwa tidak satupun
responden memberikan nilai rendah Deskripsi Motivasi Kerja
terhadap insentif pada Dinas Dari penelitian yang dilakukan juga
Pengelolaan Keuangan Daerah didapatkan data mengenai motivasi
Kabupaten Pesisir Selatan,sedangkan kerja di Dinas Pengelolaan Keuangan
responden yang memberikan penilaian Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
sedang sebanyak 39,0%, sedangkan Adapun deskripsi data penilaian
responden yang memberikan penilaian motivasi kerja hasil penelitian dapat
tinggi sebanyak 61,0%. Dari hasil ini dilihat pada tabel berikut ini.
dapat disimpulkan bahwa menurut
penilaian responden tingkat insentif
pada Dinas Pengelolaan Keuangan
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan

Tabel 9
Deskripsi Motivasi Kerja pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
Data Hipotetik Data Empiris
Skor Skor
Variabel Mean SD Mean SD
Maks Min Maks Min
Motivasi 40 10 27 3 18 12 15,804 1,536
kerja

Keterangan:
Data hipotetik = Skor yang seharusnya diperoleh oleh responden
Data empiris = Skor yang sebenarnya diperoleh dari hasil penelitian

Dari data hasil penelitian, total skor sehingga jarak sebarannya adalah 40 –
penilaian motivasi kerja juga akan 10 = 30 dan setiap satuan deviasi
diklasifikasikan dengan standar () bernilai 30 : 10 = 3 serta
mengasumsikan bahwa skor populasi mean hipotetiknya (µ) = 30 – 3 = 27.
responden mempunyai distribusi Dari hasil perhitungan ini maka tingkat
normal, sehingga dapat dibuat skor pelaksanaan motivasi kerja dapat
hipotetik yang terdistribusi menurut diklasifikasikan menjadi tiga klasifikasi
model normal. Dari 6 item kuesioner yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
motivasi kerja skor minimum yang Klasifikasi evaluatif data penelitian
dapat diperoleh dari responden adalah tingkat pelaksanaan motivasi kerja
10 x 1 = 10 dan skor maksimum yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
dapat diperoleh adalah 10 x 4 = 40,

247
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

Tabel 10
Klasifikasi Evaluatif Tingkat Motivasi kerja
pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan
Norma Klasifikasi Skor Klasifikasi Frekuensi Persen
(%)
X  µ - 1 X  24 Rendah 41 100
µ - 1 < X < µ + 1 24 < X < 30 Sedang
X  µ + 1 X  30 Tinggi
Total 41 100
Keterangan:
X = Skor responden
µ = Mean hipotetik
 = Deviasi standar

Berdasarkan hasil klasifikasi semua responden memberikan nilai


sebagaimana dimuat dalam Tabel 10, rendah.
diketahui bahwa semua responden
(100% ) memberikan nilai rendah Hasil Uji Regresi Linear Berganda
terhadap motivasi kerja pada Dinas Analisis kuantitatif dalam penelitian ini
Pengelolaan Keuangan Daerah dilakukan dengan menggunakan regresi
Kabupaten Pesisir. Dari hasil ini dapat linear berganda. Pengujian dilakukan
disimpulkan bahwa menurut penilaian dengan menggunakan alat bantu SPSS
responden tingkat motivasi kerja for windows version 15. Adapun hasil
Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan pengujian regresi dapat dilihat dalam
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan tabel berikut.
tergolong rendah karena sebagian

Tabel 11
Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Variabel Koefisien thitung Signifikansi Keterangan
Regresi
Insentif 0,339 2,452 0,019

Motivasi kerja 0,397 2,071 0,045

Konstanta 1,259
R 0,402
Fhitung 12,747
Sumber: Data primer yang diolah.
Berdasarkan persamaan regresi yang
Dari hasil pengolahan data di atas, diperoleh ini dapat diketahui bahwa:
dapat disusun persamaan regresi a = 1,259
sebagai berikut: Artinya tanpa dipengaruhi variabel
Y = 1,259 +0,339 X1 +0,397 X2 insentif, motivasi kerja, atau semua
variabel tersebut = 0, maka kinerja

248
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan bernilai positif. Adanya nilai yang


Daerah Kabupaten Pesisir Selatan positif tersebut menunjukkan bahwa
sebesar 1,259 apabila variabel-variabel ini
b1 = 0,339 ditingkatkan, maka akan meningkatkan
Koefisien regresi variabel insentif kinerja karyawan. Oleh karena itu
menunjukkan hubungan positif apabila Dinas Pengelolaan Keuangan
terhadap kinerja pegawai Dinas Daerah Kabupaten Pesisir Selatan ingin
Pengelolaan Keuangan Daerah meningkatkan kinerja pegawai, maka
Kabupaten Pesisir Selatan dengan nilai dapat membuat kebijakan yang dapat
sebesar 0,339 artinya bahwa setiap meningkatkan kedua faktor tersebut,
penambahan satu satuan variabel misalnya dengan memberikan insentif
insentif maka akan meningkatkan yang lebih besar kepada pegawai yang
kinerja Pegawai Dinas Pengelolaan mempunyai tingkat kinerja yang paling
Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir tinggi dan memberikan motivasi berupa
Selatan sebesar 0,339 perhatian dari pimpinan atau
b2 = 0,397 penempatan staf sesuai dengan latar
Koefisien regresi variabel motivasi belakang pendidikannya.
kerja menunjukkan hubungan positif Untuk menguji digunakan uji
terhadap kinerja pegawai Dinas signifikansi hitung .
Pengelolaan Keuangan Daerah 1. Hasil Uji Parsial
Kabupaten Pesisir Selatan dengan nilai a) Uji Parsial Variabel Insentif
sebesar 0,397 artinya bahwa setiap Terlihat pada hasil uji Parsial pada
penambahan satu satuan variabel tabel 4.11, diperoleh koefisien
motivasi kerja maka akan regresi untuk variabel insentif
meningkatkan kinerja Pegawai Dinas sebesar 0,339 yang diuji
Pengelolaan Keuangan Daerah keberartianya dengan uji t diperoleh
Kabupaten Pesisir Selatan sebesar t hitung = 2,452 dengan harga
0,397 signifikansi = 0,019<0,05, karena
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat nilai signifikansi 0,019<0,05 dapat
diketahui nilai R (R square) adalah disimpulkan Ha diterima dan H0
0,402 (40,2%). Artinya variansi ditolak, yang berarti ada pengaruh
variabel terikat yang dapat dijelaskan yang signifikan insentif terhadap
variabel bebas sebesar 40,2% kinerja pegawai. Besarnya
sedangkan yang 59,8% dijelaskan oleh konstribusi Insentif terhadap kinerja
variabel lain yang tidak diteliti dalam pegawai sebesar (0,370)2 x 100 %
penelitian ini. = 13,69%
Hasil uji F mendapatkan hasil b) Uji Parsial Variabel motivasi
probalitas (p value) yang signifikan kerja
pada alpha(α) = 0,05. Hal ini berarti Terlihat pada hasil uji Parsial pada
bahwa variabel insentif, motivasi kerja, tabel 4.11, diperoleh koefisien
secara bersama-sama mempunyai regresi untuk variabel motvasi kerja
pengaruh yang signifikan terhadap sebesar 0,397 yang diuji
kinerja Dinas Pengelolaan Keuangan keberartianya dengan uji t diperoleh
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. t hitung = 2,071 dengan harga
Dalam hal ini pengaruh yang diberikan signifikansi = 0,045< 0,05, karena
adalah positif. Hal tersebut dapat nilai signifikansi 0,045< 0,05 dapat
diketahui dari nilai koefisien regresi disimpulkan Ha diterima dan H0
yang ditunjukkan oleh b1 dan b2, yang ditolak, yang berarti ada pengaruh

249
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

yang signifikan motvasi kerja yang lebih baik pula. Insentif baru
terhadap kinerja pegawai. Besarnya diberikan jika pegawai melakukan
konstribusi motivasi kerja terhadap pekerjaan melebihi target. Dalam
kinerja pegawai sebesar (0,319)2 x prakteknya, besar insentif sering kali
100 % = 10,17% jauh lebih kecil dari gaji tetap pegawai.
2. Hasil Uji secara serentak Oleh karena itulah pegawai akan lebih
Terlihat pada tabel 4.11, nilai Fhitung produktif dengan adanya harapan
= 12,747. Uji signifikansi dilakukan mendapatkan imbalan tambahan.
dengan membandingkan p value Berdasarkan fakta bahwa pegawai
dengan nilai α. Jika p < α, maka terpacu untuk mencapai kinerja yang
signifikan. Jika Jika p > α, maka terbaik agar insentif yang diterimanya
tidak signifikan. dapat lebih tinggi itulah, maka adanya
Dari pengujian yang dilakukan dengan insentif yang diberikan Dinas
menggunakan regresi linear berganda Pengelolaan Keuangan Daerah
diketahui bahwa nilai p < α (0,000 < Kabupaten Pesisir Selatan dapat
0,05). Karena nilai p < α, maka Ha meningkatkan kinerja pegawai secara
diterima dan H0 ditolak, maka hipotesis signifikan.
ini terbukti. Artinya ada pengaruh Fakta ini sesuai dengan tujuan
positif faktor insentif dan motivasi pemberlakuan sistem insentif yang
secara serentak, terhadap kinerja pada hakekatnya adalah untuk
Pegawai Dinas Pengelolaan Keuangan meningkatkan motivasi pegawai dalam
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan . berupaya mencapai tujuan-tujuan
Berdasarkan hasil pengujian yang organisasi dengan menawarkan
dilakukan di atas, dapat diketahui perangsang finansial melebihi upah dan
bahwa insentif merupakan faktor yang gaji dasar (Simamora, 2001). Dengan
lebih besar pengaruh signifikan terbuktinya bahwa insentif mampu
terhadap kinerja pegawai Dinas meningkatkan kinerja pegawai, berarti
Pengelolaan Keuangan Daerah tujuan Dinas Pengelolaan Keuangan
Kabupaten Pesisir Selatan yaitu sekitar Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
13,69%. Keinginan untuk mendapatkan memberlakukan sistem insentif untuk
insentif yang tinggi memang meningkatkan kinerja pegawai telah
merupakan alasan utama pegawai tercapai.
menunjukkan kinerja yang baik. Di
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Motivasi Kerja
Kabupaten Pesisir Selatan, Motivasi kerja mempunyai pengaruh
diberlakukan sistem gaji tetap dan yang signifikan pada Kinerja Pegawai
sistem insentif. Sistem gaji tetap Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah,
memberi penghasilan yang kecil bagi dilihat dari hasil penelitan 10,17 %
pegawai, akan tetapi pegawai diberi kinerja pegawai dipengaruhi oleh
kesempatan untuk meningkatkan motivasi kerja.Dilihat dari aspek
penghasilannya dengan menunjukkan motivasi kerja, dari semua faktor
kinerja yang melebihi dari target yang motivasi yang ada dapat mendorong
ditetapkan. Sistem insentif lebih fair semangat kerja pegawai di Pegawai
bagi pegawai dan bagi Dinas Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Ada tiga
Kabupaten Pesisir Selatan, karena indikator motivasi yang diungkap
pegawai yang mempunyai kinerja yang dalam penelitian ini, yaitu:
lebih baik akan mendapatkan hasil

250
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

1. Pegawai termotivasi bekerja apabila memperhatikan bawahan dengan


sarana dan prasarana dikantor telah memberikan penghargaan kepada
tercukupi sesuai dengan kebutuhan. pegawai yang melaksanakan pekerjaan
2. Pegawai termotivasi bekerja untuk dengan baik.
apabila pembagian kerja (job
description) di sesuaikan dengan SIMPULAN DAN IMPLIKASI
latar belakang pendidikan. Berdasarkan pembahasan yang telah
3. Hubungan yang baik dengan atasan, dilakukan, d
bawahan dan rekan sekerja apat diambil kesimpulan sebagai
meningkatkan motivasi kerja berikut:
pegawai. 1. Insentif berpengaruh secara positif
Dilihat dari aspek motivasi yang terhadap kinerja pegawai Dinas
pertama, semua pegawai memang Pengelolaan Keuangan Daerah
termotivasi bekerja apabila mereka Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini
bekerja pada ruangan yang dan dapat diketahui dari hasil uji regresi
dilengkapi dengan peralatan yang yang mendapatkan nilai p value
mereka butuhkan. Dalam hal ini 0,019 (lebih kecil dari 0,05).
mereka merasa lebih nyaman bekerja Besarnya konstribusi Insentif
apabila ruangan yang mereka tempati terhadap kinerja pegawai Dinas
dapat memberikan kenyamanan dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
bekerja dan dilengkapi dengan sebesar 13,69%. Dari ketentuan ini
peralatan yang mendukung pekerjaan dapat diketahui bahwa sistem
mereka. insentif menunjukkan hubungan
Di lain pihak motivasi lain yang yang paling jelas antara kompensasi
membuat pegawai bekerja dengan baik dan kinerja. Oleh karena itulah
adalah apabila pembagian kerja dalam pekerjaan yang
disesuaikan dengan latar belakang menggunakan sistem insentif,
pendidikan, sehingga pegawai dapat faktor insentif mempunyai
menguasai pekerjaan dengan cepat dan pengaruh signifikan terhadap
mereka yakin dapat memberikan hasil kinerja pegawai.
kerja yang terbaik kepada Dinas 2. Motivasi kerja mempunyai
Pengelolaan Keuangan Daerah pengaruh terhadap kinerja pegawai
Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan Dinas Pengelolaan Keuangan
penelitian yang dilakukan juga Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.
diketahui bahwa motivasi untuk Hal ini dapat diketahui dari hasil uji
menjalin hubungan dengan atasan dan regresi yang mendapatkan nilai p
sesama pegawai berjalan dengan baik value 0,045 (lebih kecil dari 0,05).
di Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Besarnya konstribusi motivasi kerja
Kabupaten Pesisir Selatan. Sistem kerja terhadap kinerja pegawai Dinas
di Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Pesisir Selatan memberikan sebesar 10,17%. Ini kemungkinan
suasana yang kondusif bagi pegawai disebabkan telah terpenuhinya hal-
untuk bisa menjalin hubungan yang hal yang menjadi impian pegawai,
baik dengan atasan dan sesama yaitu terbina hubungan yang baik
pegawai. Hal tersebut dikarenakan antara atasan dengan bawahan,
antara sesama pegawai dan antara maupun sesama pegawai, adanya
pegawai dengan atasan, terjalin perhatian dari atasan terhadap
hubungan yang baik serta atasan pegawai dan juga telah

251
Pengaruh Insentif Dan...(Rusda Khairati)

mendapatkan jabatan yang yang baik. Hal ini dapat terlihat dari
diinginkan. hasil penelitaian bahwa sebagian
3. Faktor insentif dan motivasi secara besar responden memberikan nilai
serentak mempunyai pengaruh sedang, artinya bahwa pemberian
terhadap kinerja pegawai Dinas insentif masih dapat ditingkatkan
Pengelolaan Keuangan Daerah untuk meningkatkan kinerja.
Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini b. Dikarenakan Motivasi Kerja
dapat diketahui dari hasil uji regresi Pegawai masih rendah, maka perlu
F hitung yang mendapatkan nilai p dilakukan peningkatkan motivasi
value 0,000 (lebih kecil dari 0,05) kerja pegawai dengan cara
Artinya bahwa variabel insentif dan memberikan ruangan yang
motivasi mempunyai pengaruh representatif pada pegawai yang
besar terhadap kinerja pegawai. dilengkapi dengan peralatan
4. Bagi mayoritas pegawai, uang pendukung, pembagian tugas yang
masih tetap merupakan motivasi disesuaikan dengan keahlianya,
kuat, sehingga sangat wajar jika menciptakan sistem persaingan
variabel insentif merupakan faktor yang sehat dalam mencapai jenjang
yang paling mempengaruhi prestasi karir dan jabatan yang diinginkan,
kerja pegawai. Begitu juga dengan menjalin hubungan yang baik
motivasi apabila pegawai antara sesama pegawai dan juga
mendapatkan pekerjaan yang sesuai antara pimpinan dan staf.
dengan latar belakang c. Kinerja pegawai Dinas
pendidikannya menjadi pengaruh Pengelolaan Keangan Daerah yang
yang besar terhadap kinerja tergolong sedang sehingga perlu
pegawai. ditingkatkan, antara lain:
mengadakan diklat-diklat yang
Saran berkaitan dengan bidang tugas
Berdasarkan kesimpulan yang pegawai, untuk meningkatkan
diperoleh, diberikan saran sebagai masing-masing keahliannya,
berikut: memberikan penghargaan baik
1. Kepada para peneliti selanjutnya moril maupun materil kepada
yang ingin melakukan penelitian pegawai yang terlihat memiliki
serupa, disarankan untuk meneliti kinerja yang cukup tinggi.
faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja pegawai Dinas Pengelolaan
Keuangan Daerah di DAFTAR PUSTAKA
kabupaten/kota lain, sehingga dapat
mengetahui perbedaan faktor-faktor Armstrong, M.,1994, Manajemen
yang mempengaruhi kinerja Sumber Daya Manusia, Media
pegawai Dinas Pengelolaan Kompetindo, Jakarta.
Keuangan Daerah Kabupaten Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur
Pesisir Selatan dengan Penelitian, Jakarta: Rineka
kabupaten/kota lainnya. Cipta.
2. Kepada Dinas Pengelolaan As'ad, Mochammad, 2003, Psikologi
Keuangan Daerah Kabupaten Industri: Seri Sumber Daya
Pesisir Selatan disarankan untuk: Manusia, Liberty,
a. Meningkatkan insentif bagi Yogjakarta.
pegawai yang mempunyai kinerja

252
Jurnal KBP, Vol. 1, No. 2, September 2013: 232 - 253

Buchori Zainun, 1989, Manajamen Susilo Martoyo, 2000, Manajemen


dan Motivasi, Bina Aksara, Sumber Daya Manusia, BPFE,
Jakarta. Yogjakarta.
Gerungan, W. A., 1982, Manajemen
Personalia, Editor Hrman
Hutauruk, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Heidjrachman dan Suad Husnan, 2002,
Manajemen Personalia, BPFE,
Yogjakarta.
I. Bestira, 1998, Produktivitas
Perusahaan, Alumni, Bandung.
Lembaga Administrasi Republik
Indonesia, 2000, Akuntabilitas
dan good governance; Modul,
Sosialisasi Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah
(AKIP).
Muhammad Hasibuan, 2003,
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Bumi Aksara,
Jakarta.
Mutiara S. Panggabean,2002,
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Ghalia Indonesia,
Jakarta.
Nawawi, Hadari, 2003,
Kepemimpinan
Mengefektifkan Organisasi.
Buku 1. Universitas
Terbuka/UPI-YAI, Jakarta.
Simamora, Henry, 1997, Manajemen
Sumber Daya. Bagian
Penerbitan STIE YKPN,
Yogyakarta.

Slovin Umar, 1999, Sampel


penelitian,,,Perencanaan
Penelitian, Penerbit PT.
Rinerka Erlangga.
Sugiono, 2005, Populasi, Administrasi
Personalia, Sari Manajemen
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Suprianto, 1997, Penilaian Kinerja
dan Pengembangan
karyawan, BPFE, Yogyakarta.

253

Anda mungkin juga menyukai