Anda di halaman 1dari 8

JURNAL MANAJEMEN VOL 4 NO.

2 DESEMBER 2014

PENGARUH TINGKAT ABSENSI DAN PERAN INSENTIF TERHADAP


PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA
PT DEKOR ASIA JAYAKARYA

Rina Fitriana

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis produktivitas kerja karyawan
bagian produksi pada PT Dekor Asia Jayakarya. Sehubungan dengan hal tersebut bagaimana
karyawan dapat bekerja dengan sebaik mungkin dan karyawan mempunyai motivasi yang tinggi
dalam menyelesaikan pekerjaan dengan adanya pemberian insentif serta kedisiplinan yang tinggi
berdasarkan tingkat absensi. Maka penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan signifikasi pengaruh
tingkat absensi dan insentif terhadap produktivitas kerja karyawan. Dalam menganalisa data
digunakan analisis deskriptif, kemudian analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi parsial
menunjukkan bahwa variable Tingkat Absensi (X1) berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan pada PT. Dekor Asia Jayakarya dengan nilai probabilitas sebesar 0,015. Sedangkan
variabel Insentif (X2) berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Dekor Asia
Jayakarya dengan nilai probabilitas sebesar 0,008. Variabel Tingkat Absensi dan Insentif
berpengaruh secara simultan terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Dekor Asia
Jayakarya dengan koefisien determinasi sebesar 42,5%. Berdasarkan hasil penelitian ini
disimpulkan bahwa faktor Tingkat Absensi merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada PT. Dekor Asia Jayakarya.
_________________________________________
Kata Kunci : absensi, insentif, produktivitas kerja

53
JURNAL MANAJEMEN VOL 4 NO.2 DESEMBER 2014

PENDAHULUAN dapat menunjukkan tingkat kedisiplinan para


karyawan sehingga dapat dilakukan penilaian
kinerja. Dari penilaian kinerja tersebut dapat
Menjelang era perdagangan bebas dapat mempengaruhi besar kecilnya insentif yang
menyebabkan iklim kompetisi yang tinggi di akan diberikan. Dengan begitu diharapkan
segala bidang. Kondisi tersebut memaksa setiap perusahaan baru akan mampu memberikan
perusahaan harus dapat bekerja dengan lebih insentif yang adil dan layak kepada
efisien, efektif, dan produktif. Tingkat karyawannya.
kompetisi yang tinggi ini memacu tiap-tiap
perusahaan untuk mempertahankan Adanya pola hubungan antara absensi
kelangsungan hidup organisasinya. Dengan dan insentif dalam meningkatkan produktivitas
demikian maka perusahaan dapat terus berjalan kerja karyawan maka penulis tertarik untuk
dan memenuhi kebutuhan para anggota melaksanakan penelitian dengan mengambil
organisasi dan kebutuhan konsumen. judul “Pengaruh Tingkat Absensi dan Insentif
Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian
Dalam organisasi hendaklah seorang Produksi Pada PT Dekor Asia Jayakarya”.
pemimpin menyadari kebutuhan pegawai yang
bersangkutan, dimana organisasi memberikan
imbalan atau jasa pegawai yang telah diberikan
untuk kemajuan organisasi, imbalan tersebut TINJAUAN PUSTAKA
merupakan rangsangan yang telah memberikan
Tingkat Absensi
motivasi agar memiliki prestasi dan kinerja
yang baik. Menurut Malayu Hasibuan (2008:84)
Absensi karyawan merupakan salah satu tolak
Insentif adalah penghargaan atau
ukur metode pengembangan karyawan, jika
ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para
absensi karyawan setelah mengikuti
pegawai agar produktivitasnya tinggi dan
pengembangan menurun, maka metode
sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu.
pengembangan yang dilakukan baik, sebaliknya
Imbalan yang dapat memberikan motivasi
jika absensi karyawan tetap berarti
tersebut biasa disebut dengan insentif. Pada
pengembangan yang diterapkan kurang baik.
dasarnya pemberian insentif bukanlah hak tetapi
penghormatan terhadap pegawai yang telah Semangat kerja dapat diukur melalui
menunjukan kemampuannya dan prestasi kerja absensi/presensi pegawai ditempat kerja,
yang baik dalam melaksanakan tugasnya hal ini tanggung jawabnya terhadap pekerjaan, disiplin
dimaksudkan untuk memotivasi kerja. kerja, kerja sama dengan pimpinan atau teman
sejawat dalam organisasi serta tingkat
Produktivitas suatu organisasi
produktivitas kerjanya. (Hasley, 1992;67).
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain gaji
dan insentif yang layak dan adil serta kinerja Presensi merupakan kehadiran pegawai
yang baik. yang berkenaan dengan tugas dan
kewajibannya. Pada umumnya instansi/lembaga
Untuk mengetahui kinerja karyawan
selalu mengharapkan pegawainya untuk datang
maka perlu dilakukan penilaian kinerja.
dan pulang tepat waktu, sehingga pekerjaan
Penilaian kinerja individu sangat bermanfaat
tidak tertunda. Ketidakhadiran seorang pegawai
bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara
akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja,
keseluruhan. Melalui penilaian tersebut maka
sehingga instansi/lembaga tidak bisa mencapai
dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang
tujuan secara optimal.
bagaimana kinerja karyawan.
Dengan adanya tingkat absensi yang
Pada akhirnya perusahaan diharapkan
baik maka dapat meningkatkan disiplin
mampu menyusun suatu sistem absensi dan
pegawai. Sedangkan yang dimaksud dengan
insentif yang baik, dimana sistem absensi ini
disiplin adalah suatu sikap, tingkah laku dan

54
JURNAL MANAJEMEN VOL 4 NO.2 DESEMBER 2014

perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari Berdasarkan uraian di atas maka dapat
perusahan atau instansi baik tertulis maupun disimpulkan bahwa insentif merupakan salah
tidak (Nitisemito, 1982; 199). satu bentuk rangsangan atau motivasi yang
sengaja diberikan kepada karyawan untuk
Insentif mendorong semangat kerja karyawan agar
mereka bekerja lebih produktif lagi,
Istilah insentif pada umunya digunakan
meningkatkan prestasinya dalam mencapai
untuk menggambarkan rencana-rencana
tujuan perusahaan.
pembayaran upah yang dikaitkan secara
langsung maupun tidak langsung dengan Produktivitas Kerja
standart produktivitas kerja karyawan atau
profitabilitas organisasi atau kedua kriteria Pengertian produktivitas menurut
tersebut. Para karyawan yang bekerja di bawah Haryono Sudriamunawar (2006:66) yaitu:
sistem insentif finansial berarti prestasi kerja “Produktivitas mengandung sikap mental yang
karyawan menentukan secara langsung atau selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan
sebagian penghasilan mereka. hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan
hari esok lebih baik dari hari ini. Secara umum
Rencana-rencana insentif bermaksud untuk produktivitas mengandung pengertian
menghubungkan keinginan karyawan akan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan
pendapatan finansial tambahan dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan”.
kebutuhan organisasi dan efisiensi produksi.
Yang di maksud dengan insentif adalah sistem Menurut Sedarmayanti (2001:57)
upah yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas adalah bagaimana menghasilkan
produktivitas kerja karyawan dan atau meningkatkan hasil barang dan jasa
mempertahankan karyawan yang berprestasi setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber
untuk tetap dalam perusahaan. daya secara efisien.
Ada beberapa pengertian insentif seperti Produktivitas sangat berkaitan dengan
yang dikemukakan oleh Mathis dan Jackson prestasi kerja karena dengan produktivitas yang
(2002:165) “Insentif merupakan upaya untuk tinggi berarti karyawan tersebut memiliki
mengaitkan imbalan yang nyata yang diberikan prestasi kerja yang tingi, perlu juga adanya
kepada karyawan untuk kinerja yang melampaui kreatifitas yang maksudnya bahwa individu
harapan”. Dalam kaitannya dengan karyawan, tersebut tidak malas, penuh imajinasi, inovatif
menurut Sarwoto (1991:144): “Insentif dan penuh daya kreatif.
merupakan sarana motivasi yang dapat
diberikan secara sengaja kepada para pekerja Secara umum produktivitas mengandung
agar dalam diri mereka timbul semangat yang pengertian perbandingan hasil yang dicapai
lebih besar untuk berprestasi bagi organisasi”. dengan keseluruhan sumber daya yang
dipergunakan.Sehingga dapat dikemukakan
Sedangkan Hariandja (2002:265) bahwa produktivitas adalah ukuran efisiensi
memberikan pengertian insentif dengan dengan mana modal, material, tehnologi,
mengatakan bahwa: “Insentif adalah bentuk manajemen sumber daya manusia dan informasi
pembayaran langsung yang didasarkan atau yang digunakan dengan tujuan memproduksi
dikaitkan langsung dengan kinerja dan barang dan jasa secara ekonomis. Sumber daya
pembagian keuntungan bagi pegawai akibat manusia memegang peranan utama dalam
peningkatan produktivitas atau pengehematan proses peningkatan produktivitas, karena
biaya. Insentif umumnya dilakukan sebagai peralatan produksi, tekhnologi serta system
strategi untuk meningkatkan produktivitas dan manajemen pada hakekatnya adalah hasil karya
efisiensi perusahaan dengan memanfaatkan manusia.
perilaku pegawai yang mempunyai
kecenderungan kemungkinan besar bekerja Dari beberapa pendapat tersebut, dapat
seadanya atau tidak optimal”. disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah

55
JURNAL MANAJEMEN VOL 4 NO.2 DESEMBER 2014

kemampuan seseorang untuk menghasilkan METODOLOGI PENELITIAN


barang atau jasa dengan menggunakan berbagai
sumber produksi sesuai dengan mutu dan jangka Penelitian ini dilaksanakan di PT Dekor
waktu yang telah ditentukan oleh perusahaan. Asia Jayakarya yang beralamat di
Karangnongko RT 10 Panggungharjo, Sewon,
Hubungan antara Tingkat Absensi dan Bantul.
Insentif dengan Produktivitas Kerja
Metode penelitian ini menggunakan
Menguraikan tentang hubungan antara deskriptif dan eksplanatori atau penelitian
tingkat absensi dan insentif dengan penjelasan (explanatory research), karena
produktivitas kerja, disini dapat digambarkan memberikan gambaran tentang variable
bahwa tingkat absensi dan insentif yang ada penelitian dan menjelaskan pengaruh yang
dalam perusahaan/organisasi itu sangat penting, terjadi antara variable-variabel penelitian dan
karena tingkat absensi dan insentif merupakan kemudian menguji hipotesis yang telah
salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu dirumuskan sebelumnya.
organisasi dalam mencapai tujuan. Sebab
apabila tingkat absensi dan insentif yang Dijelaskan oleh Singarimbun dan
diterapkan dalam organisasi perusahaan tersebut Effendi (1995:5), apabila untuk data yang sama,
tidak sesuai dengan situasi dan kondisi internal peneliti menjelaskan hubungan kausal antara
organisasi, seperti tingkat keahlian dan variabel-variabel melalui pengujian hipotesis,
kematangan karyawannya maka akan maka penelitian tersebut tidak lagi dinamakan
berpengaruh terhadap perilaku karyawan dalam penelitian deskriptif melainkan penelitian
menjalankan tugas yang buruk sehingga pengujian hipotesis atau penelitian penjelasan
produktivitasnya akan menurun. Karena antara (explanatory research). Dalam penelitian jenis
tingkat absensi dan insentif yang diterapkan ini, hipotesis yang telah dirumuskan akan di uji
dengan tingkat keahlian dan kematangan dari untuk mengetahui adanya pengaruh antara
karyawan tidak relevan dan sehingga efektivitas variabel-variabel yang hendak diteliti.
insentif yang diterapkan kurang memenuhi
Populasi dari penelitian ini adalah
harapan. Pemberian insentif yang efektif
karyawan bagian produksi pada PT Dekor Asia
merupakan usaha-usaha pihak perusahaan untuk
Jayakarya yang berjumlah 45 orang.
dapat memberikan dorongan pada karyawan
agar mencapai tingkat produktivitas yang Teknik pengambilan sampel yang
diharapkan. digunakan adalah teknik pengambilan sampel
simple random sampling. Menurut Sugiyono
Tingkat absensi dan pemberian insentif sangat
(2006:93) teknik pengambilan sampel simple
diperlukan oleh setiap organisasi/perusahaan
random sampling adalah pengambilan sampel
untuk menjaga dan meningkatkan bentuk,
dari anggota populasi, yang dilakukan secara
semangat untuk mendapatkan tingkat
acak tanpa memperhatikan strata yang ada
produktivitas kerja yang diharapkan.
dalam populasi itu. Jumlah sampel yang diambil
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis
dalam penelitian ini dibulatkan sebanyak 31
dapat menyimpulkan bahwa setiap perusahaan
orang karyawan di bagian produksi PT Dekor
harus mempunyai bentuk dan semangat dengan
Asia Jayakarya.
memberikan insentif sesuai dengan keadaan dan
kondisi yang ada, karena akan memudahkan Analisis data kuantitatif dilakukan
adanya hubungan serasi dan seimbang antara dengan menerapkan data-data yang diperoleh
proses produksi dengan kemampuan dan kedalam formulasi yang digunakan untuk
kematangan dari karyawan sehingga usaha mengetahui besarnya pengaruh absensi dan
untuk meningkatkan produktivitas kerja insentif terhadap produktivitas kerja karyawan
karyawan sesuai dengan yang diharapkan. bagian produksi pada PT Dekor Asia Jayakarya.
Analisis kuantitatif dilakukan
berdasarkan data primer yang diperoleh melalui

56
JURNAL MANAJEMEN VOL 4 NO.2 DESEMBER 2014

penyebara daftar pertanyaan kepada karyawan. secara optimal tidak akan menghasilkan produk
Daftar pertanyaan yang digunakan yang telah di seperti yang di harapkan.
uji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Analisis regresi linier digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh variable bebas
Pengujian hipotesis, yaitu menguji ada (Tingkat Absensi dan Insentif) terhadap variable
tidaknya korelasi antara variable independen terikat (Produktivitas Kerja) pada PT Dekor
yaitu Tingkat Absensi (X1) dan Insentif (X2) Asia Jayakarya.
dengan variable dependen yaitu Produktivitas Dari hasil penelitian olah data, hasil
Kerja (Y) karyawan bagian produksi pada PT analisis deskriptif dalam penelitian ini dapat
Dekor Asia Jayakarya. Oleh sebab itu untuk dilihat pada table berikut :
memudahkan perhitungan dan lebih akurat
maka dilakukan perhitungan dengan SPSS for Tabel 4.6
windows. Deskripsi Statistik
Regresi Linier berganda digunakan
untuk mengetahui pengaruh Tingkat Absensi
(X1) dan Insentif (X2) dengan variable
dependen yaitu Produktivitas Kerja (Y). Untuk
mengetahui pengaruh Tingkat Absensi (X1) dan
Insentif (X2) terhadpa Produktivitas Kerja (Y)
dilakukan perhitungan dengan analisis regresi Dari tabel 4.6 variabel Tingkat Absensi
linier berganda dengan rumus : Y = a + b1X1+ (X1) nampak bahwa jumlah N sebanyak 31
b2X2 responden atau N = 31 orang dari jumlah
tersebut nilai rata-rata Mean sebesar 58,74
Dimana: simbangan baku atau Std. Deviation 7,983, nilai
Y = tingkat prestasi kerja miminal atau minimum 40, dan nilai maksium
a = konstanta atau maximum 72 hal ini dapat dikatakan bahwa
b1, b2 = koefisien regresi kualitas Tingkat Absensi karyawan di PT.
X1 = variable absensi Dekor Asia Jayakarya berada dalam kategori
X2 = variable insentif Tinggi.
Dari tabel 4.6 variabel Insentif (X2)
Selain itu dilakukan analisis deskriptif nampak bahwa jumlah N sebanyak 31
kualitatif berdasarkan data yang diperoleh dari responden atau N = 31 orang dari jumlah
kuesioner. tersebut nilai rata-rata Mean sebesar 58,16
simbangan baku atau Std. Deviation 9,121, nilai
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN miminal atau minimum 36, dan nilai maksium
Dalam menjalankan aktivitas kerjanya, atau maximum 71 hal ini dapat dikatakan bahwa
PT Dekor Asia Jayakarya menggunakan sistem kualitas Insentif karyawan di PT. Dekor Asia
absensi dengan menggunakan mesin sidik jari, Jayakarya berada dalam kategori Tinggi.
sehingga data dapat diperoleh secara akurat Dari tabel 4.6 variabel Produktivitas
tanpa ada manipulasi data dari karyawan Kerja (Y) nampak bahwa jumlah N sebanyak 31
tersebut. Adapun jumlah karyawan PT Dekor responden atau N = 31 orang dari jumlah
Asia Jayakarya bagian produksi adalah 31 tersebut nilai rata-rata Mean sebesar 60,45
orang. simbangan baku atau Std. Deviation 7,159, nilai
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi miminal atau minimum 44, dan nilai maksium
pula oleh tingkat kehadiran karyawan dalam atau maximum 73 hal ini dapat dikatakan bahwa
tempat kerja atau absensi karyawan. kualitas Produktivitas Kerja karyawan di PT.
Produktivitas tidak mungkin tercapai secara Dekor Asia Jayakarya berada dalam kategori
optimal jika tingkat kehadiran karyawan sangat Tinggi.
rendah, karena karyawn tidak masuk kerja, Adapun hasil rekap analisis regresi
linear berganda adalah sebagai berikut:

57
JURNAL MANAJEMEN VOL 4 NO.2 DESEMBER 2014

Tabel 4.11 Dari hasil perhitungan dengan


Hasil Uji Regresi Linier Berganda menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar
2,593 dengan probabilitas (p value) 0,015. Nilai
probabilitas tersebut lebih kecil dari alpa (5%).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Tingkat Absensi berpengaruh terhadap
Produktivitas kerjadi PT. Dekor Asia Jayakarya.

Tabel 4.13
Hasil Uji Parsial
Dengan melihat persamaan regresi linear
di atas, maka dapat dijelaskan bahwa:
a) Bila tingkat absensi tinggi, maka
produktivitas kerja di PT. Dekor Asia
Jayakarya akan meningkat.
b) Bila tingkat insentif tinggi, maka
produktivitas kerja di PT. Dekor Asia
Jayakarya akan meningkat. Dari hasil perhitungan dengan
Faktor dominan yang mempengaruhi menggunakan SPSS diperoleh t hitung sebesar
produktivitas kerja di PT. Dekor Asia Jayakarya 2,593 dengan probabilitas (p value) 0,015. Nilai
adalah variabel tingkat absensi, hal ini dapat probabilitas tersebut lebih kecil dari alpa (5%).
dilihat dari nilai Standardized Coefficients dari Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
Variabel tingkat absensi sebesar 0,348 lebih Tingkat Absensi berpengaruh terhadap
tinggi dibandingkan dengan nilai Standardized Produktivitas kerjadi PT. Dekor Asia Jayakarya.
Coefficients variabel bebas lainnya. Koefisien determinasi atau nilai adjusted
Adapun kriteria yang digunakan untuk R2 adalah pengukuran dari nilai koefisien
melihat linearitas antara variabel Tingkat korelasi (R).
Absensi dan Insentif terhadap Produktivitas Tabel 4.14
Kerjadi PT. Dekor Asia Jayakarya dengan cara Model Summary
melihat nilai probabilitas (p-value) pada tabel
ANOVA berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Anova

Nilai adjusted R2 yang tersaji pada tabel


4.12 di atas menunjukkan nilai 0,425 atau
42,5%. Hal tersebut bisa diartikan bahwa 42,5%
Produktivitas Kerja karyawan di PT. Dekor Asia
Jayakarya dapat jelaskan oleh variabel Tingkat
Absensi dan Insentif sedangkan sisanya sebesar
Dari hasil perhitungan dengan SPSS 57,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di
terlihat bahwa nilai F hitung adalah sebesar luar variabel Tingkat Absensi dan Insentif. Nilai
12,03 (p-value = 0). Nilai probabilitas (p-value) adjusted R2 dalam penelitian ini cukup tinggi,
= 0 (nol) tersebut lebih kecil dari nilai alpha sehingga bisa dikatakan bahwa Tingkat Absensi
(0,05). Karena nilai probabilitas (p-value) < dan Insentif berpengaruh erat terhadap
alpha maka dapat disimpulkan bahwa variabel Produktivitas kerjadi PT. Dekor Asia Jayakarya.
Tingkat Absensi dan Insentif terhadap
Produktivitas kerja di PT. Dekor Asia Jayakarya
bersifat signifikan.

58
JURNAL MANAJEMEN VOL 4 NO.2 DESEMBER 2014

KESIMPULAN Handoko, Hani. 2003. Manajemen, edisi kedua.


Berdasarkan analisis data yang telah Yogyakarta: BPFE UGM
dilakukan, maka penelitian ini menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut: Hariandja, Mariot Tua Effendy. 2002.
1. Variabel Tingkat Absensi berpengaruh Manajemen Sumberdaya Manusia.
terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
di Pada PT. Dekor Asia Jayakarya Indonesia
dengan nilai probabilitas sebesar 0,015.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Manajemen Sumberdaya
2. Variabel Insentif berpengaruh terhadap
Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Produktivitas Kerja Karyawan di Pada
PT. Dekor Asia Jayakarya dengan nilai Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Metodelogi
probabilitas sebesar 0,008. Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Bumi
3. Variabel Tingkat Absensi dan Insentif Aksara
berpengaruh secara simultan terhadap
Produktivitas Kerja Karyawan di Pada Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Metodelogi
PT. Dekor Asia Jayakarya dengan Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta:
koefisien determinasi sebesar 42,5%. Ghalia Indonesia
4. Berdasarkan nilai koefisien beta,
terlihat bahwa faktor Tingkat Absensi Hasibuan, Malayu SP. 2002. Manajemen
merupakan variabel yang paling Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi
dominan berpengaruh terhadap Aksara
Produktivitas Kerja Karyawan di Pada Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Sumber
PT. Dekor Asia Jayakarya. Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
Aksara
DAFTAR PUSTAKA
Hasley, George D. 1992. Asas-asas Manajemen.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Bandung: Alumni
Penelitian, Suatu Pendekatan Praktis.
Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Ichsan, A.1981. Tata Administrasi Karyawan :
dasar dasar ilmu administrasi dan
Consuelo G. Sevilla…[et.al], 1993. Pengantar penerapan di Indonesia. Jakarta
Metode Penelitian. VI-Press, Jakarta
J. Ravianto. 1985. Produktivitas dan
Dessler, Gery.1997. Manajemen Sumberdaya Manajemen. Yogyakarta : UGM Press
Manusia Jilid 2. Diterjemahkan oleh
Paramitha Rahayu. Jakarta: PT. Mathis, Robert L. Dan Jackson, John H. 2002.
Prenhallindo Manajemen Sumberdaya Manusia.
Diterjemahkan oleh Diana Angelica.
Gasperz, Vincent, 2000. Manajemen Jakarta: Salemba Empat
Produktivitas Bisnis Global, terjemahan
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Muchdarsyah. Sinungan. (2008). Produktivitas
Apa dan Bagaimana. Jakarta : PT Bumi
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Aksara
Multivariate dengan program SPSS.
Badan. Penerbit Universitas Diponegoro, Nazir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian.
Semarang Jakarta: Ghalia Indonesia

Hadikusuma, 1996. Segi Manusia dalam Nitisemito, Alex. 1982. Manajemen Personalia.
Organisasi. Jilid Pertama. Jakarta: PT. Jakarta: Ghalia Indonesia
Pustaka Bina Pustaka
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,

59
JURNAL MANAJEMEN VOL 4 NO.2 DESEMBER 2014

Edisi 2. Jakarta : Penerbit Salemba


Medika
Ranupandojo, dan Husnan. 1993. Manajemen
Personalia. Yogyakarta
Sarwoto, 1991. Dasar-dasar Organisasi dan
Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia
Schuler, Randall. S dan Susan E Jackson. 1996.
Manajemen Sumberdaya Manusia.
Jakarta: Erlangga
Sedarmayanti. (2001). Sumber Daya Manusia
dan Produktivitas Kerja. Jakarta : Mandar
Maju
Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen
Sumberdaya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
Siagian, Sondang P. 2003. Teori dan Praktek
Kepemimpinan. Jakarta : Rineka Cipta
Singarimbun, Masri dan Effendy, Sofyan. 1995.
Metode Penelitian Survey, Edisi Revisi.
Jakarta: LP3ES
Sudriamunawar, Haryono. 2006.
Kepemimpinan, Peran Serta dan
Produktivitas. Bandung : Mandar Maju
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV. Alfabeta

60

Anda mungkin juga menyukai