Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengukuran kinerja pada LPD Desa Pakraman Panji
dengan menggunakan metode Performance Prism. Pemilihan metode ini didasarkan atas
keunggulan metode performance Prism dan konsep pengelolaan LPD Desa Pakraman Panji.
Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Teknik
pengumpulan data berupa wawancara, observasi, kuesioner, dan studi dokumentasi. Pemilihan
sampel disesuaikan dengan karakteristik dari masing-masing stakeholder yang berbeda, yaitu
pada stakeholder pelanggan digunakan simple random sampling karena tidak memperhatikan
kesetaraan dalam populasi pelanggan, pada stakeholder pemerintah dan masyarakat sekitar
digunakan purposive sampling yaitu prajuru desa, serta pada stakeholder karyawan tidak
dilakukan sampling.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif, yaitu wawancara
untuk menganalisis stakeholder dan key performance indicator (KPI), dan penggunaan teknik
kuantitatif, yaitu Analytical Hierarchy Process untuk menentukan bobot, Objective Matrix untuk
memberi skor, Traffic Light System untuk mengelompokkan ke dalam warna. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai current performance indicator yang telah dicapai oleh LPD Desa
Pakraman Panji adalah sebesar 7,744. Nilai ini dikatakan sudah bisa melampaui nilai performa
yang telah ditargetkan oleh LPD Desa Pakraman Panji, yaitu sebesar 7,00.
Kata Kunci : performance prism, stakeholder, analytical hierarchy process, objective matrix, traffic
light system
Abstract
This research aimed at knowing the performance measurement of LPD in Desa Pakraman
Panji by using performance prism method. The choice of this method was because of the
excellence of prism performance method and the management concept of LPD in Desa Pakraman
Panji. This research was descriptive research with qualitative and quantitative approach. The
technique of collecting data was in form of interview, observation, questionnaire, and
documentation. The sample choice was adjusted with the characteristics of every different
stakeholder, in which on client stakeholder it used simple random sampling because it did not
focus on the equivalence and client population, on government and society stakeholder it used
purposive sampling those were the staffs of the custom village, and on worker stakeholder it did
not use sampling.
The technique of analyzing the data used in this research was qualitative analysis technique,
that was by interview to analyze the stakeholder and the key performance indicator, and the use of
qualitative technique that was analytical hierarchy process to determine the quality, objective
matrix to give the score, and traffic light system to group into the colour. The result of this research
showed that the score of current performance indicator reached by LPD in Desa Pakraman Panji
was 7,744. This score exceeded the score of performance targeted by LPD in Desa Pakraman
Panji, that was 7,00.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Key word: performance prism, stakeholder, analytical hierarchy process, objective matrix, traffic
light system
penghargaan terhadap hasil pekerjaannya dan atau organisasi setelah melalui tahap
mengharapkan imbalan yang adil. Penilaian pengevaluasian/penilaian. Pengertian kinerja
kinerja perlu dilakukan seobyektif mungkin yang ada saat ini kerapkali dikaitkan dengan
karena akan memotivasi karyawan dalam masalah kriteria. Dengan kata lain, kinerja
melakukan kegiatannya. Disamping itu bisa dijadikan sebagai tolak ukur bagi
penilaian kinerja dapat memberikan informasi organisasi atau perusahaan atas keberhasilan
untuk kepentingan pemberian gaji, promosi target yang telah ditetapkan sebelumnya.
dan melihat prilaku karyawan. Selain itu, Sejak awal didirikan hingga sekarang, LPD
pengukuran kinerja perusahaan menjadi hal Desa Pakraman Panji belum pernah
yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan pengukuran kinerja secara
melakukan evaluasi terhadap performa menyeluruh. Berdasarkan hasil observasi
perusahaan dan perencanaan tujuan di masa awal, pengukuran kinerja yang dilakukan LPD
mendatang. Berbagai informasi dihimpun agar Desa Pakraman Panji adalah pengukuran
pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan kinerja secara parsial, yaitu melakukan
dan dipertanggungjawabkan dengan baik. Hal pengukuran kinerja hanya berdasarkan aspek
ini dilakukan untuk mencapai efisiensi dan finansial saja. Sementara itu, perkembangan
efektivitas pada seluruh proses bisnis dunia usaha juga menuntut LPD untuk
perusahaan. semakin memperhatikan aspek-aspek
Suatu organisasi agar bisa tetap nonfinansial dalam menjalankan usahanya.
bersaing dan berkembang perlu dilakukan Aspek-aspek nonfinansial akan membantu
perbaikan pada setiap aspek kinerja kelanjutan LPD dalam jangka panjang. Oleh
perusahaannya. Hal ini bisa dimulai dengan sebab itu, diperlukan suatu pengukuran
terlebih dahulu mengukur kinerja perusahaan kinerja terintegrasi yang mampu mengukur
saat ini. Pengukuran kinerja perlu dilakukan kinerja LPD Desa Pakraman Panji secara
karena pada dasarnya semua perusahaan menyeluruh, baik secara finansial maupun
perlu untuk mengevaluasi dan memperbaiki nonfinansial.
kinerjanya, sehingga kinerja perusahaan Definisi dari pengukuran kinerja dapat
dapat ditingkatkan. Terdapat dua macam diartikan sebagai upaya untuk melakukan
pengukuran kinerja, yaitu pengukuran kinerja penilaian terhadap kualitas aktivitas kerja yang
secara tradisional dan pengukuran kinerja dilakukan (siregar, 2010). Sedangkan menurut
yang terintegrasi. Pengukuran kinerja Neely, dkk. (dalam Siregar, 2010), pengukuran
tradisional hanya berdasarkan aspek-aspek kinerja adalah suatu set matrik yang
keuangan semata sedangkan pengukuran digunakan untuk menghitung efisiensi dan
kinerja secara terintegrasi tidak hanya efektivitas dalam suatu rangkaian tindakan.
mengukur dari segi finansial saja akan tetapi Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa
juga mengukur dari segi non finansialnya pengukuran kinerja merupakan suatu metode
karena merupakan bagian dari pengukuran ini. atau alat yang digunakan untuk mencatat dan
Dalam era modern saat ini, menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan
perkembangan perusahaan yang semakin berdasarkan dengan peningkatkan kualitas
cepat mendorong perusahaan untuk pengambilan keputusan dan akuntabilitas.
meningkatkan suatu kinerja agar dapat Menurut Vanany dan Tanukhidah (dalam
bertahan, berkembang dan bersaing dengan Andryani, 2016:5), terdapat tiga pengukuran
kompetitor lainnya. Suatu perusahaan dituntut kinerja yang populer dan menjadi
untuk melakukan suatu pengukuran dalam pertimbangan untuk dipilih, yaitu Balanced
kinerja pada tiap bagian karena hal ini menjadi Scorecard, Integrated Performance
salah satu alat penting agar perusahaan atau Measurement System (IPMS), dan
organisasi bisa tetap bersaing. Begitupula Performance Prism. Pemilihan model
dengan LPD Desa Pakraman Panji sebagai pengukuran kinerja suatu organisasi
sebuah organisasi desa juga memerlukan didasarkan pada keunggulan masing-masing
pengukuran kinerja untuk mengetahui model pengukuran kinerja dan kesesuaian
perkembangannya dari tahun ke tahun. antara model pengukuran kinerja serta tujuan
Secara sederhana, kinerja dapat diartikan yang hendak dicapai oleh organisasi (Vanany
sebagai catatan keberhasilan dari suatu dan Tanukhidah dalam Andryani 2016:5).
pekerjaan/tugas yang telah dicapai seseorang Studi literatur menunjukkan bahwa model
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
dalamnya yaitu seluruh stakeholder LPD Desa jumlah karyawan dan pegawai LPD Desa
Pakraman Panji. Sedangkan sampel dalam Pakraman Panji hanya sembilan orang
penelitian ini adalah seluruh pegawai LPD sehingga yang diteliti adalah populasi pegawai
Desa Pakraman Panji dan beberapa orang LPD Desa Pakraman Panji.
stakeholder. Pada penelitian ini, penulis Jenis data yang digunakan dalam
menggunakan beberapa metode sampling. penelitian ini adalah data kuantitatif dan
Dimana, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif. Sedangkan sumber data penelitian
ini disesuaikan dengan karakteristik dari dibagi ke dalam 2 kategori yaitu data primer
masing-masing stakeholder yang berbeda- dan data sekunder. (1) Data primer dalam
beda. Beberapa teknik sampling yang penelitian ini berupa hasil wawancara
digunakan diantaranya : (1) Teknik Purposive penelitian dan hasil observasi lapangan. (2)
sampling yaitu teknik pengambilan sampel Data sekunder, merupakan data atau
sumber data dengan pertimbangan tertentu informasi yang diperoleh secara tidak
(Sugiyono, 2014). Purposive sampling langsung dari objek penelitian yang bersifat
digunakan pada stakeholder pemerintah dan publik, yang terdiri atas: struktur organisasi
masyarakat sekitar. Pemerintah yang data kearsipan, dokumen, laporan-laporan
dimaksud adalah Bendesa Adat Desa serta buku-buku dan lain sebagainya yang
Pakraman Panji serta kelihan tempek dari berkenaan dengan penelitian ini.
masing-masing banjar, dimana Desa Metode pengumpulan data yang
Pakraman Panji terdiri dari 8 banjar dinas. digunakan yaitu: (1) Teknik wawancara
Pertimbangan ini dipilih karena bendesa adat mendalam. Merupakan proses percakapan
dan kelihan tempek dari masing-masing dengan maksud untuk mengontruksi
banjar dianggap orang-orang yang lebih mengenai orang, kejadian, kegiatan,
mengetahui tentang LPD Desa Pakraman organisasi, motivasi, perasaan dan
Panji. Sedangkan masyarakat sekitar yang sebagainya yang dilakukan dua pihak, yaitu
dimaksud adalah individu atau seseorang pewawancara (interviewer) yang mengajukan
yang tidak memiliki jabatan apapun di Desa pertanyaan kepada orang lain yang di
tersebut, informasi yang didapat dari metode wawancarai (interviewee) (Purhantara dalam
wawancara yang diperoleh dari masyarakat Ayu, 2014) ; (2) Teknik observasi. Metode
sekitar diwakili oleh 2 orang individu dari observasi dapat menghasilkan data yang lebih
masing-masing banjar, sehingga jumlah rinci mengenai perilaku (subjek), benda atau
responden untuk masyarakat sekitar adalah kejadian (objek) daripada metode wawancara
16 orang; (2) Teknik Simple Random (Purhantara dalam Ayu, 2010); (3) Teknik
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel survey, yaitu digunakan untuk mengetahui
yang dilakukan secara acak tanpa bobot dari masing-masing KPI yang telah
memperhatikan strata yang ada dalam diidentifikasi beserta tingkat ketercapaian
populasi (Martono, 2010). Sedangkan menurut suatu KPI; dan (4) Studi dokumentasi, yaitu
Hadi (2015), Simple Random Sampling adalah rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau
sampling tanpa pandang bulu. Teknik dicetak, dapat berupa catatan anekdot, surat,
sampling ini bukanlah suatu teknik buku harian, dan dokumen-dokumen
sembarangan seperti pendapat beberapa Analisis data dalam penelitian ini
orang yang belum mempelajari dasarnya. dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap
Namun, dalam random sampling, semua pertama adalah menggunakan teknik
individu dalam populasi baik secara sendiri Analytical Hierarchy Process (AHP), tahap
atau bersama diberi kesempatan yang sama kedua menggunakan teknik pengskoran
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik Objektive Matrix (OMAX), dan tahap terakhir
Simple Random Sampling ini digunakan pada menggunakan teknik Traffic Light System.
stakeholder pelanggan karena tidak
memperhatikan kesetaraan dalam populasi HASIL DAN PEMBAHASAN
pelanggan LPD Desa Pakraman Panji. Jadi Identifikasi Stakeholder
dalam hal ini, masing-masing pelanggan diberi Stakeholder dapat didefinisikan sebagai
kesempatan yang sama untuk memberikan Individu atau kelompok, baik di dalam maupun
pendapatnya; dan (3) Pada stakeholder di luar perusahaan, yang mempunyai
karyawan tidak dilakukan sampling karena kepentingan terhadap hidup dan matinya
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
karyawan. (3) Pemerintah Desa dan untuk mengetahui kinerja secara keseluruhan.
Masyarakat Sekitar. Pada kriteria ini terdiri Salah satu keuntungan model OMAX adalah
dari menyelenggarakan kegiatan sosial model ini mengkombinasikan pendekatan
untuk masyarakat sekitar; dan menyeleksi kuantitatif dan kualitatif.
masyarakat yang layak untuk diberikan Langkah terakhir adalah penggolongan
pinjaman dalam membuka usahanya. warna dengan Traffic Light System. Traffic
5. Kapabilitas, terdiri dari (1) Pelanggan. Light System berfungsi sebagai tanda apakah
Pada kriteria ini terdiri dari adanya kolektor score dari suatu indikator kinerja memerlukan
yang memiliki skill yang memadai; dan suatu perbaikan atau tidak. Traffic Light
teknik pemasaran yang kreatif. (2) System terdiri dari tiga warna, yaitu warna
Karyawan. Pada kriteria ini terdiri dari merah, warna kuning, dan warna hijau yang
adanya kebijakan penanganan keluhan merepresentasikan kondisi dari suatu indikator
karyawan; adanya anggaran pengadaan kinerja.
peralatan; serta adanya anggaran biaya Apabila skala OMAX menunjukkan nilai
pelatihan. (3) Pemerintah Desa dan 8 sampai 10 maka indikator kinerja tersebut
Masyarakat Sekitar. Pada kriteria ini terdiri berada dalam kelompok warna hijau. Warna
dari adanya anggaran untuk kegiatan hijau menunjukkan bahwa suatu indikator
social;l dan menyediakan dana untuk kinerja sudah tercapai atau bahkan sudah
kredit. melampaui target. Warna hijau juga
menunjukkan bahwa tidak diperlukan
Pembobotan Antar Kriteria KPI rekomendasi perbaikan bagi indikator kinerja
Analisis data dalam penelitian ini tersebut.
dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap Apabila skala OMAX menunjukkan
pertama adalah menggunakan teknik angka 4 sampai 7 maka indikator kinerja
Analytical Hierarchy Process (AHP), tahap tersebut berada dalam kelompok warna
kedua menggunakan teknik pengskoran kuning. Warna kuning menunjukkan bahwa
Objektive Matrix (OMAX), dan tahap terakhir suatu indikator kinerja belum tercapai
menggunakan teknik Traffic Light System. meskipun sudah mendekati target. Warna ini
Langkah pertama adalah menghitung berarti pihak manajemen harus berhati-hati
tingkat kepentingan dari kriteria KPI yaitu dengan berbagai macam kemungkinan
Strategi, Proses dan Kapabilitas. Pembobotan sehingga diperlukan rekomendasi perbaikan
ini berdasarkan atas nilai bobot yang diberikan untuk indikator kinerja tersebut.
oleh responden yang kemudian diolah dengan Apabila skala OMAX menunjukkan
menggunakan rumus sebagai berikut: angka 0 sampai 3 maka indikator kinerja
bcj=i-1nboij x bopi (1) tersebut berada dalam kelompok warna
Dimana : merah. Warna merah menunjukkan bahwa
bcj : nilai yang terkait dengan kriteria pencapaian dari suatu indikator kinerja benar-
ke-j benar dibawah target yang telah ditetapkan
bopi : nilai/bobot untuk pilihan ke-i dan segera memerlukan perbaikan sehingga
i-1nboij : nilai pilihan ke-i untuk kriteria ke-j rekomendasi perbaikan sangat diperlukan
Rumus ini digunakan untuk menghitung bagi indikator kinerja pada kelompok warna
bobot dari masing-masing KPI, masing- ini.
masing stakeholder, dan masing-masing Setelah dilakukan penggolongan
elemen KPI. menggunakan Traffic Light System, diketahui
Setelah menghitung bobot dari masing- bahwa dari 21 KPI yang ada, terdapat 11 KPI
masing KPI, selanjutnya adalah melakukan berkategori hijau dan 10 KPI berkategori
pengskoran dengan menggunakan metode kuning.
OMAX. Fungsi OMAX adalah untuk Berikut ini merupakan tabel dari
menyamakan skala nilai dari masing-masing rekapitulasi performansi total beserta
indikator, sehingga pencapaian terhadap tiap- bobotnya yang dapat dilihat pada tabel berikut
tiap parameter yang ada dapat digunakan ini:
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Berdasarkan tabel diatas, dapat Panji, maka dapat disimpulkan bahwa yang
diketahui bahwa nilai performansi total dari memiliki pengaruh terhadap LPD Desa
masing-masing kriteria. Kriteri KPI Strategi Pakraman Panji bukan hanya strategi, proses,
memiliki nilai performansi sebesar 8,030 dan kapabilitas saja, tetapi juga kepuasan
dengan bobot 0,183 atau bobot terendah dari stakeholder dan kontribusi stakeholder
ketiga kriteria KPI tersebut. Kriteria Proses memiliki pengaruh terhadap LPD. Hal ini
memiliki nilai performansi sebesar 7,674 terbukti dari penyusunan strategi yang
dengan bobot 0,483 atau bobot terbesar dari dilakukan oleh LPD berdasarkan faktor-faktor
ketiga kriteria KPI yang ada. Sedangkan penentu kepuasan para stakeholder-nya.
kriteria Kapabilitas memiliki nilai performansi Selain itu terdapat hal lain yang dapat
sebesar 7,689 dengan bobot 0,333. Hal ini mempengaruhi keberlangsungan LPD Desa
berarti bahwa masing-masing kriteria KPI Pakraman Panji kedepannya, yaitu
sudah menunjukkan pencapaian yang optimal. pengetahuan masyarakat Desa Pakraman
Berdasarkan tabel 4.29 diketahui pula bahwa yang masih minim tentang LPD, latar
nilai performansi total untuk LPD Desa belakang pendidikan dan pengalaman
Pakraman Panji adalah sebesar 7,744. Nilai karyawan sebagai pelaksana dan pengelola
ini dikatakan sudah bisa melampaui nilai LPD, serta gaya kepemimpinan yang
performa yang telah ditargetkan oleh LPD diterapkan pada LPD Desa Pakraman Panji.
Desa Pakraman Panji, yaitu sebesar 7,00. Dari hasil rancangan penelitian
Berdasarkan analisa menggunakan menunjukkan bahwa stakeholder LPD Desa
Traffic Light System, dapat diketahui bahwa Pakraman Panji terdiri dari pelanggan,
performa LPD Desa Pakraman Panji masuk karyawan, serta pemerintah desa dan
ke dalam kategori kuning dengan nilai masyarakat sekitar. Nilai current performance
performansi 7,744. Sekalipun nilai ini sudah indicator yang telah dicapai oleh LPD Desa
melampaui nilai performansi yang diharapkan, Pakraman Panji adalah sebesar 7,744. Sistem
yaitu sebesar 7,00, namun LPD Desa pengukuran kinerja memuat 32 KPI, yang
Pakraman Panji masih tetap harus berhati-hati terdiri atas 12 KPI Pelanggan, 9 KPI
dengan berbagai macam kemungkinan yang karyawan, dan 5 KPI Pemerintah Desa dan
akan terjadi. Hasil analisa juga menunjukkan Masyarakat Sekitar yang digolongkan menjadi
bahwa terdapat 10 dari 21 KPI yang masuk ke tiga kriteria, yaitu strategi, proses dan
dalam kategori kuning. Kategori kuning berarti kapabilitas. Dari ketiga kriteria tersebut,
KPI tersebut sudah masuk ke dalam kategori kriteria Strategi memiliki nilai performansi
yang memiliki pencapaian yang baik, namun tertinggi sesuai dengan bobotnya.
belum mencapai performa yang diharapkan.
Dari 10 KPI yang masuk ke dalam kategori SARAN
kuning, empat diantaranya merupakan elemen Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dari KPI Strategi. Hal ini berarti bahwa strategi dipaparkan sebelumnya, maka peneliti
yang dimiliki LPD Desa Pakraman Panji masih memiliki beberapa saran diantaranya (1) LPD
kurang memadai jika dibandingkan dengan sebaiknya melaksanakan pengukuran kinerja
proses yang telah dilaksanakan maupun secara menyeluruh dan secara periodik guna
kapabilitas yang dimiliki oleh LPD. mengukur perkembangan LPD selanjutnya;
(2) Dikarenakan LPD belum memiliki visi dan
KESIMPULAN misi, sebaiknya LPD Desa Pakraman Panji
Berdasarkan hasil penelitian yang telah memiliki visi dan misi yang jelas, karena
dilakukan oleh peneliti tentang pengukuran seperti yang kita ketahui visi dan misi juga
efektivitas kinerja pada LPD Desa Pakraman merupakan hal yang sangat penting demi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 7 No: 1 Tahun 2017)
Andryani, Ni Ketut Novy. 2016. Penilaian _________, 2012. Peraturan Daerah Propinsi
Efektivitas Kinerja LPD Desa Bali Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Pakraman Depeha Berdasarkan Perubahan Kedua Atas Peraturan
Metode Performance Prism. Skripsi. Daerah Propinsi Bali Nomor 8
Universitas Pendidikan Ganesha, Tahun 2002 tentang Lembaga
Singaraja. Perkreditan Desa.