Anda di halaman 1dari 23

Integrasi potensi-potensi yang dimiliki manusia: Nafs, Qalb, Akal

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kuliah

Mata Kuliah : Tafsir Hadits Tarbawi


Dosen Pengampu : Dr. H. Ikhrom, M. Ag

Disusun Oleh:

1. Elisa 1903046042
2. Nanda Putri Firdaus Rosyidi 1903046057
3. Nabila Farkha Lubina 1903046070

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

KATA PENGANTAR..............................................................................................3

BAB I LATAR BELAKANG.................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

A. Ayat dan Hadits tentang Fitrah Manusia ..............................................................5

B. Potensi-Potensi yang Dimiliki Manusia................................................................8

C. Fungsi dan Manfaat Potensi Yang Dimiliki Manusia...........................................12

D. Pengembangan Potensi Manusia Melalui Pendidikan..........................................15

BAB III PENUTUP..................................................................................................24

3.1 Simpulan..............................................................................................................24

3.2 Saran.....................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................25

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam kami
haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW., keluarganya dan para sahabatnya,
semoga kita semua mendapat syafa’atnya di hari kiamat kelak.

Makalah ini kami susun sebagai tugas dari mata kuliah Tafsir dan Hadits Tarbawy
dengan judul “Integrasi potensi-potensi yang dimiliki manusia: Nafs, Qalb, Akal”.
Terimakasih kami sampaikan kepada bapak Dr. H. Ikhrom, M. Ag selaku dosen mata kuliah
ini yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya menyelesaikan tugas
makalah ini.

Kami harap semoga makalah ini bermanfaat bagi diri kami dan khususnya untuk
teman-teman semua. Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna
peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu yang mendatang.

Semarang, 8 Maret 2022

Penyusun

BAB I

LATAR BELAKANG
Rasulullah SAW mengajarkan cara mengembangkan potensi manusia dengan
pendidikan Islam. Perkembangan potensi manusia dipengaruhi oleh orang tua, teman, dan
lingkungan di sekitarnya. Oleh karenanya Rasulullah menerapkan pendidikan Islam dalam

3
pengembangan potensi manusia, melalui orang tua dan lingkungan masyarakat. Supaya
manusia yang terbentuk di lingkungan tersebut potensinya dapat berkembang dengan baik,
karena manusia merupakan khalifah di bumi ini.

Orang muslim harus menggunakan ilmu yang berdasarkan nilai-nilai Islam. Al-Qur’an
dan Hadis harus dijadikan referensi untuk membuat hipotesis dan asumsi ilmu. Sebab Al-
Qur’an dan Al-Hadis harus diletakkan sebagai petunjuk yang sudah diyakini kebenarannya.
Sedangkan hipotesis/asumsi adalah Ijtihad manusia untuk mengempletasikannya dalam
kegiatan pendidikan Islami. Ilmu pendidikan Islami penerapannya pun menggunakan akhlak
Islam guna kepentingan keselamatan umat manusia di dunia maupun akhirat.

Melalui petunjuk dan dan penjelasan Al-Qur’an tersebut, manusia dapat memahami,
memikirkan, dan menafsirkan maknanya untuk kemudian menghimpun ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, ilmu pengetahuan tersebut diamalkan dalam segala aspek kehidupan. Dengan
ilmu pengetahuan yang diamalkan tersebut (ilmu sekaligus amal), maka secara esensial Islam
benar-benar menjadi rahmat bagi semua umat manusia. Karena sifatnya yang demikian, maka
dalam Al-Qur’an tidak ada sesuatu pun yang terlewatkan, bahkan menjadi petunjuk segala
sesuatu.

Potensi yang ada pada manusia tersebut dapat mendorong manusia kepada dua hal,
yaitu kepada kebaikan dan keburukan, karena manusia memiliki hasrat untuk melakukan
kebaikan dan keburukan, maka perlu adanya pendidikan untuk selalu mengarahkanmanusia
keperbuatan-perbuatan yang baik. Dan pada faktanya pendidikan Islam memberikan solusi,
yaitu dengan mendidik manusia sesuai fitrah dan potensi yang ada dalam diri setiap anak.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ayat dan Hadist Mengenai Fitrah Manusia


1. Pengertian Fitrah
Kata fitrah, ditinjau dari segi bahasa, berasal dari kata fathara ( ‫ ) فطر‬yang
berarti “menjadikan” yang merupakan turunan dari akar kata al-fathr ( ‫ ) الفطر‬yang
berarti “belahan atau pecahan”1. Kata fitrah juga mengandung arti “yang mula-mula

1
Program Studi and Pendidikan Agama, “FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
AR-RANIRY DARUSSALAM – BANDA ACEH 2017 M / 1438 H,” 2017.

4
diciptakan Allah”, “keadaan yang mula-mula”, “yang asal atau yang awal” 2. Menurut
Zakiah Daradjat, seperti yang dikutip oleh Samsul Nizar dalam bukunya Dasar-Dasar
Pemikiran Pendidikan Islam, fitrah manusia merupakan suatu wadah atau tempat yang
dapat diisi dengan kecakapan dan keterampilan yang dapat berkembang sesuai dengan
kedudukan dan tanggung jawab sebagai hamba khalifah di muka bumi3.
Kemudian, kata fitrah ditinjau dari segi terminologis, terdapat beberapa
pendapat yang dikemukakan para ahli dengan sudut pandang yang berbeda. Seperti
contoh pengertian yang dikemukakan oleh Raghib al-Ashfahani bahwa fitrah adalah
mewujudkan atau mengadakan sesuatu menurut kondisinya yang dipersiapkan untuk
melakukan perbuatan tertentu (al-Ashfahani, 1972: 396)4. Muhammad Ibn Asyur,
yang dikutip oleh M. Quraisy Shihab, mendefinisikan fitrah sebagai suatu sistem yang
diwujudkan oleh Allah pada setiap makhluk. Fitrah yang khusus untuk manusia adalah
apa yang diciptakan Allah padanya, yang berkaitan dengan jasad dan akal (ruh)
(Shihab, 1996: 285)5.
Islam memiliki pandangan tersendiri mengenai konsep fitrah. Beberapa
pemikir Islam mengemukakan teorinya tentang fitrah dari penafsiran ayat dan hadits,
antara lain:
1) Fitrah berarti kesucian (thuhur), ini adalah pendapat al-Auzai bahwa
fitrah adalah kesucian dalam jasmani dan rohani
2) Fitrah berarti potensi ber-Islam yang dikemukakan oleh Abu Hurairah
bahwa fitrah berarti beragama Islam.
3) Fitrah berarti mengakui ke-Esaan Allah SWT atau tauhid.
4) Fitrah berarti kondisi selamat dan kontinuitas
5) Fitrah berarti perasaan yang tulus atau ikhlas
6) Fitrah berarti kecenderungan untuk menerima kebenaran
7) Fitrah berarti potensi untuk beribadah dan makrifat kepada Allah
8) Fitrah berarti ketetapan atau takdir manusia mengenai kebahagaan dan
kesengsaraan
9) Fitrah berarti tabiat atau watak asli manusia

2
Studi and Agama.
3
Studi and Agama.
4
“2540-8348 2088-3390” 08, no. 02 (n.d.): 143–59.
5
“2540-8348 2088-3390.”

5
2. Ayat Al Quran tentang Fitrah
Bersumber dari data yang disusun oleh Baharuddin, berikut tabel ayat Al Quran yang
menyebutkan atau membahas tentang fitrah manusia:

NO Kata Tempat Kelompok Subyek Objek Makna


Ayat Ayat Ayat Ayat Kata
1. ‫فطر‬ Q.S. 6: 79 Makiyah Allah Langit- Penciptaan
2. ‫فطر‬ Q.S. 30: Makiyah Allah Bumi Penciptaan

3. ‫فطرنى‬ 30 Makiyah Allah Manusia Penciptaan


Manusia Penciptaan
4. ‫فطرنى‬ Q.S. 11: Makiyah Allah
Manusia Penciptaan
5. ‫فطرنى‬ 51 Makiyah Allah
Manusia Penciptaan
6. ‫فطرنا‬ Q.S. 36: Makiyah Allah
Manusia Penciptaan
7. ‫فطركم‬ 22 Makiyah Allah
Manusia Penciptaan
8. ‫فطرھن‬ Q.S. 43: Makiyah Allah Langit- Belah
9. ‫یتفطرن‬ 27 Makiyah Allah Bumi Belah
10. ‫یتفطرن‬ Q.S. 20: Makiyah Allah Langit Belah
11. ‫انفطرت‬ 72 Makiyah Allah Langit Penciptaan
12. ‫فاطر‬ Q.S. 17: Makiyah Allah Langit Penciptaan
13. ‫فاطر‬ 51 Makiyah Allah Langit- Penciptaan

14. ‫فاطر‬ Q.S. 21: Makiyah Allah Bumi Penciptaan


Langit- Penciptaan
15. ‫فاطر‬ 56 Makiyah Allah
Bumi Penciptaan
16. ‫فاطر‬ Q.S. 19: Makiyah Allah
Langit- Fitrah
17. ‫فاطر‬ 90 Makiyah Allah
Bumi Manusia
18. ‫فطرة‬ Q.S. 42: Makiyah Allah
Langit- Fitrah Allah
19. ‫فطرت‬ 11 Makiyah Allah Bumi Belah
20. ‫فطور‬ Q.S. 82: 1 Makiyah Allah Langit- Belah
21 ‫انفطر بھ‬ Q.S. 42: Makiyah Allah Bumi
11 Langit-
Q.S. 6: 14 Bumi

Q.S. 14: Fitrah

14 manusia
Fittrah
Q.S. 35: 1
Allah
Q.S.

6
12:101 Belah
Q.S. 39: Belah

46
Q.S. 30:
30
Q.S. 30:
30
Q.S. 67: 3
Q.S. 73:
18
Sumber : Skripsi Muhammad Amin, KONSEP FITRAH MANUSIA DALAM AL-
QUR’AN (Kajian Tafsir Tarbawi), 2017

3. Hadist tentang Fitrah


Beberapa hadits yang membahas fitrah manusia antara lain6:
1) Pendapat Abu Hurairah bahwa fitrah berarti beragama Islam berpijak pada
hadits Nabi
“Bukankah aku telah menceritakan kepadamu pada sesuatu yang
Allah menceritakan kepadaku dalam kitab-Nya bahwa Allah
mwnciptakan Adam dan anak cucunya untuk berpotensi menjadi
orang-orang Islam” (H.R Iyadh Humar)
2) Fitrah berarti kondisi selamat dan kontinuitas, berlandaskan pada hadits Nabi
“Sesungguhnya Aku (Allah) meciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan
hanif. Maka setanlah yang menarik kepada keburukan” (H.R. Iyadh Humar)
3) Fitrah berarti perasaan yang tulus atau ikhlas yang mana pemaknaan tulus
disini adalah konsekuensi fitrah manusia yang bertauhid, berdasarkan hadits
Nabi
“Tiga perkara yang menjadikan keselamatan yaitu ikhlash berupa fitrah
Allah yang diciptakan dari-Nya, sholat berupa agama dan taat berupa
perisai” (H.R. Abu Hamid)

B. Potensi-potensi yang dimiliki manusia


6
Perwajahan Kulit et al., No Title, n.d.

7
Fitrah adalah potensi-potensi dasar pada manusia yang diberikan oleh Allah
SWT. Manusia memiliki keterbatasan dalam segala potensi yang diberikan padanya.
Hal ini dapat kita semua ketahui bahwa Nabi Adam ataupun manusia lain mampu
untuk mendengar, melihat, mengetahui, dan hidup. Namun, Allah SWT memiliki
segala sifat dengan segala kesempurnaan-Nya, Allah SWT Maha Mendengar, Maha
Melihat, Maha Mengetahui dan lainnya. Dari sini manusia akan menyadari bahwa
Allah Maha Kuasa dan Maha Sempurna dan manusia akan mendapat kesadaran bahwa
manusia penuh dengan keterbatasan.

Sifat-sifat yang diberikan oleh Allah kepada manusia itulah cikal bakal jati diri
yang hendaknya bertumbuh dan dikembangkan oleh manusia untuk melanjutkan hidup
dan berbaur dengan masyarakat dalam lingkungannya. Menurut Muhaimin ada
beberapa fitrah manusia, yaitu:

1. Fitrah beragama; fitrah ini merupakan potensi bawaan yang


memberikan kemampuan kepada manusia untuk tunduk, taat
melaksanakan perintah Tuhan sebagai pencipta, penguasa dan
pemelihara alam semesta
2. Fitrah berakal budi; fitrah ini adalah potensi yang dimiliki manusia
untuk selalu berpikir sambil mengingat Allah untuk memahami
persoalan kekuasaan dan keagungan Allah yang terlihat dari
keserasian, keseimbangan dan kehebatan di alam semesta.
3. Fitrah bermoral dan berakhlaq; fitrah ini adalah potensi yang
dimiliki oleh manusia untuk melaksanakan dengan penuh komitmen
nilai-nilai moral dan akhlak dalam kehidupan sehari-hari.
4. Fitrah kebersihan dan kesucian; fitrah ini memberikan potensi
kepada manusia untuk mencintai kebersihan dan kesucian
5. Fitrah kebenaran; fitrah ini merupakan kecendrungan manusia
untuk selalu mencari kebenaran
6. Fitrah kemerdekaaan; fitrah ini memberikan kecenderungan kepada
manusia untuk mempunyai kebebasan dan kemerdekaan, tidak
terbelenggu dan diberbudak oleh orang lain kecuali berdasarkan
kemauan sendiri

8
7. Fitrah keadilan; fitrah ini mendorong manusia untuk mencari
keadilan di muka bumi ini.
8. Fitrah persamaan dan persatuan;fitrah ini merupakan potensi
manusia untuk mempersamakan hak dan perlakuan dan menentang
diskriminasi berdasarkan ras, suku, bahasa, warna kulit serta
berusaha menjalin persatuan dan kesatuan antara sesamanya
9. Fitrah sosial; fitrah ini mendorong manusia untuk melakukan
hubungan dengan manusia sekitarnya, dalam bentuk saling bekerja
sama, bergotong royong dan saling membantu
10. Fitrah individu; fitrah ini mendorong manusia untuk melakukan
tindakan dengan penuh tanggung jawab, menyelesaikan persoalan-
nya dangan kemandirian, menjaga harga diri dan kehormatannya
dan mempertahankan keselamatan diri dan keluarganya
11. Fitrah seksual; fitrah ini memberikan dorongan kepada manusia
untuk berhubungan dengan lain jenis, membentuk keluarga dan
menghasilkan keturunan. Kepada keturunannya itulah, manusia
menurunkan dan mewariskan nilai-nilai yang diyakininya benar.
12. Fitrah ekonomi; fitrah ini mendorong manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya melalui aktivitas ekonomi
13. Fitrah politik; fitrah ini memberikan dorongan kepada manusia untuk
memiliki dan menyusun kekuasaan dan melindungi kehidup-an dan
kesejahteraan bersama
14. Fitrah seni;adalah kecenderungan manusia untuk mencintai seni dan
mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari.7
Manusia adalah makhluk emosional yang memiliki ruh, jiwa (nafs), hati (qalb),
dan intelek (‘aql). Manusia berbekal bebrapa emosi yang diberikan oleh Allah SWT.
Manusia pada umunya memiliki dua proses dalam sisi psikologis yaitu, proses menuju
psikologis yang baik dan menuju yang buruk. Proses kualitas yang buruk adalah keras
dan kasar hati, hati yang berdosa, buta, hancur, ingkar, takut dan kosong. Proses yang
bersifat kebalikan yaitu proses psikologis menuju kebaikan yaitu, hati yang baik, suci,

7
Muhaimin et.al., Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah
(Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 18-19.

9
hati yang bertaubat, hati yang mampu menerima petunjuk dari Allah, teguh, taqwa,
dan hati yang damai.
Proses menuju fitrah manusia dari sisi psikologi ini dipengaruhi oleh lingkungan.
Jika manusia tumbuh pada lingkungan yang bersih, sehat, dan tenang akan lebih besar
peluangnya untuk menuju kebenaran, namun jika manusia besar dalam lingkungan
yang buruk, mengekang, dan toxic akan membawa manusia menuju ke aras psikologis
yang buruk.
Terdapat empat jenis keutamaan yang harus dipersiapkan manusia untuk menuju
kebahagiaan, yaitu:
1. keutamaan rohani (al-fadlâil al-nafsiah) adalah iman dan akhlak yang baik. Iman
dibagi atas ilmu mukasyafah (pengetahuan tentang wahyu), dan ilmu muamalah
(ilmu pengetahuan agama). Jadi, iman dianggap sinonim dengan ilmu. Akhlak
yang baik terdiri empat kebajikan utama, terdiri dari: hikmah (kebijaksanaan),
‘iffah (menahan diri), syaja’ah (keberanian), dan ‘adalah (keadilan). Keempat
keutamaan jiwa akhirnya dapat diperkecil menjadi iman atau ilmu dan semua sifat
jiwa yang terpuji. Keduanya merupakan sarana terdekat menuju kebahagiaan.
2. keutamaan jasmani (al-fadlâil al-jismiyah) juga dianggap sebagai saran yang
esensial bagi tercapainya kebahagiaan. Karena tanpa itu, keutamaan jiwa tidak
dapat tercapai dengan sempurna. Meskipun sama pentingnya, derajat keutamaan
jasmani berdab di bawah kebaikan jiwa. Keutamaan jasmani adalah kesehatan,
kekuataan, panjang usia, dan kerupawanan.
3. keutamaan luar badan (al-fadlâil al-kharijiyah) adalah kekayaan, pengaruh,
keluarga, dan keturunan. Semuanya tidak esensial hanya berguna bagi
kebahagiaan.
4. keutamaan bimbingan Allah (al-fadlâil al-taufiqiyah) adalah berupa petunjuk
Allah (hidâyah), pengarahan Allah (rusyd), pimpinan Allah (tasdîd), dan
penguatan Allah (ta’id). Taufik di sini berarti persesuaian perintah Allah dengan
kemauan manusia tentang apa yang benar. Fungsi fadhilah ini ialah
menggabungkan fadlîlah jasmani dan fadlîlah luar jasmani dengan jiwa. Oleh
karena itu, taufik dipandang sebagai sarana hakiki bagi kebahagiaan.8

8
Suteja., Tafsir Tarbawi, Pengantar ke Tafsir Tarbawi (Cirebon: Nurjati Press, 2012) hlm, 80.

10
Keempat poin diatas keutamaan-keutamaan yang harus dilakukan setiap individu
untuk menuju kebahagiaan. Poin-poin tersebut adalah bentuk amal manusia yang
harusnya sudah dipersiapkan sedini mungkin.

C. Fungsi Dan Manfaat Potensi yang dimiliki Manusia


Setiap manusia memiliki kemampuan dan potensi dalam dirinya, sebagaimana
yang telah dijelaskan dalam Surah At Tin (QS. 95), ayat 4:

‫لَقَ ۡد خَ لَ ۡقنَا ااۡل ِ ۡن َسانَ فِ ۡۤی اَ ۡح َس ِن ت َۡق ِو ۡی ٍم‬

Artinya: “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang


sebaik-baiknya”.

Namun pengembangan potensi diri belum tentu secara otomatis tampak. Setiap
individu perlu berusaha untuk membangun potensi diri secara bertahap sesuai dengan
karakter agar tujuan hidup dapat tercapai (Moerdijat, 2020 ). Satu diantara strategi
yang dapat dilakukan untuk mengembangkan potensi diri adalah membangun visi
hidup. Menurut Senge (1990), visi personal datang dari dalam diri seseorang.
Beberapa orang mungkin memiliki tujuan hidup tetapi tidak ada visi dalam tujuan
hidup tersebut. Mereka terlalu terfokus pada keinginan agar semua masalah dalam
dunia ini segera selesai, misalnya “kita ingin lingkungan bersih”, “kita ingin tingkat
kriminalitas menurun” atau “kita ingin sistem pendidikan membaik” tetapi mereka
tidak fokus ke cara untuk mencapai tujuan tersebut. Mereka hanya fokus kepada
menghilangkan masalah, bukan menyelesaikan masalah.

Pembangungan visi sejak awal dapat membantu untuk berkomitmen pada


usaha yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Dampak positif dari memiliki visi
hidup adalah seorang individu memiliki semangat untuk tidak mudah menyerah.
Mereka juga menjadi individu yang lebih berkomitmen, berinisiatif, cepat belajar,
bertanggung jawab dan memandang kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar,
(Senge, 1990 ). Membangun visi personal memang tidak mudah, terdapat banyak
faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam mengembangkan diri, yaitu:
rasa percaya diri, literasi terkait tujuan yang akan dicapai, dukungan keluarga dan
lingkungan, akses yang luas untuk mencari informasi, keterampilan untuk mengatur
strategi mencapai tujuan dan bekerjasama dalam tim. Deretan faktor ini menunjukkan

11
bahwa proses pengembangan potensi diri merupakan sebuah proses yang panjang. Visi
merupakan langkah awalnya saja, namun di balik visi hidup, terdapat serangkaian
proses lagi yang perlu kita jalani. Agar dapat memaksimalkan visi diri dalam
mengembangkan potensi, kita perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Awali langkah kita dengan proses refleksi diri agar kita dapat merenungi
makna dan tujuan hidup kita sebagai manusia.
2) Kenali kekuatan dan kelemahan diri kita agar kita mudah menyusun strategi
untuk mencapai tujuan sesuai dengan karakter diri kita.
3) Bangun prinsip diri agar kita tidak mudah goyah dengan bermacam-macam
faktor internal dan ekternal yang mungkin menghambat langkah kita.
4) Fokus pada pengembangan diri yang sudah kita susun untuk masa depan.
Maafkanlah segala masa lalu yang mungkin pernah menjadi penghalang
kemurnian hati.
5) Menyelesaikan semua masalah dengan kepala dingin dan rasional yang baik
sehingga kita bisa mengambil keputusan dengan tenang.

Langkah dasar tersebut merupakan ikhtiar awal yang dapat menjadi fondasi untuk
mendampingi visi dasar hidup kita. Setelah hati merasa mantap untuk melangkah,
kita dapat menyusun beberapa strategi praktis dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya:

1) Manajemen waktu. Buatlah skala prioritas dari setiap kegiatan agar kita
mengerjakan sesuatu secara proporsional sesuai dengan amanahnya.
Mengerjakan sesuatu secara berlebihan dapat membuat jadwal hidup tidak
seimbang sehingga ada beberapa amanah yang akan terlupakan
2) Banyak belajar hal baru. Pengetahuan terdiri dari bermacam-macam bidang
sehingga kita jangan terpaku pada satu bidang saja. Kita perlu
mengembangkan kompetensi di beberapa bidang agar hard skill dan soft
skill terasah dengan baik.
3) Temukan teman belajar yang positif. Lingkungan belajar perlu diatur untuk
mendukung tujuan kita. Jangan ragu untuk melangkah dari beberapa
hubungan yang sekiranya membawa dampak negatif dalam diri. Kita perlu

12
belajar mengatur kepedulian antara peduli pada diri sendiri dan peduli pada
orang lain. Take care of yourself is not a selfish act.
4) Melakukan monitoring diri secara berkala. Proses pengembangan diri perlu
dijaga agar kita tidak berhenti di tengah jalan. Sempatkanlah waktu untuk
memonitor kemajuan langkah kita. Monitoring dapat dilakukan dalam
beberapa bentuk, misalnya membuat catatan harian, membuat to do list
atau berdiskusi dengan rekan sejawat dan keluarga.
Islam sangat mendukung pengembangan potensi. Seperti dijelaskan dalam
surah Yusuf ayat 87 yang berbunyi :

‫ح هَّللا ِ ِإاَّل ْالقَوْ ُم‬


ِ ْ‫ح هَّللا ِ ۖ ِإنَّهُ اَل يَ ْيَأسُ ِم ْن َرو‬
ِ ْ‫ي ْاذهَبُوا فَتَ َح َّسسُوا ِم ْن يُوسُفَ َوَأ ِخي ِه َواَل تَ ْيَأسُوا ِم ْن َرو‬
َّ ِ‫يَا بَن‬
َ‫ْال َكافِرُون‬

Artinya:” Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita


tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa
dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari
rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” (https://tafsirq.com)

Kesempatan mengembangkan diri merupakan salah satu rahmat Allah SWT


sehingga manusia harus selalu semangat meningkatkan potensi dalam berbagai aspek
kehidupan. Segala ujian dalam hidup adalah hal yang wajar namun kita jangan
bersedih dan harus tetap melangkah, seperti yang disebutkan dalam surah Ali Imran
ayat 139:

َ‫ ْؤ ِمنِين‬‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‫وْ نَ ِإ ْن ُك ْنتُ ْم ُم‬‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰َ‫وا َوَأ ْنتُ ُم اَأْل ْعل‬‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰ُ‫وا َواَل تَحْ َزن‬‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰‰ُ‫َواَل تَ ِهن‬
Artinya: “ Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu
bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi
(derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman “
(https://tafsirq.com)

13
Percayalah, Allah SWT mengetahui apa yang terbaik bagi kita. Tugas kita
adalah terus berusaha dan tidak berhenti berjuang. Apapun hasil dari usaha kita, itulah
yang terbaik bagi kita. Selama kita selalu berusaha, berdoa dan bertawakal, Allah pasti
akan selalu memberikan jalan keluar dari setiap masalah yang kita jalani. Bismillah,
mari luruskan niat, bangun visi hidup, susun langkah stategis untuk mencapai potensi
diri yang maksimal.

D. Pengembangan Potensi Manusia Melalui Pendidikan

1. Pengertian Manusia Dan Pendidikan


Al-Qur’an menjelaskan, manusia adalah makhluk yang mulia diantara
semua ciptaan Allah. Malaikat pun bersujud kepada manusia sebagai wujud
penghormatan karena kemuliaanya. Kemuliaan manusia sangat banyak, Allah
selalu menyebutkan kemuliaan manusia dengan keistimewaan-keistimewaan yang
dimiliki. Diantaranya adalah manusia merupakan khalifah yang mana memilki
tugas untuk mengatur, merawat dan menjaga bumi ini supaya tetap baik. (Suharto,
2016: 30).9
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal
dari kata “didik” yang awalan katanya “me-“ menjadi “mendidik” memiliki arti
yaitu memelihara dan memberi latihan diperlukan ajaran, tuntunan, dan pimpinan
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.Menurut Bahasa Yunani, pendidikan
berasal dari kata “Pedagogi” yaitu kata “anak”, sedangkan “agogos” artinya
membmbing sehingga “Pedagogi”dapat diartikan sebagai “Ilmu dan Seni
Mengajar Anak”.10
Pendidikan adalah fenomena kultular/budaya suatu masyarakat.
Perkembangan budaya merupakan produk sistem pendidikan yang dijalankan oleh
suatu masyarakat. Langgulung (1989:22) menyatakan bahwa pendidikan adalah
suatu proses yang mempunyai tujuan yang biasanya diusahakan untuk
menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada kanak-kanak atau orang yang
sedang dididik.

9
Indah Ayu Lestari.Potensi Pendidikan Manusia dalam Hadis Nabi.Yogyakarta: Kampus Terpadu
UMY.Jurnal. Hal 5-6
10
Sarbini, dan Lina, Neneng.2011.Perencanaan Pendidikan.Bandung:Pustaka Setia

14
Al-Ghazali yang mendefinisikan pendidikan dengan sebuah proses
pembiasaan (riyadhah). Arti asli kata riyadhah adalah menaklukkan dan
menundukkan anak kuda serta mengajarinya berlari. Istilah ini sering digunakan
Ibnu Sina dalam menyebut pendidikan. Riyadhah atau pembiasaan disini ialah
menurut Imam Al Ghazali merupakan upaya menimbulkan respon atau tanggapan
pada siswa melalui pembimbingan secara emosi danfisik. Proses pembiasaan
(riyadhah) adalah membantu siswa menuju tujuan tertinggi (aqsha al-ghayah).
Pendidikan Islam merupakan bagian dari upaya dalam menanamkan nlilai-
nilai ajaran agama Islam kepada muslim dan muslimah.Sejalan dengan itu maka
rujukan yang dijadikan landasan pemikiran pendidikan Islam itu identik dengan
sumber utama ajaran Islam itu sendiri, yakni Al-Qur’an dan Hadis. Selanjutnya
dasar tersebut dikembangkan melalui pemahaman para ulama dalam bentuk qiyas
syar’i, ijma’ yang diakui, ijtihad dan tafsir yang benar yang terkemas dalam
pemikiran yang menyeuruh dan terpadu. Kemasan yang dimaksud mencakup
pemikiran tentang jagat raya, manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan
kemanusiaan dan akhlak dengan merujuk kepada dua sumber asal (Al-Qur’an dan
Hadis) sebagai sumber utama (Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibani, 1979:
39).11
2. Hadis-Hadis Mengenai Manusia Dan Potensi Pendidikan

Hadis I

‫ ُك ُّل َم ْولُْو ٍد يُ ْولَ ُد‬: ‫صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬ ِ


َ ‫ال َر ُس ْو ُل اهلل‬ َ َ‫َع ْن اَيِب ُهَر ْيَر َة َر ِض َي اهللُ َعْنهُ ق‬
َ َ‫ ق‬: ‫ال‬

‫صَرنِِه اَْو مُيَ ِّج َسنِ ِه َك َمثَ ِل الْبَ ِهْي َم ِة ُتْنتَ ُج الْبَ ِهْي َمةَ َه ْل َتَرى فِْي َها‬
ِّ َ‫َعلَى الْ ِفطَْر ِةفَاََب َواهُ يُ َه ِّو َدانِِه اَْو يُن‬

)‫(ر َواهُ الْبُ َخا ِرى‬


َ .َ‫َج ْد َعاء‬
“Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu
Dza'bin dari Az Zuhriy dari Abu Salamah bin 'Abdurrahman dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu berkata; Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Setiap anak
dilahirkan dalam keadaan fithrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang akan
menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang
11
Jalaluddin.2016.Pendidikan Islam.Jakarta: PT RajaGrafindo

15
ternak yang melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat
ada cacat padanya” (HR. Bukhori. No.1296)12

Penjelasan Hadist
Berdasarkan hadits tersebut bahwa setiap anak telah memiliki fitrah atau suatu
potensi yang telah ada di dalam dirinya, orang tuanyalah yang memiliki tanggung
tawab untuk mengembangkan potensi tersebut. Dalam hadis tersebut, Rasulullah tidak
menyebutkan kata yusallim karena pada hakikatnya manusia itu terlahir dalam
keadaan Islam. Sebab manusia kehilangan fitrah keagamaannya itu dikarenakan
didikan dari kedua orang tuanya dan lingkungan yang membentuknya. Hadis tersebut
tidak hanya membahas mengenai potensi manusia dalam segi keagamaa, melainkan
juga potensi-potensi manusia yang lain. Potensi anak itu sangat bersih bagaikan suatu
kertas putih yang belum tercorat-coret oleh tinta.13 Sebagaimana yang diibaratkan oleh
Imam Ghazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumuddin, sebagai permata indah (Jauhar) yang
belum diukir, dibentuk dalam suatu rupa apapun. Permata itu merupakan amanat Allah
yang dititipkan kepada para orangtua. Karena itu, menurut Al-Ghazali, orangtua harus
memperhatikan fase-fase perkembangan anaknya dan memberikan pendidikan yang
memadai sesuai dengan fase yang ada agar permata yang diamanatkan kepadanya
dapat dibentuk rupa yang indah.
Kaitan antara hadis setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah dengan
pendidikan adalah dalam hadis tersebut Rasulullah menjelaskan bahwa setiap
anak yang lahir itu membawa potensi. Potensi-potensi itu tidak akan bermanfaat
apabila tidak dikembangkan melalui pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam
pengembangan potensi anak. Pendidikan anak dalam pengembangan potensinya
tidak hanya dilakukan di sekolah saja, melainkan pendidikan harus selalu
diterapkan dalam kehidupan seharihari. Rasulullah mengajarkan kepada setiap
orang tua untuk mendidik anaknya dengan baik, sesuai dengan apa yang telah
dituntunkan dalam al-Qur’an dan asSunnah.
Kesimpulan dari uraian di atas mengenai apa saja potensi pendidikan
manusia akan diuraikan sebagai berikut:
1. Potensi Ketauhidan
12
Rubini. 2015. Jurnal Hadits Tarbawi Tentang Potensi Anak (Fitrah). Yogyakarta: Jurnal Komunikasi Dan
Pendidikan Islam. Hal 28.
13
Hasbiyallah,dk.2015.Hadist Tarbawi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 2.

16
Manusia pertama kali terlahir di dunia telah memiliki fitrah yaitu
potensi menyakini dan menerima kebenaran tauhid Allah. setiap manusia
terlahir dalam keadaan muslim. Potensi Islam dalam diri manusia telah
Allah tanamkan sejak manusia dalam keadaan bayi.
2. Potensi Keahlian atau Bakat Manusia
Potensi Keahlian atau Bakat Manusia merupakan makhluk paling
mulia di antara makhluk Allah yang lain, dalam diri manusia selain
terdapat potensi ketauhidan, manusia juga memiliki potensi keahlian atau
bakat. Bakat adalah suatu kealian manusia dimana manusia sangat
menguasai suatu hal dan bahkan akan menjadi ciri khas dan suatu
keistimewaan bagi yang memilikinya. Bakat seseorang dapat muncul bisa
karena gen, kebiasaan yang diajarkan oleh orang tua dan lingkungan, atau
bisa juga karena menggemari suatu hal.
3. Potensi berfikkir
Potensi berfikir manusia dapat membantu dalam pemecahan masalah
yang dialami sehari-hari. Potensi berfikir yang dimiliki manusia juga dapat
membantu mengembangkan kemaslahatan umat. Seperti perkembangan
teknologi dan lain sebagainya.

Hadis II

‫ اقرب الناس من درجة النبوة‬:‫ قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم‬:‫وعن امامة رضي اهلل عنها قال‬

‫ اما اهل العلم فد لعا الناس على ما جاءت به الرسول واما اهل اجلهاد فجاهدوا‬،‫اهل العلم واجلهاد‬

)‫باسيا فهم على ما جاءت به الرسل (رواه درقطن‬

Artinya: “Dari Umamah RA ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orang paling


dekat derajatnya dari para Nabi ialah ahkul ilmi (yang berilmu) dan pejuang, jika
orang yang berilmu memberi petunjuk pada manusia melalui apa yang datang dari
Rasul (ilmu), dan kalau pejuang berjuanglah dengan pedangnya, seperti yang
ditunjukkan Rasul”. (H.R. Daruqutni)

17
Penjelasan Hadist
Berdasarkan Hadist tersebut, kita tahu betapa pentingnya menuntut ilmu, dan
menjadi orang yang berilmu. Karena dengan adanya ilmu, kita bisa mentransfer ilmu
kita ke orang lain agar menjadi bermanfaat. Terlebih lagi jika ilmu agama, itu berarti
kita juga memberi petunjuk serta mengharap Ridho Allah SWT.keutamaan orang
berilmu bukan hanya di tinggikan Allah derajat, melainkan bisa menjadi orang yang
paling dekat dengan Rasul. Begitu juga dengan para pejuang di jalan Allah SWT.

Hadis III

Imam Syafi’i pernah menyatakan:

‫ ليس بعد الفرائض‬: ‫ العلم أفضل من صالة النافلة وقال‬: ‫قال الشافعي رمحه اهلل تعاىل‬

‫ من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد اآلخرة فعليه بالعلم‬: ‫ وقال‬،‫أفضل من طلب العلم‬

‫ومن أرادمها فعليه بالعلم‬.

Penjelasan Hadist :

Imam Syafi’i RA berkata : Menuntut ilmu lebih utama daripada shalat sunnah.
Beliau berkata : Tidak ada amalan setelah amalam fardhu yang lebih utama daripada
menuntut ilmu. Dan beliau juga berkata : Barangsiapa yang menginginkan
(kebahagian) dunia hendak lah dengan ilmu barangsiapa yang menginginkan
(kebahagian) akhirat hendaklah dengan ilmu. Dan barang siapa yang menginginkan
keduanya hendaklah dengan ilmu.

Telah masyhur sebuah hadits yang dinisbatkan kepada Rasulullah Sholallahu


‘alaihi wa Salaam yang berbunyi :

‫من أراد الدنيا فعليه بالعلم ومن أراد اآلخرة فعليه بالعلم ومن أرادمها فعليه بالعلم‬

18
“Barangsiapa yang menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa
yang menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang
menginginkan keduanya, maka hendaklah dengan ilmu”.

Namun berdasarkan penelitian para ulama, kalimat diatas bukan hadits marfu’
dan tidak ada satu pun kitab hadits, sekalipun dalam kitab-kitab hadits palsu yang
mencantumkan kalimat diatas. Al-‘alamah Muqbil bin Hadi rahimahullah ketika
ditanya apakah kalimat diatas adalah hadits?, beliau menjawab :

“kalimat ini datang dari sebagian ulama mutaqodimin kita, seperti yang
nampak pada ucapan Sufyan ats-Tsauri : “kita menuntut ilmu untuk dunia, maka ia
enggan kecuali itu untuk agama”. Adapun itu dari Nabi Sholallahu ‘alaihi wa
Salaam maka tidaklah tsabit, ini bukan hadits”.

Muhammad Rootib juga menjawab pertanyaan serupa :

‫اليوجد هلذا الكالم أصل يف كتب احلديث‬

“tidak didapati perkataan ini asalnya dalam kitab-kitab hadits”.

Yang benar perkataan tersebut adalah perkataan al-Imam asy-Syafi’i


rahimahullah, sebagaimana disebutkan oleh Imam Baihaqi dalam kitabnya “Manaaqib
asy-Syafi’i” (2/139, cet. Maktabah Daar at-Turats) :

‫ مسعت أبا نعيم‬:‫ مسعت أبا حممد بن أيب حامد يقول‬،‫أخربنا أبو عبد الرمحن بن أيب احلسن الصويف‬

‫ من أراد الدنيا فعليه‬:‫ مسعت الشافعي يقول‬:‫ مسعت الربيع بن سليمان يقول‬:‫اجلرجاين الفقيه يقول‬

‫ ومن أراد اآلخرة فعليه بالعلم‬،‫بالعلم‬.

“telah mengabarkan kepada kami Abu Abdir Rahman bin abil Hasan as-
Shuufiy aku mendengar Abu Muhammad bin Abi Haamid berkata, aku mendengar
Abu Nu’aim al-Jurjaani al-Faqiih berkata, aku mendengar ar-Rabii’ bin Sulaiman

19
berkata, aku mendengar Imam asy-Syafi’i berkata : “Barangsiapa yang
menginginkan dunia maka hendaklah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan
akhirat, maka hendaklah dengan ilmu”

Hadis IV

‫ال مُحَْي ُد بْ ُن َعْب ِد‬


َ َ‫ال ق‬ ٍ ‫ب َعن يونُس َعن ابْ ِن ِشه‬
َ َ‫اب ق‬ َ ْ َ ُ ْ ٍ ‫ال َح َّدثَنَا ابْ ُن َو ْه‬ ُ ِ‫َح َّدثَنَا َسع‬
َ َ‫يد بْ ُن عُ َفرْيٍ ق‬

‫ول َم ْن يُِر ْد اللَّهُ بِِه َخْيًرا‬


ُ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق‬
َ َّ ‫ت النَّيِب‬
ِ ُ ‫الرَّمْح ِن مَسِ عت معا ِويةَ خ ِطيبا ي ُق‬
ُ ‫ول مَس ْع‬ َ ً َ َ َُ ُ ْ َ
ِ ‫اسم واللَّه يع ِطي ولَن َتز َال ه ِذ ِه َّ ِئ‬
ِ
ُ َ‫اُأْلمةُ قَا َمةً َعلَى َْأم ِر اللَّه اَل ي‬
‫ضُّر ُه ْم َم ْن‬ َ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ٌ َ‫ِّههُ يِف الدِّي ِن َوِإمَّنَا َأنَا ق‬
ْ ‫يُ َفق‬
‫َخالََف ُه ْم َحىَّت يَْأيِت َ َْأم ُر اللَّ ِه‬

“Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin 'Ufair Telah menceritakan kepada
kami Ibnu Wahab dari Yunus dari Ibnu Syihab berkata, Humaid bin Abdurrahman
berkata; aku mendengar Mu'awiyyah memberi khutbah untuk kami, dia berkata; Aku
mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang Allah
kehendaki menjadi baik maka Allah faqihkan dia terhadap agama. Aku hanyalah yang
membagi-bagikan sedang Allah yang memberi. Dan senantiasa ummat ini akan tegak
diatas perintah Allah, mereka tidak akan celaka karena adanya orang-orang yang
menyelisihi mereka hingga datang keputusan Allah" (H.R Bukhari no 69)

Penjelasan Hadist

Pentingnya belajar ilmu agama kadang masih dipandang sebelah mata oleh
sebagian muslim. Mereka lebih bangga saat putra putrinya mempelajari ilmu-ilmu modern dan
kekinian. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa ilmu modern zaman ini sangat penting demi
kemajuanumat Islam, namun menguasai ilmu agama juga tak kalah penting.Karena jika
seseorang hanya bermodalkan ilmu duniawi tanpa memahami ilmu agama, maka ia tidak
akanmengetahui mana penerapan ilmu duniawi yang diperbolehkan, dan mana yang tidak. Ia
juga bekerja dan melakukan apa yang menjadi keahliannya tanpa suatutujuan akhirat, hanya
dunia saja.

20
Sedangkan sebagaimana kita mengetahui bahwa usia kita di dunia sudah ditentukan,
dan semua perbuatan yang kita lakukan jika tidak diniatkan untuk Allah dan mengharap
pahaladari-Nya, maka semua itu tidak akan berguna untuk kita di kehidupan yang
abadidi akhirat nanti.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia dilahirkan memiliki potensi. Potensi ini perlu diolah, dibina dan
diberi perhatian agar dapat berkembang secara positif dan produktif. Potensi ini
merupakan fakultas pengetahuan [faculty of Knowledge] yang akan sangat dipengaruh

21
perkembangannya oleh lingkungan [guru, orang tua, kondisi sosial] yang ada di
sekelilingnya. Fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia memiliki kebutuhan. Menurut
Zakiyah Drajat ada dua kebutuhan peserta didik yaitu: Kebutuhan psikis berupa
kebutuhan akan kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, bebas, mengenal, dan rasa
sukses; dan kebutuhan fisik yaitu pemenuhan sandang, pangan, papan, dan pangan.

B. Saran
Dari pembahasan yang telah kami sajikan di atas, kami berharap mudah-
mudahan setelah kita mempelajari pelajaran mengenai manusia dan potensi
pendidikan , agar bisa kita jadikan sebagai rujukan dalam melakukan pembelajaran
sebagai manusia dan pentingnya dalam menuntut ilmu.
Kemudian juga kami selaku pemakalah berharap kepada segenap pembaca
makalah ini, agar jangan mengambil rujukan yang terfokus pada materi yang telah
kami sampaikan dalam makalah ini saja. Akan tetapi mari kita sama-sama aktif dalam
mencari buku-buku dan sumber lainnya yang membahas mengenai manusia dan
potensi pendidikan. Sehingga lebih memantapkan pengetahuan kita mengenai ilmu
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

“2540-8348 2088-3390” 08, no. 02 (n.d.): 143–59.

Kulit, Perwajahan, Nurjati Press, Gambirlaya Utara, and Kasepuhan Cirebon. No Title, n.d.

Studi, Program, and Pendidikan Agama. “FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM – BANDA ACEH
2017 M / 1438 H,” 2017.

Ayu Lestari, Indah.Potensi Pendidikan Manusia dalam Hadis Nabi.Yogyakarta: Kampus


Terpadu UMY.Jurnal. Hal 5-6

Jalaluddin.2016.Pendidikan Islam.Jakarta: PT RajaGrafindo

22
Hasbiyallah,dk.2015.Hadist Tarbawi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sarbini, dan Lina, Neneng.2011.Perencanaan Pendidikan.Bandung:Pustaka Setia

Anas,Muhammad. 2017. Modul Hadist Tarbawi. Fakultas Tarbiyah Institut Pesantren Kh.
Abdul Chalim

Rubini. 2015. Jurnal Hadits Tarbawi Tentang Potensi Anak (Fitrah). Yogyakarta: Jurnal
Komunikasi Dan Pendidikan Islam.

23

Anda mungkin juga menyukai