TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
primer adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma
2010)
paru dibagi menjadi: Kanker Paru jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil
(KPKBSK) : Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil terdiri dari
karsinoma sel besar (KSB) dan jenis lain yang jarang ditemukan dan
Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil (KPKSK) : Secara umum, jenis
kanker paru ini dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Stadium terbatas
11
12
(Limited Stage Disease = LD) dan Stadium lanjut (Extensive Stage Disease
= ED).
Adapun faktor resiko yang secara jelas menjadi penyebab kanker paru
yang paling signifikan menurut Priscilla LeMone (2009) dalam buku ajar
keperawatan medical bedah yaitu lebih dari 80% kasus kanker paru terkait
dengan merokok (perokok aktif maupun pasif) dengan resiko 23 kali lebih
umum pada pria perokok daripada pria yang tidak merokok. Berdasarkan
paru, pajanan radiasi, riwayat penyakit paru seperti ppok atau fibrosis paru.
kanker paru tidak banyak berbeda dari penyakit paru lainnya, terdiri dari
keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor–faktor lain yang sering
batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen), batuk
13
darah, sesak napas, suara serak, sakit dada, sulit / sakit menelan, benjolan
lengan dengan rasa nyeri yang hebat. Tidak jarang yang pertama terlihat
adalah gejala atau keluhan akibat metastasis di luar paru, seperti kelainan
yang timbul karena kompresi hebat di otak, pembesaran hepar atau patah
tulang kaki. Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti : Berat badan
bila disertai atelektasis sebagai akibat kompresi bronkus, efusi pleura atau
penyakit, seperti pembesaran kelenjar getah bening atau tumor diluar paru.
2.2.6 Klasifikasi
Klasifikasi menurut WHO (2015) yang berasal dari bahan dari Patologi
berikut:
Ukuran tumor primer > 3cm tetapi ≤ 5 cm dan T2b Ukuran tumor
(ipsilateral).
Metastasis (M)
M1b Metastasis jauh ke hepar, organ lain (otak, tulang, atau KGB
Tabel 2.1.5.1
Pengelompokan Stadium Kanker
Occult Tx N0 M0
Carcinoma
Stadium 0 Tis N0 M0
T1a N0 M0
Stadium IA T1b N0 M0
Stadium IB T2a N1 M0
T1b N1 M0
T2a N1 M0
T3 (>7 cm) N2 M0
T1a N2 M0
17
T2b N2 M0
T3 N1 M0
T4 N0 M0
T4 N1 M0
T4 N2 M0
Kontralateral
jauh)
kecurigaan kanker paru, dan diperluas hingga kelenjar adrenal untuk menilai
paru
18
5. Biposi jarum halus (Fine Needle Aspiration Biopsy) adalah metode utama
8. Jika hasil sitologi negatif, tetapi masih ada kecurigaan keganasan, maka
2.2.9.1 Bedah
Modalitas ini adalah terapi utama untuk sebagian besar KPBSK, terutama
stadium I-II dan stadium IIIA yang masih dapat direseksi setelah
2.2.9.2 Radioterapi
kanker paru. Radioterapi dalam tatalaksana kanker paru Bukan Sel Kecil
2.2.9.3 Kemoterapi
diberikan pada KPKBSK stadium IIA, IIB dan IIIA. Pada KPKBSK
tampilan umum pasien baik (Karnofsky >60; WHO 0-2). Namun, guna
stadium lanjut.
pasien dengan tampilan umum baik dan penurunan berat badan minimal,
(alternating therapy), atau secara sekuensial. Hasil paling baik didapat dari
bedah.
Stadium II Terapi pilihan utama adalah reseksi bedah, jika tidak ada
Stadium IIIA Pada stadium ini, dapat dilakukan pembedahan (bila tumor
pada pasien dengan lesi T3-4, N1. Pada pasien yang tidak dapat
sendiri pada lesi primer dan lesi metastasis ipsilateral dan KGB
EGFR positif.
Sisplatin/Karboplatin + etoposid
Sisplatin/Karboplatin + gemsitabin
Sisplatin/Karboplatin + paklitaksel
Sisplatin/Karboplatin + doksetaksel
Sisplatin/Karboplatin + vinoralbin
23
pemetreksat, atau kombinasi dari dua obat baru (regimen non-platinum). Pada
dapat digunakan termasuk radiasi paliatif, kemoterapi paliatif, atau bedah paliatif
2.2.1. Definisi
melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri dan
masalah masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dan spiritual (WHO,
2002), dan pelayanan masa duka cita bagi keluarga (WHO, 2005) dalam
baik, dan terapi rasa sakit dan masalah lainnya, fisik, psikososial dan
spiritual.
24
Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa Inggris) yang berarti
lain yang mengganggu, membuat pasien mengerti bahwa proses hidup dan
mati adalah sesuatu yang wajar, tidak bermaksud untuk mempercepat ataupun
Pada pelayanan paliatif, pasien memiliki peran yang penting dalam membuat
keputusan yang akan diambil. Tujuan pelayanan paliatif bagi setiap pasien
berbeda dan dibuat dengan memperhatikan hal yang ingin dicapai oleh pasien
bila didapatkan satu atau lebih kondisi yaitu :nyeri atau keluhan fisik lainnya
yang tidak dapat diatasi; stres berat sehubungan dengan diagnosis atau terapi
kanker; penyakit penyerta yang berat dan kondisi sosial yang diakibatkannya;
paliatif; angka harapan hidup lebih dari 12 bulan yaitu skor ECOG ( Eastern
kondisi berikut bila tidak dilakukan tindakan atau tidak respon terhadap
tindakan yaitu: kompresi tulang belakang, bilirubin lebih atau sama dengan
2,5 mg/dl dan kreatinin lebih atau sama dengan 3 mg/dl. Tidak berlaku pada
26
pasien kanker anak; pada pasien kanker stadium lanjut yang tidak respon
dengan terapi yang diberikan . Skor ECOG dan Karnofsky adalah cara standar
hari.
dukungan psikologis, kultural dan sosial, respon pada fase terminal yaitu
penderitaan pasien , beban keluarga, serta mencapai kualitas hidup yang lebih
baik, diperlukan sebuah tim yang bekerja secara terpadu. Pelayanan paliatif
menentukan tujuan yang akan dicapai dan tindakan yang akan dilakukan guna
lokal dan penyedia layanan kesehatan bekerja sebagai tim multidisiplin dalam
organisasi yang terlibat dalam program ini, untuk mencapai tujuan bersama
2.2.6.1. Dokter
sakit dan gejala lain, dan juga harus akrab dengan prinsip-prinsip
2.2.6.2. Perawat
pasien dan pengasuh, menilai secara mendalam apa yang terjadi dan apa
yang penting bagi pasien, dan untuk membantu pasien mengatasi dampak
keluarganya dalam membuat rujukan sesuai dengan disiplin ilmu lain dan
pelayanan kesehatan
2.2.6.5. Relawan
Peran relawan dalam tim perawatan paliatif akan bervariasi sesuai dengan
pasien dan keluarga. Relawan datang dari semua sektor masyarakat, dan
perawatan medis.
obat, interaksi obat, formulasi yang tepat, rute administrasi, dan alternatif
obatan yang relatif tinggi sehingga sulit dijangkau bagi banyak pasien
yang cukup dan pelatihan yang terbatas sangat penting untuk pelayanan
paliatif.
2.2.6.7. Dukun
Peran obat tradisional dan dukun juga diakui. Di seluruh dunia, sekitar dua
menjadi anggota tim perawatan paliatif. Namun demikian, harus ada ruang
dalam mengatasi kebutuhan pasien dan keluarga mereka, yang sensitif dan
dan individu.
31
konsensus dari kanada. Atribut ini mendukung definisi menurut WHO dan
2.2.7.1. Berfokus kepada pasien dan keluarga nya (Patient family focused)
pasien dan keluarga diperlakukan sebagai unit atau satu kesatuan. Semua
truth telling, dan confidentiality. Praktik dasar yang didasarkan pada prinsip
dan norma nasional yang telah diakui dan standar perilaku profesional,
kebijakan dan prosedur yang didasarkan pada pedoman praktik terbaik yang
ada atau berdasarkan pendapat yang lebih disukai, dan pengumpulan data
2.2.7.4. Accesible
Semua pasien dan keluarga memiliki akses yang sama ke layanan perawatan
paliatif hospice dimana pun mereka tinggal di rumah, atau berada dalam
jarak terjangkau dari rumah mereka dan pada waktu yang tepat.
organisasi yaitu:
2.2.7.6. Collaborative
semua aktivitas didasarkan pada bukti terbaik yang ada. adalah protokol
manusia.
34
komunikasi antara dokter dan petugas kesehatan lain dengan pasien dan
keluarga serta antara pasien dan keluarga merupakan hal yang penting dalam
perawatan paliatif. Pasien adalah pribadi yang harus dihargai haknya untuk
keputusan. Pada fase akhir kehidupan banyak pasien yang tidak lagi mampu
membuat keputusan, sehingga pembicaraan tentang apa yang akan atau tidak
ini harus diperhatikan: Apa, sejauh mana, kapan, dengan siapa dan bagaimana
cara menyampaikan berita tersebut. Dalam hal ini, dokter dan petugas
kesehatan lain harus memperhatikan kultur yang dianut pasien dan keluarga.
2.2.8.4. Penghalang untuk komunikasi yang baik yaitu: kurangnya waktu, kurangnya
mengatasinya. Duka cita adalah hal yang multidimensi, pikiran, perasaan dan
untuk beradaptasi dengan kehilangan. Hal hal yang perlu dilakukan pada masa
Menurut DR. Dr. Imam Rasjidi, SPOG (K) Onk (2010), dalam buku perawatan
paliatif supportif dan bebas nyeri pada kanker, terdapat banyak alasan
perawatan yang memadai, namun semua alasan itu pada akhirnya berakar pada
dilakukan setelah segala uaha penyembuhan penyakit ternyata tidak efektif dan
secara integral dengan perawatan kuratif dan rehabilitatif baik pada fase dini
Prinsip tata laksana gejala yang muncul pada pasien dengan penyakit
sebagai berikut:
37
2.2.11.1. Evaluasi
Evaluasi terhadap gejala yang ada: Apa penyebab gejala tersebut (kanker,
anti kanker dan pengobatan lain, tirah baring, kelainan yang menyertai):
gejala tersebut? (misalnya: tidak bisa tidur, tidak nafsu makan, tidak dapat
yang tidak bermanfaat?, tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk
atau sesuatu yang bersifat reversible?, apa pendapat pasien terhadap gejala
2.2.11.2. Penjelasan
mungkin pasien bertambah cemas karena menganggap dokter tidak tahu apa
2.2.11.3. Diskusi
Diskusikan pasien pilihan pengobatan yang ada, hasil yang dapat dicapai
dengan pilihan yang tersedia, pemeriksaan yang diperlukan, dan apa yang
manfaat dan kerugian pada masing masing pasien dan keinginan pasien dan
lakukan titrasi, untuk mendapatkan efek yang optimal dan dapat mencegah
penderitaan dan penurunan kualitas hidup akibat efek samping obat tersebut.
Terapi fisik : Selain dengan obat, modalitas lain diperlukan untuk mengatasi
esofagus tidak dapat lagi diberikan, pengobatan untuk jamur di mulut akan
39
muntah?)
2.2.11.6. Pengawasan
Pengawasan terhadap pasien, gejala yang ada dan dampak pengobatan yang
2.3.1. Definisi
dalam kehidupan dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup
dan dalam kaitanya dengan tujuan, harapan standar, dan perhatian mereka
(WHO (2014) dalam buku perawatan paliatif dan supportif bebas nyeri pada
terhadap kehidupan yang dialami dengan dipengaruhi oleh nilai dan budaya
memeliki variasi jawaban yang tinggi, dan bersifat reaktiff terhadap pengaruh
eksternal terhadap lama menderita penyakit dan dukungan sekitar ( Beaudoin &
Jennifer J. Clinch dan Harvey Schiper dalam buku perawatan paliatif dan
supportif bebas nyeri pada kanker, Dr. Dr. Imam Rasjidi, SpOG (K) Onk,
poengukuran objektif sebagai pedoman yaitu: kondisi fisik, gejala dan nyeri,
body image).
41
pelayanan paliatif. Kualitas hidup pasien kanker diukur dengan Modifikasi dari
Kesehatan tahun 2013. Terdapat 10 indikator yang harus dinilai oleh pasien
sendiri, yaitu :
Tabel 2.3.3
sangat baik...
tidak pernah...
tidak pernah.....
Tidak takut...
Mencapai tujuan...
Sangat baik...
Sebagai anugrah...
Mendapat dukungan...
2.3.4.1. Domain kesehatan fisik, yang dijabarkan dalam aspek sebagi berikut, kegiatan
kehidupan sehari hari, ketergantungan pada bahan obat dan bantuan medis,
energi dan kelelahan, mobilitas fisik, rasa sakit dan ketidaknyamanan, tidur
2.3.4.2. Domain psikologis yang dijabarkan dalam beberapa aspek yaitu: bentuk
konsentrasi.
43
2.3.4.4. Domain lingkungan yang dijabarkan dalam beberapa aspek, sebagai berikut:;
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
2010).
deskripsi fungsi keluarga yang diajukan oleh para ahli teori, termasuk Murdock
(1949), Ogburn (1933), Parson & Bales (1955), dan Hill (1965) yang
keberlanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah
diberikan dalam keluarga yang ditunjukan untuk mendididk anak anak tentang
cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang dewasa seperti peran
finansial, ruang, dan materi serta alokasinya yang sesuai dnegan proses
pengambilan keputusan.
1. Fungsi Keagamaan
2. Fungsi Budaya
dan budaya asing yang tidak sesuai, membina tugas-tugas keluarga sebagai
Meliputi menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar
kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan
seimbang, membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju
4. Fungsi Perlindungan
Meliputi memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa
tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga, membina
47
keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman
dan tantangan yang datang dari luar, membina dan menjadikan stabilitas
sejahtera.
5. Fungsi Reproduksi
waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah idealanak yang
6. Fungsi Sosialisasi
keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi
7. Fungsi Ekonomi
(Setiadi, 2008).
Friedman (1998) dikutip dari Setiadi ( 2008) membagi 5 tugas keluarga dalam
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah
kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua
secara tidak langsung akan menjadi perhatian dari orangtua atau pengambil
Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan
yang tepat sesuai sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa
praktisi lokal (dukun) dan sangat bergantung pada: apakah masalah dirasakan
oleh keluarga? apakah kepala keluarga merasa meyerah dengan masalah yang
dari terapi yang dilakukan terhadap salah satu anggota keluarganya? apakah
Beberapa keluarga akan membebaskan orang yang sakit dari peran atau
dikaji: apakah keluarga ikut aktif dalam merawat pasien? bagaimana keluarga
Keluarga
yang bersifat mendukung anggota keluarga yang sakit. dengan kata lain perlu
adanya sesuatu kecocokan yang baik antara kebutuhan keluarga dan asupan
sifatnya positif akan memberi pengaruh yang baik pada keluarga mengenai
mengenai sehat sakit. Menurut Efendy (1998), pada keluarga tertentubila ada
depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang dapat
dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap
material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan spesifik bagi
sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan
semangat.
Tabel 2.4.5
Muhammadyah Yogyakarta
Hasil:
Hasil:
Hasil:
pelayanan paliatif
Muhammadyah Surakarta
Hasil:
Paru
Hasil:
Hasil :
kualitas hidupnya
59
Perawatan paliatif
Dukungan keluarga
- Dukungan emosionil
- Dukungan
Kualitas hidup
instrumental
- Dukungan Menurut WHOQOL-
informasional BREF (2014) dan
- Dukungan penilaian
Jacek Polanski (2016)
Menurut Friedman
(2010) dalam Vitta
Chusmeywati (2016)