Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Perwujudan Pancasila

Sebagai Dasar Negara dan


Pandangan Hidup Bangsa

Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa


Kelompok 1

o ANGGOTA KELOMPOK
Ariq Al-Hamda Stivani
Aufa Zayyana
Ayla Azzura K
Cut Syakira
Dara Nidaul Khairi
Dinda Putri Khairunnisa
Fathin Alwafiy
M. Sulthan Qaiz Aska
Nabilul Kiram
Naufa Ariqah
Rifany Najwa Bengi
Thariq Azzayyan
Masa Awal Kemerdekaan (1945-1959)
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia disahkan pada 18 Agustus 1945. Penerapan Pancasila sebagai
dasar negara pada masa awal kemerdekaan dilaksanakan sejak disahkan.Penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa
awal kemerdekaan mengalami pasang surut. Sejumlah upaya muncul untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa dengan ideologi lainnya Penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal kemerdekaan
menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya yaitu adanya upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan
penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila. Tantangan penerapan Pancasila sebagai dasar negara pada masa awal
kemerdekaan yakni sebagai berikut:
A. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) Pemberontakan DI/TII dipimpin oleh Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo.Pemberontakan DI/TII ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada
tanggal 7 Agustus 1949. Tujuan utama didirikannya NII adalah untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan
syari'at Islam.Pengikutnya melakukan perusakan dan pembakaran rumah-rumah penduduk, pembongkaran jalan-jalan kereta
api, perampasan harta benda milik penduduk, dan penganiayaan terhadap penduduk.Kartosuwiryo bersama para pengikutnya
baru bisa ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.
B. Pemberontakan PKI di Madiun Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun dipimpin oleh Muso pada
tanggal 18 September 1948. Pemberontakan PKI di Madiun bertujuan untuk mendirikan Negara Soviet Indonesia yang
berideologi komunis.
C. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) dipimpin oleh Christian
Robert Steven Soumokil. Pemberontakan RMS bertujuan untuk membentuk negara sendiri yang didirikan tanggal 25 April
1950. Pulau-pulau terbesar RMS adalah Pulau Seram, Ambon, dan Buru.
D. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)Pemberontakan APRA terjadi pada tanggal 23 Januari 1950 dengan
melakukan serangan dan menduduki kota Bandung, serta menguasai markas Staf Divisi Siliwangi. Gerakan APRA bertujuan
untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia, serta memiliki tentara sendiri bagi negara-negara
RIS.Pemberontakan ini digagalkan Moh. Hatta sebagai Perdana Menteri RIS waktu itu dengan melakukan perundingan dengan
Komisi Tinggi Belanda untuk percepatan pembubaran Republik Indonesia Serikat dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.
E. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)/PermestaPemberontakan PRRI/Permesta terjadi pada 1957-1958.
Gerakan ini merupakan bentuk koreksi untuk pemerintahan pusat yang dipimpin Presiden Soekarno yang dianggap melanggar
undang-undang, sentralistis, dan tidak adil dengan mengabaikan pembangunan di daerah.
F. Di masa awal kemerdekaan, sempat terjadi perubahan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sedangkan, konstitusi yang berlaku adalah Undang-Undang Dasar Sementara 1950. Dekrit Presiden 1959 dikenal
dengan sebutan Dekrit 5 Juli 1959. Isi Dekrit 5 Juli 1959 yaitu membubarkan Badan Konstituante, Undang-Undang Dasar Tahun 1945
berlaku kembali dan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 tidak berlaku, serta segera akan dibentuk MPRS (Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara) dan DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara).Penerapan Pancasila saat itu lebih diarahkan
seperti ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas pemerintahan.

Masa Orde Lama (1959-1966)


Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin.
Demokrasiterpimpin merupakan sebuah sistem demokrasi yang seluruh
keputusan danpemikiran dalam pemerintahan negara. Pemimpin negara
saat itu adalah Presiden Soekarno.
Demokrasi terpimpin dicetuskan oleh Presiden Soekarno karena banyaknya gerakan separatis yang
menyebabkan ketidakstabilan negara, program pembangunan yang dirancang oleh kabinet tidak berjalan secara
utuh, serta badan konstituante yang gagal menjalankan tugasnya untuk menyusun UUD. Oleh karena itu,
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.Walaupun konstitusi negara sudah
kembali pada UUD NRI Tahun 1945, namun pelaksanaannya masih terdapat penyimpangan terhadap UUD NRI
Tahun 1945
Beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945, di antaranya sebagai berikut.
a. Presiden Soekarno ditetapkan sebagai Presiden seumur hidup berdasarkanTAP MPRS No. XX/1963, yang
menyebabkan kekuasaan presidensemakin besar dan tidak terbatas.
b. Presiden mengeluarkan penetapan Presiden No. 3/1960 tanggal 5 Maret 1960 yang membubarkan DPR hasil
Pemilu 1955.
c. Presiden membentuk MPRS Pada periode ini, terjadi Pemberontakan PKI tanggal 30 September 1965 yang
dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan pemberontakan menjadikan negara Indonesia sebagai negara komunis yang
berkiblat ke negara Uni Sovietserta mengganti Pancasila dengan paham komunis.
Masa Orde Baru (1966-1998)

Orde Baru (sering kali disingkat Orba) adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di
Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno.
Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Orde Baru
berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia
berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela.Meski
telah merdeka, Indonesia pada tahun 1950 hingga 1960-an berada dalam kondisi yang relatif tidak
stabil. Bahkan setelah Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949,
keadaan politik maupun ekonomi di Indonesia masih labil karena ketatnya persaingan di antara
kelompok-kelompok politik.Di awal kekuasaannya, Pemerintah Orde Baru mewarisi kemerosotan
ekonomi yang ditinggalkan oleh pemerintahan sebelumnya.Untuk mengatasi kemerosotan ini,
pemerintah Orde Baru membuat program jangka pendek berdasarkan Tap. MPRS No.
XXII/MPRS/1966 yang diarahkan kepada pengendalian inflasi dan usaha rehabilitasi sarana ekonomi,
peningkatan kegiatan ekonomi, dan pencukupan kebutuhan sandang.
Masa Reformasi (1998-Sekarang)

Pada masa Reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara terus menghadapi tantangan. Penerapan Pancasila tidak lagi
dihadapkan pada ancaman pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti pancasila dengan ideologi lain. Kebebasan yang
mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, meliputi berbagai macam bentuk, mulai kebebasan berbicara, berorganisasi,
berekspresi, dan sebagainya. Terdapat beberapa hal negatif yang dapat timbul sebagai akibat dari penerapan konsep yang tanpa batas,
seperti munculnya pergaulan bebas, pola komunikasi yang tidak beretika, peredaran narkoba dan minuman keras, aksi anarkisme,
serta vandalisme, sehingga memicu terjadinya perpecahan dan penurunan moral.
Tantangan lain dalam penerapan Pancasila di era Reformasi adalah menurunnya rasa persatuan dan kesatuan di antara sesama
warga bangsa saat ini. Selain tantangan-tantangan tersebut, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan dengan perkembangan dunia yang
sangat cepat dan mendasar, seiring dengan berpacunya pembangunan bangsa-bangsa. Dunia, saat ini sedang terus dalam gerak
mencari tata hubungan baru, baik dibidang politik, ekonomi, maupun pertahanan dan keamaan. Salah satu cara untuk menanamkan
pengaruh kepada negara lain adalah melalui penyusunan ideologi, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kewaspadaan dan kesiapan, harus kita tingkatkan untuk menanggulangi penyusunan ideologi lain yang tidak sesuai dengan
pancasila. Hal ini lebih penting artinya, karena sebagian besar bangsa kita termasuk masyarakat berkembang. Maka, diperlukan
komitmen bersama seluruh rakyat Indonesia untuk mempertahankan serta melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari di segala aspek kehidupan.
SEKIAN, TERIMA KASIH

MALU BERTANYA SESAT DIJALAN, INI DI


KELAS BUKAN DIJALAN, JADI GAUSAH
NANYA. GABAKAL SESAT.

Anda mungkin juga menyukai