Anda di halaman 1dari 14

KELUARNYA API DARI PERUT

BUMI

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Ayla Azzura Kusuma
Khiyara Faiza Azhari
Naufa Ariqah

KELAS : IX-1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah Puji syukur kehadiran Allah swt Yang Maha Esa
senantiasa kita ucapkan. Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman
dan kesehatan akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW. Semoga
syafaatnya mengalir kepada kita kelak.
Makalah dengan judul “keluar nya api dari perut bumi”. pada isi
makalah ini akan di jelaskan pengertian dan penjelasan mengenai tanda-
tanda kiamat yaitu salah satu nya keluar api dari perut bumi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung
serta membantu penyelesaian makalah ini.Penulis juga berharap agar isi
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan
dan kesilapan penulis. Kritik yang terbuka sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.Demikian kata pengantar ini penulis
sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan
dan membaca makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb

DAFTAR ISI
Kata
Pengantar…………………………………………………………………
…………………….. i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………
………………………….. ii

BAB I

Pendahuluan………………………………………………………………
…………………………….. 1

BAB II

Pembahasan………………………………………………………………
…………………………….. 2

BAB III

Kesimpulan………………………………………………………………
……………………………….. 3

Daftar
Pustaka……………………………………………………………………
……………………… 4
BAB I
PENDAHULUAN

Belakangan kerap terjadi fenomena alam ataupun peristiwa yang


dianggap oleh beberapa kalangan sebagai tanda-tanda kiamat yang
semakin dekat. Berbagai peristiwa tersebut di antaranya seperti bencana
alam, gunung meletus, gempa bumi, banjir bandang, dan bencana-
bencana alam yang lainnya yang telah terjadi di berbagai penjuru dunia.

Hari kiamat atau yang disebut juga hari akhir saat bumi hancur leburkan
dan umat manusia dibangkitkan kembali dari kematiannya memang
masih menjadi misteri dan tidak ada seorang pun yang mengetahuinya
kecuali Allah SWT. Meskipun hari kiamat belum tampak, ada beberapa
tanda yang merupakan peringatan bagi umat islam bahwa kiamat sudah
dekat.

Selain kita wajib mengetahui apa saja sebenarnya tanda-tanda kiamat,


sebenarnya kiamat juga memiliki macamnya yang berpedoman kepada
Alquran. Macam kiamat seperti kiamat sugro dan kubro merupakan
bukti pertanda kiamat tersebut ada macamnya dan juga memiliki tanda-
tanda tertentu.

BAB II
PEMBAHASAN

Keluarnya Api dari Perut Bumi


A. pengertian
Kiamat memang menjadi rahasia Allah Yang Maha Kuasa. Tidak ada
satupun makhluk yang mengetahui terjadinya. Kendati demikian tentang
tanda-tanda akan datangnya kiamat sudah diinformasikan dan dapat
ditemukan dalam Al Quran dan Hadits.
Dan di antara tanda-tanda Kiamat adalah keluarnya api yang sangat
besar, ia adalah tanda terakhir dari tanda-tanda besar Kiamat, dan
sebagai tanda per-tama yang mengisyaratkan tegaknya Kiamat.
Dalam buku Kiamat dalam perspektif Al Quran dan Sains yang disusun
Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran Badan Litbang dan Diklat
Kemenag RI dengan LIPI dijelaskan di antara tanda-tanda datangnya
kiamat itu adalah munculnya api dari kawasan Hijaz yang kini lebih
dikenal dengan Madinah. Cahaya api itu bahkan bisa sampai terlihat di
kota Busra yang berada di Syam atau kini adalah Suriah. Tanda ini dapat
ditemukan dalam hadits nabi, berikut bunyi redaksi haditsnya.
‫ال تقوم الساعة حتى تخرخ نار من ارض‬
‫الحجاز تضيء اعناق االبل ببصرى‬
Artinya: Hari kiamat tidak akan tiba sampai ada api yang keluar dari
tanah hijaz, sehingga leher unta yang di Busra bisa terlihat. (HR Al
Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah).
Tentang hadits ini Imam Nawawi menjelaskan bahwa api yang
dimaksud telah muncul pada tahun 654 H. Ibnu Katsir mengutip Abu
Syamah mengatakan api tersebut muncul begitu besar dari sebelah
Timur Madinah. Api tersebut terus membara selama satu bulan. Dengan
api tersebut seorang pengendara unta bisa terus berjalan pada malam
hari dari Madinah hingga desa Tayma' yang jaraknya sekitar 420 mil
sebelah utara Madinah.
Api tersebut menyembur dari suatu lembah yang panjangnya sekitar 4
farsakh dan lebar 4 mil. Batu meleleh bagaikan timah dan akhirnya
menjadi seperti batubara.

1. Tempat Keluarnya
Banyak riwayat yang menunjukkan bahwa api tersebut akan keluar dari
Yaman, yaitu dari jurang ‘Adn.
Berikut ini di sebutkan beberapa hadits yang menjelaskan tempat
keluarnya api ini, sekaligus sebagai dalil atas kemunculannya.
(a). Dijelaskan dalam hadits Hudzaifah bin Asid Radhiyallahu anhu
ketika menyebutkan tanda-tanda (besar) Kiamat, di dalamnya ada sabda
beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

َ ‫ َت ْط ُر ُد ال َّن‬،‫ َوآ ِخ ُر َذل َِك َنا ٌر ْ َت ْخ ُر ُج م َِن ْال َي َم ِن‬.


‫اس ِإ َلى َمحْ َش ِر ِه ْم‬
“Dan yang terakhirnya adalah api yang keluar dari Yaman, menggiring
manusia ke tempat mereka berkumpul.” [HR. Muslim]
(b). Dalam riwayat beliau pula, dari Hudzaifah Radhiyallahu anhu

َ ‫ َو َنا ٌر َت ْخ ُر ُج ِمنْ قُعْ َر ِة َع ْد ٍن ُت َرحِّ ُل ال َّن‬.


‫اس‬
“Dan api yang keluar dari jurang ‘Adn yang menggiring manusia.”

(c). Imam Ahmad dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar


Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, ‘Akan keluar api dari Hadramaut atau laut Hadramaut
sebelum hari Kiamat yang akan menggiring manusia.”

(d). Imam al-Bukhari rahimahullah meriwayatkan dari Anas


Radhiyallahu anhu bahwa ‘Abdullah bin Salam ketika masuk Islam
bertanya kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang beberapa
masalah, di antaranya: “Apakah tanda pertama datangnya Kiamat?” Lalu
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Adapun tanda Kiamat
yang pertama adalah api yang mengumpulkan manusia dari timur ke
barat.”

Cara menggabungkan antara riwayat yang menjelaskan bahwa api ini


adalah tanda besar Kiamat yang terakhir dan riwayat yang menjelaskan
bahwa
ia adalah tanda Kiamat yang paling pertama ialah bahwa dikatakan
terakhir dilihat dari tanda-tanda lain yang disebutkan bersamanya di
dalam hadits Hudzaifah, dan dikatakan yang pertama karena ia adalah
tanda Kiamat pertama mengingat tidak ada lagi kehidupan dunia
setelahnya, bahkan dengan berakhir-nya tanda Kiamat ini terjadilah
peniupan sangkakala, berbeda dengan tanda-tanda Kiamat lainnya yang
disebutkan dalam hadits Hudzaifah, di mana setelah tanda-tanda Kiamat
tersebut masih ada urusan dunia.
Adapun riwayat yang menjelaskan bahwa api tersebut keluar dari
Yaman, dan di dalam sebagian riwayat lain api tersebut menggiring
manusia dari timur ke barat, maka hal itu dapat dijawab dengan
beberapa jawaban:
Pertama: Mungkin saja menggabungkan di antara riwayat ini, yaitu api
tersebut keluar dari jurang ‘Adn sama sekali tidak bertentangan dengan
pengumpulan manusia dari timur sampai barat. Hal itu karena pemulaan
keluarnya dari lembah ‘Adn, lalu jika api tersebut telah keluar maka
akan menyebar ke seluruh bagian bumi, dan yang dimaksud dengan
menggiring manusia dari timur sampai barat adalah pengumpulan yang
bersifat menyeluruh, tidak khusus di bagian timur dan barat saja.
Kedua: Bahwa ketika api itu menyebar, maka untuk pertama kalinya ia
akan mengumpulkan penduduk bumi yang berada di bagian timur. Hal
itu diperkuat oleh kenyataan bahwa permulaan fitnah selalu datang dari
arah timur. Adapun menjadikan kesudahan penyebarannya di barat
karena Syam berada di bagian barat apabila dikaitkan dengan daerah
yang berada di bagian timur.

Ketiga: Kemungkinan api yang diungkapkan dalam hadits Anas hanya


merupakan kiasan atas fitnah yang menyebar serta menimbulkan banyak
kejelekan dan menyala-nyala bagaikan nyala api. Fitnah tersebut
permulaannya dari timur hingga membinasakan sebagian besar
penduduknya. Manusia ber-kumpul dari arah timur sampai ke Syam dan
Mesir, dan keduanya berada di arah barat, sebagaimana hal itu
disaksikan beberapa kali dari zaman Jingis Khan dan yang setelahnya.
Adapun api yang diungkapkan dalam kedua hadits Hudzaifah bin Asid
dan Ibnu ‘Umar, maka sesungguhnya api itu adalah api yang sebenarnya
(yang akan keluar).

2. Cara Api Tersebut Mengumpulkan Manusia


Ketika api yang besar tersebut muncul dari Yaman, maka ia akan
menyebar di bumi dan akan menggiring manusia ke tempat mereka
dikumpulkan, dan orang-orang yang digiring itu terbagi menjadi tiga
kelompok:
a. Kelompok yang penuh suka cita, mereka makan, mengenakan
pakaian, dan menaiki kendaraan.
b. Kelompok yang terkadang berjalan dan dan terkadang menaiki
kendaraan, mereka semua saling bergantian dengan satu unta,
sebagaimana akan dijelaskan di dalam hadits, “Dua orang di atas unta,
dan tiga orang di atas unta…” sampai beliau bersabda, “Dan sepuluh
orang di atas kendaraan saling bergantian.” Hal itu terjadi karena
sedikitnya kendaraan ketika itu.
c. Kelompok yang digiring oleh api, mereka digiring api dari belakang
dan dari segala penjuru ke tempat mereka dikumpulkan, barangsiapa
terlambat, maka ia akan dimakan oleh api.
Di antara hadits-hadits yang menjelaskan cara api ini menggiring
manusia adalah:
Pertama: Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah
Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda:
ِ ‫ َو ْاث َن‬،‫اِئق َراغِ ِبي َْن َو َراه ِِبي َْن‬
،‫ َو َثالَ َث ٌة َع َلـى َب ِعي ٍْر‬،‫ان َع َلى َب ِعي ٍْر‬ َ ‫ َط َر‬:‫ث‬ ٍ َ‫يُحْ َش ُر ال َّناسُ َع َلى َثال‬
ُ ‫ َو َت ِبي‬،‫ْث َقالُوا‬
‫ْت‬ ُ ْ‫ َو َيح‬،‫ َو َع ْش َرةٌ َع َلى َب ِعي ٍْر‬،‫َوَأرْ َب َع ٌة َع َلى َب ِعي ٍْر‬
ُ ‫ َتقِ ْي ُل َم َعهُـ ْم َحي‬،ُ‫ش ُر َبقِ َّي ُت ُه ُم ال َّنـار‬
‫ْث َأ ْم َسوا‬ُ ‫ َو َتمْ سِ ي َم َع ُه ْم َحي‬،‫ْث َأصْ َبح ُْوا‬ ُ ‫ َو ُتصْ ِب ُح َم َع ُه ْم َحي‬،‫ْث َبا ُت ْوا‬ ُ ‫ َم َع ُه ْم َحي‬.

“Manusia itu dikumpulkan menjadi tiga kelompok: kelompok orang


yang bersuka ria, kelompok yang merasa takut, dan kelompok di mana
dua orang di atas unta, tiga orang di atas unta, empat orang di atas unta,
dan sepuluh orang di atas unta, dan selebihnya digiring oleh api, api ini
akan selalu bersama mereka di saat mereka istirahat, di saat mereka
bermalam, di waktu pagi, dan di waktu sore hari.”
Kedua: Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu anhuma,
beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ْث‬ ُ ‫ْث َبـا ُتوا َو َتقِ ْي ُل َم َع ُه ْم َحي‬ ُ ‫ْت َم َع ُه ْم َحي‬
ُ ‫ب َت ِبي‬ ُ ْ‫ث َنا ٌر َع َلـى َأهْ ِل ْال َم ْش ِر ِق َف َتح‬
ِ ‫ش ُر ُه ْم ِإ َلى ْال َم ْغ ِر‬ ُ ‫ُتب َْع‬
‫ َقالُوا َو َي ُك ْونُ َل َها َمـا َس َق َط ِم ْن ُه ْم َو َت ْخلِفُ َتس ُْوقُ ُه ْم َس ْو َق ْال َج َم ِل ْال َكسِ ي ِْر‬.

‘Akan dikeluarkan api pada penduduk yang ada di timur, lalu api
tersebut menggiring mereka ke barat, ia akan selalu bersama mereka saat
mereka bermalam, saat mereka beristirahat, apa saja yang jatuh dan
tertinggal dari mereka menjadi miliknya (dimakannya), ia berada di
belakang dan menggiring mereka bagaikan digiringnya unta yang patah
kakinya.’”

Ketiga: Diriwayatkan dari Hudzaifah bin Asid Radhiyallahu anhu, beliau


berkata, “Abu Dzarr Radhiyallahu anhu berdiri, lalu beliau berkata:
‫اس يُحْ َشر ُْو َن َع َلـى َثالَ َث ِة‬ َ ‫ َفِإنَّ الصَّاد َِق ْال َمصْ ُد ْو َق َح َّد َث ِنيْ َأنَّ ال َّن‬،‫ار! قُ ْولُ ْوا َوالَ َت ْخ َتلِفُ ْوا‬ ٍ ‫َيا َب ِنيْ غِ َف‬
‫ َو َف ْو ٌج َتسْ َح ُب ُه ُم ْال َمالَِئ َك ُة َع َلى‬،‫ش ْو َن َو َيسْ َع ْو َن‬ ُ ْ‫ َو َف ْو ٌج َيم‬،‫ َف ْو ٌج َراك ِِبي َْن َطاعِ ِمي َْن َكاسِ ي َْن‬،‫اج‬ ‫َأ‬
ٍ ‫ْف َو‬
‫ش ْو َن‬ ِ ‫ َه َذ‬:‫ار َف َقا َل َقاِئ ٌل ِم ْن ُه ْم‬
ُ ْ‫ َف َما َبا ُل الَّ ِذي َْن َيم‬،‫ان َق ْد َع َر ْف َنا ُه َما‬ ُ ْ‫وُ ج ُْوه ِِه ْم َو َتح‬
ِ ‫ش ُر ُه ْم ِإ َلى ال َّن‬
َّ ‫ ي ُْلقِـي هللاُ ْاآل َف َة َع َلى‬:‫َو َيسْ َع ْو َن؟ َقا َل‬
‫ َح َّتـى ِإنَّ الرَّ ُج َل َل َي ُك ْونُ َل ُه ْال َح ِد ْي َق ُة‬،ٌ‫الظه ِْر َح َّتى الَ َي ْب َقى َظ ْهر‬
‫ْالمُعْ ِج َب ُة َفيُعْ طِ ْي َها‬
‫ َفالَ َي ْق ِد ُر‬،ِ‫ات ْال َق َتب‬
َ ‫ارفِ َذ‬
ِ ‫ِبال َّش‬
“Wahai Bani Ghifar! Bersatulah dan janganlah kalian berselisih, karena
ash-Shaadiqul Mashduuq Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda
kepadaku, ‘Sesungguhnya manusia akan dikumpulkan dalam tiga
kelompok: satu kelompok yang mengenakan pakaian, diberi makan, dan
berkendaraan, satu kelompok yang berjalan dan berlari, dan satu
kelompok (lain) yang wajah-wajah mereka diseret oleh para Malaikat
dan digiring menuju api,’ lalu seseorang dari mereka berkata, ‘Dua
kelompok ini sudah kami ketahui, maka bagaimana keadaan orang yang
berjalan dan berlari?’ Beliau menjawab, ‘Allah mengirimkan penyakit
(yang mematikan) pada binatang tunggangan mereka hingga tidak ada
yang tersisa, bahkan seseorang memiliki kebun yang sangat bagus akan
ditukarnya dengan unta betina gemuk yang memiliki pelana, akan tetapi
orang tersebut tidak bisa melakukannya (me-milikinya).”

Sementara dalam buku Israfil AS dan Peristiwa Kiamat oleh Mansur


Abdul Hakim menyebut Kiamat akan menimpa manusia, begitu tiupan
Israfil yang membinasakan akan menimpa mereka. Ketika terjadinya hal
itu, akan keluar api dari Yaman yang akan mengumpulkan manusia ke
suatu tempat berkumpul (Mahsyar).
Saat ini kota Aden di Yaman berada di atas lereng gunung berapi yang
besar yang dapat meledak sewaktu-waktu.
Laut di mana terletak kota Aden juga dinamakan Teluk ‘Aden atau Laut
Hadramaut. Di sana terdapat lembah bernama Lembah Barhut, yang
terletak di lereng kota Aden. Masyarakat sekitar menyebutnya Wadi an-
Nar (Lembah Api).
Gambaran hari dikumpulkannya manusia sebelum terjadi tiupan
sangkakala pertama.

BAB III
KESIMPULAN

Tanda-tanda kiamat sudah dekat yang disebut Rasulullah SAW satu per
satu sudah tampak. Tanda-tanda alam yang sebelumnya tidak pernah
terjadi pun, kini juga mulai menjadi kenyataan. Salah satu tanda alam
yang disebut Nabi SAW adalah keluarnya api di tanah Hijaz.keluar nya
api dari perut bumi merupakan tanda-tanda kiamat kubra atau kiamat
besar. tetapi tentu saja rahasia kiamat ada pada Allah swt.
Hal ini sesuai dengan yang telah di sebutkan dalam Al-Quran surah Al-
A’raf ayat 187 ketika Rasul saw ditanya kapan terjadinya kiamat.
‫ت فِى‬ ْ ‫َّان مُرْ ٰسى َه ۗا قُ ْل ِا َّن َما عِ ْل ُم َها عِ ْندَ َرب ِّۚيْ اَل ي َُجلِّ ْي َها ل َِو ْق ِت َهٓا ِااَّل ه ۘ َُو َثقُ َل‬ َ ‫َّاع ِة اَي‬ َ ‫ك َع ِن الس‬ َ ‫َيسْ ـَٔلُ ْو َن‬
‫ك َحفِيٌّ َع ْن َه ۗا قُ ْل ِا َّن َما عِ ْل ُم َها عِ ْن َد هّٰللا ِ َو ٰلكِنَّ اَ ْك َث َر‬ َ ‫ض اَل َتْأ ِت ْي ُك ْم ِااَّل َب ْغ َت ًة ۗ َيسْ ـَٔلُ ْو َن‬
َ ‫ك َكا َ َّن‬ ۗ ِ ْ‫ت َوااْل َر‬ ِ ‫الس َّٰم ٰو‬
‫اس اَل َيعْ َلم ُْو َن‬ ِ ‫ال َّن‬
Artinya: Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat,
“Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang
Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat
menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat
(huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan
datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu
seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad),
“Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Selain itu, ketidakpastian tanda-tanda kiamat yang ada dalam hadits


Rasul SAW ini hanya sebagai penguat bahwa kiamat memang ada,tetapi
tidak akan disebutkan kapan terjadi.
Semuanya ini bertujuan agar orang Mukmin senantiasa beribadah kapan
dan di mana saja tanpa mengenal waktu.Jika kiamat dan tanda-tandanya
sudah jelas, maka setiap orang akan meremehkan ibadahnya dan hanya
beribadah ketika mendekati kiamat.
DAFTAR PUSTAKA

Beberapa materi kami dapatkan dari :

1. https://almanhaj.or.id/703-pasal-kesembilan-tempat-
keluarnya-api-cara-api-tersebut-mengumpulkan-
manusia.html
2. https://www.republika.co.id/berita/qk137c335/api-di-
tanah-hijaz-jadi-tanda-kiamat
3. https://www.republika.co.id/berita/qht5r2320/api-
kiamat-muncul-dari-yaman-dan-3-cara-manusia-digiring

Anda mungkin juga menyukai