Anda di halaman 1dari 14

Salah satu hadits sahih yang berkaitan dengan kiamat (as-sāʽah) yang pasti adalah hadits yang

diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Sahihnya dan juga diriwayatkan oleh beberapa perawi hadits
serta diakui oleh para ulama adalah hadits berikut. َ‫اح ععلعنيِنه عوعسلطعم ععلعنيِعنا‬ ‫صطلىَّ ط‬ ‫ي عقاَعل اططلععع النطبنيي ع‬ ‫ععنن ححعذنيفعةع نبنن أعنسيِدد انلنغعفاَنر ي‬
‫ت فععذعكعر اليدعخاَعن عوالطدطجاَعل عوالطدابطةع عوطححلوُعع الطشنم ن‬
‫س‬ ‫عونعنححن نعتععذاعكحر فععقاَعل عماَ تععذاعكحروعن عقاَحلوُا نعنذحكحر الطساَععةع عقاَعل إننطعهاَ لعنن تعحقوُعم عحطتىَّ تععرنوعن قعنبلععهاَ ععنشعر آعياَ د‬
‫ف بنعجنزيعرنة‬ ‫ب عوعخنس ف‬ ‫ف نباَنلعمنغنر ن‬
‫ق عوعخنس ف‬ ‫ف نباَنلعمنشنر ن‬ ‫ف عخنس ف‬ ‫اح ععلعنيِنه عوعسلطعم عويعأ عحجوُعج عوعمأنحجوُعج عوثععلثعةع حخحسوُ د‬ ‫صطلىَّ ط‬‫نمنن عمنغنربنعهاَ عونححزوعل نعيِعسىَّ انبنن عمنريععم ع‬
‫س إنعلىَّ عمنحعشنرنهنم‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫ك عناَفر تعنخحرحج نمنن اليِععمنن تعطحرحد الطناَ ع‬ ‫ب عوآنخحر عذلن ع‬ ‫ن‬
‫ العععر ن‬Artinya, “Dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari berkata,
Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang
kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi
sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang
(ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya'juj dan Ma'juj, tiga gerhana;
gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari
Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Lihat Abul Husain Muslim bin Hajjaj
bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jāmi’us Ṣaḥīḥ, [Beirut, Dārul Afaq Al-Jadidah: tanpa tahun], juz VIII, halaman
178). Tanda-tanda kiamat dalam hadits ini disebut sebagai tanda-tanda kiamat kubra (hari akhir). Ada
sepuluh tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits ini. Namun yang disebutkan dalam hadits tersebut
hanya ada delapan: Pertama, Munculnya kabut (dukhan) Kedua, Munculnya Dajjal Ketiga, Munculnya
Dabbah Keempat, Terbitnya matahari dari barat. Kelima, Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj Keenam, Munculnya
Isa bin Maryam; Ketujuh, Adanya tiga gerhana, di timur; Kedelapan, gerhana di barat; Kesembilan,
gerhana di jazirah Arab. Kesepuluh, adanya api yang muncul dari Yaman kemudian menggiring manusia
menuju tempat berkumpul. Al-Qurthubi menyebutkan bahwa ada hadits lain yang menyebutkan tanda-
tanda tersebut secara berurutan, yakni hadits Muslim dari Hudzaifah dalam riwayat yang berbeda, yang
menyebutkan bahwa tanda yang pertama kali muncul adalah tiga gerhana. Oleh Al-Qurthubi, kejadian ini
sudah pernah terjadi di masa Rasul SAW. Sedangkan tanda-tanda setelahnya masih banyak
diperdebatkan urutannya. (Lihat Muhammad Syamsul Haq Abadi, ʽAunul Maʽbūd Syarh Abū Dawud,
[Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyah: 1415 H], juz XI, halaman 290-291). Oleh karena itu, simpulan dari kajian
hadits-hadits terkait tanda-tanda kiamat ini adalah tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam hadits
sifatnya hanya prediksi Rasul SAW. Bahkan kepastian urutannya pun masih diperdebatkan. Begitu juga
waktu kejadiannya. Ada yang menyebut bahwa sebagian sudah terjadi ada juga yang menyebutnya
belum terjadi, bahkan perdebatan ini sudah terjadi pada masa sahabat. Jika ada kejadian di masa
sekarang yang sesuai dengan tanda-tanda kiamat yang disebutkan dalam berbagai hadits tersebut,
belum tentu itu menjadi tanda yang pasti. Bisa juga kejadian yang sama akan terjadi di masa mendatang
karena Rasul sendiri tidak mengetahui kapan tanda-tanda tersebut terjadi. Hal ini sesuai dengan yang
telah disebutkan oleh Al-Quran Surat Al-Aʽrāf ayat 187 ketika Rasul SAW ditanya kapan terjadinya kiamat.
ُ‫ك ععنن الطساَععنة أعطياَعن حمنرعساَعهاَ ۖ قحنل إننطعماَ نعنلحمعهاَ نعنعد عريبي ۖ عل يحعجيليِعهاَ لنعوُنقتنعهاَ إنطل هحعو‬ ‫ ۚ يعنسأ عحلوُنع ع‬Artinya, “Mereka menanyakan kepadamu
tentang kiamat, ‘Bilakah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sungguh pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada
sisi Tuhanku. Tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.’” Fakhruddin
Ar-Razi menyebutkan bahwa salah satu hikmah tidak diketahuinya waktu terjadinya kiamat adalah agar
manusia tetap beribadah dan mencegah diri dari perbuatan maksiat tanpa memperhatikan kapan
terjadinya kiamat.
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/103666/ini-urutan-peristiwa-tanda-tanda-kiamat

Konten adalah milik dan hak cipta www.islam.nu.or.id

Imam Mahdi bukanlah sebuah nama, melainkan gelar. Yang mana “Imam” berarti pemimpin dan
“Mahdi” berarti orang yang memperoleh petunjuk. Dalam arti beliau adalah seseorang yang baik
agamanya dan menjadi pemimpin bagi umat muslim di akhir zaman.

Nah, berikut ini tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi berdasarkan dalil-dalil agama:

Muncul di akhir zaman, saat tampak kerusakan di bumi

Imam Mahdi tidak akan muncul hingga menjelang kiamat. Kiamat sendiri adalah rahasia Allah Ta’ala.
Tidak ada seorangpun yang tahu kapan datangnya kiamat. Tapi dijelaskan dalam dalil bahwa mendekati
kiamat bumi mengalami kerusakan. Ini bisa berarti bencana alam yang terjadi terus-menerus, seperti
longsor, banjir, gempa bumi, gunung meletus dan sebagainya. Selain itu umat manusia juga melakukan
perselisihan dan peperangan tanpa henti. Nah, disaat demikianlah Imam Mahdi akan muncul.

“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak
terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan
kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR.
Ahmad)

Kondisi umat islam terasing

Pada akhir zaman kondisi umat islam menjadi terasing kembali, sama seperti saat pertama kali
muncul.Pada saat islam mulai pudar inilah Imam Mahdi akan datang menyelematkan umat manusia
menuju jalan kebenaran.

Kemunculan bintang berekor

Salah satu tanda-tanda kiamat sudah dekat adalah kemunculan bintang berekor. Dan apabila ini sudah
terjadi dengan diikuti tanda lainnya, maka kemungkinan Imam Mahdi juga akan segera datang.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Abdullah bin Abu Malikah, ia berkata: “Pada suatu pagi saya pergi
kepada Ibnu Abbas. Maka ia berkata: “Malam tadi aku tidak dapat tidur sampai pagi.” aku bertanya: Apa
sebabnya.” Beliau menjawab: “Karena orang-orang berkata bahwa bintang berekor sudah terbit, maka
saya cemas akan kedatangan asap (dukhan) yang sudah mengetuk pintu, sehingga saya tidak dapat tidur
sampai pagi”.

Kondisi sungai eufrat mengering

Dalam suatu riwayat Muslim dijelaskan bahwa tanda menjelang kiamat menurut Islam adalah kondisi
sungai eufrat mengering dan peperangan terjadi dimana-mana.

“Sudah dekat suatu masa di mana sungai Eufrat akan menjadi surut airnya lalu ternampak
perbendaharaan daripada emas, maka barang siapa yang hadir di situ janganlah ia mengambil sesuatu
pun daripada harta itu.” (HR Bukhari dan Muslim).

Imam Mahdi memiliki nama seperti Rasulullah

Seperti yang dijelaskan dalam hadist shahih bahwa salah satu ciri Imam Mahdi adalah beliau memiliki
nama seperti nama Rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam.

“Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya
seorang lelaki dari ahli baitku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku
(Muhammad bin Abdullah) . Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana
sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR. Abu Dawud)

Imam Mahdi adalah orang Arab

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadist bahwa Imam Mahdi datang dari Negara Arab, dan
beliau adalah keturunan anak cucu Nabi Muhammad shalla llahu ‘alaihi wa sallam.
“Al-Mahdi berasal dari umatku, dari keturunan anak cucuku.” (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-
Hakim).

Fisik Imam Mahdi berkening lebar dan hidung mancung

“Al-Mahdi berasal dari umatku, berkening lebar, berhidung panjang dan mancung. Ia akan memenuhi
bumi ini dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi ini) sebelum itu dipenuhi oleh
kezhaliman dan kesemena-menaan, dan ia (umur kekhalifahan) berumur tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud
dan al-Hakim) ”

Imam Mahdi keturunan Rasul

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Imam Mahdi bernama Muhammad bin Abdullah Al Alawi Al Fatimi Al
Hasani.” (Al Fitan wa Malahim: 29). Yang mana disimpulkan oleh As Samhudi bahwa Imam Mahdi adalah
keturunan Fatimah.

Dalam hadist disebutkan: “Imam Mahdi dari keluargaku dari putra fatimah.” (HR.Abu Dawud). Ini berarti
Imam Mahdi bisa berasal dari keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib yang merupakan putra Fatimah Az-
Zahra dengan Ali bin Abi Thalib.

Imam Mahdi muncul di Madinah setelah kematian seorang pemimpin

Dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa Imam Mahdi akan muncul di Madinah setelah perselisihan yang
terjadi akibat kematian seorang pemimpin.

Dari Ummu Salamah R.A menceritakan: “Akan terjadi suatu perselisihan ketika wafatnya seorang
khalifah. Kemudian, seseorang dari penduduk Madinah akan melarikan diri ke Mekkah. Orang-orang
Makkah pun mendatanginya dan membawanya keluar, sedangkan ia tidak menyukainya, lalu
membaiatnya di antara rukn dan maqām”.

Imam Mahdi muncul membawa harta kekayaan berlimpah


“Pada akhir zaman akan muncul seorang khalifah yang berasal dari umatku, yang akan melimpahkan
harta kekayaan selimpah-limpahnya. Dan ia sama sekali tidak akan menghitung-hitungnya.” (HR. Muslim
dan Ahmad)

Berjuang membangkitkan agama Islam

Tanda-tanda kedatangan Imam Mahdi selanjutnya adalah hadirnya sosok yang menegakan agama islam.
Menurut Rasulullah shalla llahu ‘alaihi wa sallam, Imam Mahdi datang dengan membawa petunjuk yang
lurus. Beliau memerangi kemungkaran dan berusaha membawa umat muslim dari kegelapan menuju
cahaya.

Dibai’at oleh penduduk Mekkah secara paksa di depan Ka’bah

“Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari
penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang
dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara
Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari
penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara
Mekkah dan Madinah.” (HR Abu Dawud).

Imam Mahdi muncul selama 7 tahun, 8 tahun atau 9 tahun

“Sungguh, bumi ini akan dipenuhi oleh kezhaliman dan kesemena-menaan. Dan apabila kezhaliman serta
kesemena-menaan itu telah penuh, maka Allah SWT akan mengutus seorang laki-laki yang berasal dari
umatku, namanya seperti namaku, dan nama bapaknya seperti nama bapakku. Maka ia akan memenuhi
bumi dengan keadilan dan kemakmuran, sebagaimana ia (bumi) telah dipenuhi sebelum itu oleh
kezhaliman dan kesemena-menaan. Di waktu itu langit tidak akan menahan setetes pun dari tetesan
airnya, dan bumi pun tidak akan menahan sedikit pun dari tanaman-tanamannya. Maka ia akan hidup
bersama kamu selama 7 tahun, atau 8 tahun, atau 9 tahun.” (HR. Thabrani).

Datang Setelah kemunculan Dajjal

Dalam beberapa riwayat menceritakan bahwa Imam Mahdi muncul setelah bumi kedatangan Dajjal.
Dajjal adalah manusia dari turunan Adam A.S. yang memiliki kekuatan luar biasa. Ia berjalan ke seluruh
penjuru bumi untuk menebarkan fitnah, kecuali kota Mekkah dan Madinan yang tidak bisa ia masuki.
Sebuah hadist menjelaskan bahwa Dajjal keluar dari kawasan Iran Timur.
Diikuti turunnya Nabi Isa A.S

Kemunculan Imam Mahdi di bumi nantinya akan diikuti oleh turunnya Nabi Isa As dari langit. Keduanya
akan berperang menghancurkan kedzaliman dan melawan Dajjal. Lalu Allah Ta’ala menjajinkan
kemenangan terhadap mereka.

“Kalian perangi jazirah Arab dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian Persia (Iran), dan Allah beri
kalian kemenangan. Kemudian kalian perangi Rum, dan Allah beri kalian kemenangan. Kemudian kalian
perangi Dajjal,dan Allah beri kalian kemenangan.” (HR Muslim).

Setelah wafatnya Dajjal, umat islam menjadi semakin kuat. Mereka membunuh orang-orang musyrik dan
para Yahudi. Namun setelah itu, muncullah tentara Ya’juj dan Ma’juj yang jumlahnya sangat banyak dan
tidak terkalahkan. Allah Ta’ala memerintahkan Nabi Isa A.S untuk bersembunyi membawa umat muslim
menuju gunung At-Thur di Palestina. Sementara Ya’juj dan Ma’juj terus membuat kerusakan hingga
akhirnya dimatikan oleh Allah lewat penyebaran penyakit dari hama serangga.

Wallahu A’lam Bishawab. https://dalamislam.com/dasar-islam/tanda-tanda-kedatangan-imam-mahdi

، َ‫ عولعنكنن عجعمنعتححكنم نلعطن تعنميِمما‬، ‫ان عماَ عجعمنعتححكنم لنعرنغبعدة عوعل لنعرنهبعدة‬
‫ ” إنيني عو ط‬: ‫ عقاَعل‬، ‫اح عوعرحسوُلحهح أعنعلعحم‬ ‫ ط‬: ‫ عقاَحلوُا‬، ” ‫ ” أعتعندحروعن لنعم عجعمنعتححكنم ؟‬: ‫ثحطم عقاَعل‬
‫ح‬ ‫ق الطنذي حكنن ح‬ ‫ع‬
‫ح الطدطجاَنل‬‫ت أعحيدثححكنم ععنن عمنسيِ ن‬ ‫ عوعحطدثعنني عحنديمثاَ عوافع ع‬، ‫ فععجاَعء فععباَيععع عوأنسلععم‬، َ‫صعراننمييِا‬
‫ي عكاَعن عرحجمل نع ن‬
‫ الطدانر ط‬،

Selanjutnya baginda bersabda: Adakah kamu semua mengetahui sebab aku mengumpulkan kamu?
Mereka menjawab: Hanya Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. Baginda bersabda: Sesungguhnya
aku, demi Allah tidak mengumpulkan kamu semua bukan kerana ada pengharapan ataupun ketakutan.
Akan tetapi aku mengumpulkan kamu adalah kerana Tamim ad-Dari, yang dahulunya seorang Nasrani,
datang untuk memeluk Islam. Dia menceritakan kepadaku seperti apa yang telah aku sampaikan kepada
kamu tentang Dajjal.

َّ‫ ثحطم أعنرفعحئوُا إنعلىَّ عجنزيعردة نفي انلبعنحنر عحطتى‬، ‫ب بننهحم انلعمنوُحج عشنهمرا نفي انلبعنحنر‬ ‫ فعلعنع ع‬، ‫ب نفي عسنفيِنعدة بعنحنريطدة عمعع ثععلنثيِعن عرحجمل نمنن لعنخدم عوحجعذاعم‬ ‫عحطدثعنني أعنطهح عرنك ع‬
، ‫ب عكنثيِحر الطشععنر عل يعندحروعن عماَ قحبحلحهح نمنن حدبحنرنه نمنن عكنثعرنة الطشععنر‬ ‫ فعلعقنيِعنتهحنم عدابطةف أعنهلع ح‬، ‫ فععدعخحلوُا انلعجنزيعرةع‬، ‫ب الطسنفيِنعنة‬
‫ فععجلعحسوُا نفي أعنقحر ن‬، ‫س‬ ‫ب الطشنم ن‬ ‫عمنغنر ن‬
‫ أعييعهاَ انلقعنوُحم انن ع‬: ‫ت‬
‫ فعإ ننطهح إنعلىَّ عخبعنرحكنم‬، ‫طلنحقوُا إنعلىَّ هععذا الطرحجنل نفي الطدنينر‬ ‫ عقاَلع ن‬، ‫ عوعماَ انلعجطساَعسةح ؟‬: ‫ عقاَحلوُا‬، ‫ أععناَ انلعجطساَعسةح‬: ‫ت‬ ‫ك عماَ أعنن ن‬
‫ فععقاَلع ن‬، ‫ت ؟‬ ‫ عونيلع ن‬: ‫فععقاَحلوُا‬
‫ فعنرنقعناَ نمننعهاَ أعنن تعحكوُعن عشنيِ ع‬، ‫ت لععناَ عرحجمل‬
‫طاَنعةم‬ ‫ لعطماَ عسطم ن‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ق‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ نباَلشعوُا ن‬،‫ن‬

Dia menceritakan kepadaku bahawa dia mengemudi sebuah perahu bersama 30 orang dari Lakhm dan
Judzam. Mereka dipermainkan ombak selama sebulan di laut. Lalu mereka berlabuh menuju ke suatu
pulau di laut itu sampai terbenam matahari. Mereka dudukduduk di pantai dekat perahu. LaIu mereka
naik ke pulau itu. Maka mereka didatangi seekor binatang yang banyak bulunya yang mereka tidak dapat
membezakan mana bahagian depan dan mana bahagian belakangnya. Mereka berkata: Celaka kau,
apakah kamu ini ? Binatang itu menjawab. ‘Aku adalah Al-Jassasah(mata-mata/perisik). Mereka
bertanya: Mata-mata apa Dia menjawab: Wahai kalian, pergilah kepada orang yang berada di dalam gua,
kerana dia merindukan berita kamu. Tamim ad-Dari berkata: Ketika binatang itu menyebutkan nama
seseorang, kami meninggalkannya kerana mungkin dia adalah syaitan betina.

‫ عوأععشيدهح نوعثاَمقاَ عمنجحموُععةف يععداهح إنعلىَّ حعنحقننه عماَ بعنيِعن حرنكبعتعنيِنه إنعلىَّ عكنعبعنيِنه‬، َ‫ط عخنلمقا‬ ‫ظحم إنننعساَدن عرأعنيعناَهح قع ي‬ ‫ فعإ نعذا نفيِنه أعنع ع‬، ‫طلعنقعناَ نسعرامعاَ عحطتىَّ عدعخنلعناَ الطدنيعر‬
‫ عفاَنن ع‬: ‫عقاَعل‬
، ‫ب عرنكنبعناَ نفي عسنفيِنعدة بعنحنريطدة‬ ‫ن‬
‫س نمعن العععر ن‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ع‬
‫ نعنححن أعناَ ف‬: ‫ قاَلوُا‬، ‫ فأخبنحرونني عماَ أنتنم ؟‬، ‫ قند قعدنرتنم ععلىَّ عخبعنري‬: ‫ قاَعل‬، ‫ت ؟‬ ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ك عماَ أن ع‬‫ عونيل ع‬: َ‫ قلعنا‬، ‫نباَنلعحنديند‬
‫ع‬ ‫ن‬ ‫ح‬
‫ب عكنثيِحر‬ ‫ فعلعقنيِعنتعناَ عدابطةف أعنهلع ح‬، ‫ فععجلعنسعناَ نفي أعنقحربنعهاَ فععدعخنلعناَ انلعجنزيعرةع‬، ‫ك هعنذنه‬ ‫ن‬
‫ ثحطم أعنرفعأعناَ إنعلىَّ عجنزيعرتن ع‬، ‫ب بنعناَ انلعمنوُحج عشنهمرا‬ ‫ فعلعنع ع‬، ‫صاَعدنفعناَ انلبعنحعر نحيِعن انغتعلععم‬‫فع ع‬
َّ‫ انعنمحدوا إنعلى‬: ‫ت‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ عقاَلع ن‬، ‫ عوعماَ العجطساَعسة ؟‬: َ‫ قلعنا‬، ‫ أعناَ العجطساَعسة‬: ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ فععقاَلع ن‬، ‫ت ؟‬ ‫ع‬
‫ك عماَ أنن ن‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ح‬
‫ عونيلع ن‬: َ‫ فعقلعنا‬، ‫الطشععنر عل يحندعرىَ عماَ قبحلهح نمنن حدبحنرنه نمنن عكثعرنة الطشععنر‬
‫طاَنعةم‬ ‫ عولعنم نعأنعمنن أعنن تعحكوُعن عشنيِ ع‬، َ‫ك نسعرامعاَ عوفعنزنععناَ نمننعها‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ فأقبعلناَ إنلنيِ ع‬، ‫ق‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ن‬
‫ فعإ ننطهح إنعلىَّ عخبعنركنم نباَلشعوُا ن‬، ‫ هععذا الطرحجنل نفي الطدنينر‬،
‫ح‬

Selanjutnya dia berkata: Lalu kami berangkat segera hingga memasuki gua. Tiba-tiba di dalamnya ada
seorang manusia yang yang pernah kami lihat. Dia diikat dengan rantai yang kuat. Kedua tangan dan
lehernya disatukan, lutut hingga kedua mata kakinya diikat dengan besi. Kami berkata: Celaka kamu,
kamu ini siapa? Dia menjawab: Sesungguhnya kamu telah mengetahui tentang ku, kini beritahukan
kepadaku, siapakah kamu semua ini ? Mereka menjawab: Kami adalah manusia daripada bangsa Arab.
Kami menaiki perahu lalu dihentam gelombang laut besar dan ombak mempermainkan kami selama
sebulan. Kemudian kami berlabuh di pulau mu ini. Kami duduk di tepi pantainya dan kami masuk ke
dalam pulau ini. Kami didatangi seekor binatang yang berbulu lebat sehingga tidak diketahui mana
bahagian muka dan mana bahagian belakangnya. Kami bertanya: Celaka kamu, siapakah kamu ini? Dia
menjawab: Saya adalah mata-mata. Kami bertanya: Mata-mata apa? Dia menjawab: Pergilah kepada
orang yang berada di gua ini kerana dia sangat rindu kepada berita kamu. Maka kami pun segera datang
kepada kamu. Kami takut pada binatang itu dan kami takut ia adalah syaitan betina.

‫ك أعنن‬ ‫ أععماَ إننطهح حيوُنش ح‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ نعععنم‬: ‫ قحنلعناَ لعهح‬، ‫ أعنسأ علححكنم ععنن نعنخلنعهاَ هعنل يحنثنمحر ؟‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ي عشأنننعهاَ تعنستعنخبنحر ؟‬
‫ ععنن أع ي‬: َ‫ قحنلعنا‬، ‫ أعنخبنحرونني ععنن نعنخنل بعنيِعساَعن ؟‬: ‫فععقاَعل‬
‫ أععماَ إنطن‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ نهعي عكنثيِعرةح انلعماَنء‬: ‫ عقاَحلوُا‬، ‫ هعنل نفيِعهاَ عماَفء ؟‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ي عشأننعهاَ تعنستعنخبنحر ؟‬ ‫ن‬ ‫ ععنن أع ي‬: َ‫ قحنلعنا‬، ‫ أعنخبنحرونني ععنن بحعحنيِعرنة الططبعنريطنة ؟‬: ‫ عقاَعل‬، ‫عل تحنثنمعر ؟‬
‫ح‬ ‫ع‬
‫ع أنهلعهاَ بنعماَنء‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫ هعنل نفي الععنيِنن عماَفء عوهعنل يعزعر ح‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ي عشأننعهاَ تعنستعخبنحر ؟‬ ‫ن‬ ‫ ععنن أ ي‬: ‫ عقاَلوُا‬، ‫ أعنخبنحرونني ععنن ععنيِنن حزعغعر ؟‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ب ؟‬
‫ع‬ ‫ح‬ ‫ك أعنن يعنذهع ع‬
‫عماَعءعهاَ حيوُنش ح‬
َ‫ نهعي عكنثيِعرةح انلعماَنء عوأعنهلحعهاَ يعنزعرحعوُعن نمنن عماَئنعها‬، ‫ نعععنم‬: ‫ قحنلعناَ لعهح‬، ‫ انلععنيِنن ؟‬،

Orang itu berkata: Ceritakan kepadaku tentang kurma Baisan. Kami menjawab: Tentang apa yang engkau
mahu tahu? Makhluk itu berkata: Aku ingin bertanya kepada kamu adakah kurmanya berbuah?. Kami
menjawab kepadanya: Ya. Lalu dia berkata: Akan tetapi pohon kurma itu hampir tidak akan berbuah. Lalu
dia berkata lagi: Ceritakan kepadaku tentang Tasek Thabariyyah. Kami pun bertanya: Tentang apa yang
ingin kau tahu? Makhluk itu bertanya: Adakah tasik itu masih berair. Mereka menjawab: Ya Tasik itu
masih banyak airnya. Dia berkata: Sesungguhnya air tasik itu hampir habis. Dia berkata: Ceritakan
kepadaku tentang mata air Zughar. Mereka bertanya: Mengenai apa yang engkau mahu tahu? Dia
bertanya: Adakah mata air itu masih memancarkan air? Adakah penduduknya masih bercucuk tanam
dan mata air itu?. Kami menjawab: Ya. Ia masih berair dan penduduknya masih bercucuk tanam
menggunakan airnya.

، ‫صنععع بننهنم‬
‫ف ع‬ ‫ عكنيِ ع‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ نعععنم‬: َ‫ قحنلعنا‬، ‫ب ؟‬ ‫ قعند عخعرعج نمنن عمطكةع عونععزعل يعنثنر ع‬: ‫ عقاَحلوُا‬، ‫ أعنخبنحرونني ععنن نعبنيي انلحيمييِيِعن عماَ فععععل ؟‬: ‫عقاَعل‬
‫ أععقاَتعلعهح انلعععر ح‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ب‬
‫ عوإنيني‬، ‫ك عخنيِفر لعهحنم أعنن يحنطيِحعوُهح‬‫ أععماَ إنطن عذا ع‬: ‫ عقاَعل‬، ‫ نعععنم‬: َ‫ قحنلعنا‬، ‫ك ؟‬ ‫ب عوأع ع‬
‫ قعند عكاَعن عذلن ع‬: ‫ عقاَعل لعهحنم‬، ‫طاَحعوُهح‬ ‫ظهععر عععلىَّ عمنن يعنليِنه نمعن انلعععر ن‬
‫فعأ عنخبعنرعناَهح أعنطهح قعند ع‬
‫ن‬ ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ عوإنيني أونش ح‬، ‫ حمنخبنحرحكنم ععيني إنيني أعناَ العمنسيِحح‬،
‫ك أنن يحنؤعذعن نلي نفي الحخحرو ن‬
‫ج‬
Dia bertanya lagi: Terangkan kepadaku tentang nabi yang diutus kepada orang-orang buta huruf, apa
yang dilakukannya?. Mereka menjawab: Dia telah keluar dari Mekah menuju ke Yathrib. Dia bertanya:
Adakah orang-orang Arab memeranginya?. Kami menjawab: Ya. Dia bertanya: Bagaimana caranya dia
melayan mereka? Lalu kami menceritakan kepadanya bahawa baginda telah menundukkan orang-orang
Arab terdekatnya, sehingga mereka mengikutinya. Dia bertanya: Benarkah begitu? Kami menjawab: Ya.
Dia pun berkata: Adapun, adalah lebih elok mereka mentaatinya. Sesungguhnya aku akan memberitahu
kepada kamu mengenai diriku. Aku ini adalah aI-Masih. Aku hampir akan diizinkan keluar.

‫ت أعنن أعندحخعل‬ ‫ حكلطعماَ أععرند ح‬، َ‫ي نكنلعتاَهحعما‬‫ عوطعنيِبعةع فعهحعماَ حمعحطرعمعتاَنن ععلع ط‬، ‫طتحعهاَ نفي أعنربعنعيِعن لعنيِلعةم عغنيِعر عمطكةع‬ ‫ فععل أععدعع قعنريعةم إنطل هعبع ن‬، ‫ض‬ ‫فعأ عنخحرعج فعأ عنسيِعر نفي انلعنر ن‬
َّ‫صطلى‬
‫ان ع‬ ‫ عقاَعل عرحسوُحل ط‬: ‫ت‬ ‫ عقاَلع ن‬، َ‫ب نمننعهاَ عمعلئنعكةم يعنححرحسوُنععها‬ ‫ عوإنطن عععلىَّ حكيل نعنق د‬، َ‫صيدنني ععننعها‬ ‫صنلمتاَ يع ح‬
‫ف ع‬ ‫عوانحعدةم أعنو عوانحمدا نمننهحعماَ انستعنقبعلعنني عملع ف‬
‫ك بنيِعندنه الطسنيِ ح‬
‫ نعععنم‬: ‫س‬‫ فععقاَعل الطناَ ح‬، ‫ك ؟‬ ‫ن‬
‫ت عحطدثتححكنم عذلن ع‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ح‬
‫ أعل هعنل حكنن ح‬، ‫طنيِبعة يعنعنني العمندينعةع‬ ‫ح‬
‫ هعنذنه ع‬، ‫طنيِبعة‬ ‫ح‬
‫ هعنذنه ع‬، ‫طنيِبعة‬ ‫ن‬
‫ هعنذنه ع‬، ‫صعرتننه نفي النمننبعنر‬ ‫طعععن بننمنخ ع‬ ‫ عو ع‬: ‫اح ععلعنيِنه عوعسلطعم‬‫ط‬
‫ن‬
َ‫ق عما‬‫ عل بعنل نمنن قنبعنل انلعمنشنر ن‬، ‫ أععل إننطهح نفي بعنحنر الطشأنم أعنو بعنحنر انليِععمنن‬، ‫ت أحعحيدثححكنم ععننهح عوععنن انلعمندينعنة عوعمطكةع‬ ‫ق الطنذي حكنن ح‬ ‫ث تعنميِدم أعنطهح عوافع ع‬‫ فعإ ننطهح أعنععجبعنني عحندي ح‬،
‫اح ععلعنيِنه عوعسلطعم‬‫صطلىَّ ط‬ ‫ان ع‬ ‫ت هععذا نمنن عرحسوُنل ط‬ ‫ فععحفن ن‬: ‫ت‬
‫ظ ح‬ ‫ عقاَلع ن‬، ” ‫ق‬ ‫ عماَ هحعوُ عوأعنوعمأ ع بنيِعندنه إنعلىَّ انلعمنشنر ن‬، ‫ق‬ ‫ عماَ هحعوُ نمنن قنبعنل انلعمنشنر ن‬، ‫ق‬ ‫هحعوُ نمنن قنبعنل انلعمنشنر ن‬

Maka aku akan keluar. Lalu aku akan berjalan di muka bumi. Aku tidak melalui sesuatu kampung
melainkan aku tinggal selama 40 malam kecuali kola Mekah dan Thaibah (Madinah). Kedua kota itu
diharamkan ke atasku. Setiap kali aku mahu memasuki salah satu kota itu, aku dihadang oleh malaikat
yang memegang pedang untuk memenggalku. Di setiap pintu masuk kedua kota itu dijaga oleh para
malaikat. Fatimah berkata: Sambil memukulkan tongkatnya pada mimbar, Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: lni adalah Thaibah, ini adalah Thaibah, ini adalah Thaibah yakni kota Madinah.
Adakah hal ini telah aku sampaikan kepada kamu? Orang ramai menjawab : Benar. Nabi Muhammad
sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Aku berasa takjub dengan cerita Tamim ad-Dari. Sungguh cerita
Tamim itu sesuai dengan apa yang telah aku sampaikan kepada kamu, juga mengenai kota Mekah dan
Madinah. Ketahuilah sesungguhnya Dajjal itu berada di lautan Syam atau di lautan Yaman, bukan dari
arah timur, bukan dari arah timur, bukan dari arah timur. Baginda mengisyaratkan dengan tangannya ke
arah timur. Selanjutnya Fatimah berkata: Maka aku menghafaz hadis ini daripada Rasulullah sallallahu
‘alaihi wasallam.

[Sahih Muslim, Kitab al-Fitan, hadis no: 2942]

https://dakwahsalaf.com/2017/09/06/kisah-tamim-ad-dari-bertemu-dengan-dajjal-di-sebuah-pulau/

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ عوأعنن يعنكعرهع أعنن يعحعنوُعد نفـُي‬،‫ل‬


‫ب انلعمنرعء عل يحنحيبهح إنطل ن ن‬
‫ب إنلعنيِنه نمطماَ نسعوُاهحعماَ عوأعنن يحـُنح ط‬
‫ عمنن عكاَعن اح عوعرحسنوُلحهح أععح ط‬،‫ث عمنن حكطن فننيِنه عوعجعد بننهطن عحعلعوةع ا ن نلنيعماَنن‬
‫ثععل ف‬
‫ط‬
‫ف نفـُي الناَنر‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ح‬
‫ عكعماَ يعكعرهح أنن يحقعذ ع‬،‫الكفنر بعنععد أنن أنقععذهح اح نمنحه‬. ‫ن‬

“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang, maka ia akan mendapatkan
manisnya iman, yaitu (1) barangsiapa yang Allâh dan Rasûl-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2)
apabila ia mencintai seseorang, ia hanya mencintainya karena Allâh. (3) Ia benci untuk kembali kepada
kekufuran setelah Allâh menyelamatkannya sebagaimana ia benci untuk dilemparkan ke dalam Neraka.”

https://mengembangkandiri.com/2019/04/29/mereka-yang-merasakan-manisnya-iman/

Radio Rodja 756 AM

Telegram Rodja OfficialSYARH RIYAADHUSH SHAALIHIINSerba-serbi Hadits Indah Pilihan – Bagian ke-1 –
Kisah Dajjal, Kisah Ya’juj dan Ma’juj, dan Tanda-Tanda Hari Kiamat Lainnya – Bab 370 – Kitab Riyadhush
Shalihin (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr)

Beranda Download Kajian Syaikh 'Abdurrazzaq bin 'Abdil Muhsin Al-Badr Syarh Riyaadhush Shaalihiin
Serba-serbi Hadits Indah Pilihan – Bagian ke-1 – Kisah Dajjal, Kisah Ya’juj dan Ma’juj, dan Tanda-Tanda
Hari Kiamat Lainnya – Bab 370 – Kitab Riyadhush Shalihin (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil
Muhsin Al-Badr)

By Radio Rodja | Senin, _21 _Juli _2014 / 21 Juli 2014

Ceramah agama dan pengajian Islam dengan pembahasan kitab Riyadhush Shalihin oleh: Syaikh Prof. Dr.
‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr

Penerjemah: Ustadz Musyafa Ad-Dariny, M.A.

Berikut ini merupakan rekaman pengajian kitab Syarah Riyadhush Shalihin yang disiarkan live pada Ahad
sore, 23 Ramadhan 1435 / 21 Juli 2014, pada pukul 17:10-17:50 WIB, di Radio Rodja dan Rodja TV. Pada
pengajian sebelumnya, telah disampaikan mengenai pembahasan Larangan Menyandarkan Nasab
kepada Selain Ayah Kandung hingga Apa yang Seharusnya Diucapkan dan Dilakukan oleh Orang yang
Melakukan Sesuatu yang Dilarang yang merupakan pembahasan dari Bab 367-369, dan pada
pembahasan kali ini Syaikh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdilmuhsin Al-‘Abbad Al-Badr, akan membahas tentang
Serba-serbi Hadits Indah Pilihan (Bagian ke-1) “Kisah Dajjal, Kisah Ya’juj dan Ma’juj, dan Tanda-Tanda
Hari Kiamat Lainnya“, yang merupakan pembahasan dari Bab 370.

Daftar Isi [sembunyikan]

Pembahasan dalam Rekaman Pengajian Kitab Riyadhush Shalihin Ini: Serba-serbi Hadits Indah Pilihan (
‫)كعتاَب المنحثوُعرات عوالحملعحن‬
‫باَب أحاَديث ( ‪Bab ke-370: Kisah Dajjal, Kisah Ya’juj dan Ma’juj, dan Tanda-Tanda Hari Kiamat yang Lainnya‬‬
‫)اليدجاَل وأشراط الساَعة وغيِرهاَ‬

‫‪Dengarkan dan Download Seri Kajian Kitab Syarah Riyadhush Shalihin – Syaikh ‘Abdur Razzaq: Kisah‬‬
‫‪Dajjal, Kisah Ya’juj dan Ma’juj, dan Tanda-Tanda Hari Kiamat Lainnya‬‬

‫‪PEMBAHASAN DALAM REKAMAN PENGAJIAN KITAB RIYADHUSH SHALIHIN INI: SERBA-SERBI HADITS‬‬
‫)كعتاَب المنحثوُعرات عوالحملع ن‬
‫ح( ‪INDAH PILIHAN‬‬

‫( ‪BAB KE-370: KISAH DAJJAL, KISAH YA’JUJ DAN MA’JUJ, DAN TANDA-TANDA HARI KIAMAT YANG LAINNYA‬‬
‫)باَب أحاَديث اليدجاَل وأشراط الساَعة وغيِرهاَ‬

‫‪Dari An-Nawwas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:‬‬

‫ك نفيِعناَ‪،‬‬ ‫ف ذل ن ع‬ ‫طاَئنفعنة النطنخنل‪ ِ.‬فعلعطماَ حرنحعناَ إلعنيِنه‪ ،‬عععر ع‬ ‫ض نفيِنه عوعرفطعع عحطتىَّ ظعنعطناَهح في ع‬ ‫ت عغعدادة‪ ،‬فععخفط ع‬ ‫عذعكعر عرحسوُحل ان – صلىَّ ا عليِه وسلم – الطدطجاَعل عذا ع‬
‫ن‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ع‬
‫ضت نفيِنه عوعرفنعت‪ ،‬عحتىَّ ظنناَهح نفي طاَئنفنة النخنل‪ ،‬فقاَعل‪» :‬غنيِحر الدطجاَنل أخعوُفنني‬ ‫ن‬ ‫ط‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ع‬ ‫ع‬
‫ت الطدطجاَعل الغعداة‪ ،‬فخف ن‬
‫ع‬ ‫ع‬ ‫ا‪ ،‬عذعكنر ع‬ ‫عفقاَعل‪» :‬عماَ عشأننححكنم؟« قحنلعناَ‪ :‬ياَ عرحسوُعل ن‬
‫ططف ععنيِنحهح‬ ‫ب قع ع‬ ‫ت نفيِحكنم‪ ،‬عفاَنمحرفؤ عحجيِحج نعنفنسنه‪ ،‬واح عخنليِعفتي عععلىَّ حكيل حمنسلندم‪ ِ.‬إنطهح عشاَ ب‬ ‫ععلعنيِحكنم‪ ،‬إنن يعنخحرنج عوأعناَ نفيِحكنم‪ ،‬عفأعناَ عحنجيِحجهح حدونعحكنم؛ْ عوإنن يعنخحرنج عولعنس ح‬
‫ث يعنميِمناَ‬ ‫ق‪ ،‬فعععاَ ع‬ ‫ط‬
‫ف؛ْ إنهح عخاَنرفج عخلة بعنيِعن الشاَنم عوالنععرا ن‬ ‫م‬ ‫ط‬ ‫ط‬ ‫طاَفنيِعفة‪ ،‬عكأيني أحعشبيهحهح بععنبند الحعطزىَ بنن قعطعدن‪ ،‬فععمنن أندعرعكهح نمننحكنم‪ ،‬فعنليِعنقعرأ ععلنيِنه عفوُاتنعح حسوُعرنة العكنه ن‬
‫ع‬ ‫ع‬
‫ض؟ قاَل‪» :‬أنربعحعوُعن عيوُمماَ‪ :‬يعنوُفم عكعسنعدة‪ ،‬عويعنوُفم عكعشنهدر‪ ،‬عويعنوُفم عكحجنمععدة‪،‬‬ ‫ا‪ ،‬عوعماَ لحنبثحهح في النر ن‬ ‫ث نشماَمل‪ ،‬عياَ نععباَعد ان عفاَنثبححتوُا« قحنلعناَ‪ :‬عياَ رحسوُعل ن‬ ‫عوععاَ ع‬
‫ا‪ ،‬عوعماَ‬ ‫ن‬
‫صلعةح يعنوُدم؟ عقاَل‪» :‬ل‪ ،‬انقحدحروا لعهح قعندعرحه«‪ ِ.‬قحلعناَ‪ :‬ياَ رسوُعل ن‬ ‫ك اليِعنوُحم النذي عكعسنعدة أتعنكنفيِعناَ نفيِنه ع‬ ‫ط‬ ‫ا‪ ،‬عفذل ع‬ ‫ن‬
‫عوعساَئنحر أطياَنمنه عكأطياَنمحكنم« قحلعناَ‪ :‬عياَ عرحسوُعل ن‬ ‫ع‬
‫ض‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ع‬
‫ث انستعندبععرتهح اليريحح‪ ،‬فعيِأنتي ععلىَّ القنوُنم‪ ،‬فيِندحعوُحهم فحيِؤنمنوُعن بننه عويعنستعنجيِحبوُعن لحه‪ ،‬فعيِأحمحر الطسعماَعء فتنمنطحر‪ ،‬عوالنر ع‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ض؟ قاَل‪» :‬عكاَلعغنيِ ن‬ ‫إنسراحعهح في النر ن‬
‫ف‬ ‫صر ح‬ ‫ع ع‬ ‫ن‬
‫ن‬ ‫يِ‬‫ع‬ ‫ف‬ ‫ه‪،‬‬
‫ح‬ ‫ع‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫قوُ‬ ‫ه‬ ‫ن‬ ‫ن‬
‫يِ‬‫ع‬ ‫ل‬ ‫ع‬
‫ع‬ ‫ن‬
‫ع‬ ‫دو‬‫ي‬ ‫ر‬‫ح‬ ‫يِ‬
‫ن ع‬‫ع‬ ‫ف‬ ‫م‪،‬‬ ‫ح‬ ‫ه‬ ‫عوُ‬ ‫ح‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫يِ‬
‫ع ع‬‫ع‬ ‫ف‬ ‫م‬ ‫وُ‬
‫ن‬ ‫ع‬ ‫ق‬ ‫ال‬ ‫تي‬ ‫يأ‬ ‫م‬
‫ع ح ع ن ع ط ع ن‬ ‫ح‬ ‫ث‬ ‫ر‪،‬‬ ‫ص‬ ‫وُا‬ ‫ع‬
‫خ‬ ‫ه‬‫د‬‫ط‬ ‫م‬ ‫وأ‬ ‫عاَ‪،‬‬ ‫م‬ ‫رو‬ ‫ح‬ ‫ض‬
‫ح‬ ‫ح‬ ‫ه‬ ‫ع‬
‫غ‬ ‫ب‬
‫ع ع‬ ‫ن‬
‫س‬ ‫وأ‬ ‫رىَ‬ ‫م‬ ‫ح‬
‫ذ‬ ‫ت‬‫ن‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫كاَ‬ ‫ع‬ ‫ماَ‬ ‫ل‬ ‫وُ‬‫ط‬‫ن‬
‫ت‪ ،‬فعتعحروحح ععلعنيِنه ن ع ن ع ن ع ع ع‬
‫أ‬ ‫م‬‫ح‬ ‫ه‬ ‫ح‬ ‫ت‬ ‫ح‬ ‫ر‬ ‫ساَ‬ ‫م‬ ‫فعتحننبن ح‬
‫ح‬
‫ب النطنحنل‪ ،‬ثطم يعندحعوُ‬ ‫ك‪ ،‬فعتعنتبعحعهح حكحنوُحزعهاَ عكيِعععاَنسيِ ن‬ ‫ح‬
‫س نبأنيندينهنم عشنيفء نمنن أنمعوُالننهنم‪ ،‬عويعحمير نباَلعخنربعنة‪ ،‬فعيِعقوُحل لععهاَ‪ :‬أنخنرنجي حكحنوُعز ن‬ ‫صبنححوُعن حمنمنحنليِعن لعنيِ ع‬ ‫ععننهحنم‪ ،‬فعيِح ن‬
‫ع‬
‫ك إذ بعععث اح‬ ‫ن‬ ‫ع‬
‫ضعحك‪ ،‬فبعنيِنعماَ هعوُ كذلن ع‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ط‬ ‫ع‬
‫ض‪ ،‬ثطم يعدعوُحه‪ ،‬فيِحقبنحل‪ ،‬عويعتهعلحل عونجهحهح يع ن‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ع‬
‫ف‪ ،‬فيِعقطحعهح نجزلتنيِنن عرنميِعة الغعر ن‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ضنربحهح نباَلطسنيِ ن‬ ‫عرحجمل حمنمتلنئاَ شعباَمباَ فيِع ن‬
‫ع‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ع‬
‫ضمعاَ عكفطنيِنه عععلىَّ أعنجننعحنة عملععكنيِنن‪،‬‬ ‫ق بعنيِعن عمنهحروعدتعنيِنن‪ ،‬عوا ن‬ ‫ي ندعمش ع‬ ‫ضاَنء عشنرقن ط‬ ‫تعععاَعلىَّ العمسيِعح انبعن عمنريععم – صلىَّ ا عليِه وسلم – فعيِعنننزحل نعننعد العمعناَعرنة البعنيِ ع‬
‫ن‬
‫طنرفححه‪ ،‬فعيِعطلحبحهح‬ ‫ث يعننتعنهي ع‬ ‫ت‪ ،‬عونعفعحسهح يعننتعنهي إلىَّ عحيِ ح‬ ‫طعر‪ ،‬عوإنعذا عرفعععهح تععحطدعر نمنهح حجعماَفن عكاَللينؤحلؤ‪ ،‬فعلع يعنحيل لنعكاَفندر يعنجحد نريعح نعفعنسنه إلط عماَ ع‬ ‫طأ ع عرأعسهح قع ع‬ ‫طأ ع‬‫إذا ع‬
‫ح‬
‫صعمهححم اح نمنحه‪ ،‬فعيِعنمعسحح ععنن حوحجوُنهنهنم عويحعحيدثهحنم بنعدعرعجاَتننهنم نفي‬ ‫ب لدد فعيِعقتحلحه‪ ،‬ثطم عيأنتي نعيِعسىَّ – صلىَّ ا عليِه وسلم – عقوُمماَ قعند عع ع‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫عحتىَّ يحندنرعكهح بنعباَ ن‬ ‫ط‬
‫ن‬ ‫ع‬ ‫ع‬
‫ك إذ أنوعحىَّ اح تعععاَلىَّ إلىَّ نعيِعسىَّ – صلىَّ ا عليِه وسلم‪ :‬أني قند أخعرنجت نععباَمدا لي ل يععدانن لعحدد بنقنعتاَلننهنم‪ ،‬فعحيرز نععباَندي إلىَّ‬ ‫ح‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ي‬ ‫ع‬ ‫ن‬ ‫العجنطنة‪ ،‬فعبعنيِنععماَ هحعوُ عكذلن ع‬
‫طعبريطةع فعيِعنشعرحبوُعن عماَ نفيِعهاَ‪ ،‬عويعحمير آنخحرهحنم فعيِعحقوُحلوُعن‪ :‬لعقعند‬ ‫ب يعنننسحلوُعن‪ ،‬فعيِعحمير أوائنلحهحنم عععلىَّ حبحيِعرنة ع‬ ‫ث اح عيأحجوُعج عوعمأحجوُعج عوهحنم نمنن حكيل عحعد د‬ ‫طوُنر‪ ِ.‬عويعنبعع ح‬ ‫ال ي‬
‫س الثطنوُنر لععحندنهنم عخنيِمرا نمنن نمئعنة ديعناَدر لععحندحكحم‬ ‫ن‬
‫صعحاَبحهح عحطتىَّ يعحكوُعن عرأ ح‬ ‫صحر عنبيي ان نعيِعسىَّ – صلىَّ ا عليِه وسلم – وأ ن‬ ‫عكاَعن بهنذنه عمطرةم ماَفء‪ ،‬عويحنح ع‬
‫ف في‬ ‫صعحاَبحهح – رضي ا عنهم – إلىَّ ان تعععاَعلىَّ‪ ،‬فعيِحنرنسحل اح تعععاَعلىَّ ععلعنيِنهحم النطعغ ع‬ ‫ب نعبنيي ان نعيِعسىَّ – صلىَّ ا عليِه وسلم – وأ ن‬ ‫اليِعنوُعم‪ ،‬فعيِعنرعغ ح‬
‫ض‪،‬‬ ‫صعحاَبحهح – رضي ا عنهم – إلىَّ النر ن‬ ‫س عوانحعددة‪ ،‬ثطم يعنهبنط نعبنيي ان نعيِعسىَّ – صلىَّ ا عليِه وسلم – وأ ن‬ ‫ح‬ ‫ح‬ ‫ت نعف د‬ ‫ن‬ ‫صبنححوُعن فعنرعسىَّ عكعمنوُ ن‬ ‫نرعقاَبننهنم‪ ،‬فعيِح ن‬
‫صعحاَبحهح – رضي ا عنهم –‬ ‫ب نعبنيي ان نعيِعسىَّ – صلىَّ ا عليِه وسلم – عوأ ن‬ ‫ح‬
‫ضعع نشنبدر إل عملهح عزهعحمهحنم عونعتعنهحنم‪ ،‬فعيِعنرعغ ح‬ ‫ع‬ ‫ط‬ ‫ض عمنوُ ن‬ ‫فعلع يعنجحدوعن في النر ن‬
‫ا‪ ،‬ثحطم يحنرنسحل اح – عز وجل – عمطعمرا لع يحنكين نمنهح بعنيِتح‬ ‫ع‬ ‫ح‬
‫ت‪ ،‬فتعنحنملهحنم‪ ،‬فتعطعرححهحنم عحيِث شاَعء ح‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ح‬ ‫ع‬ ‫ق البحخ ن‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ع‬ ‫ع‬ ‫ع‬
‫إلىَّ ان تعععاَعلىَّ‪ ،‬فعيِحنرنسحل اح تعععاَلىَّ طنيِمرا كأععناَ ن‬
‫ع‬
‫صاَبعةح نمعن اليرطماَنعنة‪،‬‬ ‫ك‪ ،‬فعيِعنوُعمئندذ عتأحكحل النع ع‬ ‫ك‪ ،‬عوحريدي بععرعكتع ن‬ ‫ض‪ :‬أنننبتي ثععمرت ن‬ ‫ض عحطتىَّ يعنتحرعكعهاَ عكاَلطزلعقعنة‪ ،‬ثحطم يحعقاَحل للنر ن‬ ‫عمعددر عولع عوبعدر‪ ،‬فعيِعنغنسحل النر ع‬
‫س‪ ،‬عواللقعحةع نمعن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫س؛ْ عواللقعحةع نمعن البعقعنر لعتعنكنفي القعنبيِلعةع نمعن الطناَ ن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ك نفي اليرنسنل عحطتىَّ أطن اللقعحةع نمعن انلبننل لعتعنكنفي الفنعئاَعم نمعن الطناَ ن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫عويعنستعنظيلوُعن بنقعنحفنعهاَ‪ ،‬عويحعباَعر ح‬
‫ض حروعح حكيل حمنؤنمدن عوحكيل حمنسلندم؛ْ عويعنبعقىَّ‬ ‫ت آعباَنطنهنم‪ ،‬فعتعنقبن ح‬ ‫ث اح تعععاَعلىَّ ريمحاَ طعيِيبعةم فععتأحخحذهحنم تعنح ع‬ ‫ك إنذ بععع ع‬ ‫س؛ْ فعبعنيِنععماَ هحنم عكعذلن ع‬ ‫العغنعنم لعتعنكنفي الفعنخعذ نمعن الطناَ ن‬
‫س يعتععهاَعرحجوُعن نفيِهاَ تععهاَحرعج الحححمنر‪ ،‬فعععلعنيِنهنم تعحقوُحم الطساَععحة‪ ِ.‬رواه مسلم‬ ‫نشعراحر الطناَ ن‬
sulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu pagi pernah berbicara tentang Dajjal. Dalam ceritanya
terkadang beliau menghinakan Dajjal dan terkadang menjelaskan kedahsyatan fitnah yang
ditimbulkannya sehingga kami seolah-olah mengira Dajjal itu berada di dalam sebagian perkebunan
kurma.”

Setelah kami kembali kepada beliau dan beliau mengetahui bahwa kami mempunyai persoalan, maka
beliau bertanya: “Ada apa dengan kalian?” Kami menjawab: “Wahai Rasulullah, tadi pagi engkau
berbicara tentang Dajjal. Dalam pembicaraan itu, terkadang engkau menghinakan Dajjal dan terkadang
menjelaskan kedahsyatan fitnahnya sehingga kami mengira kalau Dajjal itu berada di sebagian
perkebunan kurma.”

Beliau bersabda: “Bukan Dajjal itu yang paling aku khwatirkan terhadap kallian. Jika dia muncul dan aku
masih berada di antara kalian, tentu aku akan membela kalian untuk menghadapinya. Namun, jika dia
muncul sedang aku sudah tidak bersama kalian, maka setiap orang akan membela diri masing-masing
dan Allah Ta’ala sebagai penggantiku, menjadi pembela setiap muslim. Dajjal adalah seorang pemuda
berambut sangat keriting, matanya hampir keluar. Seakan-akan aku menyerupakan dengan ‘Abdul ‘Uzza
bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian yang bertemu dengannya maka bacakanlah kepadanya
permulaan surat Al-Kahfi. Dia akan muncul di suatu jalan antara Syam dan Irak, lalu dia pergi membuat
kerusakan, ke kanan dan ke kiri. Wahai hamba Allah! Teguhkanlah pendirianmu!”

Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, berapa lama dia tinggal di bumi?”

Baca Juga:

Makruhnya Berbicara dengan Dibuat-buat, Makruhnya Mengucapkan "Diriku Keji", hingga Makruhnya
Mengucapkan "Maa Syaa Allah wa Syaa-a Fulan" - Bab 328-333 - Kitab Riyadhush Shalihin (Syaikh Prof.
Dr. 'Abdur Razzaq bin 'Abdil Muhsin Al-Badr)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, empat puluh hari. Satu hari seperti satu tahun, satu
hari seperti satu bulan, satu hari seperti satu pekan, dan selebihnya seperti hari-hari kamu sekarang.”

Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, ketika sehari seperti setahun, cukuplah bagi kami kalau shalat hanya
sehari?”

Beliau menjawab, “Tidak, tetapi perkirakanlah sebagaimana hari biasanya.”


Kami bertanya, “bagaimana kecepatan Dajjal berjalan di bumi?” Beliau menjawab, “Dajjal berjalan
seperti hujan ditiup angin.” Dia akan mendatangi suatu kaum, lalu diajaknya kaum itu supaya beriman
kepadanya, maka mereka pun beriman dan mematuhi segala perintahnya. Diperintahkannya langit
supaya menurunkan hujan, sehingga turunlah hujan dan diperintahkannya bumi supaya subur sehingga
tumbuhlah tumbuh-tumbuhan. Kemudian (Jika hari sudah petang) ternak-ternak mereka pun pulang ke
kandang dalam keadaan lebih gemuk, berpunuk lebih tinggi, kantung susunya lebih besar, dan perut
lebih lebar (kenyang).”

Setelah itu, didatangi kaum yang lain, lalu diajaknya mereka supaya beriman kepadanya, tetapi mereka
menolak ajakannya, maka dia berlalu dari mereka. Keesokan harinya, daerah kaum itu menjadi gersang,
hujan tidak turun, dan tidak sedikit pun kekayaan mereka tersisa.

Kemudian, dia melewati suatu daerah yang sudah hancur, lalu dia berkata kepada daerah itu:
“Keluarkanlah perbendaharaan kekayaanmu.” Maka keluarlah seluruh kekayaan negeri itu dan kekayaan-
kekayaan itu mengikuti Dajjal seperti raja lebah yang pergi dengan diikuti rakyatnya.

Baca Juga:

Ensiklopedi Larangan dalam Islam: Belajar Agama dengan Tujuan Mendapatkan Bagian dari Dunia dan
Menyimpan Ilmu, Bagian ke-5 - TPP: Adab Menuntut Ilmu (Ustadz Mahfudz Umri, Lc.)

Setelah itu, Dajjal memanggil seorang pemuda belia, lalu ditebasnya dengan pedang sehingga tubuh
anak muda itu terbelah menjadi dua, bahkan belahannya terlempar sejauh sasaran anak panah yang
ditembakkan. Kemudian, Dajjal memanggil tubuh yang telah terbelah itu untuk kembali, tenyata dia
kembali datang seutuhnya dengan wajah berseri-seri sambil tertawa.

Sementara Dajjal berada dalam keasyikannya dengan perbuatan-perbuatannya yang amat merusak, Allah
Ta’ala pun mengutus ‘Isa Al-Masih bin Maryam ‘alaihis salam. Dia turun di menara putih sebelah timur
Damaskus dengan memakai dua pakaian berwarna sambil berpegangan pada dua sayap malaikat.
Apabila dia menundukan kepala, turunlah air dari kepalanya, sedangkan apabila ia mengankat kepalanya,
berjatuhanlah air jernih bagaikan biji=-biji perak seperti mutiara. Tidaklah orang kafir mencium bau
nafasnya, melainkan dia pasti mati, sedangkan bau nafasnya tercium sejauh pandangan mata.

Kemudian, ‘Isa ‘alaihis salam mencari Dajjal sampai beliau mendapatkannya di pintu gerbang kota Ludd,
lalu beliau membunuhnya. Setelah itu, ‘Isa ‘alaihis salam didatangi oleh suatu kaum yang dilindungi Allah
dari kejahatan Dajjal. Beliau pun mengusap wajah dan menceritakan kedudukan mereka di surga.
Kemudian, pada saat itu juga, Allah Ta’ala mewahyukan kepada ‘Isa ‘alaihis salam: “Aku pasti akan
mengeluarkan hamba-hambaKu yang tidak terkalahkan oleh siapa pun yang memerangi mereka. Oleh
karena itu, selamatkanlah hamba-hambaKu ke suatu bukit.”

Baca Juga:

Tasyabuh dengan Orang Kafir Menjadi Penghalang Istiqamah - Kitab 10 Kaidah Istiqamah (Ustadz Arman
Amri, Lc.)

Setelah itu, Allah Ta’ala membangkitkan Ya’juj dan Ma’juj. Mereka datang dengan cepat dari tempat yang
tinggi (muncul dimana-mana). Bagian terdepan dari kelompok besar ini melewati danau Thiberia, lalu
mereka meminum habis air danau tersebut sehingga ketika rombongan yang paling akhir melewatinya,
mereka berakta: “Sesungguhnya dahulu danau ini ada airnya.”

Pasa saat itulah, Nabi ‘Isa ‘alaihis salam dan para sahabat beliau terkepung, sampai-sampai sebuah
kepala sapi lebih berharga bagi mereka daripada seratus dinar bagi seseorang di antara kalian pada hari
ini (karena mereka kehabisan makanan dan sangat membutuhkannya). Nabi ‘Isa ‘alaihis salam dan para
sahabatnya berdo’a: “Semoga Allah menghancurkan Ya’juj dan Ma’juj.” Maka dari itu, Allah mengirimkan
ulat yang menyerang leher mereka, sehingga mereka semua mati mendadak. Kemudian, Nabi ‘Isa ‘alaihis
salam dan para sahabatnya turun semua ke daerah tersebut. Tidak sejengkal tanah pun yang
didapatinya, melainkan tanah itu penuh dengan bau busuk.

Nabi Allah ‘Isa ‘alaihis salam dan para sahabatnya berdo’a lagi kepada ALlah (agar menyingkirkan
bangaki-bangkai busuk itu). Maka Allah mengirimkan burung-burung sebesar unta untuk mengangkat
bangkai-bangkai tersebut dan melemparkannya ke tempat yang dikehendaki Allah. Selanjutnya Allah
menurunkan hujan sehingga ia menyapu bersih semua rumah permanen dan kemah-kemah dari bulu,
sampai-sampai air tersebut menggenangi bumi sehingga keliahatan seperti cermin. Allah pun
memerintahkan kepada bumi: “Tumbuhkan tumbuh-tumbuhanmu dan kembalikanlah keberkahanmu.”

Baca Juga:

Bab Larangan Mencari-cari Aib dan Mendengarkan Pembicaraan Orang Lain serta Bab Larangan Berburuk
Sangka terhadap Orang Islam - Bab 271-272 - Kitab Riyadhush Shalihin (Syaikh Prof. DR 'Abdur Razzaq bin
'Abdil Muhsin Al-Badr)

Pada waktu itulah, sekelompok orang dapat kenyang dengan memakan sebutir delima saja, bahkan
mereka dapat berteduh di bawah kulitnya. Rizki mereka penuh keberkahan, sehingga susu seekor unta
cukup untuk sekian banyak orang. Susu seekor sapi cukup untuk prang satu suku. Susu seekor kambing
cukup untuk sekelompok keluarga terdekat.

Ketika mereka sedang berada dalam keridhaan Allah yang demikian, tiba-tiba Allah mengirim angin balik
yang berhembus melewati ketiak mereka. Angin tersebut mencabut roh setiap mukmin dan muslim
sehingga yang tertinggal hanyalah orang-orang yang jahat pada waktu itu. Mereka pun hidup dengan
melakukan hubungan badan secara terang-terangan seperti keledai. Pada saat itulah, kiamat terjadi.” (HR
Muslim)

Anda mungkin juga menyukai