Anda di halaman 1dari 6

PANCASILA

PANCASILA DALAM ERA KEMERDEKAAN

DOSEN PENGAMPUH :
NAMA: KADEK LIONY MAYA PARAMAHAMSA
COURSE : TR01 ALPHA

POLITEKNIK PENERBANGAN PALEMBANG


D-IV TEKNOLOGI REKAYASA BANDAR UDARA
PENDAHULUAN
Setelah perjalanan Panjang merancang ideologi negara Indonesia dengan banyak tokoh
yang mempidatokan dan juga mendeklarasikan lima asas masing-masing dengan nilai yang
diturunkan dari kerajaan lama dan juga peristiwa sumpah pemuda. Banyak pro dan kontra pada
saat para tokoh mempidatokan ideologi negara, Ir. Soekarno akhirnya memperjelas dan
menjabarkan dengan jelas. Akhirnya setelah melalui perjalanan yang cukup Panjang, sidang
pertama BPUPKI menghasilkan ideologi negara dengan mempertimbangkan segala hal dan
berpedoman pada Piagam Jakarta.
Dalam perjalanan kemerdekaan Indonesia , Pancasila mengalami banyak sekali perubahan
yang bahkan sangat signifikan. Sesaat setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 , Pancasila
mengalami banyak perubahan mulai dari kepemimpinan, pada saat itu demokarasi berada pada
masa-masa percobaan yang sangat berat, dimana percobaan tersebut akan menentukan nasib
bangsa Indonesia. Selain percobaan dari internal, percobaan Pancasila ini melewati beberapa
pembrontakan besar yang menginginkan bahwa Pancasila diubah menjadi penyimpangan terhadap
nilai-nilai.
PEMBAHASAN
PANCASILA DALAM ERA KEMERDEKAAN

Pancasila pada masa kemerdekaan berlangsung pada tahu 1945 sampai 1959. Pada waktu
itu Indonesia mengalami banyak masalah yang dihadapi dan juga masuk dalam era percobaan
demokrasu multi- partai. Diaman demokarasi ini pemimpin sangat beketergantungan dengan partai
politik pada sebuah jaringan dari hubungan interaksi anatara partai politik. Dimana sistem
demokarasi multi-partai ini tidak cocok diterapkan di Indonesia akibatnya pemimpin akan sangat
bergantung pada partai dieleemn dan pemogramana pemerintah dipengaruhi dan disesuaikan
dengan kepentingan partai. Tetapi partai tersebut dapat mengusung kelima sila sebgai dasar
negara, pada tahun selanjutnya tepatnya tahun 1959 pada tahun itu, Pancasila mengalami masa
masa terpuruknya dimana pada saat itu Soekarno menerapkan dan menganut sistem demokrasi
terpimpin, namun pada akhirnya, sistem yang dianut Ir. Soekarno menghianati salah satu nilai
Pancasila yaitu sila keempat.
Pada awal kemerdekaan penerapan Pancasila sebagai dasar negara tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Banyak permasalahan yang dijalankan oleh Indonesia dalam menerapkan
lima dasar engara Indonesia Ini. Berbagai upaya yang dilakukan untuk menggagalkan Pancasila.
Namun ada lima upaya yang berhasilkan digagalkan oleh Baangsa Indonesia untuk tetap
mempertahankan Pancasila, salah satu dari upaya tersebut adalah :
1. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia
Pemberontakan ini berlangsung pada tanggal 18 September 1948 di Kota Madiun.
Pemberontyakan ini menginginkan Indonesia bukan berpedoman pada Pancasila namun berdiri
dengan Negara Soviet Indonesia yang berlandaskan komunis. Namun upaya ini berhasil
digagalkan oleh bangsa Indonesia dan berhasil menembak beberapa muso selaku pemimpin PKI.
2. Pemberontakan Darul Islam
Upaya untuk mengagalkan Indonesia ini berlangsung pada tanggal 7 Agustus 1949. Upaya
ini juga dilakukan dengan menggantikan Pancasila sebagai dasar negara dengan syariat islam.
Namun pemimpin dari pemberontakan dan pengikutnya berhasil ditangkap pada tanggal 4 Juni
1962
3. Pembrontakan Republik Maluku Selatan
Tujuan dari adanya pemberontakan ini untuk membentuk negara sendiri dan tidak ingin
bergabung dengan negara Indonesia. Upaya dilakukan pada tanggal 25 April 1950.
4. Pembrontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
Pembrontakan yang dipimpin oleh Sjarifuddin nprawiranegara dan Ventje Sumual pada
1957-1958. Upaya ini terjadi sumatera dan Sulawesi. Upaya ini dilakukan agarmengoreksi
pemerintahan dari ir Soekarno
5. Pembrontakan Angkatan Perang RatAdil (APRA)
APRA adalah milisi yang didirikan oleh Kapten KNIL Reymod Westerling pada tahun 15b
Januari 1949. Upaya ini bertujuan untuk mempertahankan bentuk dari negara federal di Indonesia.
Dari sekian banyak upayauntuk menggagalkan Pancasila sebagai dasar negara, Bangsa
Indonesia telah banyak mengambil peran untuk mempertahankan Panacasila. Maka dapat
dikatakan Indonesia telah brsatu untu mempertahankan ideologi bangsa.

\
Terdapat dua pandangan besar terhadap Dasar Negara yang berpengaruh terhadap
munculnya Dekrit Presiden. Pandangan tersebut yaitu mereka yang memenuhi “anjuran” Presiden/
Pemerintah untuk “kembali ke Undang-Undang Dasar 1945” dengan Pancasila sebagaimana
dirumuskan dalam Piagam Jakarta sebagai Dasar Negara. Sedangkan pihak lainnya menyetujui
‘kembali ke Undang-Undang Dasar 1945”, tanpa cadangan, artinya dengan Pancasila seperti yang
dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar yang disahkan PPKI tanggal 18 Agustus
1945 sebagai Dasar Negara. Namun, kedua usulan tersebut tidak mencapai kuorum keputusan
Sidang Konstituante (Anshari, 1981: 99). Majelis (baca: konstituante) ini menemui jalan buntu
pada bulan Juni 1959. Kejadian ini menyebabkan Presiden Soekarno turun tangan dengan sebuah
Dekrit Presiden yang disetujui oleh kabinet tanggal 3 Juli 1959, yang kemudian dirumuskan di
Istana Bogor pada tanggal 4 Juli 1959 dan diumumkan secara resmi oleh presiden pada tanggal 5
Juli 1959 pukul 17.00 di depan Istana Merdeka (Anshari, 1981: 99-100).Dekrit Presiden tersebut
berisi:
1) Pembubaran konstituante;
2) Undang-Undang Dasar 1945 kembali berlaku; dan
3) Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara. sosialisasi terhadap paham Pancasila yang konklusif menjadi prelude penting
bagi upaya selanjutnya; Pancasila dijadikan “ideologi negara” yang tampil hegemonik. Ikhtiar
tersebut tercapai ketika Ir. Soekarno memberi tafsir Pancasila sebagai satu kesatuan paham dalam
doktrin “Manipol/USDEK”. Manifesto Politik(Manipol) adalah materi pokok dari pidato
Soekarno tanggal 17 Agustus 1959 berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” yang kemudian
ditetapkan oleh Dewan Pertimbangan Agung (DPA) menjadi Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Belakangan, materi pidato tersebut dikukuhkan dalam Penetapan Presiden (Penpres)
Nomor 1 tahun 1960 dan Ketetapan MPRS No. 1/MPRS1960 tentang GBHN (Ali, 2009: 30).
Manifesto Politik Republik Indonesia tersebut merupakan hasil perumusan suatu panitia yang
dipimpin oleh D.N. Aidit yang disetujui oleh DPA pada tanggal 30 September 1959 sebagai haluan
negara (Ismaun, 1978: 105).
Oleh karena itu, mereka yang berseberangan paham memilih taktik “gerilya” di dalam
kekuasaan Ir. Soekarno. Mereka menggunakan jargon-jargon Ir. Soekarno dengan agenda yang
berbeda. Taktik demikian digunakan oleh sebagian besar kekuatan politik. Tidak hanya PKI,
mereka yang anti komunisme pun sama (Ali, 2009: 33). Walaupun kepentingan politik mereka
berbeda, kedua arus tersebut sama-sama menggunakan Pancasila sebagai justifikasi. Ir. Soekarno
menghendaki persatuan di antara beragam golongan dan ideologi termasuk komunis, di bawah
satu payung besar, bernama Pancasila (doktrin Manipol/USDEK), sementara golongan
antikomunis mengkonsolidasi diri sebagai kekuatan berpaham Pancasila yang lebih “murni”
dengan menyingkirkan paham komunisme yang tidak ber-Tuhan (ateisme) (Ali, 2009: 34).
Dengan adanya pertentangan yang sangat kuat ditambah carut marutnya perpolitikan saat itu,
maka Ir. Soekarno pun dilengserkan sebagai Presiden Indonesia, melalui sidang MPRS.
Penerapan Pancasila pada periode 1950-1959 bertujuan untuk mengarahkan pelaksanaan
Pancasila untuk menjadi ideologi liberal. Akan tetapi hal tersebut mengarah kepada beberapa
macam pemberontakan seperti:
1. Republik Maluku Selatan
2. Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
3. Perjuangan Rakyat Semesta

Anda mungkin juga menyukai