Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PELAKSANAAN PENGAWASAN PENINDAKAN


PELANGGARAN LALU LINTAS MELALUI
PROSES E-TILANG OLEH BIRO OPERASI
DI WILAYAH HUKUM POLDA BALI

OLEH :

I PUTU DICKY RAMAYUNA


NIM: 2020020047

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TABANAN
TABANAN
2023

i
LAPORAN PKL INI SUDAH DIUJI DAN DISAHKAN OLEH

DOSEN PEMBIMBING

Dosen Pembimbing I

Ida Ayu Windhari Kusuma P., S.H.,


M.H. NIK. 085 081 008 049

Dosen Pembimbing II

Dr. Putu Eka Pitriyantini, S.H.,


M.H. NIK. 084 081 017 122

Mengetahui
Dekan Fakultas Hukum
Universitas Tabanan

Dr. I Wayan Suardana, S.H.,M.H.


NIK. 067.081.099.038

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadapan Tuhan yang Maha Esa atas

berkat rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan

(PKL) ini dengan tepat waktu. Saya menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini

masih jauh dari kata sempurna hal ini disebabkan karena waktu pelaksanaan PKL

dan pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki masih sangat terbatas.

Saya sangat mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak guna

sempurnanya laporan ini.

Akhirnya tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini baik berupa bantuan

moral maupun materiil sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Dalam

kesempatan ini rasa terima kasih yang sedalam – dalamnya dihaturkan kepada:

1. Bapak Dr. Ir. I Nengah Karnata, M.Si., selaku rektor Universitas Tabanan.

2. Bapak Dr. I Wayan Suardana, SH, MH selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Tabanan.

3. Bapak I Kadek Adi Surya, SH, MH selaku Ketua Program Studi Hukum

Fakultas Hukum Universitas Tabanan.

4. Ida Ayu Windhari Kusuma P., S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah banyak memberikan penjelasan, arahan, saran, serta bimbingan selama

penulis melaksanakan PKL.

5. Dr. Putu Eka Pitriyantini, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak memberikan penjelasan, arahan, saran, serta bimbingan selama penulis

melaksanakan PKL.

iii
6. Segenap dosen pada fakultas hukum Universitas Tabanan yang penuh

pengertian telah membimbing dan memberikan petunjuk yang sangat berguna

selama penulis menempuh pendidikan di bangku kuliah.

7. Bapak AKP I Gede Sunjaya Wirya, S.H., selaku Kasubbagrenmin di Biro

Operasi Polda Bali yang telah memberikan pengalaman dan bimbingan untuk

membantu penulis melaksanakan PKL di Biro Operasi Polda Bali.

8. Semua pihak teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah memberikan dorongan dan masukan untuk dapat menyelesaikan laporan

PKL ini.

Akhirnya kata saya berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi siapa

saja yang membantunya.

Tabanan, Mei 2023

Penyusun.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ............................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat .................................................................... 4
1.3 Metode PKL................................................................................ 6
BAB II GAMBARAN UMUM BIRO OPERASI POLDA BALI ................. 7
2.1 Profil Biro Operasi Polda Bali .................................................... 7
2.2 Struktur Organisasi Biro Operasi Polda Bali.............................. 9
2.3 Uraian Tugas............................................................................... 9
2.4 Rencana Kerja, Jadwal Kegiatan ................................................ 13
BAB III PELAKSANAAN PKL DAN TEMUAN MASALAH .................... 15
3.1 Pelaksanaan Kegiatan PKL......................................................... 15
3.2 Temuan Masalah......................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................ 17
4.1 Pelaksanaan Pengawasan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas
Melalui Proses e-Tilang di Polda Bali ....................................... 17
4.2 Faktor-faktor Yang Menghambat Pelaksanaan Pengawasan
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Melalui Proses E-Tilang
di Wilayah Hukum Polda Bali .................................................... 19
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 22
5.1 Simpulan .................................................................................... 22
5.2 Saran .......................................................................................... 23
DAFTAR BACAAN........................................................................................ 24
DAFTAR INFORMAN ................................................................................... 25
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 26

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi Biro Operasi Polda Bali...............................9

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jenis Kegiatan PKL......................................................................26

Lampiran 2 Foto Dokumentasi........................................................................28

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini sistem Elektronik Tilang telah diberlakukan di seluruh satuan polisi

di Indonesia mulai Jumat 16 Desember 2016. Kepala Sub Direktorat Pembinaan

dan Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP

Budiyanto, menjelaskan tentang sistem e-Tilang, pengendara yang melanggar

akan dicatat melalui aplikasi yang dimiliki personel kepolisian. Setelah terekam,

pengendara dalam waktu singkat akan mendapat notifikasi berupa kode yang

isinya persis seperti surat tilang, disertai kode untuk melakukan pembayaran

denda melalui BRI. E-Tilang memberikan suatu kesempatan kepada pelanggar

untuk membayarkan denda langsung ke bank dengan fasilitas yang dimiliki oleh

setiap pelanggar, ATM atau datang sendiri ke teller bank.

Tim Korlantas Polri bersama tim dari Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung

dan BRI terus melakukan sosialisasi terkait penerapan e-Tilang di seluruh Polda-

polda di Indonesia. Elektronik tilang atau yang biasa disebut e-Tilang adalah

aplikasi mobile yang berfungsi untuk melakukan pembayaran denda tilang secara

online. Dengan system e-Tilang, akan menghindari kemungkinan adanya pungli

berupa kesepakatan antara polisi dengan pelanggar Lalu Lintas untuk menghindari

tilang dengan memberikan sejumlah uang kepada petugas. Sistem ini mengurangi

hubungan langsung antara pelanggar lalin dengan petugas polisi dan merupakan

upaya meningkatkan pelayanan publik yang lebih mudah dan berbasis IT

1
(teknologi informasi).1 Proses e-Tilang dilaksanakan dengan jalan pengendara

diwajibkan untuk membayar denda maksimal sesuai pasal yang dilanggar yang

sudah diatur dalam Undang-undang nomor 22 Tahun 2009.

Selanjutnya, petugas yang menilang akan menerima notifikasi juga di

ponselnya. Pelanggar bisa menebus surat-surat kendaraan yang disita oleh petugas

kepolisian dengan cara cukup menyerahkan tanda bukti berupa struk transfer

pembayaran denda. Penggunaan sistem e-Tilang ini berbeda dengan sistem

manual. Dahulu pelanggar mendapat lembar tilang biru yang selama ini dilakukan

pelanggar dengan menitipkan uang tunai ke petugas. Saat ini kita kenal dengan

slip merah jika pelanggarnya ingin mengikuti sidang, prosesnya juga sama.

Aplikasi e-Tilang terintegrasi dengan pengadilan dan kejaksaan. Pelaksanaan E-

Tilang masih mengacu pada Peraturan MA nomor 12 tahun 2016 tentang Tata

Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas Pasal 10 ayat (1) yang

menyatakan bahwa “Pelanggar membayar denda secara tunai atau elektronik ke

rekening Kejaksaan”. Pasal 10 ayat (2) menyatakan bahwa “Pelanggar mengambil

barang bukti kepada Jaksa selaku eksekutor di kantor Kejaksaan dengan

menunjukkan bukti pembayaran denda.”

Tujuan penerapan e-Tilang adalah mempermudah masyarakat sehingga

ketika terkena tilang tidak perlu hadir di pengadilan untuk sidang serta

memberantas pungutan liar (pungli) yang kerap dilakukan oleh oknum polisi lalu

lintas. Setidaknya sistem elektronik tilang ini mengurangi hubungan langsung

1
Aditya Naning, Ramdlon, 2007, Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Berlalu Lintas,
Citra Bakti, Jakarta, h. 17.

2
antara pelanggar lalin dengan petugas polisi sebagai upaya meningkatkan

pelayanan publik yang lebih mudah dan berbasis IT (teknologi informasi).2

Pada praktiknya setelah diberlakukan adanya e-Tilang masih ada saja

pembayaran denda dilakukan secara langsung antara pelanggar dengan petugas.

Disisi lain pengawasan dalam Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang

Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan

Kepolisian Sektor pada Pasal 25 tentang Seksi Pengawas yang bertugas

memonitoring dan pengawasan umum baik secara rutin maupun insidentil

terhadap pelaksanaan kebijakan pimpinan Polri di bidang pembinaan dan

operasional yang dilakukan oleh semua unit kerja, mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan, dan pencapaian kinerja serta memberikan saran tindak terhadap

penyimpangan yang ditemukan. Selain itu di dalam susunan organisasi juga ada

pengawas yang disebut dengan propam dan provost. Polda Bali aparat polisi

bagian pengawasan sudah melaksanakan tugasnya dengan baik, namun perlu

ditingkatkan lagi agar mendapatkan kepercayan yang lebih dari masyarakat.

Berdasarkan uraian yang sudah dipaparkan di atas, sehingga penulis tertarik

untuk membahas dalam sebuah laporan dengan judul “Pelaksanaan Pengawasan

Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Melalui Proses E-Tilang oleh Biro Operasi

di Wilayah Hukum Polda Bali”.

2
Ibid, h.23.

3
1.2 Tujuan dan Manfaat

Sebagai bagian dari perkuliahan dan kegiatan akademik, Praktek Kerja

Lapangan ini mimiliki tujuan umum dan tujuan khusus bagi mahasiswa, yaitu

sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Untuk melaksanakan Tri Dharma perguruan tinggi khususnya bidang

pengabdian masyarakat.

b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Fakultas

Hukum Universitas Tabanan.

c. Untuk menambah wawasan terhadap permasalahan dilapangan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan penindakan pelanggaran

lalu lintas melalui proses e-Tilang di Polda Bali ?

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan

pengawasan penindakan pelanggaran lalu lintas melalui proses E-

Tilang di wilayah hukum Polda Bali?

1.2.2 Manfaat

PKL yang dilakukan di bagian Biro Operasi Polda Bali ini memiliki

manfaat yang besar baik bagi mahasiswa dan juga bagi program studi Ilmu

Hukum Universitas Tabanan. Manfaatnya adalah sebagai berikut:

4
a) Bagi Mahasiswa

1) Dapat mengetahui lebih jauh realita ilmu yang telah diterima

diperkuliahan dengan kenyataan yang ada di lapangan.

2) Memperdalam dan meningkatkan keterampilan dan kreatifitas diri

dalam lingkungan yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya.

3) Dapat menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk

menyesuaikan diri dalam lingkungan kerjanya mendatang.

4) Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman selaku generasi

yang terdidik untuk siap terjun langsung di masyarakat khususnya di

lingkungan kerjanya.

b) Bagi Fakultas Hukum Universitas Tabanan

1) Sebagai badan evaluasi kurikulum yang telah diterapkan, serta

menemukan penyesuaian dengan kebutuhan tenaga kerja yang

berkompeten dalam bidangnya.

2) Untuk memperkenalkan instansi pendidikan jurusan ilmu hukum,

Fakultas Hukum Universitas Tabanan kepada badan usaha yang

membutuhkan lulusan fakultas hukum.

c) Bagi Instansi atau perusahaan yang Bersangkutan

1) Membantu menyelesaikan tugas-tugas dan pekerjaan sehari-hari.

2) Menerima saran dan masukkan yang diberikan mahasiswa PKL.

5
1.3 Metode Praktek Kerja Lapangan

Sebagaimana kita ketahui untuk bisa menyusun Laporan yang baik, maka

dibutuhkan data serta informasi yang akurat sesuai dengan permasalahan yang

dibahas. Untuk memudahkan pembahasan, metode yang dilakukan adalah:

1. Study Literatur

Penulis mengumpulkan data bahan dari sumber yang berhubungan dengan

objek yang dibahas.

2. Study Lapangan

Penulis melakukan dengan cara terjun langsung di dalam tugas lapangan yang

menjadi pokok pembahasan sehingga memperoleh data yang diperlukan untuk

menyusun tugas.

a. Wawancara

Mengadakan tanya jawab dengan rekan kerja guna memperoleh data

langsung yang diperlukan.

b. Observasi

Penulis melakukan pengamatan secara langsung terjun dalam dunia kerja

yang sebenarnya sehingga penulis tidak hanya mendapat gambaran belaka.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM BIRO OPERASI POLDA BALI

2.1 Profil Biro Operasi Polda Bali

Biro Operasi (Roops) Polri adalah unsur pengawas dan pembantu

pimpinan pada tingkat Polda yang berada di bawah Kapolda. Roops bertugas

membina dan menyelenggarakan fungsi manajemen bidang operasi antara lain

pelatihan pra operasi, koordinasi, dan kerja sama dalam rangka operasi kepolisian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Roops menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan dan/atau perumusan kebijakan pimpinan dan rencana strategis

bidang operasi;

2. Pembinaan manajemen operasi kepolisian, yang meliputi perencanaan,

administrasi,

3. Pengendalian operasi kepolisian, serta tindakan kontinjensi

4. Pembinaan manajemen pelatihan pra operasi termasuk kerja sama dan

pelatihan dalam rangka operasi kepolisian; dan

5. Pengkoordinasian, pengadministrasian, dan pengendalian operasi termasuk

pengumpulan, pengolahan, penyajian data operasi, serta pelaporan pada

pimpinan.

Roops dipimpin oleh Karoops, yang bertanggung jawab kepada Kapolda,

dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Wakapolda. Roops

terdiri dari:

1. Subbagian Perencanaan dan Administrasi (Subbagrenmin);

2. Bagian Pembinaan Operasi (Bagbinops);

7
3. Bagian Kerja Sama (Bagkerma); dan

4. Bagian Pengendalian Operasi (Bagdalops);

5. Command Center

Visi dan Misi Biro Operasi Polda Bali

1. Visi

Mewujudkan Biro Operasi Polda Bali sebagai penyelenggara dan

pengendali manajemen bidang operasional Kepolisian yang professional,

efektif, efesien dan transparan dalam rangka menciptakan keamanan dan

ketertiban masyarakat yang kondusif di wilayah hukum Polda Bali.

2. Misi

a. Menjamin terselenggaranya manajemen operasi Kepolisian yang

professional.

b. Menjamin kerja sama dan koordinasi dengan lembaga pemerintahan/

lembaga non pemerintahan yang sinergitas di wilayah hukum Polda

Bali.

c. Mewujudkan SDM Biro Operasi yang profesional.

d. Menjamin terselenggaranya administrasi ketatausahaan, personel,

logistik serta pengelolaan keuangan yang akuntabel.

8
2.2 Struktur Organisasi

Gambar 1. Struktur Organisasi Biro Operasi Polda Bali

Sumber : Biro Operasi Polda Bali, 2023

2.3 Uraian Tugas

Adapun uraian tugas tersebut sesuai dengan jabatannya masing-masing

adalah sebagai berikut:

1. Subbagrenmin

Subbagrenmin bertugas menyusun perencanaan program kerja dan anggaran,

manajemen Sarpras, personel, dan kinerja, serta mengelola keuangan dan

pelayanan ketatausahaan dan urusan dalam di lingkungan Roops.

Dalam melaksanakan tugasnya Subbagrenmin menyelenggarakan fungsi:

9
a. Penyusunan perencanaan jangka sedang dan jangka pendek, seperti:

Renstra, Rancangan Renja, Renja, kebutuhan sarana prasarana, personel,

dan anggaran;

b. Pemeliharaan perawatan dan administrasi personel;

c. Pengelolaan Sarpras dan penyusunan laporan SIMAK-BMN;

d. Pelayanan fungsi keuangan yang meliputi pembiayaan, pengendalian,

pembukuan, akuntansi, dan penyusunan laporan SAI serta pertanggung-

jawaban keuangan;

e. Pengelolaan dan pelayanan ketatausahaan dan urusan dalam; dan

f. Penyusunan LRA dan pembuatan laporan akuntabilitas kinerja Satker

dalam bentuk LAKIP meliputi analisis target pencapaian kinerja, program

dan anggaran.

Dalam melaksanakan tugasnya Subbagrenmin dibantu oleh:

a. Urren, yang bertugas membuat Renstra, Rancangan Renja, Renja, RKA-

KL, DIPA, Penetapan Kinerja, KAK atau TOR, RAB, dan

menyusun LAKIP Satker;

b. Urmin, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi umum

personel dan materiil logistik;

c. Urkeu, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan pelayanan keuangan;

dan

d. Urtu, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan dan urusan

dalam.

10
2. Bagbinops

Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf b bertugas menyiapkan dan

merumuskan rencana operasi, serta menyelenggarakan manajemen operasi

kepolisian, koordinasi lintas sektoral, dan tindakan kontinjensi. Dalam

melaksanakan tugasnya, Bagbinops menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan dan perumusan rencana operasi;

b. Pembinaan manajemen operasi kepolisian;

c. Pelaksanaan kegiatan koordinasi lintas sektoral dan tindakan kontinjensi;

dan

d. pelaksanaan kerja sama dengan antar fungsi dan instansi/lembaga, terkait

kegiatan operasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Bagbinops dibantu oleh:

a. Subbagian Perencanaan Administrasi Operasi (Subbagrenminops), yang

bertugas mempersiapkan perencanaan administrasi operasi; dan

b. Subbagian Kerja Sama Operasi (Subbagkermaops), yang bertugas

menyelenggarakan koordinasi lintas sektoral, tindakan kontinjensi,

serta kerja sama antar fungsi dan instansi/lembaga, terkait dengan

kegiatan operasi.

3. Bagbinlatops

Bagbinlatops bertugas membina, merencanakan, menyelenggarakan dan

mengendalikan latihan operasi serta melaksanakan koordinasi pelaksanaan

pelatihan. Dalam melaksanakan tugasnya Bagbinlatops menyelenggarakan

fungsi:

11
a. Pembinaan, perencanaan, dan pengendalian latihan operasi;

b. Pengkordinasian pelaksanaan pelatihan operasi; dan

c. Pelaksanaan pelatihan operasi dengan antar fungsi dan instansi/lembaga

Terkait dengan kegiatan operasi.

Dalam melaksanakan tugasnya Bagbinlatops dibantu oleh:

a. Subbagian Perencanaan Latihan Operasi (Subbagrenlatops), yang bertugas

mempersiapkan perencanaan dan pengendalian latihan operasi; dan

b. Subbagian Kerja Sama Pelatihan Operasi (Subbagkermalatops), yang

bertugas menyelenggarakan kegiatan kerja sama pelatihan operasi.

4. Bagdalops

Bagdalops memiliki tugas membina, menyelenggarakan koordinasi dan

administrasi, mengendalikan operasi, serta mengumpulkan, mengolah, dan

menyajikan data operasi. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagdalops

menyelenggarakan fungsi:

a. Pembinaan, pengkoordinasian, pengadministrasian, dan pengendalian

operasi;

b. Pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi dan

dokumentasi kegiatan operasi; dan

c. Penerimaan data laporan kejadian, laporan kegiatan operasi, dan

penyusunan laporannya.

12
Dalam melaksanakan tugasnya Bagdalops dibantu oleh:

a. Subbagian Pengumpulan, Pengolahan, dan Penyajian Data

(Subbagpullahjianta), yang bertugas mengumpulkan dan mengolah

data serta menyajikan informasi dan dokumentasi kegiatan operasi; dan

b. Kepala Siaga (Kasiaga), yang bertugas menerima data laporan kejadian

dan laporan kegiatan operasi.

2.4 Rencana Kerja, Jadwal Kegiatan Biro Operasi Polda Bali

Adapun kegiatan yang penulis lakukan selama melakukan Praktek Kerja

Lapangan adalah sebagai berikut :

1. Minggu pertama yaitu mengenal lingkungan Praktek Kerja Lapangan di Biro

Operasi Polda Bali.

2. Minggu kedua yaitu memahami tugas, wewenang dan tanggung jawab serta

bentuk-bentuk kegiatan di ruang lingkup Biro Operasi Polda Bali.

3. Minggu ketiga yaitu mempelajari serta membuat dan membantu melaksanakan

kegiatan dan tugas yang diberikan kepada penulis sesuai dengan kebijakan

dari pimpinan.

4. Minggu keempat dan seterusnya yaitu mencari referensi tambahan seperti

mewawancarai beberapa anggota Biro Operasi Polda Bali dan pengarahan dari

pimpinan untuk data yang diperlukan pada laporan Praktek Kerja Lapangan.

Adapun bentuk keterlibatan kami dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini

adalah sebagai berikut :

13
a. Membantu dan melaksanakan tugas serta kegiatan yang sederhana dalam

pelaksanaan tugas di Biro Operasi Polda Bali.

b. Mendengarkan arahan dari pimpinan dalam melaksanakan setiap kegiatan-

kegiatan.

c. Ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh Biro Operasi Polda Bali.

14
BAB III

PELAKSANAAN PKL DAN TEMUAN MASALAH

3.1 Pelaksanaan Kegiatan PKL

PKL di laksanakan selama satu bulan yaitu dari tanggal 29 Maret sampai

dengan 12 Mei 2023, dalam PKL ini penulis mengambil tempat di Biro Operasi

Polda Bali. Pada pelaksanaan PKL berikut kegiatan yang penulis lakukan di Biro

Operasi Polda Bali.

1. Perkenalan pertemuan menghadap dengan Pimpinan di Biro Operasi

Polda Bali.

2. Menjalankan tugas-tugas yang diperintahkan untuk membantu pelaksaan

tugas di Biro Operasi Polda Bali.

3. Mendengarkan arahan dari pimpinan dalam melaksanakan setiap

kegiatan-kegiatan.

4. Ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh Biro Operasi Polda Bali.

5. Mencari mengumpulkan data di tempat PKL.

6. Melakukan wawancara dengan salah satu anggota kepolisian untuk

penyusunan laporan.

7. Mengidentifikasi permasalahan.

8. Mengadakan bimbingan kepada Dosen Pembimbing.

9. Mengadakan koordinasi dengan pimpinan Biro Operasi Polda Bali dalam

membuat Praktek Kerja Lapangan.

10. Menyusun laporan praktek kerja lapangan

15
11. Mencetak Laporan dan konsultasi dengan Dosen Pembimbing.

3.2 Temuan Masalah

Dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan pasti memiliki hambatan-

hambatan atau masalah termasuk yang dialami oleh penulis. Berdasarkan rumusan

masalah dan hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis mendapatkan temuan

masalah antara lain :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pengawasan penindakan pelanggaran lalu lintas

melalui proses e-Tilang di Polda Bali ?

2. Apakah faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan pengawasan

penindakan pelanggaran lalu lintas melalui proses E-Tilang di wilayah

hukum Polda Bali?

16
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Pengawasan Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas Melalui

Proses e-Tilang di Polda Bali

Berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor

yang mempunyai tugas melakukan pengawasan adalah Kepala Seksi Pengawas

dibantu oleh Subseksi Bidang Operasional dan Subseksi Bidang Pengamanan dan

kemudian pengawas dari propam yang dibantu oleh provost. Sedangkan tugas dari

provost adalah melakukan pelayanan pengaduan masyarakat tentang

penyimpangan perilaku dan tindakan personel Polri, penegakan disiplin dan

ketertiban personel polres, pelaksanaan sidang disiplin dan/atau kode etik profesi,

serta pelaksanaan pengawasan dan penilaian terhadap personel polres yang sedang

dan telah menjalankan hukuman disiplin dan/atau kode etik profesi. Faktanya

pada saat pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas melalui e-Tilang di

seluruh wilayah Polda Bali baik di tingkat polsek maupun polres sudah diawasi

sesuai dengan tugas dan kewajiban anggota polisi sebagai unsur pengawas yang

sudah diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Susunan

Organisasi dan Tata Kerja Pada Tingkat Kepolisian Resort dan Kepolisian Sektor.

Polsek merupakan unsur pelaksana tugas kewilayahan berdasarkan struktur

organisasi di Polda Bali sehingga pengawas dari Polda Bali tidak bisa menjangkau

17
satu per satu setiap wilayah polsek jika ada pelaksanaan operasi besar yang

dilakukan secara serentak selain itu tidak pernah ada pengawasan langsung.

Pengawasan yang dilakukan hanya pengawasan tidak langsung yaitu

dengan memberikan laporan-laporan berupa tulisan atau dokumen seperti

memberikan setoran buku tilang kepada polres dan memberikan hasil penindakan

pelanggaran lalu lintas berupa aplikasi e-Tilang yang dikirim secara online.

Pengawasan secara tidak langsung tidak dapat dipertanggungjawabkan dan

menyalahi aturan karena sudah dari awal petugas yang menindak pelanggaran lalu

lintas melalui e-Tilang pertama menawarkan pembayaran denda e-Tilang dan

kedua ketika denda sudah ada dipetugas maka pembayaran melalui nomor Virtual

Account bank bersangkutan, setengah dari pembayaran denda yang sudah

dibayarkan oleh pelanggar kepada petugas. Sehingga pengawasan langsung dari

kepala pengawas, propam dan provost sangatlah dibutuhkan ketika ada operasi

besar ke setiap polsek meskipun hanya berkeliling agar petugas yang menindak

pelanggaran tidak melakukan penyimpangan.3

Pengawasan langsung ini sebagai pengawasan preventif artinya

pengawasan yang dilakukan untuk mencegah supaya kebijakan yang sudah

ditentukan dapat berjalan sesuai dengan aturan dan program yang sudah

ditentukan. Penyimpangan yang dilakukan pertama adalah sesuai dengan program

Kapolri terbaru bahwa e-Tilang yang diatur dalam Peraturan Mahkamah Agung

Nomor 12 Tahun 2016 tentang tata cara penyelesaian kendaraan bermotor di jalan

maka seharusnya denda langsung dibayarkan ke bank oleh pelanggar melalui

3
Sadjijono. 2003, Fungsi Kepolisian Dalam Pelaksanaan Good Governence, Laksbang,
Yogyakarta, h. 52.

18
Nomor Virtual Account yang sudah diberikan oleh petugas. Kedua, pembayaran

yang dilakukan secara tidak transparan , beberapa stakeholder menyalahgunakan

pelanggaran ini yang menyebabkan beberapa hal yang menyimpang , akibatnya

banyak hal yang harus dievaluasi dalam proses pembayaran sesuai dengan

Peraturan Mahkamah Agung pada poin a. Penyelesaian dan pengelolaan perkara

pelanggaran lalu lintas tertentu selama ini tidak optimal sehingga perlu mengacu

pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 12 Tahun 2016 pada poin a sampai e

yang sudah dijabarkan secara rinci. Pengawasan tidak secara langsung dilakukan

karena saat tidak ada pengaduan oleh masyarakat yang merasa dirugikan atas hal

yang menyimpang yang terjadi pada saat pelanggaran atau penindakan terjadi.

Oleh sebab itu pengevaluasian harus dilakukan dengan melakukan pengawasan

langsung saat terjadinya pelanggaran Lalu Lintas melalui E-tilang. Pengaduan

oleh masyarakat sangat dibutuhkan untuk evaluasi kinerja dari para stekholder

yang berada di wilayah Polda Bali. Agar penyelenggara dilaksanakan dengan asas

sederhana, cepat, dan biaya ringan untuk membuka akses yang luas bagi

masyarakat yang ingin memperoleh keadilan.

19
4.2 Faktor-faktor Yang Menghambat Pelaksanaan Pengawasan Penindakan

Pelanggaran Lalu Lintas Melalui Proses E-Tilang di Wilayah Hukum

Polda Bali

Berkaitan dengan Pelaksanaan pengawasan penindakan pelanggaran lalu

lintas melalui e-Tilang di wilayah hukum Polda Bali telah terjadi penyimpangan

karena adanya faktor penghambat. Apabila hambatan-hambatan tersebut dibiarkan

maka akan berdampak negatif dan menjadi penghalang dari pelaksanaan

pengawasan terhadap penindakan pelanggaran lalu lintas melalui e-Tilang.

Hambatan- hambatan tersebut diantaranya adalah yang pertama aturannya tentang

e-Tilang hanya mengacu pada Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016

20
tentang tata cara penyelesaian kendaraan bermotor di jalan yang hanya mengatur

bagi pelanggar yang merasa keberatan saja atau tidak mengakui kesalahannya.

Dalam Peraturan Mahkamah Agung tidak diatur tentang bagaimana pengawasan

secara terperinci bagi penyidik mulai pemberhentian kendaraan sampai

melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas, sehingga petugas polisi masih bisa

sewenang-wenang dalam menindak pelanggaran lalu lintas karena tidak adanya

pengawasan yang jelas bagaimana baik secara langsung maupun tidak langsung.4

Kebijakan program e-Tilang ini masih baru sehingga dibutuhkan aturan

yang jelas tentang pengawasan langsung supaya tidak terjadi kecurangan yang

dilakukan oleh seluruh anggota polisi di wilayah hukum Polda Bali. Faktor kedua

adalah aparat penegak hukumnya. Faktor penghambat untuk aparat penegak

hukumnya terbagi menjadi 2 yaitu: pertama faktor penghambat secara eksternal

mengenai jumlah aparat polisinya bagian pengawasan hanya berjumlah 5 anggota

saja. Sehingga pada saat melakukan operasi pemeriksaan kendaraan yang

dilakukan serentak untuk seluruh wilayah hukum Polda Bali tidak bisa mengawasi

langsung untuk setiap polsek karena memang anggota pengawasnya terbatas.

Kedua faktor penghambat secara internal yang pertama adalah petugas yang

menindak pelanggaran lalu lintas melalui e-Tilang kurang profesional karena

masih menawarkan kepada pelanggar untuk membayarkan denda e-Tilang di

tempat dan mau menerima pembayaran denda di tempat. Kedua adalah petugas

yang menindak pelanggaran tidak bermoral karena denda yang dibayarkan

4
Poernomo,Bambang, 2002, Dalam Azas-Azas Hukum Pidana Indonesia, Ghalia
Indonesi, Jakarta, h. 61.

21
ditempat oleh petugas dimanipulasi pasal pelanggarannya supaya menjadi denda

yang lebih minimum dan mendapatkan keuntungan.5 Faktor yang ketiga tentunya

adalah dari masyarakat sendiri khususnya di wilayah hukum Polda Bali kesadaran

hukumnya sangat kurang karena masyarakat masih mau melakukan pembayaran

denda ditempat karena jika membayar denda di petugas hanya dikenakan denda

minimum yaitu Rp.150.000 sampai dengan Rp.200.000 sehingga masih banyak

masyarakat yang mencari praktisnya saja karena lebih murah dibandingkan

membayar di bank. Faktor yang keempat adalah sarana dan prasarana pada saat

melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas melalui e-Tilang sudah terpenuhi

dengan baik. Faktor lain yang kelima adalah budaya hukum bahwa sejak dari dulu

tidak pernah ada pengawasan langsung bagi petugas yang melakukan penindakan

pelanggaran lalu lintas baik sebelum dan sesudah diberlakukan tentang e-Tilang. 6

Sehingga sudah menjadi tradisi dan menjadi hal yang biasa khususnya untuk

wilayah hukum Polda Bali. Selain itu pembayaran denda pelanggaran ditempat

memang sudah melekat sejak dulu di kalangan masyarakat dan menjadi tradisi

meskipun aturannya sudah jelas untuk pembayaran denda e-Tilang semuanya

harus dibayarkan sendiri melalui bank.

5
Ibid, h. 65
6
Aditya Naning, Ramdlon, 2007, Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Berlalu Lintas,
Citra Bakti, Jakarta, h. 24

22
BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan yaitu selama

pelaksanaan penindakan pelanggaran lalu lintas melalui e-Tilang sudah dalam

pengawasan pengawasan langsung dari pengawas polres baik di tingkat polsek

maupun polres karena jumlah anggota pengawas dari Polda Bali serta tidak pernah

ada pengaduan dari warga masyarakat yang merasa dirugikan atas pelaksanaan e-

Tilang oleh satuan polisi di wilayah hukum Polda Bali.

Adapun faktor yang menghambat pelaksanaan pengawasan penindakan

pelanggaran lalu lintas melalui e-Tilang di wilayah hukum Polda Bali antara lain

adalah pertama undang-undangnya tidak mengatur bagaimana pengawasan secara

terperinci bagi penyidik mulai pemberhentian kendaraan sampai melakukan

penindakan pelanggaran lalu lintas, sehingga petugas polisi masih bisa sewenang-

wenang dalam menindak pelanggaran lalu lintas karena tidak adanya pengawasan

yang jelas bagaimana baik secara langsung maupun tidak langsung. Kedua aparat

penegak hukumnya berkaitan dengan jumlah anggota pengawas kurang, petugas

yang menindak pelanggaran pelanggaran tidak professional dan tidak bermoral.

Faktor ketiga masyarakatnya kurang kesadaran hukumnya karena masih sangat

rendah karena mencari praktisnya dan memilih murah melakukan pembayaran

denda e-Tilang di tempat. Keempat sarana dan prasarananya pada saat

dilaksanakannya penindakan pelanggaran lalu lintas melalui e-Tilang sudah

terpenuhi sudah baik. Dan kelima budaya hukum yang sudah melekat di wilayah

23
hukum Polda Bali karena melakukan pembayaran denda pelanggaran di tempat

sudah menjadi kebiasaan dari dulu baik sebelum dan sesudah diberlakukannya e-

Tilang.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis dalam hal ini berkedudukan

sebagai mahasiswa Prakterk Kerja Lapangan (PKL) memberikan saran, yaitu:

1. Perlu adanya pengawasan langsung selama pelaksanaan penindakan

pelanggaran lalu lintas melalui e-Tilang di wilaya hukum Polda Bali baik di

tingkat polsek maupun polres sehingga perlu ditambah anggota pengawasnya

sehingga pengawasan dapat dilakukan secara teratur dan bagi petugas yang

melakukan penindakan pelanggaran lalu lintas langsung harus dibekali

pendidikan dan pelatihan supaya tidak sewenang-wenang menawarkan

pembayaran denda E-Tilang di tempat.

2. Untuk warga masyarakat harus diberikan sosialisasi mengenai program

terbaru tentang e-Tilang supaya tidak memilih murah dan praktisnya dalam

melakukan pembayaran denda e-Tilang.

3. Serta bagi pemerintah segera membuat peraturan perundang- undangan secara

terperinci mengenai pengawasan bagi aparat kepolisian pada saat melakukan

penindakan pelanggaran lalu lintas melalui proses e-Tilang.

24
DAFTAR BACAAN

I. Buku

Achmad, Yulianto dan Mukti Fajar. 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif
dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Aditya Naning, Ramdlon, 2007, Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Berlalu


Lintas, Citra Bakti, Jakarta.

Poernomo,Bambang, 2002, Dalam Azas-Azas Hukum Pidana Indonesia, Ghalia


Indonesi, Jakarta.

Prodjodikoro,Wirjono, 2003, Azas-azas Hukum Pidana, Refika Adhitama,


Bandung.

Sadjijono. 2003, Fungsi Kepolisian Dalam Pelaksanaan Good Governence,


Yogyakarta: Laksbang.

III. Undang-Undang

Rebublik Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian.

ndang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.

Peraturan MA nomor 12 tahun 2016 tentang Tata Cara Penyelesaian Perkara


Pelanggaran Lalu Lintas.

25
DAFTAR INFORMAN

1. Nama : AKP I Gede Sunjaya Wirya, S.H.


NRP : 78020088
Jabatan : KASUBBAGRENMIN

2. Nama : AKBP I Gst. Dhana Artawan, S.I.K.,


M.I.K. NRP : 77110850
Jabatan : KABAGBINOPS

26
Lampiran 1

TABEL KEGIATAN PKL

No. Hari/Tanggal Jenis Kegiatan


1. Rabu, 29 Maret 2023 Penerimaan Mahasiswa PKL
2. Kamis, 30 Maret 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan
pengamanan
3. Jumat, 31 Maret 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
4. Sabtu, 1 April 2023 Libur
5. Minggu, 2 April 2023 Libur
6. Senin, 3 April 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
7. Selasa, 4 April 2023 Memonitor pendaftaran Caleg melalui CCTV
KPU
8. Rabu, 5 April 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
9. Kamis, 6 April 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
10. Jumat, 7 April 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan
pengamanan
11. Sabtu, 8 April 2023 Libur
12. Minggu, 9 April 2023 Libur
13. Senin, 10 April 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
14. Selasa, 11 April 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
15. Rabu, 12 April 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
16. Kamis, 13 April 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
17. Jumat, 14 April 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan
pengamanan
18. Sabtu, 15 April 2023 Libur
19. Minggu, 16 April 2023 Libur
20. Senin, 17 April 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan
pengamanan
21. Selasa, 18 April 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
22. Rabu, 19 April 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
23. Kamis, 20 April 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
24. Jumat, 21 April 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan

27
pengamanan
25. Sabtu, 22 April 2023 Libur
26. Minggu, 23 April 2023 Libur
27. Senin, 24 April 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
28. Selasa, 25 April 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
29. Rabu, 26 April 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
30. Kamis, 27 April 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
31. Jumat, 28 April 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan
pengamanan
32. Sabtu, 29 April 2023 Libur
33. Minggu, 30 April 2023 Libur
34. Senin, 1 Mei 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan
pengamanan
35. Selasa, 2 Mei 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
36. Rabu, 3 Mei 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
37. Kamis, 4 Mei 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
38. Jumat, 5 Mei 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan
pengamanan
39. Sabtu, 6 Mei 2023 Libur
40. Minggu, 7 Mei 2023 Libur
41. Senin, 8 Mei 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
42. Selasa, 9 Mei 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
43. Rabu, 10 Mei 2023 Memonitor pelaksanaan kerja sama dengan
instansi terkait
44. Kamis, 11 Mei 2023 Memonitor Sitda di wilayah hukum Polda Bali
45. Jumat, 12 Mei 2023 Memonitor kegiatan yang memerlukan bantuan
pengamanan

28
Lampiran 2

FOTO DOKUMENTASI
PELAKSANAAN PKL DI BIRO OPERASI POLDA
BALI

29

Anda mungkin juga menyukai