OLEH
NAMA : FITRA
FAKULTAS : PERTANIAN
i
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH :
FITRA
E 281 20 389
Disetujui pada :
Hari tanggal Oktober 2023
Menyetujui
Mengetahui,
Koordinator Pusbang PM-KKN LPPM
Universitas Tadulako
ii
RINGKASAN
Legalitas usaha saat ini merupakan suatu keharusan bagi pelaku usaha.
Terlebih saat ini dipermudah oleh pemerintah guna pengurusan NIB melalui OSS
dan sertifikat Halal Gratis (SEhati) melalui SI Halal. Target Pemerintah dalam hal
ini menjadi Tugas BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal)
memberikan fasilitas gratis sertifikat halal bagi satu juta pelaku usaha hingga 17
Oktober 2024. sesuai dengan Peraturan Presiden No 61 tahun 2011, Pelaku
industri pangan di Indonesia, masih banyak yang belum memenuhi persyaratan
pemenuhan aspek higiene sanitasi dan halal. Menurut Kementerian Keuangan
pada tahun 2021 baru sekitar 1% dari total UMKM yang sudah memiiki sertifikat
halal, sementara jaminan produk halal melalui sertifikasi halal sudah menjadi
kewajiban pemberlakuannya di Indonesia per 2024. Sejak terbitnya UU 33/2014
terkait jaminan produk halal, pemahaman para Mitra UKM terhadap pentingnya
Sertifikasi Halal masih banyak belum mengetahui dan memahaminya. Sehingga
wajar jumlah UKM yang mempunyai produk terseritifkasi Halal masihlah sangat
sedikit. Diperlukan kegiatan pemahaman tentang terhadap para UKM. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa perlu adanya kerjasama yang lebih baik antara
pemerintah kelurahan, pendamping halal dan pelaku usaha.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Program Kerja
2. Tahapan Program Kerja
3. Dokumentasi Kegiatan
4. Catatan Aktivitas Harian
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Legalitas usaha saat ini merupakan suatu keharusan bagi pelaku usaha.
Karenasudah menjadi tuntutan dalam berbisnis bahwa produk yang dikonsumsi
memiliki ijin danhalal untuk dikonsumsi.Sedangkan bagi pelaku usaha memiliki
bermanfaat bahwaproduknya diakui secara sah dan bermanfat memberikan
keyakinan kepada customer terhadap produk yang dijual di pasaran.
Proses legalitas usaha ini dipermudah dengan adanya fasilitas dari
pemerintahpusat dengan pengurusan NIB (Nomor Ijin Berusaha) melalui OSS (
Online SingleSubmission) dan sertifikasi halal gratis (SEHATI) melalui Si Halal.
Sertifikasi halal inisejak awal tahun 2023 berlaku gratis bagi satu juta pelaku
usaha hingga tanggal 17 Oktober 2024. Berdasarkan peraturan Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal(BPJPH) dan Kementrian Agama Republik
Indonesia (Kemenag) ada kewajiban untukproduk yang beredar untuk bersertifikat
halal, apabila sampai batas waktu yang telahditentukan para pelaku UMKM
belum memiliki sertifikat halal pada produknya, makaproduknya akan ditarik oleh
pemerintah.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk menjadikan
Indonesia sebagai eksportir pangan halal nomor 1 di dunia, salah satunya adalah
dengan mempercepat proses sertifikasi halal bagi produk-produk pangan,
khususnya untuk pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) melalui program
Sertifikasi Halal Gratis (Sehati). Melalui program ini pelaku UMK tidak hanya
digratiskan saat melakukan sertifikasi produk, namun juga proses dan dokumen
yang harus dilengkapi jauh lebih mudah dibandingkan dengan proses sertifikasi
regular yang bertarif antara Rp 300.000,- hingga Rp 5.000.000,- per dokumen
(Kepkaban No. 141/2021). Dasar hukum kewajiban sertifikasi halal bagi produk
makanan dan minuman antara lain: UU No. 33 Tahun 2014 (Jaminan Produk
Halal), PP No. 39 Tahun 2021 (Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal),
dan PMA No. 20 Tahun 2021 (Sertifikasi Halal bagi Pelaku UMK).
(Putri, dkk, 2023).
1
Pelaku industri pangan di Indonesia, masih banyak yang belum memenuhi
persyaratan pemenuhan aspek higiene sanitasi dan halal. Pemenuhan terhadap
halal pun masih sangat kecil, menurut Kementerian Keuangan pada tahun 2021
baru sekitar 1% dari total UMKM yang sudah memiiki sertifikat halal, sementara
jaminan produk halal melalui sertifikasi halal sudah menjadi kewajiban
pemberlakuannya di Indonesia per 2024. Sejak terbitnya UU 33/2014 terkait
jaminan produk halal, pemahaman para Mitra UKM terhadap pentingnya
Sertifikasi Halal masih banyak para UKM belum mengetahui dan memahaminya.
Sehingga wajar jumlah UKM yang mempunyai produk terseritifkasi Halal
masihlah sangat sedikit. Diperlukan kegiatan pemahaman tentang terhadap para
UKM (Elfi Anis Saati, 2023).
Tim dari Universitas Tadulako memberikan pengetahuan kepada
masyarakat bahwa syarat pembuatan sertifikat halal adalah kepemilikan NIB. NIB
(nomor IndukBerusaha) merupakan identitas ijin usaha yang diterbitkan Lembaga
OSS di bawahBadan Koordinasi Penanaman Modal. NIB itu sebagaimana
layaknya kalau orang sebagaipenduduk memiliki KTP, sedangkan untuk usaha
wajib memiliki NIB. NIB terdiri dari 13digit angka yang terdapat tanda tangan
elektronik yang sudah terdapat pengaman.Pelaku usaha tidak dikenakan biaya
apapun dan NIB dapat berlaku selama pelaku usaha masih menjalankan usahanya.
Selain dijadikan identitas NIB memilki fungsi sebagai TDP (Tanda Daftar
Perusahaan) , Angka Pengenal Impor (API), Akan dijadikan syarat untuk
mendapatkan SIUP (Surat Ijin Usaha Pedagangan) dan Sertifikat Halal Tujuan
sertifikasi halal.
pada hakikatnya untuk melindungi hak-hak konsumen terutama konsumen
muslim. Hal ini untuk menentukan layak atau tidaknya suatu produk mendapatkan
sertifikasi halal. Manfaat sertifikathalal pada dasarnya memiliki urgensi
diantaranya kepentingan konsumen itu sendiri, pelaku usaha dan juga kepentingan
pemerintah. Selain menghilangkan keraguan konsumen terhadap kehalalan produk
tersebut disisi lain menjamin penggunaan bahan baku produk agar tidak
2
menyalahgunakan bahan baku yang akan merugikan konsumen dan tentunya
produk itu sendiri (GalindoSalcedo et al., 2022; Wijewickrama et al., 2021).
Solusi yang tepat untuk dilaksanakannya kegiatan ini kami tim KKN 105
memulai memberikan sosialiasi pengenalan mengenai SiHalal yang kemudian
membantu para UKM membuat NIB hingga SiHalal yang dimana sertifikat
tersebut dapat digunakan para UKM dengan berbagai manfaat. Maka dari itu
dengan adanya program kerja pada KKN 105 ini kami tertarik untuk
melaksanakan SiHalal.
B. Tujuan Pelaksanaan KKN
1. Tujuan Umum
menghayati kondisi dan permasalahan yang ada dalam masyarakat dan mampu
dengan masyarakat sebagai mitra kerja sehingga eksistensi dari perguruan tinggi
desa.
2. Tujuan Khusus
3
terkait dan juga untuk kepentingan lembaga pendidikan Universitas
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi masyarakat
4
3. Bagi pemerintah Desa
5
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
A. Sejarah Desa
Desa Jono Kalora adalah hasil pemekaran dari Desa Parigmpu’u, nama
Desa Jono Klora sendiri terdiri dari dua Kata Yang di gabungkan kata “Jono”
yang berarti padang rumput luas yang di tumbuhi alang-alang dan “Kalora” yang
berarti sebuah pohon yang tumbuh besar dan rindang. Adapun suku yang tingal di
Desa Jono Kalora adalah suku Kaili, Rata-rata masyarakat yang tinggal di Desa
Jono Kalora adalah berasal dari Palu, Kawatuna, Poboya, Veteran, dan Vatutela.
Desa Jono Kalora memiliki penduduk 1.236 jiwa yang tersebar dalam 3
dusun dengan rincian 627 Laki-laki dan 609 perempuan. Jumlah KK mencapai
366 KK. Mata Pencaharian Masyarakat Desa Jono Kalora adalah Petani Kebun,
B. Peta Desa
6
C. Potensi Desa
Desa Jono Kalora merupakan salah satu desa yang memiliki banyak potensi
di antaranya yaitu
1. Pariwisata
Tolole memiliki tempat wisata unggulan yang bisa di eksplor seperti wisata
seperti manga, coklat, kelapa, jambu Mente dan tanaman yang menjanjikan
lainnya.
Adanya fasilitas Lapangan Bola kaki bahkan Desa Jono Kalora memiliki
Stadion yang ramai dikunjungi masyarakat luar Desa Jono Kalora dan
lapangan voly ball yang baik membuat desa Jono Kalora cukup sering di
7
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN KKN
Center. Untuk terealisasinya kegiatan tersebut, maka salah satu kegiatan yang
Center Untad.
selama 2 hari pada tanggal 26 dan 27 September 2023. Tempat pelaksanaan KKN
C. Program Kerja
yaitu
Pendataan pelaku usaha ini dilakukan sebanyak 14 kali yaitu pada tanggal 1
pelaku usaha. Tujuan dari pendataan ini adalah untuk mengetahui jumlah pelaku
8
2. Pendaftaran NIB (Nomor Induk Berusaha Melaui OSS (Online Single
dengan 16 Oktober 2023. Tujuannya adalah agar para pelaku usaha yang
mempunyai surat Nomor Induk Berusaha yang di daftarkan oleh mahasiswa dan
8 sampai 16 Oktober 2023. Tujuannya adalah agar produk dari pelaku usaha yang
SiHalal agar produk dari pelaku usaha tersebut mempunyai label Halal.
sampai 27 Oktober 2023. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan
Program kerja ini dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada tanggal 5,13,19 dan
Program ini dilakukan sebanyak 17 kali, dimana kegiatan ini dimulai dari
9
7. Penyuluhan
10
D. Deskripsi Kegiatan
Pembukaan dan pembekalan KKN 105 Tematik dilakukan oleh pihak kampus
yang diikuti oleh seluruh peserta KKN 105 Tematik dan seluruh DPL.
Pembekalan dilakukan secara langsung di Theater Room dan Aula MIPA selama
2 hari pada tanggal 27-28 September 2023. Yang mana kegiatan ini dilakukan
untuk membantu mahasiswa mengenal tentang KKN dan membantu mahasiswa
menyusun program kerja. Pada tanggal 27 September hari Rabu dilaksanakan
Pembukaan, pemberian materi mengenai program kerja yang akan dijalankan
nantinya di masing masing desa, membantu masyarakat yang ada di masing
masing desa dan di bimbing dalam menggunakan aplikasi OSS (Onlune Single
Submission) dan aplikasi SiHalal yang akan digunakan oleh pelaku usaha,
pembagian atribut KKN Mahasiswa. Pada hari Kamis 28 September 2023
dilakukan pembimbingan Program Kerja bersama masing-masing DPL.
11
Gambar 2. Pemberangkatan ke Lokasi KKN
Kegiatan ini diawali dengan koordinasi dengan DPL dan Kepala Desa
Jono Kalora, kemudian pengenalan lokasi serta posko untuk menempatkan
mahasiswa KKN selama 1 bulan dan terakhir lokasi program kerja yang akan
dijalankan. Pengenalan program kerja kepada masyarakat dan aparat desa yang
diadakan di kantor Desa Jono Kalora.
12
wawancara, data yang dihimpun mencakup informasi tentang identitas pemilik
usaha, jenis usaha, dan alamat usaha. Selain itu, juga diminta KTP pemilik usaha
dan nomor telepon untuk proses lebih lanjut dalam pembuatan NIB.
13
mendaftarkan produk yang dijual di Si Halal. Program kerja ini dilaksanakan
dalam waktu 9 kali.
menciptakan lingkungan yang sehat bagi seluruh warga desa. Adapun kegiatan
bersih-bersih yang dilakukan yaitu bersih-bersih di area publik desa, seperti jalan,
sungai, dan tempat-tempat umum lainnya dan mengajak warga desa untuk
14
berpartisipasi aktif dalam kegiatan bersih-bersih. Program ini dilaksanakan dalam
waktu 4 kali.
15
Gambar 10. Kegiatan Penyuluhan
11. Pembentukan Kebun Hortikulura Bersama kelompok PKK
Dalam kegiatan program kerja ini memanfaatkan kebun dasawisma milik
kelompok PKK dari dusun 1, dusun 2 dan dusun 3. Dalam kegiatan ini melibatkan
anggota kelompok PKK bersama-sama membersihkan kembali lahan dasawisma
kemudian melakukan penanaman bermacam-macam sayuran.
16
penerimaan dan dukungan dari masyarakat secara keseluruhan kemudian
partisipasi aktif dari masyarakat Desa Jono Kalora sangat berarti dalam
menyukseskan kegiatan KKN. Masyarakat memberikan bantuan dalam
berbagai aspek, seperti menyediakan tempat tinggal bagi mahasiswa KKN,
memberikan informasi mengenai kondisi sosial dan budaya desa, serta
membantu dalam pelaksanaan kegiatan lapangan.Serta keberadaan Ibu-Ibu
PKK sebagai mitra penting dalam kegiatan KKN.
b. Kolaborasi dengan Pemerintah Desa
Kerjasama yang baik dengan pemerintah desa juga merupakan faktor
pendukung yang signifikan. Dalam pelaksanaan program kerja KKN,
kolaborasi dengan pemerintah desa memudahkan akses ke sumber daya dan
informasi yang dibutuhkan. Selain itu, pemerintah desa juga dapat
memberikan arahan dan panduan terkait kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan program KKN.
c. Fasilitas dan Infrastruktur
Ketersediaan fasilitas dan infrastruktur yang memadai di Desa Jono kalora
juga menjadi faktor pendukung. Fasilitas seperti akses internet, transportasi,
sarana kesehatan, dan sarana pendidikan mempermudah pelaksanaan
kegiatan KKN dan memastikan kenyamanan serta keselamatan mahasiswa
selama berada di desa.
d. Semangat Gotong Royong
Semangat gotong royong dan kebersamaan antara mahasiswa KKN,
masyarakat, dan ibu-ibu PKK yang turut mendukung kelancaran kegiatan.
Dengan saling bekerja sama dan berkolaborasi, setiap program kerja dapat
diselesaikan dengan lebih efektif dan efisien.Dengan adanya dukungan dari
berbagai pihak seperti masyarakat, Karang Taruna, pemerintah desa,
fasilitas dan infrastruktur yang memadai, serta semangat gotong royong,
KKN di Desa Jono kalora dapat berjalan dengan baik dan memberikan
manfaat yang nyata bagi masyarakat dan lingkungan setempat
2. Faktor Penghambat
17
Selama kegiatan KKN, terdapat beberapa faktor penghambat yang dapat
menyulitkan atau menghambat pelaksanaan Program Kerja. Beberapa faktor yang
mungkin menjadi penghambat adalah:
a. Keterbatasan Waktu
Kegiatan KKN biasanya memiliki batasan waktu tertentu, yang membuat
mahasiswa harus merencanakan dan melaksanakan program kerja dalam
jangka waktu yang terbatas. Keterbatasan waktu ini dapat menjadi tantangan
dalam menyelesaikan program kerja dengan maksimal dan menyeluruh.
Mahasiswa mungkin merasa terburu-buru untuk menyelesaikan tugas-tugas
atau tidak memiliki cukup waktu untuk melibatkan masyarakat secara
mendalam.
b. Keterbatasan Anggaran
Selama KKN, anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan program kerja
mungkin terbatas. Keterbatasan anggaran ini dapat mempengaruhi
kemampuan mahasiswa untuk menyediakan sumber daya dan sarana yang
diperlukan untuk menyelesaikan program dengan baik. Beberapa kegiatan
atau inisiatif mungkin harus dikurangi atau diadaptasi agar sesuai dengan
ketersediaan anggaran.
c. Tantangan Komunikasi
Kurangnya komunikasi yang efektif antara mahasiswa KKN dengan pihak
terkait di desa atau instansi terkait bisa menjadi faktor penghambat. Jika
komunikasi tidak berjalan lancar, bisa menyebabkan kesalahpahaman atau
kesulitan dalam mendapatkan informasi yang diperlukan.
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dari Laporan Kerja Nyata (KKN) Angkatan
105,Yaitu sebagai berikut:
B. Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan untuk Kuliah Kerja Nyata (KKN ) 105
ini yaitu Di dalam waktu yang terbatas, sangat penting untuk mengoptimalkan
interaksi mahasiswa dengan masyarakat. Misalnya, kunjungan rutin ke tempat-
tempat umum, acara bersama di lingkungan desa, atau kegiatan komunitas yang
dapat memfasilitasi interaksi lebih banyak.
19
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Petunjuk Teknis Kuliah Kerja Nyata Reguler dan Tematik
Angakatn 105 (2023)
Darmalaksana, W., & widodo, d. i. (2022). Prinsip Keharusan Label Sertifikasi
Halal pada Barang Gunaan dalam. Gunung Djati Conference Series, 320
Putri, D. S., Asmawati., & Gunawan, A., 2023. Modul Bimbingan Teknis
Sertifikasi Halal MUI Gratis (SEHATI). Universitas Muhammadiyah
Mataram.
Saati, E. A., Ramadhoan, R. I., Husna, A., Harini, R., & Wulandini, L. (2023).
Peningkatan Mutu Produk Usaha Mikro untuk Naik Kelas: Pendampingan
Self Declare Sertifikasi Halal (Kecamatan Prigen dan Purwosari,
Kabupaten Pasuruan). JURNAL APLIKASI DAN INOVASI IPTEKS"
SOLIDITAS"(J-SOLID), 6(1), 60-70
20
LAMPIRAN
21
Dokumentasi Kegiatan
22
23