Anda di halaman 1dari 8

PENERAPAN PANCASILA DARI MASA KE MASA

D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama : Florencia Feiga Putri Siregar
Kelas : IX-I
SMPN 9 MEDAN
JL.T.B.Simatupang No.188 Medan
Telp. (061) 8458376
MASA MASA PENERAPAN PANCASILA TERBAGI EMPAT,YAITU :

- MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945-1959)


- MASA ORDE LAMA (1959-1966)
- MASA ORDE BARU
- MASA REFORMASI (1998-SEKARANG)

1. MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945-1959)

Pada masa ini masih banyak mengalami masalah-masalah besar karena


negara masih baru lahir dengan masih belum stabil. Banyak sekali usaha-usaha
dari beberapa kelompok dalam negara yang ingin mengganti Pancasila. Berikut
adalah usaha-usaha tersebut antara lain:

a) Pemberontakan Parta Komunis Indonesia (PKI) Madiun tahun 1948


Gerakan ini dipimpin oleh Muso dengan tujuan untuk mendirikan negara
komunis di Indonesia yang melanggar sila ketiga,yaitu “Persatuan
Indonesia”.Tetapi pemberontakan itu berhasil dipadamkan oleh Tentara
Nasional Indonesia bersama rakyat Indonesia.

b) Pemberontakan Darul Islam (DI)/ Tentara Islam Indonesia tahun 1949


Gerakan ini dipimpin oleh Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo yang
menginginkan berdirinya Negara Islam di Indonesia (NII) dengan ajaran islam
yang bertentangan dengan agama islam sebenarnya yang melanggar sila
pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa” karena memaksa rakyat menganut
agama yang tidak dikehendakinya. Tapi akhirnya usaha ini dapat digagalkan.
c)pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku tahun 1950
Republik Maluku Selatan merupakan negara boneka buatan Belanda yang
menginginkan kemerdekaan dari Indonesia dipimpin oleh Soumokil. Hal ini
melanggar pancasila pada sila ke tiga yaitu “persatuan Indonesia” karena ingin
memecah adanya persatuan pada Negara Indonesia. Tetapi pemberontakan ini
mampu digagalkan oleh tentara Indonesia.
d) Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) atau Perjuangan Rakyat
Semesta (Persemesta) tahun 1957-1958
Ini merupakan bentuk koreksi untuk pemerintahan pusat pada waktu
pemerintahan presiden Soekarno. Hal ini melanggar sila ketiga yaitu “persatuan
Indonesia” karena dengan mengkoreksi juga menyebabkan adanya keributan
dan pertengkaran yang melanggar sila persatuan Indonesia.
e) APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) tahun 1949
Gerakan ini dipimpin oleh orang Belanda yang bernama Westerling yang
bertujuan untuk mengkudeta atau memberikan serangan kudeta pemerintah
yang sah. Hal ini melanggar sila ketiga yaitu “persatuan Indonesia” karena ingin
membuat bangsa
Indonesia terpecah belah. Selanjutnya pemberontakan ini berhasil digagalkan

e.) perubahan dari RIS menjadi NKRI

Mosi integral Natsir merupakan momentum sejarah yang mengantarkan


Indonesia kembali menjadi negara kesatuan setelah sempat mengalami
disintegrasi akibat penerapan bentuk federasi. Pada tanggal 8 Maret 1950
pemerintah RIS dengan persetujuan parlemen (DPR) dan senat RIS
mengeluarkan Undang-Undang Darurat Nomor 11 Tahun 1950 tentang Tata
Cara Perubahan Susunan Kenegaraan RIS.
Hingga tanggal 5 April 1950 tiga belas negara/daerah bagian RIS telah
bergabung ke dalam negara Republik Indonesia. Negara Sumatera Timur (NST)
dan Negara Indonesia Timur (NIT) bergabung ke dalam negara Republik
Indonesia pada tanggal 19 Mei 1950. Hal ini terjadi setelah dicapai kesepakatan
antara RIS dan Republik Indonesia yang dikukuhkan dengan piagam
persetujuan. Pada tanggal 14 Agustus 1950 parlemen dan senat RIS
mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar Sementara Negara Kesatuan
Republik Indonesia menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam rapat gabungan parlemen dari senat RIS
tanggal 15 Agustus 1950 Presiden RIS, Soekarno, membacakan piagam
terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.Akhirnya, Presiden
Soekarno membacakan deklerasi Undang-Undang Dasar Sementara Tahun
1950, pada tanggal 17 Agustus 1950. Peristiwa ini menandai berakhirnya
pemerintah Republik Indonesia Serikat dan digantikan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Setelah RIS dilebur Soekarno kembali ke Yogyakarta
untuk menerima kembali jabatan Presiden Republik Indonesia dari Pemangku
Sementara Jabatan Presiden Republik Indonesia, Mr. Assat
2. Masa Orde Lama tahun 1959-1966

Pada masa orde lama, kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi
oleh beberapa kekacauan.Masa orde lama adalah Masa pencarian bentuk
penerapan Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan.
Periode ini dikenal dengan periode demokrasi terpimpin.Demokrasi dimaknai
bukan berada pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai
pancasila yang berada pada kekuasaan pribadi Presiden.
Pada periode ini terjadi pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965
yang dipimpin oleh D.N Adit.Tujuan pemberontakan ini adalah Kembali
mendirikan negara soviet Indonesia yang beridiologikan Komunis.
Pada masa orde lama indonesia mengalami Masa-masa sulit karena terjadi
banyak pemberontakan yang akhirnya dapat dituntaskan oleh Presiden
ir.Soekarno dan rakyat memilih Soekarno sebagai presiden.
Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 maka Indonesia masuk pada masa
demokrasi terpimpin. Dalam demokrasi terpimpin semua kekuasaan ada
ditangan presiden. Ada beberapa penyimpangan dari Pancasila & UUD 1945
yaitu :
a) Pengangkatan Presiden Seumur Hidup
b) Pembubaran DPR hasil pemilu 1955
c) Pembentukan MPRS dan DPR-GR yang dipilih dan diangkat oleh Presiden
Selain itu pada masa orde lama terjadi pemberontakan PKI yang ingin
mengganti Pancasila pada 30 September 1965. Tetapi pemberontakan itu
berhasil digagalkan oleh TNI dan rakyat.
3.Masa Orde Baru tahun 1967-1998
Pada orde baru, pemerintah ingin melaksanakan Pancasila dan juga UUD
1945 secara murni serta konsekuen sebagai kritik kepada orde lama yang
menyimpang dari pancasila dengan melaksanakan program P4 (Pedoman
Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila)/Ekaprasetia Pancakarsa.Orde baru
berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan juga ideologi negara serta
berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Melaksanakan Pancasila dan
juga UUD 1945 secara murni juga Orde baru berhasil mempertahankan
Pancasila sebagai dasar serta ideologi negara dan berhasil mengatasi paham
komunis di Indonesia.

Dalam pemerintahannya, presiden Soeharto melakukan banyak


penyelewengan dalam penerapan Pancasila, yaitu diterapkannya demokrasi
sentralistik, demokrasi yang berpusat di pemerintah, pelanggengan KKN
sehingga dimasa ini banyak pejabat negara yang korupsi. tidak hanya itu, negara
Indonesia juga mengalami krisis moneter sebabkan oleh keuangan negara yang
tidak stabil dan juga banyaknya hutang ke negara asing.
Masa ini ditandai dengan dilantiknya Presiden Soeharto pada 12 Maret
1967. Selama Presiden Suharto memerintah dinamakan masa Orde Baru. Orde
Baru mempunyai konsep Demokrasi Pancasila. Pada masa orde baru semua
lembaga dikembalikan lagi sesuai dengan fungsinya dan diadakan pemilihan
umum setiap 5 tahun sekali. Selain itu pembangunan juga dilakukan secara
bertahap dengan sistem pelita atau pembangunan lima tahu. Tetapi pada masa
orde baru kebebasan melakukan kegiatan politik sangat dibatasi. Partai politik
hanya ada 2 (PPP dan PDI) ditambah Golkar. Kebebasan Pers juga dibatasi
sehingga muncul pencabutan beberapa izin media massa seperti majalah dan
koran yang bertentangan dengan pemerintah.

Kelebihan dan Kelemahan penerapan Pancasila Masa Orde Baru

No Kelebihan Kelemahan

1 Pemilu dilaksanakan setiap 5 Hak berpolitik rakyat sangat dibatasi


Tahun sekali
2 Pembangunan dilakukan dengan Adanya pembatasan berpendapat dan
program pembangunan lima melakukan kritik
tahun (Pelita)

3 Pertumbuhan ekonomi meningkat Adanya beberapa peristiwa pelanggaran


pesat HAM, seperti : peristiwa Tanjung
Priok, Kasus Marsinah dan Kasus
wartawan Bernas Udin.

4 Stabilitas nasional terjamin Adanya peran militer yang berlebihan


5 Lembaga-lembaga negara sudah Kebebasan Pers selalu dikekang dan
dibentuk sesuai dengan UUD 45, dibatasi
misalnya : MPR, DPR, Presiden,
MA dan DPA

4. Tahun 1998 s.d. sekarang (Masa Reformasi)


Eksistensi pancasila banyak dimaknai sebagai konsepsi politik yang
substansinya belum bisa diwujudkan secara riil. Reformasi belum berlangsung
dengan baik dikarenakan Pancasila belum difungsikan maksimal sebagaimana
mestinya. Banyak masyarakat yang hafal Pancasila namun belum memahami
makna sesungguhnya.
Pada masa reformasi yang serba bebas menjadi ancaman tersendiri terhadap
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila karena kebebasan tersebut menyebabkan
munculnya dampak negatif yang tidak sesuai dengan Pancasila, seperti :
penyebaran berita palsu, terkikisnya sopan santun, unjuk rasa yang berlebihan,
ujaran kebencian dan lain-lain. Selain itu terancamnya persatuan dan kesatuan
karena banyak daerah yang merasa tidak puas dengan pembangunan yang tidak
merata, sehingga muncul keinginan merdeka dari beberapa wilayah di
Indonesia.
Tetapi secara umum pada masa reformasi penerapan Pancasila sudah sesuai
dengan yang diharapkan. Demokrasi sudah dilaksanakan dengan baik tanpa ada
pembatasan. Kebebasan pers terjamin dan semua rakyat Indonesia bebas
melakukan kegiatan politik. Selain itu pembagian kekuasaan setiap lembaga
negara sudah sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan sudah
berjalan dengan baik dan sudah ada usaha-usaha untuk memeratakan hasil-hasil
pembangunan.
Maka dari itu dalam era reformasi ini harus ada usaha-usaha dari semua
lembaga negara dan rakyat untuk terus melestarikan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

PENYIMPANGAN YANG TERJADI YAITU :

1.Masa Awal Kemerdekaan (1945-1959)

Bentuk Penyimpangan:

 Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI)


Peristiwa ini terjadi pada tanggal 18 September 1948 di Madiun, yang
dipimpin oleh Musa. Peristiwa ini melanggar pancasila pada sila
pertama(Ketuhanan Yang Maha Esa), karena paham komunis tidak
mengakui adanya Tuhan dan berbanding terbalik dengan Dasar Negara
kita Indonesia. Juga alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Peristiwa ini juga melanggar pancasila pada sila ke-3(Persatuan
Indonesia), karena adanya keinginan mengubah NKRI menjadi soviet
Indonesia yang melanggar dasar Negara kita Indonesia, Pancasila. Juga
melanggar UUD Pasal 29 ayat 1 dengan bunyi “Negara berdasarkan atas
Ketuhanan Yang Maha Esa.” Karena paham komunis tak mengakui
adanya Tuhan. Juga melanggar UUD Pasal 1 ayat 1 dengan bunyi
“Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik.
Karena Indonesia bukanlah soviet Indonesia tapi Republik Indonesia.
 Pemberontakan Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia
Dipimpin oleh Sekarnaji Marijan Kartosuwiryo tanggal 07 Agustus 1949.
Peristiwa ini melanggar sila Pertama, juga ke 3 dan ke 5 karena ingin
mengubah Negara Indonesia menjadi Negara lain yaitu NII(Negara Islam
Indonesia) yang juga melanggar ajaran Islam Asli. Juga melanggar UUD
pasal 29 ayat 1 dengan bunyi “Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang
Maha Esa.”

 Pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan)


Dipimpin oleh Christian Robert Steven Soumokil yang bertujuan untuk
membentuk Negara sendiri. Melanggar sila ketiga yaitu Persatuan
Indonesia juga UUD pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Negara Indonesia
ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik.” Karena mencoba
memecahan adanya persatuan kesatuan di Negara Indoenesia.

 Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)


Dipimpin oleh Sjariffudin Prawiranegara dan Ventje Sumual tahun 1957-
1958 di Sumatertera dan Sulawesi. Melanggar sila kelima yaitu “keadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia.” Juga melanggar pasal 1 ayat 1 yang
berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk
Republik.” Karena, terjadinya ketidakadilan dan perpecahan antara rakyat
Indonesia yang kurang menyetujui kepemimpinan Soekarno.

 APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)


Didirikan oleh Kapten KNIL Raymond Westerling pada tanggal 15
januari 1949. Melanggar sila ketiga yaitu “persatuan Indonesia.” Juga
pasal 1 ayat 1 yang berbunyi “Negara Indonesia ialah Negara kesatuan
yang berbentuk republik.” Karena ingin mempertahankan Negara federasi
(kerja sama membentuk Negara federal) dan melupakan NKRI. Juga
karena ingin mengubah NKRI menjadi Negara federasi.

 Perubahan RIS menjadi NKRI


Melanggar sila ketiga karena terjadi krisis politik,ekonomo,dan sosial
yang melanggar adanya persatuan di Negara Indonesia. Juga aline
keempat pembukaan. Juga melanggar UUD pasal 1 ayat 1 yang
berbunyi”Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk
republik.” Karena tidak menerapkan adanya persatuan dan kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai