Anda di halaman 1dari 13

DEMOKRASI LIBERAL

M. HAQUL MUBIN
Kompetensi Dasar
3.3. Menganalisis perkembangan kehidupan politik dan
ekonomi Bangsa Indonesia pada masa Demokrasi
Liberal
3.4. Merekonstruksi perkembangan kehidupan politik
dan ekonomi Bangsa Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal dan menyajikannya dalam bentuk
laporan tertulis
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa
diharapkan mampu:
1) menjelaskan perkembangan demokrasi di
Indonesia
2) menjelaskan definisi dari demokrasi liberal
3) Menganalisis perkembangan politik pada
masa Demokrasi Liberal
Sejarah Praktik Berdemokrasi di Indonesia
4 September–14 November 1945 : Sistem Presidensial,
dipimpin oleh presiden dan wakil presiden
14 November 1945–Demokrasi Liberal : Sistem
Parlementer, dipimpin oleh perdana menteri
Demokrasi Terpimpin 1959 : Eksekutif sangat dominan
dan adanya konsep nasakom
Demokrasi Pancasila “ Orde Baru” : Eksekutif sangat
dominan dan adanya dwifungsi ABRI
Masa Reformasi : Sejak 2004, presiden dan wakil
presiden dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu
Definisi Demokrasi Liberal
Menurut Wikipedia
 Adalah system politik yang menganut
kebebasan individu.
 Secara konstitusional, ini dapat diartikan
sebagai hak-hak individu dari kekuasaan
pemerintah. Dalam demokrasi liberal,
keputusan-keputusan mayoritas (dari
proses perwakilan atau langsung)
diberlakukan pada sebagian besar
bidang-bidang kebijakan pemerintah
yang tunduk pada pembatasan-pembatasan
agar keputusan pemerintah tidak melanggar
kemerdekaan dan hak-hak individu seperti
tercantum dalam konstitusi.
A. INDONESIA PADA MASA DEMOKRASI
LIBERAL
Latar belakang
 Hasil dari KMB yang pada intinya
terbentuknya negara Republik Indonesia
Serikat, ini tidak mendapat tempat di rakyat
Indonesia karena pembentukan tersebut
diprakarsai oleh Belanda sehingga
melemahkan integrasi Indonesia.
 akhirnya pada 15 Agustus 1950, perdana
menteri kabinet RIS Moh. Hatta kemudian
menyerahkan mandatnya kepada Ir. Soekarno
 selanjutnya, pada 17 Agustus 1950 Indonesia
kembali menjadi negara kesatuan.
B. Perjalanan Demokrasi Liberal di Indonesia
 setelah berakhirnya pemerintahan RIS 1950,
pemerintah Indonesia masih melanjutkan demokrasi
parlementer yang liberal.
 kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri
dan bertanggung jawab kepada parlemen. Presiden
hanya berkedudukan sebagai kepala negara.
 kurun waktu 1950 s.d 1959 kembali terjadi silih
berganti kabinet.
 kabinet pada masa itu jatuh karena munculnya mosi
tidak percaya dari partai lawan.
 disamping itu terjadi perdebatan dalam konstituante
yang sering menimbulkan konflik berkepanjangan.
C. Kabinet-Kabinet pada Masa Demokrasi Liberal
Kabinet-kabinet yang pernah memerintah pada masa
Demokrasi Liberal antara lain :
1) Kabinet Natsir “Masyumi” ( 6 September 1950-21
Maret 1951)
2) Kabinet Sukiman “Masyumi” (27 April 1951-3 April
1952)
3) Kabinet Wilopo “PNI” (3 April 1952-3 Juni 1953)
4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I “Koalisi PNI dan NU”
(31 Juli 1953- 12 Agustus 1955)
5) Kabinet Burhanuddin Harahap “Masyumi” (12
Agustus 1955- 3 Maret 1956)
6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II “ Koalisi PNI,
Masyumi, NU” (20 Maret 1956- 4 Maret 1957)
7) Kabinet Djuanda (9 April 1957-5
Juli 1959)
D. Jatuhnya Kabinet-Kabinet Demokrasi Liberal
 Kabinet Natsir dianggap gagal karena tidak
mampu menghadapi pemberontakan yang
dilakukan Kartosuwiryo dan menyelesaikan
masalah Irian Barat.
 Kabinet Sukiman kegagalan dalam
pertukaran nota keuangan antara menteri
luar negeri ahmad soebardjo dan Duta besar
AS Merle Cochran. Kesepakatan bantuan dan
militer dari AS kepada Indonesia didasarkan
Mutual Security Act (MSA). Dalam perjanjian
ini Indonesia wajib memperhatikan Amerika,
kebijakan sukiman dinilai menciderai politik
bebas aktif dan dianggap condong ke blok
barat
Lanjutan
 Kabinet Ali I jatuh karena tidak dapat
menyelesaikan kemelut yang ada ditubuh
angkatan darat dan Pemberontakan DI/TII yang
berkecamuk di Jabar, Sulsel, dan Aceh.
Ditambah pula dengan konflik antara PNI dan
NU yang mengakibatkan NU menarik semua
menterinya yang duduk di kabinet.
 Kabinet Wilopo jatuh karena peristiwa
Tanjung Morawa mengenai persoalan tanah
perkebunan di Sumatera Timur (Deli).
Perkebunan tersebut milik orang asing untuk
menanam kelapa sawit, teh, dan tembakau. Ini
sesuai perjanjian KMB, pemerintah
mengizinkan pengusaha asing untuk kembali ke
Indonesia.
 Kabinet Burhanuddin Harahap jatuh
karena tugasnya dianggap sudah selesai dengan
terselenggaranya Pemilu tahun 1955. Dengan
ini digantikan oleh kabinet yang menjadi
pemenang pemilu.
 Kabinet Ali II jatuh karena pada tubuh
kabinet Ali Sastroamijoyo II terdapat dan
terjadinya perpecahan antara kubu Partai
Nasional Indonesia (PNI) dengan kubu Majelis
Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi).
 Kabinet Juanda jatuh karena munculnya
sistem demokrasi terpimpin, sehingga
kekuasaan negara dipegang kembali oleh
Soekarno-Hatta
Kesimpulan
Kabinet yang terlalu sering berganti pada masa
Demokrasi Liberal membuat pemerintahan tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini karena
pemerintahan yang berkuasa tidak dapat
menyelesaikan program kerjanya sesuai dengan
rencana.
Sebagai siswa kalian dapat mengambil manfaat
dari peristiwa tersebut, yakni untuk terus
memupuk kerja sama yang baik. Baik dalam
sebuah organisasi maupun kelompok belajar. Kerja
sama yang baik dan solid diperlukan agar lebih
efektif dan efisien dalam melaksanakan kegiatan
dalam berbagai hal
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai