Anda di halaman 1dari 16

9th Gra

KEGAGALAN
DEMOKRASI LIBERAL
DAN TERPIMPIN
Muhammad Amtsal
Amirullah 1

Paket C IPA
MASA DEMOKRASI
LIBERAL (1950-1959)
Kondisi Politik Masa
Demokrasi Liberal
Pada 15 Agustus 1950, Perdana Menteri Kabinet RIS, Mohammad
Hatta,menyerahkan mandatnya kepada Soekarno. Selanjutnya, pada 17
Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dengan
sistem demokrasi liberal. Dalam sistem demokrasi ini, kabinet dipimpin
oleh seorang perdana menteri dan bertanggung jawab terhadap parlemen.
Presiden hanya berkedudukan sebagai kepala negara
Latar Belakang Masa
Demokrasi Liberal
Masa demokrasi liberal dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu :
• Bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bersifat
federal tidak cocok dengan hati rakyat Indonesia.
• Bentuk negara federal justru akan melemahkan integrasi Indonesia.
Daftar Kabinet Demokrasi Liberal
Nama Kabinet Partai Masa Jabatan
6 September 1950 – 21 Maret
Kabinet Natsir Masyumi
1951

Kabinet Soekiman Wirjosandjojo Masyumi 27 April 1951 – 3 April 1952

Kabinet Wilopo (Zaken Kabinet) PNI 3 April 1952 – 3 Juni 1953

Kabinet Ali Sastroamidjojo I PNI, NU 31 Juli 1953 – 12 Agustus 1955

Kabinet Burhanuddin Harahap Masyumi 12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956

Kabinet Ali Sastroamdijojo II PNI, Masyumi, NU 24 Maret 1956– 14 Maret 1957

Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet) 9 April 1957 – 10 Juli 1959


Akhir Masa Demokrasi Liberal
Karena masa kerja atau usia kabinet yang hanya sesat, pelaksanan
program kerja kabinet tidak mungkin berjalan maksimal, tuntas dan
merata. Pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara di segala bidang
tidak dapat terlaksana karena para pemimpin partai yang menjadi
menteri hanya memikirkan kepentingan partainya. Hal inilah yang
mendorong Soekarno untuk mengeluarkan dekrit presiden
Kegagalan Demokrasi Liberal
Penyebab gagalnya sistem demokrasi liberal di Indonesia adalah :
• Kegagalan Konstitante menyusun UUD.
• Muncul banyak partai yang tidak bisa bertanggung jawab.
• Kondisi ekonomi yang masih lemah.
Dekrit Presiden 1959

Dekrit adalah sebuah istilah untuk menunjukkan adanya keputusan


dari kepala negara atau pemerintahan untuk menyudahi sesuatu. Isi
dari dekrit presiden adalah :
● Pembubaran badan konstituante hasil pemilu 1955.
● Pemberlakuan kembali UUD 1945 menggantikan UUDS 1950.
● Membentuk MPRS yang terdiri dari DPR ditambah dengan para
utusan daerah dan golongan
Kebijakan Ekonomi Masa
Demokrasi Liberal
Berikut merupakan kebijakan ekonomi
yang dilakukan oleh pemerintah pada
masa demokrasi liberal
• Gunting Syafruddin
• Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
• Nasionalisasi De Javasche Bank
• Sistem Ekonomi Ali-Baba
• Rencana Pembangunan Lima Tahun
• Musyawarah Nasional Pembangunan
MASA DEMOKRASI
TERPIMPIN (1959 – 1965)

10
Kondisi Politik Masa
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah sistem demokrasi yang semua keputusan
dan pemikiran terpusat kepada pemimpin, yakni Soekarno Pada masa ini,
Soekarno menegaskan konsep persatuan nasionalis, agama, dan komunis
(Nasakom). Menurutnya, semua ideologi harus bersatu dan bergerak
secara progesif dan revolusioner demi pembangunan Indonesia.
Meskipun mendapat tantangan dari berbagai elemen masyarakat,
Soekarno tetap mencoba menghilangkan sentiment negatif dari
komunisme. Hal inilah yang membuat PKI tumbuh subur, karena
dilindungi oleh pemerintah
Latar Belakang Masa
Demokrasi Terpimpin
Masa demokrasi terpimpin dilatarbelakangi oleh beberapa hal, yaitu :
• Dari segi politik, konstituante dinilai gagal dalam menyusun UUD
baru.
• Dari segi keamanan nasional, terjadi berbagai gerakan separatis
dan pemberontakan pada masa demokrasi liberal.
• Dari segi ekonomi, terjadinya krisis ekonomi serta cabinet yang
silih berganti membuat banyak program yang tidak bekerja dengan
baik
Akhir Masa Demokrasi
Terpimpin
Akhir masa demokrasi terpimpin diawali dengan timbulnya
pemberontakan G30S/PKI yang mengakibatkan gugurnya para perwira
tinggi Angkatan Darat serta membuat keadaan negara menjadi kacau.
Hal ini memicu terjadinya demonstrasi dari beberapa kelompok
terhadap pemerintah Indonesia
Sebagai respon dari kekacauan tersebut, dikeluarkanlah Surat Perintah
Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 dari Presiden
Soekarno yang menjadi akhir dari pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
di Indonesia
Kebijakan Ekonomi Masa
Dekorasi Terpimpin
Berikut merupakan kebijakan pemerintah pada
masa Demokrasi Terpimpin di bidang
ekonomi :

● Pembentukan Dewan Perancang Nasional


dan Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional
● Penurunan Nilai Mata Uang
● Deklarasi Ekonomi
● Proyek Politik Mercusuar
Kegagalan Demokrasi
Terpimpin
Penyebab gagalnya sistem demokrasi liberal di Indonesia adalah :
• Kelengkapan negara pada saat itu juga masih belum terbentuk.
• Lembaga-lembaga negara yang telah terbentuk masih belum bisa
melakukan kerjasama.
• Sistem pemerintahan tidak dapat dijalankan pada masa revolusi.
• Terjadinya pemberontakan dan gerakan separatism dalam wilayah
NKRI
• Keadaan politik dan ekonomi yang memburuk akibat peristiwa
G30S/PKI
15
Terima
Kasih
16

Anda mungkin juga menyukai