KEGAGALAN
DEMOKRASI LIBERAL
DAN TERPIMPIN
Muhammad Amtsal
Amirullah 1
Paket C IPA
MASA DEMOKRASI
LIBERAL (1950-1959)
Kondisi Politik Masa
Demokrasi Liberal
Pada 15 Agustus 1950, Perdana Menteri Kabinet RIS, Mohammad
Hatta,menyerahkan mandatnya kepada Soekarno. Selanjutnya, pada 17
Agustus 1950, Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dengan
sistem demokrasi liberal. Dalam sistem demokrasi ini, kabinet dipimpin
oleh seorang perdana menteri dan bertanggung jawab terhadap parlemen.
Presiden hanya berkedudukan sebagai kepala negara
Latar Belakang Masa
Demokrasi Liberal
Masa demokrasi liberal dilatarbelakangi oleh dua hal, yaitu :
• Bentuk negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang bersifat
federal tidak cocok dengan hati rakyat Indonesia.
• Bentuk negara federal justru akan melemahkan integrasi Indonesia.
Daftar Kabinet Demokrasi Liberal
Nama Kabinet Partai Masa Jabatan
6 September 1950 – 21 Maret
Kabinet Natsir Masyumi
1951
10
Kondisi Politik Masa
Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah sistem demokrasi yang semua keputusan
dan pemikiran terpusat kepada pemimpin, yakni Soekarno Pada masa ini,
Soekarno menegaskan konsep persatuan nasionalis, agama, dan komunis
(Nasakom). Menurutnya, semua ideologi harus bersatu dan bergerak
secara progesif dan revolusioner demi pembangunan Indonesia.
Meskipun mendapat tantangan dari berbagai elemen masyarakat,
Soekarno tetap mencoba menghilangkan sentiment negatif dari
komunisme. Hal inilah yang membuat PKI tumbuh subur, karena
dilindungi oleh pemerintah
Latar Belakang Masa
Demokrasi Terpimpin
Masa demokrasi terpimpin dilatarbelakangi oleh beberapa hal, yaitu :
• Dari segi politik, konstituante dinilai gagal dalam menyusun UUD
baru.
• Dari segi keamanan nasional, terjadi berbagai gerakan separatis
dan pemberontakan pada masa demokrasi liberal.
• Dari segi ekonomi, terjadinya krisis ekonomi serta cabinet yang
silih berganti membuat banyak program yang tidak bekerja dengan
baik
Akhir Masa Demokrasi
Terpimpin
Akhir masa demokrasi terpimpin diawali dengan timbulnya
pemberontakan G30S/PKI yang mengakibatkan gugurnya para perwira
tinggi Angkatan Darat serta membuat keadaan negara menjadi kacau.
Hal ini memicu terjadinya demonstrasi dari beberapa kelompok
terhadap pemerintah Indonesia
Sebagai respon dari kekacauan tersebut, dikeluarkanlah Surat Perintah
Sebelas Maret (Supersemar) pada tanggal 11 Maret 1966 dari Presiden
Soekarno yang menjadi akhir dari pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
di Indonesia
Kebijakan Ekonomi Masa
Dekorasi Terpimpin
Berikut merupakan kebijakan pemerintah pada
masa Demokrasi Terpimpin di bidang
ekonomi :