Kelompok 1 :
Armiyanti
Dewi
Hizmia aziza
Irmiwati
Maulina
Misna sari
Nafizah
KELAS : Xl AKUNTANSI 1
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PENDAHULUAN
Semejak negara indonesia mulai tahun 1945,telah terdapat beberapa pergantian penguasa
dan pimpinan dinegeri ini berbagai corak kepemimpinan telah dicatat dalam lembaran-
lembaran sejarah dengan berbagai ciri khas,kelebihan,dan kekurangannya masing-masing.
Orde lama merupakan salah satu yang kita tidak bisa lewatkan ketikan kita berbicara
sejarah didunia ini,orde lama dengan soekarno sebagai tokoh sentralnya telah mewarnai
sejarah kekuasaan dinegeri ini.orde lama bukanlah nama asli dari pemerintah ini .seokarno
tidak pernah mengatakan bahwa pemerintah yang ia pimpin ialah orde lama ,tetapi soeharto
lah yang memberikan nama orde lama kepada pemerintah yang dipimpin soekarno tersebut
BAB II
Pembahasan
1. 1950-1951-Kabinet Natsir
2. 1951-1952-Kabinet Sukiman-Suwirjo
3. 1952-1953-Kabinet Wilopo
4. 1953-1955-Kabinet Ali Sastroamidjojo I
5. 1955-1956-Kabinet Burhanuddin Harahap
6. 1956-1957-Kabinet Ali Sastroamidjojo II
7. 1957-1959-Kabinet Djuanda
A. SIMPULAN
Dari Sejarah panjang mengenai dinamika politik pada masa orde lama di Indonesia
yang berhubungan dengan praktek politik berdasar demokrasi muncul semenjak
dikelurkannya Maklumat Wakil Presiden No.X, 3 November 1945, yang menganjurkan
pembentukan partai-partai politik. Perkembangan demokrasi dalam masa revolusi dan
demokrasi parlementer dicirikan oleh distribusi kekuasaan yang khas. Presiden Soekarno
ditempatkan sebagai pemilik kekuasaan simbolik dan ceremonial, sementara kekuasaan
pemerintah yang nyata dimiliki oleh Perdana Menteri, kabinet dan parlemen. Kegiatan
partisipasi politik di masa itu berjalan dengan hingar bingar, terutama melalui saluran partai
politik yang mengakomodasikan berbagai ideologi dan nilai-nilai primordialisme yang
tumbuh di tengah masyarakat. Namun, demikian, masa itu ditandai oleh terlokalisasinya
proses politik dan formulasi kebijakan pada segelintir elit politik semata, hal tersebut
ditunjukan pada rentang 1945-1959 ditandai dengan adanya tersentralisasinya kekuasaan
pada tangan elit-elit partai dan masyarakat berada dalam keadaan terasingkan dari proses
politik.
Keruntuhan Orde Lama dan kelahiran Orde Baru di penghujung tahun 1960-an
menandai tumbuhnya harapan akan perbaikan keadaan sosial, ekonomi dan politik. Dalam
13
kerangka ini, banyak kalangan berharap akan terjadinya akselerasi pembangunan
politik ke arah demokrasi. Salah satu harapan dominan yang berkembang saat itu adalah
bergesernya power relationship antara negara dan masyarakat. Harapan akan tumbuhnya
demokrasi tersebut adalah harapan yang memiliki dasar argumen empirik yang memadai
diantaranya adalah berbeda dengan demokrasi terpimpin Bung Karno yang lahir sebagai
produk rekayasa elit, orde baru lahir karena adanya gerakan massa yang berasal dari arus
keinginan arus bawah, kemudian rekrutmen elit politik di tingkat nasional yang dilakukan
oleh pemerintah Orde Baru pada saat pembentukannya memperlihatkan adanya kesejajaran.
Dalam artian, mengenai kebijakan politik yang ada tidak lagi diserahkan pada peran politis
dan ideology, melainkan pada para teknokrat yang ahli. Sejalan dengan dasar empirik
sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh terjadinya perubahan besar dalam
pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat, sebelumya pada era Orde Lama kita
tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden, militer dan PKI. Namun pada Orde Baru
terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam militer, teknokrat, dan kemudian
birokrasi. Namun harapan itu akhirnya menemui ajalnya ketika pada pemilu 1971, golkar
secara mengejutkan memenangi pemilu lebih dari separuh suara dalam pemilu.Itulah
beberapa sekelumit cerita tentang Orde Lama.