Anda di halaman 1dari 6

Kisi-Kisi UAS Sejarah Indonesia Kelas XII

SMKN 5 Malang

1. Latar belakang pemberontakan PRRI dan Permesta


Pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan pemberontakan yang terjadi akibat adanya
ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia terhadap pemerintahan pusat.

2. Upaya pemerintah dalam meredam pemberontakan PKI tahun 1948


Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya-upaya diplomasi dengan Muso, bahkan sampai
mengikutsertakan tokoh-tokoh kiri yang lain, yaitu Tan Malaka, untuk meredam gerak ofensif
PKI Muso. Namun kondisi politik sudah terlampau panas, sehingga pada pertengahan
September 1948, pertempuran antara kekuatan-kekuatan bersenjata yang memihak PKI dengan
TNI mulai meletus. PKI dan kelompok pendukungnya kemudian memusatkan diri di Madiun.
Muso pun kemudian pada tanggal 18 September 1948 memproklamirkan Republik Soviet
Indonesia.

3. Upaya pemerintah dalam menghadapi DI/TII di Jawa Barat


Meski upaya menanggulangi DI/TII Jawa Barat pada awalnya terlihat belum dilakukan secara
terarah, namun sejak tahun 1959, pemerintah mulai melakukan operasi militer.
Operasi terpadu “Pagar Betis” digelar, dimana tentara pemerintah menyertakan juga masyarakat
untuk mengepung tempat-tempat pasukan DI/TII berada. Tujuan taktik ini adalah untuk
mempersempit ruang gerak dan memotong arus perbekalan pasukan lawan. Selain itu diadakan
pula operasi tempur dengan sasaran langsung basis-basis pasukan DI/TII. Melalui operasi ini
pula Kartosuwiryo berhasil ditangkap pada tahun 1962. Ia lalu dijatuhi hukuman mati, yang
menandai pula berakhirnya pemberontakan DI/TII Kartosuwiryo.

4. Tujuan gerakan DI/TII kartoswiryo


untuk lebih mendekatkan cita-cita lamanya untuk mendirikan negara Islam.

5. Latar belakang PRRI dan Permesta


Pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan pemberontakan yang terjadi akibat adanya
ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia terhadap pemerintahan pusat.

6. Latarbelakang terjadinya pemberontakan andi aziz


Peristiwa Andi Aziz berawal dari tuntutan Kapten Andi Aziz dan pasukannya yang berasal dari
KNIL (pasukan Belanda di Indonesia) terhadap pemerintah Indonesia agar hanya mereka yang
dijadikan pasukan APRIS di Negara Indonesia Timur (NIT).

7. Negara bentukan Soumakil


Republik Maluku Selatan (RMS)

8. Sikap yang menyebabkan integrasi bangsa

9. Pahlawan nasional dari papua


Frans Kaisiepo, Silas Papare dan Marthen Indey
10. Usaha yang dilakukan oleh Frans Kaisepo dalam proses integrase
- Mempopulerkan lagu Indonesia Raya di Papua
- Turut berperan dalam pendirian Partai Indonesia Merdeka (PIM) pada tanggal 10 Mei 1946
- Anggota delegasi Papua dalam konferensi Malino di Sulawesi Selatan
- Menentang pembentukan Negara Indonesia Timur (NIT)
- Berperan dalam merancang pemberontakan rakyat Biak melawan pemerintah kolonial Belanda
- Mendirikan partai politik Irian Sebagian Indonesia (ISI) yang menuntut penyatuan Nederlans
Nieuw Guinea ke negara Republik Indonesia
- Berupaya agar Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) bisa dimenangkan oleh masyarakat yang
ingin Papua bergabung ke Indonesia. Proses tersebut akhirnya menetapkan Papua menjadi bagian
dari negara Republik Indonesia.

11. Usaha silas papare dalam melakukan integrase


- Membentuk Komite Indonesia Merdeka (KIM) (September 1945) yang bertujuan untuk
menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah perjuangan dalam membela dan
mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945.
- Mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia (PKI)
- Membentuk Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta
- Mewakili Irian Barat duduk sebagai anggota delegasi RI dalam Perundingan New York antara
Indonesia-Belanda dalam upaya penyelesaian masalah Papua. Berdasarkan “New York Agreement”
ini, Belanda akhirnya setuju untuk mengembalikan Papua ke Indonesia.

12. Lagu-lagu Ismail Mazuki yang menumbuhkan rasa cinta tanah air
- 17 Tahun (Lagu pertama yang dikarang) O Sarinah
- Rayuan Pulau Kelapa (1944)
- Halo-Halo Bandung (1946) yang diciptakan ketika terjadi peristiwa Bandung Lautan Api
- Selendang Sutera (1946) yang diciptakan pada saat revolusi kemerdekaan untuk membangkitkan
semangat juang pada waktu itu
- Sepasang Mata Bola (1946) yang menggambarkan harapan rakyat untuk merdeka.

13. Sikap yang dilakukan oleh Sultan Syarif Kasim II dalam proses integrase
- Menyerahkan harta senilai 13 juta gulden untuk membantu perjuangan RI (setara Rp. 1,47 Trilyun
pada tahun 2014)
- Membentuk Komite Nasional Indonesia di Siak, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Barisan
Pemuda Republik.
- Mengadakan rapat umum di istana serta mengibarkan bendera Merah-Putih, dan mengajak raja-
raja di Sumatera Timur lainnya agar turut memihak republik
- Aktif mensuplai bahan makanan untuk para laskar
- Menyerahkan kembali 30 % harta kekayaannya berupa emas kepada Presiden Soekarno di
Yogyakarta bagi kepentingan perjuangan
14. Alasan pemerintahan perdana menteri Sutan Syahrir tidak dimasukkan dalam masa demokrasi
Parlementer

15. Dasar hokum dilaksanakan demokrasi parlementer


Undang – Undang Dasar Sementara 1950

16. Urutan kabinet masa demokrasi parlementer


Kabinet Natsir (Masyumi) 1950-1951;
Kabinet Sukiman (Masyumi) 1951-1952;
Kabinet Wilopo (PNI) 1952-1953;
Kabinet Ali Sastroamijoyo I (PNI) 1953-1955;
Kabinet Burhanuddin Harahap (Masyumi) 1955-1956;
Kabinet Ali Sastroamijoyo II (PNI) 1956-1957;
Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet) 1957-1959.

17. Prestasi kabinet Ali Sastroamojoyo I


menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika pada April 1955

18. Program pasca Karya


1. Membentuk Dewan
2. Normalisasi keadaan Republik
3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB
4. Perjuangan Irian
5. Mempergiat pembangunan

19. Cabinet yang berhasil melaksananakan pemilihan umum


Kabinet Burhanuddin Harahap. Pada tanggal 27 September 1955 pemilihan umum untuk
memilih anggota parlemen berhasil dilangsungkan dan pemilihan anggota Dewan Konstituante
dilakukan pada 15 Desember 1955.

20. Runtuhnya kabinet Natsir


Latar belakang masalah dalam pembentukan kabinet sering kali menjadi faktor yang
menyebabkan goyah dan jatuhnya kabinet. Hal ini terlihat ketika Kabient Natsir menjalankan
pemerintahannya, kelompok oposisi segera melancarkan kritik terhadap jalannya pemerintahan
Natsir. Kabinet Natsir dihadapkan pada mosi Hadikusumo dari PNI yang menuntut agar
pemerintah mencabut Peraturan Pemerintah No 39 tahun 1950 tentang pemilihan anggota
lembaga perwakilan daerah. Lembaga-lembaga perwakilan daerah yang sudah dibentuk atas
dasar Peraturan Pemerintah no 39 tahun 1950 oleh Kabinet Hatta, supaya diganti dengan
undang-undang yang baru yang bersifat demokratis karena dalam PP no 39 dalam menentukan
pemilihannya dilakukan secara bertingkat. Berdasarkan pemungutan suara di parlemen, mosi
Hadikusumo mendapat dukungan dari parlemen. Hal ini menyebabkan menteri dalam negeri
mengundurkan diri. Kondisi ini menyebabkan hubungan kabinet dengan parlemen tidak lancar
yang akhirnya menyebabkan Natsir menyerahkan mandatnya kepada Soekarno pada 21 Maret
1951.
21. Empat partai besar pemenang pemilu 1955
PNI 57 kursi 199 kursi
Masyumi 57 kursi 112 kursi
Nahdatul Ulama 45 kursi 91 kursi
PKI 39 kursi 80 kursi

22. Yang mengeluarkan gerakan benteng


Gagasan Soemitro Djojohadikusumo kemudian dituangkan dalam program Kabinet Natsir
dalam wujud pencanangan Rencana Urgensi Perekonomian (RUP) yang sering disebut juga
dengan Plan Soemitro.

23. Gagalnya system Ali-Baba


pemberian lisensi impor banyak yang disalahgunakan
Kredit yang digunakan ternyata tidak digunakan secara benar oleh para pengusaha pribumi
(indonesia) dalam rangka mencari keuntungan tetapi malah dipindahkan kepada pengusaha
tionghoa secara sepihak

24. Kabinet pancang FINEK


Kabinet Burhanuddin

25. Penyebab gagalnya demokrasi parlementer


- Dominannya politik aliran
- Landasan sosial ekonomi rakyat yang masih rendah.
- Tidak mempunyai para anggota konstituante bersidang dalam menetapkan dasar negara
sehingga keadaan menjadi berlarut-larut.
- Instabilitas Negara karena terlalu sering terjadi pergantian kabinet.
- Timbul berbagai masalah keamanan dalam negeri yaitu terjadi pemberontakan hampir di
seluruh wilayah Indonesia,seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA,
Gerakan RMS akibat ketidak stabilan pemerintahan.
- Sering terjadi konflik dengan pihak militer seperti pada peristwa 17 Oktober 1952.
- Memudarnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintah akibat lemahnya sistem
pemerintahan.
- Sering terjadi konflik antar partai politik dalam pemerintahan untuk mendapatkan
kekuasaan.
- Praktik korupsi meluas.
- Kesejahteraan rakyat terbengkalai karena pemerintah hanya terfokus pada pengembangan
bidang politik bukan pada ekonomi

26. Isi dekrit presiden 5 Juli 1955


Pembubaran Konstituante.
Berlakunya Kembali UUD 1945.
Tidak berlakunya UUDS 1950.
Pembentukan MPRS dan DPAS.

27. Anggota federasi Malaysia Brunei, Sabah dan Sarawak


28. Alasan Indoesia keluar dari PBB pada masa demokrasi terpimpin
Agar para anggota PBB tidak mendukung masuknya malaysia kedalam PBB;
Agar anggota-anggota PBB lebih memilih tetap tinggalnya Indonesia dalam PBB daripada
mendukung masuknya malaysia kedalam Dewan keamanan PBB;
Memperingatkan PBB bahwa Indonesia bersungguh-sungguh akan melaksanakan Niatnya.

29. Era Demokrasi Raba-raba


Kehidupan sosial politik Indonesia pada masa Demokrasi Liberal (1950 hingga 1959) belum
pernah mencapai kestabilan secara nasional. Kabinet yang silih berganti membuat program
kerja kabinet tidak dapat dijalankan sebagaimana mestinya. Partai-partai politik saling bersaing
dan saling menjatuhkan. Mereka lebih mengutamakan kepentingan kelompok masing-masing.
Di sisi lain, Dewan Konstituante yang dibentuk melalui Pemilihan Umum 1955 tidak berhasil
menyelesaikan tugasnya menyusun UUD baru bagi Republik Indonesia. Padahal Presiden
Soekarno menaruh harapan besar terhadap Pemilu 1955, karena bisa dijadikan sarana untuk
membangun demokrasi yang lebih baik. Hal ini seperti yang diungkapkan Presiden Soekarno
bahwa “era ‘demokrasi raba-raba’ telah ditutup”.

30. Pembentukan DPRGR


DPR hasil pemilu 1955 dibubarkan karena DPR menolak RAPBN tahun 1960 yang diajukan
pemerintah. Presiden selanjutnya menyatakan pembubaran DPR dan sebagai gantinya presiden
membentuk Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR-GR). Dimana semua anggotanya
ditunjuk oleh presiden

31. Isi TRIKORA


1. Gagalkan pembentukan "Negara Papua" bikinan Belanda kolonial
2. Kibarkan sang merah putih di Irian Barat tanah air Indonesia
3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah
air dan bangsa

32. Alasan Indonesia tidak menyetujui Federasi Malaysia


keinginan Federasi Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu menginjak-injak
lambang negara Indonesia

33. Latarbelakang muncul TRITURA


Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya
Perombakan kabinet Dwikora
Turunkan harga sembako

34. Sanering mata uang kertas


Syafrudin Prawiranegara menggunting uang kertas bernilai Rp 5,00 ke atas, sehingga nilainya
berkurang separuh. Tindakan ini dikenal sebagai "Gunting Syafruddin

35. Pola pembangunan Semesta Berencana (Depernas)


Pola Pembangunan Semesta Berencana Tahap 1 (1961 - 1969) yang telah disusun oleh Dewan
Perancang Nasional (Depernas) dan telah diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 1
Januari 1961, dalam pelaksanaannya kurang berhasil. Hal ini disebabkan antara lain sebagai
berikut :
 Rencana pembangunan kurang matang
 Biaya pembangunan balk yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri kurang memadai
 Proyek-proyek yang sudah direncanakan sering diterlantarkan
 Pembangunan lebih mengarah pada pembangunan yang bersifat Mercusuar, misalnya Monas

36. Tugas Bappenas


Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

37. Usaha pemerintah melakukan pungutan kepada yang memperoleh fasilitas Negara
Bahwa dalam melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang
Penerimaan Negara Bukan Pajak, dipandang perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang
Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Kelautan dan
Perikanan.

38. Alasan pemerintah mengganti mata uang dari Rp 1000 menjadi Rp1
Imbas dari tindakan embargo yang dilancarkan oleh sekutu Kapitalis dan Imperialis terhadap
Indonesia karena berani menentang pembentukan negara boneka di kawasan Asia Tenggara
oleh Inggris dan AS, Waperdam III Chairul Saleh terjeblos dalam tindakan ekstrem, mengganti
uang lama dengan uang baru dengan kurs Rp. 1000 akan diganti Rp. 1 baru. Akibatnya inflasi
tak terkendali dan segera melonjak 650% dan Bung Karno dipaksa untuk mengeluarkan
Supersemar 11 Maret 1966 yang semakin mengukuhkan pemberontakan Soeharto sejak
menolak dipanggil ke Halim oleh Panglima Tertinggi pada 1 Oktober 1965.

39. Tindakan KSAD A.H. Nasution


Mengirim pasukan untuk mengakhiri pemberontakan komunis di sana

40. Penyebab berakhirnya masa demokrasi terpimpin


Keluarnya Supersemar
Gerakan 30 September 1965

Anda mungkin juga menyukai