Anda di halaman 1dari 3

ppkn (1)

1.(𝙥𝙚𝙢𝙗𝙚𝙧𝙤𝙣𝙩𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙢𝙪𝙨𝙤)

pemberontakan parta komunis indonesia madiun dipimpin oleh muso.tujuan


pemberontakan ini adalah mendirikan negara soviet indonesia yang beridiologi
komunis. dengan kata lain,pemberontakan tersebut bertujuan mengganti pancasila
dengan paham komunis. Pemberontakan ini pada akhirnya dapat digagalkan. Gerakan ini
dipimpin oleh Amir Sjarifuddin,sumarono. Dimulai pada pertengahan tahun 1948 dan
berpusat di Madiun, Jawa Timur.

2.(pemberontakan DI (darul islam tahun 1949)

Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia dipimpin ole Sekarmaj! Marijan


Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara Islam Indonesia
(NIl) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus 1949. Tujuan utama didirikannya NIl
adalah untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dengan syariat islam. Upaya
penumpasan pemberontakan ini memakan waktu yang cukup lama namun akhirnya juga
dapat digagalkan..
Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di indonesia yang tujuannya ingin
mengganti dasar negara Pancasila, pada akhirnya dapat digagalkan sehingga dasar
negara
Indonesia tetaplah Pancasila.

3.(pemberontakan rms)

Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) adalah gerakan separatis yang bertujuan
ingin memisahkan diri dari Negara Indonesia Timur (NIT) dan RIS (Republik Indonesia
Serikat). Pemberontakan RMS, diproklamirkan pada 25 April 1950 yang berlokasikan di
Ambon sebagai markas pusat. Soumokil adalah mantan Jaksa Agung Negara Indonesia
Timur (NIT). Tujuan Soumokil bersama komplotannya melakukan pemberontakan RMS
adalah untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). pemberontakan RMS berhasil ditumpas oleh pasukan Angkatan Perang Republik
Indonesia Serikat (APRIS) yang berhasil menguasai wilayah-wilayah tersebut.

4.(pemberontakan permesta)

Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) adalah gerakan militer
yang dideklarasikan oleh Pemimpin Militer Indonesia Timur pada 1957. Pemimpin
Permesta adalah Kolonel Ventje Sumual, seorang perwira militer yang terlibat dalam
Revolusi Nasional Indonesia. Awalnya pemberontakan PRRI/Permesta terjadi karena
hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah,
terutama Sumatra dan Sulawesi. pemberontakan ini dilakukan di ibu kota sulawesi
selatan dan pindah ke manado.

Permesta resmi berakhir setelah Somba bersedia untuk menyerahkan diri dan
menandatangani sebuah pernyataan dan naskah penyelesaian Permesta. Pemberian
amnesti dan abolisi kepada mereka yang terlibat Permesta juga diberikan bersamaan
dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 322 tahun 1961

pemimpin:
Sjafruddin Prawiranegara (Perdana Menteri PRRI)

Assaat (Menteri Dalam Negeri)

Kol. Maludin simbolon (menteri luar negri dan pemimpin dewan gajah di sumut)

Letkol Ahmad Husein (pemimpin Dewan Banteng di Sumatera Barat)


Letkol R. Barlian (pemimpin Dewan Garuda di Sumatera Selatan)

Letkol Ventje Sumual (pemimpin Dewan Manguni di Sulawesi Utara)

5.(pemberontakan apra)

Tokoh pemimpin pemberontakan APRA yaitu Kapten Raymond Westerling dan Sultan Hamid
II. Pemberontakan yang terjadi sekitar tahun 1950 ini bertujuan untuk
mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia. Negara federal yang ingin
dipertahankan APRA adalah negara Pasundan. APRA sejatinya merupakan angkatan perang
Belanda.  Namun, banyak merekrut tentara Indonesia.  Mereka merekrut sekitar 18
faksi tentara yang dianggap anti Republik Indonesia, seperti gerilyawan yang masih
bertebaran di banyak wilayah seperti Ambon; Melayu; dan Minahasa; mantan tentara DI
/ TII, mantan KNIL,  dan sebagainya.  Mereka adalah tentara yang dimanfaatkan oleh
Belanda sebagai jalan menyerang tentara RI dan masuk kembali ke Indonesia tanpa
disadari.
Dalam perjalanannya, APRA bertindak sangat sadis. Banyak sipil dan tentara yang
tidak mendukung mereka dibunuh. Bahkan, dalam penyerangan ke Bandung / Divisi
Siliwangi, 23 Januari 1950 mereka menewaskan 61 TNI dan 18 warga sipil.
Pemberontakan dan penyerangan ini berhasil digagalkan dan APRA dibubarkan sebulan
kemudian, Febuari 1950. tokoh lainnya ialah Anwar Tjokroaminoto, Komisaris Besar
Jusuf, R.A.A Male Wiranatakusumah.

6.(isi dekrit 5 juli 1959)

Latar belakang dikeluarkannya dekret ini adalah kegagalan Badan Konstituante dalam
menetapkan UUD baru sebagai pengganti dari UUD Sementara (UUDS) 1950.
Badan Konstituante adalah lembaga dewan perwakilan yang bertugas membentuk suatu
konstitusi baru bagi Indonesia untuk mengganti UUDS 1950.
Salah satu alasan UUDS 1950 harus diganti adalah pada masa itu kerap terjadi
pergantian kabinet, sehingga memicu terjadinya ketidakstabilan politik.
Pada 10 November 1956, anggota konstituante mulai melakukan persidangan untuk
menetapkan UUD baru.
Namun, dua tahun berselang, belum juga terumuskan UUD yang diinginkan.

isi: Isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah sebagai berikut
• Konstituante dibubarkan
• Pemerintah memberlakukan kembali UUD 1945
• UUDS 1950 tidak diberlakukan
• Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) yang diberlakukan dalam waktu singkat

dampak:

• Perubahan bentuk pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial


• Konstituante dan DPR hasil pemilu 1955 dihapuskan
• Dibentuk DPR GR (Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong)
• Menghapus posisi Perdana Menteri
• UUDS 1950 digantikan dengan UUD 1945
• Masuknya ABRI dalam pemerintahan lewat dwi fungsi

6.(kelebihan dan kekurangan pemerintah orde baru)

(kelebihan): Pada tahun 1966 terjadi peningkatan Gros Domestic produk perkapita
Indonesia dari $70 menjadi $100.
· Berhasil mencanangkan Program Keluarga Berencana (KB) yang sebelumnya tidak
pernah ada.
· Meningkatnya jumlah masyarakat yang bisa membaca dan menulis.
· Angka pengangguran semakin menurun.
· Kebutuhan rakyat akan pangan, sandang, dan papan cukup terpenuhi dengan baik.
· Meningkatnya stabilitas dan keamanan negara Indonesia.
· Mencanangkan program Wajib Belajar dan gerakan nasional orang tua asuh.
· Mencanangkan dan menyukseskan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).
· Bekerjasama dengan pihak asing di bidang ekonomi dan menerima pinjaman dana dari
Luar Negeri.

(kekurangan)

•Terjadi korupsi besar-besaran di semua lapisan masyarakat.


· Pembangunan hanya terpusat di Ibu Kota sehingga terjadi kesenjangan yang cukup
besar antara masyarakat kota dengan di desa.
· Kekuasaan yang terus berkelanjutan tanpa adanya tanda-tanda akan mundur.
· Masyarakat di berbagai daerah tidak puas, misalnya Papua dan Aceh. Tidak
tersentuh pembangunan
· Banyak terjadi pelanggaran HAM.
· Terjadi pengekangan kebebasan pers dan berpendapat.
· Tingginya kesenjangan sosial di masyarakat.

lanjut sebelah

Anda mungkin juga menyukai