Anda di halaman 1dari 37

ORDE LAMA

05 JULI 1959-11 MARET 1966


(DEMOKRASI TERPIMPIN)

KELOMPOK 4
NAMA ANGGOTA KELOMPOK

09 12 13

Bagas Prasetya Farhan Izuddin Garnis Lanovara

26 25 22

Nursiti Patimah Novan Riyanduwa Muhammad Rizqi


Ada 2 penerapan demokarasi pada saat
Orde Lama :
1. Demokrasi Liberal/Parlementer
(1945-1959)
2. Demokrasi Terpimpin/Presidensial
(1959-1966)
SEKILAS INFO

Demokrasi Liberal dianggap gagal, Presiden


Seokarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli
1959 sebagai dasar dari pelaksanaan Demokrasi
Terpimpin.
Tujuan : Mengembalikan kekuasaan
penuh kepada Presiden agar
tercipatanya kondisi politik yang
stabil dibawah satu komando.

DEMOKRASI
TERPIMPIN
BENTUK NEGARA
01
Kesatuan
02
SISTEM
PEMERINTAHAN
Presidensial (Presiden menjadi kepala
negara dan kepala pemerintahan)
KEPALA
NEGARA/KEPALA
03 PEMERINTAHAN
Presiden
LEMBAGA NEGARA
04
KABINET
DPAS MPRS
KERJA

DPR-GR FRONT
MPPR
NASIONAL
KABINET
KERJA
04

Kabinet Kerja adalah salah satu bentuk penataan


kehidupan politik pada masa awal Demokrasi Terpimpin.
Presiden membentuk kabinet ini karena tidak adanya wakil
presiden semenjak Moh.Hatta mengundurkan diri sebagai
wapres.
Kabinet Kerja sendiri terbagi menjadi empat periode,
Kabinet Kerja I, II, III, dan IV.
KABINET
04 KERJA
PERIO
PROGRAM KERJA TANGGAL
DE
• Memperlengkapi sandang pangan rakyat dalam waktu sesingkat-singkatnya
• Menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara 10 Juli 1959-
• Melanjutkan perjuangan menentang imperialisme ekonomi dan politik, termasuk Irian 18 Februari 1960 I
Barat

18 Februari 1960-6
Meneruskan program sebelumnya
Maret 1962 II

• Program sandang pangan harus diperhebat


6 Maret 1962-13
• Program keamanan dirampungkan dengan memperhebat operasi di Jawa Barat
November 1963 III
• Pelaksanaan TRIKORA

• Sandang pangan
13 November 1963-
• Pengganyangan Malaysia
27 Agustus 1964 IV
• Melanjutkan pembangunan
DPAS
04
DPAS (Dewan Pertimbangan Agung Sementara) dibentuk oleh Soekarno pada 22
Juli 1959 melalui Penetapan Presiden Nomor 3 Tahun 1959.

 Ketua : Presiden Soekarno


 Wakil Ketua : Roeslan Abdoel Gani
 Tugas : Untuk memberikan pertimbangan terhadap presiden dan
mengajukan usul kepada pemerintah
 Anggota DPAS : Berjumlah 45 orang (12 wakil golongan politik, 8 orang
utusan daerah, 24 wakil golongan dan satu orang ketua)
 Pelantikan : 15 Agustus 1959
MPRS
04
 MPRS (Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara) dibentuk
berdasarkan Dekrit Preiden RI Nomor 150/1999 pada 5 juli 1959 yang
dikeluarkan oleh Presiden Soekarno.
 Tujuan : Untuk mengatasi masalah ketidakpastian
Konstituante Republik Indonesia dalam membuat UUD yang baru
menggantikan UUDS.
 Tugas dan fungsi : Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBNH).
DPR-GR
04
 DPR-GR (Dewan Perakilan Rakyat Gotong Royong) terbentuk karena konstituante dan juga
DPR hasil pemilu 1955 menolak RAPBN yang diajukan oleh Presiden Soekarno. Oleh karena
itu, Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu kemudian membentuk DPR-GR.

 Tugas :
1. Membuat UU Bersama Pemerintah
2. Menyusun APBN bersama Pemerintah
3. Mengadakan pengawasan terhadap Kebijaksanaan Pemerintah

 Pada akhrinya, DPR-GR dihentikan, bersamaan dengan berubahnya rezim dari Orde Lama ke
Orde Baru
MPPR
04

 MPPR (Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi) merupakan


Lembaga negara baru yang dibentuk Soekarno pada tahun 1962.
 MPPR dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 4 tahun 1962.
 Anggota MPPR : MPRS, DPR-GR, dan pemimpin partai politik
 Tugas MPPR : Untuk membantu Soekarno dalam mengambil
kebijakan khusus terkait penyelesaian revolusi.
FRONT
04 NASIONAL

 Front Nasional merupakan sebuah organisasi massa yang memperjuangkan cita-


cita proklamasi dan UUD 1945 yang dibentuk berdasarkan Penetapan Presiden
Nomor 13 Tahun 1959.
 Tujuan : Menyatukan segala bentuk potensi nasional menjadi kekuatan untuk
menyukseskan pembangunan.
 Tugas :
1. Menyelesaikan Revolusi Nasional Indonesia
2. Melaksanakan pembangunan semeta
3. Mengembalikan Irian Barat
 Lembaga ini dibubarkan pada 27 September 1966 melalui keputusan Presiden
Nomor 214 Tahun 1966.
KONSTITUSI YANG
BERLAKU
05
UUD 1945
PEMBERONTAKAN
06
01 DI/TII PRRI 03

(1949-1965) (1956-1961)

02 G30S/PKI PERMESTA 04
03
02
01

(1965) (1957-1961)
06 DI/TII

DI/TII terjadi di 5 wilayah Indonesia :


1. Jawa Barat (S.M. Kartosuwiryo) (1949-1962)
2. Jawa Tengah (Amir Fatah) (1949–1951)
3. Kalimantan Selatan (Ibnu Hajar) (1950–1963)
4. Sulawesi Selatan (Kahar Muzakkar) (1952–1965)
5. Aceh (Daud Beureueh) (1953–1962)
DI/ Jawa Barat
TII (1949-1962)
Latar Belakang Jalannya Pemberontakan Akhir Pemberontakan
Pemberontakan

• S.M. Kartosuwiryo bercita- • Bersama dengan Laskar Hizbullah • Pemerintah pusat segera melakukan operasi
cita mendirikan negara dan Laskar Fisabilillah yang militer untuk menumpas pemberontakan DI/TII
berdasarkan hukum Islam berasal dari Jawa Barat, di Jawa Barat.
di Indonesia. Kartosuwiryo membentuk Tentara • Operasi militer yang dimaksud disebut dengan
• Kartosuwiryo kecewa Islam Indonesia (TII) dan operasi “Pagar Betis”. Tujuan operasi “Pagar
dengan pemerintah pusat memutuskan menjadi oposisi Betis” adalah untuk mengepung pergerakan
terhadap hasil Perundingan pemerintah. Kartosuwiryo dan pasukannya di daerah Jawa
Renville. • Pada 7 Agustus 1949 di Garut, Barat.
Jawa Barat, Kartosuwiryo • Pada 4 Juni 1962, TNI berhasil menangkap
mendirikan Negara Islam Indonesia Kartosuwiryo di Gunung Geber, Majalaya,
(NII) Bandung.
• Tindakan Kartosuwiryo ini • Kartosuwiryo kemudian dijatuhi hukuman mati
kemudian dikenal dengan pada 5 September 1952.
Pemberontakan DI/TII Jawa Barat. • Tertangkapnya Kartosuwiryo menandai bahwa
pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berhasil
ditumpas.
DI/ Kalimantan Selatan
TII (1950–1963)
Latar Belakang Proses dan Penyelesaiannya

• Ibnu Hajar merasa kecewa dengan • Ibnu Hajar menyatakan diri sebagai bagian dari
pemerintah pusat karena laskar-laskar NII pada Oktober 1950.
militer di Kalimantan Selatan tidak • Pada akhir tahun 1950, KRJT melakukan
dapat bergabung dengan TNI setelah penyerangan ke pos-pos TNI di Kalimantan
terbentuknya NKRI. Selatan. Ia menyerahkan dirinya namun setelah
• Ibnu Hajar kemudian mendirikan ia merasa kuat dan mendapatkan peralatan
Kesatuan Rakyat Yang Tertindas perang, ia kembali memberontak dengan bantuan
(KRYT). Kahar Muzakar dan S.M. Kartosuwiryo.
• Ibnu Hajar ditangkap pada Juli 1963 dan dijatuhi
hukuman mati pada 1965.
DI/ Sulawesi Selatan
TII (1952–1965)

Latar Belakang Proses dan Penyelesaiannya

Kahar Muzakkar kecewa dengan • Kahar Muzakkar menyatakan diri sebagai


pemerintah pusat karena menolak bagian dari NII pada 1952.
satuan pasukan yang ia pimpin, yaitu • Pemerintah mengadakan operasi militer di
Komando Gerilya Sulawesi Selatan bawah pimpinan Kolonel Jusuf ke Sulawesi
(KGSS) untuk menjadi bagian dari Selatan.
TNI. • Operasi militer tersebut menewaskan Kahar
Muzakkar pada 3 Februari 1965.
DI/ Aceh
TII (1953–1962)
Latar Belakang Proses dan Penyelesaiannya

Daud Beureueh merasa kecewa dengan • Daud Beureueh menyatakan diri sebagai bagian dari
keputusan Pemerintah Indonesia yang NII pada 1953.
menurunkan status Daerah Istimewa Aceh • Awalnya pemerintah pusat mengirimkan operasi
menjadi karesidenan dibawah kekuasaan militer untuk menyelesaikan pemberontakan di Aceh.
Provinsi Sumatera Utara pada 1950. • Setelah melewati proses yang cukup panjang
pemberontakan berakhir dengan cara damai yaitu
setelah Panglima Kodam I Iskandar Muda, Kolonel
M. Jasin mengadakan Musyawarah Kerukunan Rakyat
Aceh (MKRA), dengan menjanjikan kembali status
Aceh sebagai provinsi pada 22 Desember 1962.
06 G30S/PKI

Faktor Terjadinya Peristiwa G30S/PKI

1. PKI ingin mengganti dasar negara dari


Pancasila ke Komunisme
2. Adanya konflik politik antara PKI dan
Angkatan Darat.
06 G30S/PKI
Jalannya Peristiwa G30S/PKI
• Pada 30 September 1965 malam hari, PKI mempersiapkan rencana penculikan
terhadap para perwira tinggi Angkatan Darat yang dituduh sebagai bagian dari Dewan
Jenderal.
• Penculikan ini dilakukan pada 1 Oktober 1965 dini hari oleh pasukan Cakrabirawa
pimpinan Letkol Untung.
• Target dalam penculikan ini yaitu:
Letjen Ahmad Yani, Mayjen Suprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen S. Parman,
Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Jenderal A.H. Nasution.
• Enam orang dari semua target penculikan, gugur dalam peristiwa tersebut, kecuali A.H.
Nasution yang berhasil lolos dari penculikan. Namun putri bungsu beliau, Ade Irma
Suryani dan ajudannya, Lettu Pierre Tendean harus menjadi korban dan gugur dalam
peristiwa tersebut.
06 G30S/PKI

• Peristiwa ini juga menewaskan seorang polisi, yaitu Karel Sadsuitubun saat
sedang berjaga di rumah Johannes Leimena yang berdekatan dengan rumah
A.H. Nasution.
• Keenam perwira bersama Lettu Pierre Tendean kemudian diculik dan
dibunuh serta jenazahnya dimasukkan ke dalam sebuah sumur tua di daerah
Lubang Buaya, Jakarta.
• Setelah melakukan penculikan, PKI kemudian menduduki Kantor RRI dan
Kantor Telekomunikasi di Jakarta pada 1 Oktober 1965
• Di hari yang sama, PKI mengumumkan berdirinya Dewan Revolusi.
06 G30S/PKI
06 G30S/PKI
Akhir Peristiwa Dampak Peristiwa

• Pada 1 Oktober 1965, Mayjen Soeharto kemudian mengambil alih • Kondisi sosial dan politik Indonesia menjadi tidak
Komando Angkatan Darat setelah mengetahui adanya penculikan stabil dan penuh kekacauan.
terhadap para perwira Angkatan Darat. • Muncul juga tuntutan dari rakyat dan mahasiswa yang
• Pada 2 Oktober 1965, Soeharto berhasil merebut kembali kantor RRI dikenal dengan Tritura (Tiga Tuntutan Rakyat), yang
dan kantor Telekomunikasi di Jakarta yang sebelumnya diduduki oleh berisi:
PKI. 1. Bubarkan PKI
• Pada 3 Oktober 1965, jenazah ketujuh korban penculikan yang dibawa 2. Bersihkan Kabinet Dwikora (pemerintahan) dari
ke Lubang Buaya berhasil ditemukan. unsur-unsur PKI
• Pada 5 Oktober 1965, ketujuh jenazah tersebut dimakamkan di Taman 3. Turunkan harga-harga bahan pokok.
Makam Pahlawan Kalibata, bertepatan dengan hari ulang tahun TNI. • Dalam kondisi yang sangat terdesak ini, pada 11
• Beberapa pekan setelah terjadinya penculikan, Letkol Untung, petinggi Maret 1966, Presiden Soekarno mengeluarkan Surat
PKI, dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa tersebut berhasil Perintah 11 Maret (Supersemar) yang berisi perintah
ditangkap. kepada Soeharto untuk menjamin ketertiban dan
• Mereka dibawa ke sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) keamanan negara serta menjaga keselamatan pribadi
dan dinyatakan bersalah. Presiden Soekarno.
• Melalui Supersemar, Soeharto berhasil membubarkan
PKI.
06 PRRI
Faktor Terjadinya PRRI

1. Adanya kekecewaan pimpinan militer di


Pulau Sumatra terhadap kebijakan
Pemerintah Pusat
2. Ketidakpuasan masyarakat daerah Sumatra
terhadap alokasi biaya pembangunan yang
diberikan Pemerintah Pusat
3. Dominasi pengaruh PKI di Pemerintah
Pusat
4. Mundurnya Moh. Hatta sebagai
perwakilan masyarakat luar Jawa dari
jabatan Wakil Presiden pada 1956.
06 PRRI
Jalannya Pemberontakan

• Para perwira militer di Sumatra membentuk dewan-dewan militer daerah sebagai


tandingan dari pemerintah pusat (Selain sebagai kabinet tandingan, dewan militer ini
juga bertujuan untuk melaksanakan perbaikan pembangunan dan ekonomi di wilayah
Pulau Sumatra).
• Daftar dewan militer daerah yang dibentuk di Pulau Sumatra :

Nama Daerah Tanggal Ketua


Dewan Pembentukan
Banteng Sumatra Tengah 20 Desember 1956 Letkol Ahmad
Husein
Gajah Sumatra Utara 22 Desember 1956 Kolonel Maludin
Simbolon
Garuda Sumatra Selatan Januari 1957 Letkol Barlian
06 PRRI

• Pada 10 Februari 1958, setelah membentuk dewan-dewan militer daerah, dibentuk


pula “Dewan Perjuangan” yang memberikan beberapa tuntutan kepada Pemerintah
Pusat.
• Tuntutan-tuntutan Dewan Perjuangan tidak ditanggapi oleh Pemerintah Pusat.
• Pada 15 Februari 1958, Ahmad Husein memproklamasikan berdirinya Pemerintahan
Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Pulau Sumatra.
• Setelah diproklamasikan, PRRI kemudian menunjuk Syafruddin Prawiranegara
sebagai Perdana Menterinya.
06 PRRI
Akhir Pemberontakan PRRI

• Untuk mengatasi gerakan PRRI, pemerintah • Ahmad Husein menyerahkan diri kepada
melancarkan serangkaian operasi militer sejak Maret Pemerintah Pusat pada 1961.
1958, yaitu: • Dengan menyerahnya Ahmad Husein,
a. Operasi 17 Agustus ke Sumatra Barat di bawah Pemberontakan PRRI dinyatakan
pimpinan Kolonel Ahmad Yani berakhir
b. Operasi Sapta Marga ke Sumatra Utara di bawah
pimpinan Brigjen Djatikoesoemo
c. Operasi Tegas ke wilayah Riau dibawah pimpinan
Letkol Kaharuddin Nasution
d. Operasi Sadar ke Sumatra Selatan di bawah
pimpinan Letkol Ibnu Sutowo
06 PERMESTA

• Pemimpin Permesta adalah Kolonel


Ventje Sumual.

• Latar Belakang Permesta :


kekecewaan akan kebijakan pemerintah pusat
yang dianggap mengistimewakan Pulau Jawa
dibanding daerah lain. Berkembangnya
sentimen ini kemudian memicu timbulnya
aspirasi untuk memisahkan diri dari
Indonesia.
06 PERMESTA
Akhir Pemberontakan
Jalan Pemberontakan
• Pada April 1958, pemerintah melancarkan Operasi Merdeka ke Manado,
Sulawesi Utara.
• Permesta juga membentuk dewan • Operasi Merdeka dipimpin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat.
militer daerah bernama Dewan • Melalui operasi ini, TNI berhasil menguasai Kota Manado dan membuat
Manguni di Manado, Sulawesi terbatasnya ruang gerak para anggota Permesta.
Utara pada 17 Februari 1957. • Ventje Sumual dan para anggota Permesta lainnya, memutuskan untuk
• Setelah membentuk Dewan melarikan diri dan melanjutkan perlawanan di dalam hutan.
Manguni, Ventje Sumual • Perlawanan di dalam hutan ini berakhir pada 1961, setelah Ventje Sumual
memproklamasikan berdirinya menyerahkan diri kepada pemerintah pusat.
Permesta pada 2 Maret 1957 dan • Dengan menyerahnya Ventje Sumual, Pemberontakan Permesta dinyatakan
memutuskan hubungannya dengan berakhir.
Pemerintah Pusat • Permesta menyetujui untuk mengakhiri pemberontakan karena pemerintah
pusat bersedia membagi Provinsi Sulawesi menjadi dua provinsi yaitu
Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah, dengan ibukota di Manado.
ABOUT THE RADIO
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai