Anda di halaman 1dari 12

Kelas : XI MIPA 3

Nama Kelompok :

Ni Kadek Bulan Eka Paramitha (24)

Ni Komang Dian Juwita Dewi (26)

Ni Komang Sri Wahyuni (27)


KELEBIHAN & KEKURANGAN PENERPAN DEMOKRASI DI MASA

ORDE LAMA, ORDE BARU & ERA REFORMASI

• ORDE LAMA

•DEMOKRASI LIBERAL

Setelah dilaksanakan Konferensi Meja Bundar, Indonesia kembali ke bentuk negara

kesatuan, dari RIS menjadi NKRI, dikarenakan bentuk negara federasi atau serikat tidak

sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.

Konstitusi yang berlaku saat itu adalah UUDS 1950 dengan sistem Demokrasi Liberal

(1950-1959) dengan sistem parlementer, dengan kepala pemerintahan Perdana Menteri

yang terdapat dalam kabinet serta pembentukan badan penyusun Undang-Undang, yaitu

konstituante.

Segi positif dari penggunaan sistem Demokrasi Liberal:

• Terselenggaranya pemilu pertama, yaitu Pemilu 1955 yang merupakan pemilu paling

bersih yang pernah terjadi.

• Terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika yang diselenggarakan di Badnung, yang

isinya adalah memperjuangkan Irian Barat agar menjadi bagian dari wilayah Indonesia.

Segi negatif dari penggunaan sistem Demokrasi Liberal:

• Instabilitas politik negara, karena kabinet yang terus menerus mengalami perubahan.
• Munculnya gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia:

• Pemberontakan PKI Madiun 1948, dilatarbelakangi:

• Keinginan mendirikan negara bercorak komunis oleh PKI

• Runtuhnya Amir Syarifudin sebagai perdana menteri yang digantikan M. Hatta

yang melakukan dua kebijakan, yaitu melanjutkan perjanjian Renville dan

rasionalisasi tentara.

Bersama Musso dari komunis internasional, kekuatan disusun oleh Amir Syarifudin

melalui Front Demokrasi Rakyat (FDR) untuk melakukan pemberontakan merebut

pimpinan negara Republik Indonesia ke tangan komunis.

Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), terjadi di daerah Jawa Barat,

Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Aceh, dilatarbelakangi:

• Berlanjutnya perjanjian Renville

• Penolakan SM Kartosuwiryo dan pengikutnya untuk mengosongkan daerahdaerah gerilya di


Jawa Barat yang merupakan implikasi dari perjanjian Renville.

Penolakan tersebut berlanjut dengan upaya Kartosuwiryo dan pengikutnya (Laskar

Hizbullah dan Sabilillah) mendirikan Negara Islam Indonesia (7 Agustus 1949).

• Gerakan PRRI, muncul disaat keadaan politik sedang tidak stabil sehingga

menimbulkan hubungan tidak mesra antara pemerintah pusat dan berbagai macam

daerah, sehingga munculnya gerakan untuk membentuk ‘Pemerintahan Revolusioner

Republik Indonesia’.

• Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta), yaitu gerakan bentukan PRRI yang

melakukan aksi pemberontakan dari berbagai daerah terhadap pemerintahan pusat

• AKHIR DEMOKRASI LIBERAL


Demokrasi Liberal berakhir karena berbagai macam hal, diantaranya adalah kegagalan
konstituante menyusun UUD baru, dan keadaan negara dalam keadaan darurat. Pada Februari
1957, Soekarno memanggil semua pejabat sipil, militer dan pimpinan parpol untuk melakukan
pertemuan di Istana Merdeka untuk mengajukan konsepsi:

• Dibentuknya Kabinet Gotong-Royong yang terdiri atas wakil semua partai dan

golongan fungsional.

• Dibentuk Dewan Nasional (Pertimbangan Agung) yang memberi nasihat kepada

kabinet baik diminta maupun tidak.

• Diubahnya sistem Demokrasi Liberal menjadi Demokrasi Terpimpin.

Konsepsi ini diterima oleh sebagian besar anggota, namun selalu tidak memenuhi kuorum,karena
anggota yang hadir selalu kurang dari dua pertiga, sehingga menimbulkan gejolak politik yang
berkelanjutan.

Pada saat negara dalam keadaan darurat, akhirnya Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada
5 Juli 1959.

Isi Dekrit Presiden adalah:

• Pembubaran konstituante.

• Tidak berlakunya UUDS 1950 dan kembali berlakunya UUD 1945.

• Pembentukan MPRS dan DPAS.

Pengeluaran Dekrit Presiden diterima dan didukung oleh rakyat Indonesia. KSAD langsung
mengeluarkan perintah harian kepada anggota TNI untuk mengamankan Dekrit Presiden.
Mahkamah Agung juga membenarkan keberadaan Dekrit Presdien. DPR hasil pemilu 1955 pun
juga menyatakan kesediaannya dalam menjalankan UUD 1945. Namun, pada akhirnya UUD 1945
tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen, karena hanya menjadi slogan-slogan kosong
belaka.

• DEMOKRASI TERPIMPIN

Setelah dirasa bentuk Demokrasi Liberal tidak cocok di Indonesia dan telah dikeluarkannya
Dekrit Presiden, maka digunakan sistem Demokrasi Terpimpin (1959-1965) dan system
presidensial dengan kepala pemerintahan presiden.
Pada masa Demokrasi Terpimpin, banyak terjadi penyimpangan terhadap Pancasila dan
konstitusi

UUD 1945, diantaranya:

• Penyimpangan Pancasila sila ke-4

• Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup

• Pembubaran DPR hasil pemilu karena ditolaknya RAPBN buatan Soekarno, menjadi DPR Gotong
Royong (DPR-GR) dengan anggota PNI, NU, dan PKI.

• Pembentukan MPRS tanpa melalui pemilu.

• Kedudukan presiden ada di atas MPR, DPR dan DPA.

• Pidato presiden atau Manifesto Politik Republik Indonesia dijadikan Garis-Garis Besar
HaluanNegara (GBHN), yang memiliki inti: UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,
Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia.

• Masuknya pengaruh PKI ke Indonesia bahkan ke dalam pemerintahan.

• Penghapusan partai-partai politik massal yang tidak memenuhi syarat yang ditentukan.

• Dwifungsi ABRI (ABRI terdiri dari TNI dan Polri).

Penyimpangan juga terjadi dalam politik luar negeri yang bersifat bebas-aktif menjadi satu poros:

• Dibentuknya poros Jakarta-Phnom Penh-Hanoi-Peking-Pyongyang sebagai gerakan anti


kolonialisme dan imperialism yang merupakan negara-negara komunis, sehingga mempersempit
diplomasi Indonesia di forum internasional.

• Indonesia keluar dari PBB.

• Politik konfrontasi berupa politik mercusuar yang diarahkan ke negara kapitalis, yaitu melalui
pandangan tentang NEFO (New Emerging Forces) atau kekuatan baru yang menggeser kekuatan
lama negara-negara kapitalis, imperialis dan neokolonialis yaitu OLDEFO (Old Establishment
Forces). Hal ini diwujudkan dengan dibangunnya dua proyek besar, yaitu Ganefo (Gelora Bung
Karno) dan Conefo (gedung DPR/MPR).

• Dibentuknya Dwikora yang merupakan konfrontasi terhadap Malaysia yang ikut campur
terhadap pembentukan negara federasi Malaysia.
• Dibentuknya Trikora yang merupakan perebutan wilayah Irian Barat secara paksa melalui
perang.

• KELEBIHAN DEMOKRASI TERPIMPIN

1). Adanya Kabinet Kerja Kabinet Kerja dibentuk 10 Juli 1959 dan terdiri dari Sukarno sebagai
Perdana Menteri, sedangkan Djuanda bertindak sebagai menteri pertama dengan dua wakilnya
yaitu J. Leimena dan Subandrio. Kabinet kerja bertujuan untuk mengurangi pengaruh
kepentingan partai politik maka tidak satupun menteri dalam kabinet yang berasal dari ketua
umum partai politik agar dapat memberikan tekanan pada sifat nonpartai, beberapa menteri
keluar dari partainya seperti Subandrio (PNI) dan J.Leimena (Partai Kristen Indonesia). Program
kabinet meliputi penyelengaraan keamanan dalam negeri, pembebasan Irian Barat, dan
melengkapi sandang pangan rakyat.

2). Dibentuknya Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS) Pembentukan DPAS


berdasarkan Penetapan Presiden Nomor 3 tahun 1955 tertanggal 22 Juli 1959 yang diketuai oleh
Presiden Sukarno dengan Roeslan Abdulgani sebagai wakil ketua. DPAS bertugas menjawab
pertanyaan presiden dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah. Kemudian, pada pidato
kenegaraan pada 17 Agustus 1959 Presiden Sukarno dengan lantang menjelaskan dasar
dikeluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959 serta garis kebijakan presiden Sukarno dalam
mengenalkan Demokrasi terpimpin.

3). Dibentuknya Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) MPRS dibentuk pada 31
Desember 1959 oleh Presiden Sukarno. Fungsi dan tugas MPRS tidak diatur berdasarkan UUD 45
tetapi berdasarkan ketetapan Presiden Sukarno Nomor 2 tahun 1959 sehingga fungsi dan tugas
MPRS hanya menetapkan aris-garis Besar Haluan Negara (GBHN).

4). Dibentuknya Musyawarah Pembantu Pimpinan Revolusi (MPPRS) MPPRS dibentuk


berdasarkan ketetapan Presiden N0. 4/1962. MPPRS merupakan badan pembatu pemimpin
Besar Revolusi (PBR) dalam mengambil kebijakan khusus dan darurat untuk menyelesaikan
revolusi.

• KEKURANGAN DEMOKRASI TERPIMPIN


1).Mengaburnya sistem kepartaian partai Politik bukan untuk mempersiapkan diri untuk mengisi
jabatan politik di pemerintahan, tapi lebih sebagai elemen penopang dari tarik ulur kekuatan
antara lembaga kepresidenan, TNI-AD, dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

2). Melemahnya Lembaga Legislatif Dibentuknya DPR Gotong-Royong (DPR-GR) membuat sistem
politik melemah. Hal ini dikarenakan DPR-GR hanya merupakan instrumen politik lembaga
kepresidenan. Proses rekruitmen politik untuk lembaga ini juga ditentukan oleh presiden.

3). Hak dasar manusia sangat lemah Presiden mudah untuk menyingkirkan politiknya yang tidak
sesuai dengan kebijakan atau siapa pun yang mempunyai keberanian untuk menentangnya.
Beberapa lawan politik menjadi tahanan.

4). Puncak Anti-Kebebasan Pers Demokrasi terpimpin menjadi masa puncak dari semangat anti
kebebasan pers. Pemerintah melarang terbitnya beberapa surat kabar, seperti Harian Abadi dari
Masyumi dan Harian Pedoman dari Partai Sosialis Indonesia (PSI).

5). Otonomi Daerah Sangat Terbatas Hal ini dikarenakan sentralisasi kekuasaan yang semakin
dominan dalam proses hubungan antara pemerintah pusat dan daerah.

•AKHIR DEMOKRASI TERPIMPIN

Demokrasi Terpimpin berakhir dengan munculnya Peristiwa G30S/PKI. Menjelang G30S/PKI, PKI
telah beberapa kali melakukan pertemuan rahasia mengenai penyerangan G30S/PKI secara fisik
dengan militer yang akan dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yang merupakan Komandan
Batalyon I Resimen Cakrabirawa. Pada dini hari 1 Oktober 1965, seluruh anggota gerakan mulai
bergerak dan melakukan pembunuhan terhadap 7 orang penting, 6 orang perwira tinggi dan 1
orang perwira pertaa Angkatan Darat. Ketujuh orang tersebut dibawa ke Lubang Buaya dan
dimasukkan ke dalam sumur tua lalu ditimbun sampah dan tanah.

Ketujuh korban tersebut adalah:

1. Letjen Ahmad Yani

2. Mayjen R. Soeprapto

3. Mayjen Haryono Mas Tirtodarmo

4. Mayjen Suwondo Parman

5. Brigjen Donald Izacus Panjaitan

6. Brigjen Soetojo Siswomihargo


7. Letnan Satu Pierre Andreas Tendean

Pada 1 Oktober 1965, segera dilakukan penumpasan G30S/PKI di sekitar Medan Merdeka dan
Lanud Halim Perdana Kusuma yang merupakan markas PKI saat itu. Selain itu, kantor

RRI juga berhasil direbut kembali oleh RPKAD dan setelah itu muncul berita bahwa akan terjadi
perebutan kekuasaan (coup) yang selanjutnya menimbulkan kegelisahan di tengah tengah
masyarakat. Selanjutnya terjadi berbagai penumpasan G30S/PKI di berbagai daerah di Indonesia.
Peristiwa G30S/PKI menyebabkan instabilitas politik dan ekonomi yang menyebabkan kerusakan
infrastruktur dan sarana public, kenaikan harga-harga, inflasi dan devaluasi rupiah. Pada 10
Januari 1966, muncul demonstran dari berbagai pihak yang mengajukan Tritura atau Tiga
Tuntutan Rakyat yang meliputi:

• Bubarkan PKI

• Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur PKI

• Penurunan harga-harga dan perbaikan ekonomi


Aksi Tritura mencuat di berbagai penjuru Indonesia sampai akhir keluar Surat Perintah Sebelas
Maret (Supersemar) yang ditandatangani Soekarno, yang berisi perintah kepada Letjen Soeharto
atas nama presiden untuk mengambil tindakan agar terjaminnya keaman dan ketertiban serta
kestabilan pemerintahan dan jalannya revolusi.

●ORDE BARU

Orde baru merupakan salah satu masa dimana kejayaan era pemerintahan presiden Soeharto
dalam memimpin negara Indonesia dengan cara menggantikan orde lama yaitu masa
pemerintahan Ir. Soekarno.Orde baru merupakan sebuah sebutan yang diberikan kepada masa
pemerintahan PresidenRepublik Indonesia yang ke 2 atau Rezim Soeharto.
Kala itu Soeharto menggantikan kedudukan Soekarno sebagai Presiden pertama Republik
Indonesia. Peristiwa pemindahtanganan jabatan itu terjadi pada tahun 1966.
Orde baru sendiri sebenarnya memiliki pengertian yaitu sebutan untuk masa pemerintahan
Soeharto di Indonesia selama lebih dari 30 tahun lamanya.

Masa Orde Baru (ORBA) ini dimulai semenjak tahun 1966 menggantikan orde lama yang
merujuk pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Yang mana lengser semenjak mencuat
peristiwa G 30 SPKI.Orde baru sendiri juga dapat didefinisikan sebagai suatu penataan kembali
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia dengan berlandaskan dasar negara
indonesia yaitu Pancasila dan UUD 1945. Hal ini dilakukan karena terdapat adanya ancaman
Ideologi Pancasila yaitu dengan adanya pemberontakan G30SPKI.

Menurut sejarah, pada saat itu Partai Komunis Indonesia (PKI) menyebarkan paham
komunisme di Indonesia dan telah mengancam keberlangsungan Ideologi Pancasila.
Awal dari lahirnya orde baru sendiri adalah ketika Presiden Soekarno menyerahkan mandatnya
kepada Jendral Soeharto melalui Surat Perintah Sebelas Maret

Tujuan Orde Baru


Secara garis besar, pemerintahan masa orde baru memiliki beberapa tujuan pokok antara lain :
1. Melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi pada masa Orde Lama. Pengoreksian
mencangkup dari keseluruhan tanpa terkecuali.
2. Penataan Kembali seluruh Aspek kehidupan rakyat bangsa dan negara Indonesia.
3. Menerapkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
4. Membangkitkan kembali kekuatan Bangsa Indonesia. Tujuan dari hal ini adalah
mengembalikan stabilitas nasional serta mempercepat proses pembangunan terutama dalam
sektor ekonomi.

Pada masa ORDE BARU, terdapat kelebihan dan kekurangan penerapan Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut dirinci lebih
lanjut pada bagian berikut ini.

» Pembahasan

KELEBIHAN penerapan Pancasila pada masa Orde Baru antara lain adalah sebagai berikut:

• Dilaksanakannya Pemilu sehingga kedaulatan rakyat sepenuhnya ditegakkan. Pada Orde


Lama, pemilu ini sendiri tidak terlaksana.
• Terjadi perkembangan GDP per kapita dari Indonesia sehingga kesejahteraan rakyat jauh
lebih baik.
• Munculnya gerakan nasionalisme yang mengkampanyekan kecintaan atas produk dalam
negeri.

• Angka kemiskinan menurun ,Kebutuhan pangan masyarakat tercukupi


• Suksesnya program-program pembangunan masyarakat seperti transmigrasi, gerakan
wajib belajar, gerakan orang tua asuh dan lain sebagainya.
• Stabilisasi nasional jauh lebih terjamin.
• Dibentuknya sejumlah lembaga negara yang sesuai dan sejalan dengan amanat dari UUD
1945
• Pembangunan ekonomi berjalan dengan baik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi
• Pada tahun 1966 terjadi peningkatan Gros Domestic produk perkapita Indonesia dari $70
menjadi $100.
• Berhasil mencanangkan Program Keluarga Berencana (KB) yang sebelumnya tidak
pernah ada.
• Meningkatnya jumlah masyarakat yang bisa membaca dan menulis.
• Angka pengangguran semakin menurun.
• Kebutuhan rakyat akan pangan, sandang, dan papan cukup terpenuhi dengan baik.
• Meningkatnya stabilitas dan keamanan negara Indonesia.
• Mencanangkan program Wajib Belajar dan gerakan nasional orang tua asuh.
• Mencanangkan dan menyukseskan Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA).
• Bekerjasama dengan pihak asing di bidang ekonomi dan menerima pinjaman dana dari
Luar Negeri.

KELEMAHAN penerapan pancasila pada masa Orde Baru adalah sebagai berikut:

• Pemilu terlaksana namun dengan segenap pembatasan sehingga selama presiden yang
terpilih secara terus menerus adalah Soeharto.
• Kehidupan ekonomi membaik namun Korupsi-Kolusi-Nepotisme tumbuh subur.
• Dunia politik dikuasai oleh pihak militer yang berakibat pada kurang didengarnya
aspirasi rakyat.
• Banyak terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang menjadi mereka yang vokal
mengkritisi kebijakan pemerintah sebagai target.
• Masyarakat golongan tertentu (tionghoa) diperlakukan diskriminatif oleh pemerintah
• Peran politik masyarakat dibatasi, media dikontrol penuh dan harus pro terhadap
pemerintah.
• Eksploitasi SDA besar-besaran namun pertumbuhan ekonomi tidak merata.
• Terjadi korupsi besar-besaran di semua lapisan masyarakat.
• Pembangunan hanya terpusat di Ibu Kota sehingga terjadi kesenjangan yang cukup besar
antara masyarakat kota dengan di desa.
• Kekuasaan yang terus berkelanjutan tanpa adanya tanda-tanda akan mundur.
• Masyarakat di berbagai daerah tidak puas, misalnya Papua dan Aceh. Tidak tersentuh
pembangunan
• Terjadi pengekangan kebebasan pers dan berpendapat.
• Tingginya kesenjangan sosial di masyarakat.

•ERA REFORMASI
Era reformasi atau era pasca-Suharto di Indonesia dimulai pada tahun 1998 sampai sekarang,
tepatnya saat Presiden Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998 dan digantikan oleh wakil
presiden saat itu, B.J. Habibie. Periode ini dicirikan oleh lingkungan sosial politik yang lebih
terbuka. Demokrasi yang diterapkan negara kita pada masa reformasi ini adalah Demokrasi
Pancasila. Tentu dengan Karakteristik yang berbeda dengan Orde Baru dan sedikit mirip dengan
demokrasi parlementer pada tahun 1950-1959. Maka untuk itu berikut kelebihan dan kekurangan
demokrasi yang diterapkan pada masa reformasi :

Kelebihan :
1) Pemilu yang dilaksanakan jauh lebih demokratis dari sebelumnya
• Rakyat dapat memilih wakilnya di lembaga legislatif dan presiden serta wakil presiden secara
langsung. Pemungutan suara setiap orang memiliki bobot yang sama, membentuk pemerintahan
demokratis yang dibangun di atas kesetaraan. Juga ini berlaku di semua bentuk pemilihan
politik, membuat semua orang merasa didengar dan penting.

2) Rotasi kekuasaan dilaksanakan mulai dari pemerintahan pusat sampai pada tingkat desa
3) Pola rekrutmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara terbuka
• Setiap warga yang mampu dan memenuhi syarat menduduki jabatan politik tanpa adanya
diskriminasi
4) Rakyat dapat berperan aktif dalam pemerintahan
• semua orang akan diizinkan untuk memilih dan berpartisipasi dalam mempertimbangkan apa
yang mereka pikirkan tentang masalah politik, sosial dan ekonomi negara itu, memastikan bahwa
keputusan apa pun yang dibuat, itu akan menjadi kepentingan mereka dan bukan hanya dari para
pemimpin pemerintahan. Publik benar-benar akan memegang kekuasaan dan memiliki pendapat
yang penting.
5) Terus meningkatkan upaya pemberantasan korupsi
6) Stabilitas politik yang terjamin dan HAM yang sepenuhnya diberikan kepada rakyat
7) Adanya kebebasan pers sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam berbangsa dan
bernegara
• Kemajuan teknologi dan informasi merupakan salah satu wadah dalam penyampaian pendapat
oleh masyarakat di Indonesia. Teknologi komunikasi dengan berbagai macam media sosial telah
memberikan kebebasan kepada tiap individu untuk mengekspresikan pendapatnya melalaui
berbagai jenis media sosial komunikasi. Namun tetap diperlukannya pembatasan HAM/peraturan
sebagai bentuk kontrol terhindarnya kebebasan yang brutal dan melampaui batas.
8) Jumlah partai politik yang tidak dibatasi
• Kebebasan mendirikan partai politik adalah bagian esensial dari hak konstitusional yang telah
dirumuskan oleh founding fathers dalam UUD 1945. Peraturan perundang-undangan bidang
politik tentu menggunakan prinsip “kemerdekaan berserikat dan berkumpul”, yang digariskan
dalam konstitusi. Hal itu sejalan pula dengan pengakuan terhadap hak-hak sipil dan politik (civil
and political rights) dalam instrumen hukum internasional, yang kemudian dimasukkan dalam
amendemen UUD 1945 dengan penyisipan Bab XA “Hak Asasi Manusia”

Kekurangan :
1) Kepentingan rakyat dan umum terabaikan sementara kepentingan pribadi, kelompok, dan
partai lebih diutamakan
2) Proses pengembangan, pemanfaatan dan pengendalian IPTEK ditinggalkan, bahkan sampai
dihentikan
3) Masyarakat yang salah tafsir tentang arti reformasi dan pengetahuan tentang politik yang
relatif rendah
4) Kebebasan masyarakat yang terbilang tinggi dan banyak pemaksaan yang dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu
5) Jiwa dan semangat patriotisme terdesak oleh nilai-nilai materialisme yang rakus, seiring
lemahnya moral dan etika
6) perbaikan dan pertumbuhan ekonomi yang berjalan belum meningkatkan kesejahteraan
rakyat. Hal itu terlihat dari angka kemiskinan yang masih tinggi, angka pengangguran yang
masih tinggi, dan investasi yang masih tersendat dan perkembangan sektor riil yang stagnan.

Anda mungkin juga menyukai