Anda di halaman 1dari 18

MASA DEMOKRASI

LIBERAL DI INDONESIA
ADIYATMA BERYL GUNAWAN
DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA
• Demokrasi liberal adalah sebuah sistem politik yang memiliki banyak partai, di mana
kekuasaan politik dipegang oleh politisi sipil yang berpusat di parlemen.Pada dasarnya, konsep
demokrasi ini merupakan model di mana badan legislatif memiliki posisi yang lebih tinggi
daripada badan eksekutif. Perdana menteri memimpin sebagai kepala pemerintahan,
sedangkan kepala negara dalam demokrasi parlementer dipegang oleh presiden.

• Indonesia pernah menganut sistem demokrasi liberal yang berlangsung pada tanggal 17
Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959 yang disebut dengan sistem parlementer. Di mana dalam hal
ini kabinet tidak bertanggung jawab pada presiden akan tetapi, bertanggung jawab kepada
dewan perwakilan rakyat, pernyataan tersebut sesuai dengan yang tercantum pada (UUDS)
tahun 1950.

• Dalam perjalanannya Demokrasi Liberal, menumbuhkan munculnya banyak partai politik di


Indonesia, dan kerap kali terjadi pergantian kabinet, total 7 Kabinet dalam kurun waktu 9
tahun.
KABINET-KABINET PADA MASA
DEMOKRASI LIBERAL DI INDONESIA
1) Kabinet Natsir
2) Kabinet Sukiman
3) Kabinet Wilopo
4) Kabinet Ali Sastroamijoyo I
5) Kabinet Burhanuddin HArahap
6) Kabinet Ali Sastroamijoyo II
7) Kabinet Juanda
KABINET NATSIR
1950-1951
● Dipimpin oleh Muhammad
Natsir.
● Merupakan kabinet koalisi yang
dipimpin oleh partai Masyumi.
● bertugas sejak 7 September
1950 hingga 21 Maret 1951.
PROGRAM KERJA DAN PENYEBAB
BERAKHIRNYA
PROGRAM KERJA PENYEBAB BERAKHIR
1) mengadakan Pemilihan untuk memilih Penyebab utama dari keruntuhan kabinet
Konstituante Natsir ini adalah kegagalan dalam kabinet
2) Memajukan pada bidang perekonomian, tersebut dalam menyelesaikan masalah Irian
kesehatan, dan bidang kesejahteraan rakyat Barat. Kemudian ditambah lagi adanya mosi
3) Menyempurnakan pemerintahan dan militer tidak percaya dari PNI terkait dengan
4) menyelesaikan masalah Irian Barat dan
pencabutan Peraturan Pemerintah mengenai
memulihkan keamanan serta ketertiban.
DPRD dan DPRDS.
KABINET SUKIMAN
1951-1952
● Dipimpin oleh Sukiman
Wiryosanjoyo
● Merupakan kabinet Koalisi
antara Masyumi dan PNI
● bertugas pada masa bakti 27
April 1951 hingga 23 Februari
1952.
PROGRAM KERJA DAN PENYEBAB
BERAKHIRNYA
PROGRAM KERJA PENYEBAB BERAKHIR
1) mengusahakan kemakmuran bagi rakyat
secepatnya dan memperbaharui hukum agraria Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas
agar sesuai dengan kepentingan petani, tindakan Sukiman, sehingga mereka menarik
mempercepat persiapan-persiapan pemilihan dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya
umum,
menggugat Sukiman dan terpaksa Sukiman harus
2) menjalankan tindakan-tindakan yang tegas
sebagai negara hukum untuk menjamin mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
keamanan dan ketentraman
3) menjalankan politik bebas aktif serta
memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah
Republik Indonesia
KABINET WILOPO
1952-1953
● Kabinet ini merupakan zaken
kabinet yaitu kabinet yang
terdiri dari para pakar yang ahli
dalam bidangnya. Dipimpin oleh
Mr. Wilopo.
● memerintah pada masa bakti 3
April 1952 hingga 3 Juni 1953.
PROGRAM KERJA DAN PENYEBAB
BERAKHIRNYA
Program Kerja Penyebab Berakhir
1) menyelenggarakan pemilu untuk Akibat peristiwa Tanjung Morawa,
memilih anggota Dewan muncullah mosi tidak percaya dari
Konstituante, DPR dan DPRD,
Serikat Tani Indonesia terhadap
2) meningkatkan kemakmuran rakyat,
3) membebaskan Irian Barat, kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo
4) menjalankan politik luar negeri harus mengembalikan mandatnya
bebas aktif kepada Presiden.
KABINET ALI
SASTROMIAJOYO I
1953- 1955
● Dipimpin oleh Mr. Ali
Sastroamidjojo
● Merupakan koalisi antara PNI
dan NU
● memerintah pada masa bakti 1
Agustus 1953 hingga 24 Juli
1955.
PROGRAM KERJA DAN PENYEBAB
BERAKHIRNYA
PROGRAM KERJA PENYEBAB BERAKHIR
1) program dalam negeri yang mencakup NU menarik dukungan dan menterinya
soal keamanan, pemilihan umum,
dari kabinet sehingga keretakan dalam
kemakmuran dan keuangan, serta
dalam organisasi negara, perbaharuan,
kabinetnya inilah yang memaksa Ali
dan perundang-undangan harus mengembalikan mandatnya pada
2) pengembalian Irian Barat, Presiden. Dan juga dipicu oleh, kondisi
3) politik luar negeri bebas aktif ekonomi yang buruk
KABINET
BURHANUDIN
HARAHAP 1955-1956
● Dipimpin oleh Burhanuddin
Harahap
● Merupakan kabinet koalisi
masyumi bersama PSI dan NU
● bertugas sejak 12 Agustus
1955 hingga 3 Maret 1956.
Program Kerja dan Penyebab
Berakhirnya
PROGRAM KERJA PENYEBAB BERAKHIR
1) Mengembalikan kewibawaan pemerintah. Dengan berakhirnya PEMILU, maka tugas
2) Melaksanakan PEMILU dan mempercepatn kabinet Burhanuddin dianggap selesai.
pembentukan parlemen baru.
Pemilu tidak menghasilkan dukungan yang
3) Masalah desentralisasi, inflasi,
pemberantasan korupsi.
cukup terhadap kabinet sehingga kabinet
4) Perjuangan pengembalian Irian Barat. pun jatuh. Akan dibentuk kabinet baru yang
5) Politik kerjasama Asia-Afrika berdasarkan harus bertanggung jawab pada parlemen
politik luar negeri bebas aktif. yang baru pula.
KABINET ALI
SASTROAMIDJOJO II
1956- 1957
● Dipimpin oleh Ali
Sastromiajoyo
● merupakan hasil koalisi PNI,
Masyumi, dan NU.
● bertugas sejak 24 Maret 1956
hingga 14 Maret 1957.
PROGRAM KERJA DAN PENYEBAB
BERAKHIRNYA
PROGRAM KERJA PENYEBAB BERAKHIR
1) pembatalan hasil perjanjian KMB, disebabkan karena seringnya terjadi perbedaan
menyelesaikan pembatalan seluruh pendapat koalisi orang-orang di dalam kabinet.
perjanjian yang dihasilkan Konferensi Meja Selain itu sikap oposisi dari Presiden Soekarno
Bundar secara Unilateral yang menghendaki pembentukan kabinet berkaki
2) meneruskan perjuangan mewujudkan empat. Presiden Soekarno menginginkan kabinet
kekuasaan de facto Indonesia atas Irian berkaki empat dengan inti pendukung PNI,
Barat Masyumi, NU dan PKI Sedangkan kabinet bentukan
3) menjalankan politik luar negeri yang bebas Ali II ini tidak mengikut sertakan PKI sebagai partai
dan aktif koalisi.
4) meneruskan kerjasama dengan
negara-negara Asia-Afrika
KABINET DJUANDA
1957-1959
● Dipimpin oelh Ir. Juanda.
● Kabinet ini merupakan zaken kabinet yaitu
kabinet yang terdiri dari para pakar yang ahli
dalam bidangnya
● Dibentuk karena kegagalan konstituante
dalam menyusun UUD pengganti UUDS 1950
dan, perebutan kekuasaan oleh partai politik
● bertugas sejak 9 April 1957 hingga 6 Juli
1959.
PROGRAM KERJA DAN PENYEBAB
BERAKHIRNYA
PROGRAM KERJA PENYEBAB BERAKHIR
1) membentuk suatu Dewan Nasional, Berakhir saat presiden Soekarno
2) normalilasi keadaan negara Republik
Indonesia, mengeluarkan Dekrit Presiden 5
3) melanjutkan pembatalan perjanjian Juli 1959 dan mulailah babak baru
Konferensi Meja Bundar, sejarah RI.
4) memperjuangkan Irian Barat
5) mempercepat pembangunan
BERAKHIRNYA SISTEM DEMOKRASI
LIBERAL DI INDONESIA
Masa demokrasi liberal di Indonesia di warnai dengan tumbuhnya banyak partai-partai
politik akan tetapi, partai-partai tersebut banyak yang lebih mementingkan
kepentingan golongannya sendiri, perbedaan kepentingan partai tersebut tidak
pernah dapat diselesaikan dari tahun 1950-1959. Sehingga, dalam kurun waktu itu
sering sekali terjadi pergantian kabinet. Instabilitas politik pun menurun, dan Badan
konstituante juga gagal dalam menjalankan tugasnya membentuk konstituante baru,
mengaca pada hal tersebut Indonesia dirasa tidak cocok menerapkan sistem
demokrasi libera. Akhirnya, presiden Soekarno membubarkan sistem demokrasi ini
melalui Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959.

Anda mungkin juga menyukai