INDONESIA MARKS DEMOKRASI LIBERAL ( 17 AGUSTUS 1950-5 JULI 1959)
Demokrasi Liberal dilaksanakan setelah dikeluarkanya Maklumat Pemerintah 14 November 1945
Dalam sistem ini Kepala pemerintahan oleh seorang Perdana Menteri Perdana Menteri dan Menteri-Menteri dalam cabinet diangkat dan diberhentikan serta bertanggung jawab kepada Parlemen Presiden hanya menjabat sebagai kepala negara Dalam kabinet parlementer Sutan Syahrir diangkat sebagai perdana Menteri pertama Seusai Agersi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1945 terbentuklan Negara RIS yang menerapkan sistem politik demokrasi liberal Demokrasi kala ini ditandai dengan banyaknya partai politik. Pada Pemilu 1955, ada 172 partai politik yang bertanding. Tidak ada partai yang paling unggul. Namun ARTI DEMOKRASI empat partai dengan perolehan suara terbesar LIBERAL yakni: Partai Nasional Indonesia (PNI) (22,3 adalah demokrasi yang memberi persen) Masyumi (20,9 persen) Nahdlatul Ulama kebebasan seluas-luasnya kepada warganya. (NU) (18,4 persen) Partai Komunis Indonesia Dalam hal politik, tidak ada batasan (PKI) (15,4 persen) bagi tiap individu atau golongan untuk berserikat. KEGAGALAN Demokrasi Liberal kerap disebut sebagai sebagai DEMOKRASI Demokrasi Parlementer. LIBERAL Ini karena kabinet bertanggung jawab pada parlemen. Sehingga jatuh bangun kabinet Kondisi ini menyebabkan partai-partai dengan ideologi yang berbeda saling tergantung dari parlemen. bersaing untuk menguasai pemerintahan Akibatnya, kabinet sering berganti. Usia kabinet dan menjalankan programnnya. yang pendek menyebabkan program tidak bisa Kabinet terpaksa didukung oleh sejumlah berjalan optimal. partai berdasarkan hasil usaha pembentukan partai (kabinet formatur Demokrasi Liberal berakhir pada 1959 ketika Presiden Soekarno PENYEBAB KEGAGALAN membubarkan Dewan DEMOKRASI LIBERAL Konstituante lewat Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Kondisi politik, ekonomi, sosial, Dewan Konstituante dibubarkan dan keamanan tidak stabil. karena tarik ulur antargolongan Pemberontakan terjadi di berbagai dalam menetapkan dasar daerah. Keadaan ekonomi negara tak juga diselesaikan. memburuk. KABINET NATSIR ( 6 SEPTEMBER 1950-27 APRIL 1951)
kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran
negara Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20 Maret 1951. PROGRAM • Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman KABINET NATSIR • Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan • Menyempurnakan organisasi angkatan perang • Mengembangkan dan memperkuat ekonomi rakyat • Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat KABINET SUKIMAN- SOEWIRJO ( 27 APRIL-3 APRIL 1952) Kabinet Sukiman-Suwirjo merupakan kabinet kedua setelah pembubaran negara Republik Indonesia Serikat Kabinet ini bertugas pada masa bakti 27 April 1951 hingga 3 April 1952, tetapi kabinet ini sebenarnya telah didemisionerkan pada tanggal 23 Februari 1952. PROGRAM KABINET SUKIMAN - SOEWIRJO • Menjamin keamanan dan ketentraman • Mengusahakan kemakmuran rakyat dan memperbarui hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan petani • Mempercepat persiapan pemilihan umum • Menjalankan politik luar negeri secara bebas aktif serta memasukkan Irian Barat kedalam wilayah RI secepatnya KABINET WILOPO ( 3 APRIL1952-3 JUNI 1953)
kabinet ketiga setelah pembubaran negara
Republik Indonesia Serikat yang bertugas pada masa bakti 3 April 1952 hingga 30 Juli 1953. Kabinet Wilopo didemisionerkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 99 Tahun 1953 tertanggal 3 Juni 1953 Kabinet ini termasuk kabinet zaken yang artinya kabinet yang jajarannya diisi oleh para tokoh ahli di dalam bidangnya dan bukan merupakan representatif dari partai politik tertentu. Program Dalam Negeri : Menyelenggarakan Pemilu untuk memilih konstituante, DPR dan DPD, meningkatkan PROGRAM KERJA kemakmuran rakyat meningkatkan Pendidikan rakyat dan KABINET WILOPO pemulihan keamanan . Program luar negeri : penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda, pengembalian Irian Barat kepangkuan Indonesia serta menjalankan politik Luar Negeri yang bebas dan aktif Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 dibentuk tanggal 31 Juli KABINET ALI I ATAU 1953 diketuai oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo dari KABINET ALI-WONGSO PNI (Partai Nasionalis Indonesia) dan diwakili oleh Wongsonegoro dari PIR (Partai Inonesia Raya). dalam masa Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 pelaksanaan pemilihan umum dan pembebasan Irian Jaya belum bisa terealisasi, namun Kabinet Ali Sastroamidjojo 1 memiliki prestasi yang sangat membanggakan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung tanggal 18-24 April 1955 merupakan pencapaian terbesar dalam periode kabinet ini. Mr. Iskaq Cokrohadisuryo sebagai menteri perekonomian juga mencetuskan sistem ekonomi yang terbilang baru, yang disebut sistem ekonomi Ali Baba. PROGRAM KABINET ALI I ATAU KABINET ALI- WONGSO