Anda di halaman 1dari 4

Analisis Sistem Pemerintahan Demokrasi Liberal dan Tercapainya Pemilihan

Umum I Pada Tahun 1955 Di Indonesia

Kelompok 2 Sejarah Hukum

Kelas A

Nama Kelompok :

1. Fitriya Sari (2213033005)


2. Rachel Maryam Al – Adda Wiyah (2213033023)
3. Erlangga Angger Sajiwo (2213033029)
4. Rifki Ariyanto (2213033039)
5. Luthfia Maysarah Najam (2213033041)
6. Rosdiana Septrie Lestari (2213033061)
7. Elya Ferina Cahyawati (2213033067)

Pada tahun 1950, merupakan proses kembalinya bentuk negara RIS menuju NKRI
dan tidka dilepaskan dari 2 pendapat yakni :

1. Pendapat Soekarno sistopropjo, dari PNI yang menganjurkan agar negara


– negara RIS bergabung dengan Republik Indonesia
2. Pendapat Moh. Natsir yang dikenal dengan mosi integral, berpendapat
negara Kesatuan dilaksanakan tanpa menimbulkan konflik baik antara
negara – negara bagian maupun antara golongan masyarakat
(Waluyo,2009).

Yang pada akhirnya pendapat natsir di pakai sebagai opsi kembali ke NKRI.

Pada tahun 1950, Indonesia menerapkan sistem Demokrasi Liberal yang sesuai
dengan UUDS 1950. Dengan kurung waktu 1950 sampai Juni 1959. Sistem
politik dalam Demokrasi Liberal mendorong untuk lahirnya partai – partai politik
yang dianut pada masa itu adalah multi partai, yang dimana banyaknya partai
yang mencoba memegang tampu kekuasaan eksekutif dan legislatif. Pada
demokrasi liberal mengalami 7 kali pergantian kabinet yaitu:
a. Kabinet Natsir
Merupakan kabinet pertama yang berlangsung pada 6 september
1950 samapi 21 maret 1951. Program kerja nya yaitu, menggiatkan usaha
keamanan dan ketentraman, mencapai kondisi dan penyempurnaan
susunan pemerintahan, menyempurnakan organisasi Angkatan perang,
memperkuat ekonomi rakyat, menyelesaikan masalah Irian Barat.
b. Kabinet Sukiman
Merupakan kabinet kedua yang berlangsung pada 27 april 1951
sampai 3 april 1952. Program kerja kabinet tersebut, menjamin keamanan
dan ketentraman, mengusahakan kemakmuran rakyat, dan memperbaharui
hukum agraria agar sesuai dengan kepentingan partai, mempercepat
persiapan pemilihan umum, menjalankan politik luar negeri secara bebas
dan aktif, dan memasukan Irian Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.
c. Kabinet Wilopo
Berlangsung pada 3 april 1952 – 3 juni 1953. Program kerja
kabinet ini, menyelenggarakan pemilihan umum (konstituante , DPR dan
DPRD), meningkatkan kemakmuran rakyat, meningkatkan Pendidikan
rakyat, pemulihan keamanan dan program luar negeri, penyelesaian
masalah antara Indonesia dan Belanda, pengembalian Irian Barat ke
Indonesia, dan menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif.
d. Kabinet Sastroamijoyo I
Berlangsung pada 31 juli 1953 – 12 agustus 1955. Program kerja
dari kabinet tersebut meningkatrkan keamanan dan kemakmuran,
menyelenggarakan pemilu, pemberesan Irian Barat secepatnya,
pelaksanaan politik bebas aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB,
penyelesaian pertikaian politik yang diperoleh partai pada pemilu, untuk
memilih anggota parlemen yang diselenggarakan pada tahun 29 september
1955, menyelenggarakan konferensi asia – Afrika (KAA) Tahun 1955.
e. Kabinet burhanudin Harahap
Berlangsung pada 12 agustus 1955 – 3 maret 1956. Program kerja
dari kabinet, mengembalikna kewibaaan pemerintah, melaksanakan
pemilu menurut rencana yang sudah ditetapkan, mempercepat membentuk
nya parlemen baru, masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan korupsi,
perjuangan pengembalian Irian Barat, politik Kerjasama Asia – Afrika
berdasarkan politik luar negeri bebas aktif.
f. Kabinet Ali Sastroamijoyo II
Berlangsung pada 20 maret 1956 – 4 maret 1957. Program kerja kabinet
ini, pengembangan Irian Barat, pembentukan daerah – daerah otonomi,
mempercepat terbentuknya anggota – anggota DPRD, mengusahakan
perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai, menyehat perimbangan
keuangan negara, mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi
nasional berdasarkan kepentingan rakyat, pembatalan KMB, pembangunan
5 tahun, menjalankan politik luar negeri bebas aktif, melaksanakan
keputusan konferensi Asia – Afrika.
g. Kabinet Djuanda
Berlangsung pada 9 april 1957 – 5 juli 1959. Program kerja kabinet ini,
membentuk dewan Nasional normalisasi keadaan RI, melancarkan
pelaksanaan pembatalan KBM, perjuangan pengembalian Irian Jaya,
mempercepat proses pembangunan.

Walaupun mengalami banyak pergantian kabinet, namun pencapaian


terbesar yaitu mengenai pemilu pertama yang dilakukan oleh Negara Indonesia.
Pemiluha Umum adalah sebuah sarana demokrasi yang kekuasaan, lahir
berdasarkan hati Nurani dan kehendak rakyat yang memiliki tujuan dalam
menegakkan prinsip kedaulatan rakyat. Pemilihan umum diselenggarakan
berdasarkan sistem demokrasi Pancasila dan berlangsung secara langsung, umum,
bebas, dan rahasia (LUBER). Pemilihan umum berhasil terlaksana mulai 2 tahap
yaitu, tahap pertama pada 1 – 29 september 1955 melangsungkan pemilihan DPR
dan tanggal 15 desember 1955 melangusngkan pemilihan anggota dewan
konstitusional. Ada 4 partai besar pemenang pemilu 1955 yaitu, PNI, Masyumi,
NU, dan PKI.

Demokrasi Liberal Di Indonesia Dan Sistem Pemerintahan

Demokrasi liberal atau demokrasi konstitusional adalah sistem politik yang


melindungi secara konstitusional, hak – hak individu dari kekuasaan pemerintah.
Ciri utama pada demokrasi liberal adalah sering bergantinya kabinet, sistem
pemerintahan yang dianut dan diterapkan pada masa demokrasi liberal adalah
sistem parlementer yang dimana presiden dan wakil presiden sebagai symbol yang
tidak memiliki fungsi pemerintahan sehari – hari. Dengan sistem kepartaian ini
menganut sistem multipartai, partai – partai lah yang menjalakna kekuasaan nya
melalui parlemen. Kelemahan pada demokrasi liberal ini adalah sering nya
mengalami pergantian kabinet hamper terjadi setiap tahun nya yang menandakan
bahwa lemah nya kekuatan kabinet sehingga dapat dijatuhkan oleh partai ataupun
orang lain (Arta, 2020)

Anda mungkin juga menyukai