Mengutip dari buku Sejarah Indonesia kelas XII, kabinet Natsir dilantik pada 7 September 1950.
Mohammad Natsir dari partai Masyumi terpilih sebagai perdana menteri.
Selama masa pemerintahan kabinet Natsir, ada keberhasilan yang diraih yaitu Indonesia masuk
PBB, berlangsungnya perundingan antara Indonesia dan Belanda untuk pertama kali
membahas mengenai masalah Irian Barat, dan menetapkan prinsip bebas aktif dalam kebijakan
politik luar negeri.
Berakhirnya kabinet Sukiman karena tanda tangan persetujuan bantuan ekonomi persenjataan
dari Amerika Serikat. Persetujuan ini menimbulkan pertentangan dengan prinsip dasar politik
Indonesia yang bebas aktif.
Kabinet ini menjalankan program dalam negeri seperti pemilu (DPR dan DPRD), meningkatkan
kemakmuran, pendidikan, dan pemulihan keamanan.
Sedangkan program luar negeri, kabinet ini berusaha menyelesaikan masalah hubungan
Indonesia dengan Belanda, pengembalian Irian Barat ke Indonesia, dan menjalankan politik
bebas aktif.
Namun, pada 2 Juni 1953 Wilopo mengembalikan mandat pada presiden. Penyebabnya karena
muncul mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia pada kabinet ini.
Berakhirnya kabinet ini karena NU menarik dukungan dan menteri dari kabinet. Sehingga terjadi
keretakan sampai kabinet dikembalikan pada presiden.
BACA JUGA
Faktor Penyebab Masalah Sosial dan Contohnya di Lingkungan Masyarakat
Kabinet Ali Sastroamijoyo II (20 Maret 1956-4 Maret 1957)
Mengutip dari Kemdikbud.go.id, program kabinet Ali Sastroamijoyo II memperjuangkan
pengembalian Irian Barat dan membatalkan Konferensi Meja Bundar (KMB). Dari perjanjian ini,
Belanda dianggap lebih menguntungkan daripada Indonesia.
Kabinet Djuanda menghasilkan peraturan yaitu wilayah Indonesia menjadi 12 mil laut. Aturan ini
diukur dari garis dari yang menghubungkan titik terluar dari pulau.
Setelah itu kabinet Djuanda dibubarkan karena dianggap mementingkan partai politik daripada
konstitusi. Kabinet berakhir setelah presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5
Juli 1959. Dekrit tersebut memulai sistem politik baru yaitu Demokrasi Terpimpin.