Anda di halaman 1dari 12

a.

Kabinet Natsir ( 6 September 1950 20 Maret 1951 )

Kabinet ini jatuh karena ada mosi tidak percaya bahwa M. Natsir tidak mampu menyelesaikan
masalah Irian Barat dan sering terjadi pemberontakan sehingga muncul gerakan DI/TII, Andi
Azis, APRA, RMS dsb.

Kesepakatan antara RIS dan RI (sebagai Negara bagian) untuk membentuk Negara kesatuan
tercapai pada tanggal 19 Mei 1950. Setelah selama kurang lebih 2 bulan bekerja, Panitia
Gabungan RIS-RI yang bertugas merancang UUD Negara Kesatuan menyelesaikan tugasnya
pada tanggal 20 Juli 1950. Kemudian setelah diadakan pembahasan di masing-masing DPR,
rancangan UUD negara kesatuan diterima, baik oleh Senat dan Parlemen RIS maupun oleh
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)

Berdasarkan Undang-Undang Dasar Sementara, pemerintahan Republik Indonesia mengikuti


sistem demokrasi parlementer, yang menyatakan bahwa kabinet dan menterimenteri
bertanggung jawab kepada Parlemen. Pada tanggal 7 September 1950 dilantik kabinet pertama
setelah kembali menjadi negara kesatuan dengan Moh. Natsir (Masyumi) sebagai Perdana
Menteri.

Penyebab jatuhnya Kabinet Natsir dikarenakan kegagalan Kabinet ini dalam menyelesaikan
masalah Irian Barat dan adanya mosi tidak percaya dari PNI menyangkut pencabutan Peraturan
Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. PNI menganggap peraturan pemerintah No. 39 th
1950 mengenai DPRD terlalu menguntungkan Masyumi. Mosi tersebut disetujui parlemen
sehingga Kabinet Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden.

b. Kabinet Sukiman ( 26 April 1951 3 April 1952 )


Masalah yang dihadapinya adanya pertukaran nota antara Menlu Ahmad Subarjo dengan Duber
AS Merle Cochran tentang bantuan ekonomi dan militer berdasarkan Mutual Security Act (
MSA ) atau UU kerjasama keamanan.
Kejatuhan Kabinet Soekiman merupakan akibat dari ditandatanganinya persetujuan bantuan
ekonomi dan persenjataan dari Amerika Serikat kepada Indonesia atas dasar Mutual Security Act
( MSA ). Peretujuan ini menimbulkan tafsiran bahwa Indonesia telah memasuki Blok Barat,
yang berarti bertentangan dengan prinsip dasar politik luar negri Indonesia yang bebas aktif.
Muncul pertentangan dari Masyumi dan PNI atas tindakan Sukiman sehingga mereka menarik
dukungannya pada kabinet tersebut. DPR akhirnya menggugat Sukiman dan terpaksa Sukiman
harus mengembalikan mandatnya kepada presiden.

c. Kabinet Wilopo ( 3 April 1952 3 Juni 1953 )

Masalah yang dihadapinya yaitu :


1. Gerakan separatis di Sumatera dan Sulawesi
2. Peristiwa 17 Oktober

Demonstrasi rakyat di Jakarta dan dikeluarkannya Pernyataan Pimpinan Angkatan Darat kepada
Presiden Soekarno di Istana oleh 16 perwira menengah Angkatan Darat. Petisi yang disampaikan
kepada Presiden di depan Istana tersebut meminta agar Parlemen dibubarkan karena bukan hasil
pilihan rakyat, dan menuntut agar segera diadakan Pemilu. Peristiwa yang berlangsung pagi hari
ini terjadi akibat kemelut yang terjadi di kalangan TNI Angkatan Darat sehubungan dengan
diberlakukannya rasionalisasi tentara dan keterlibatan militer dalam lapangan politik.

3. Peristiwa Tanjung Morawa

Peristiwa Tanjung Morawa adalah salah satu peristiwa berdarah yang cukup terkenal di
Indonesia. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Maret 1953.

Pada tahun 1953 Pemerintah RI Karesidenan Sumatera Timur merencanakan untuk mencetak
sawah percontohan di bekas areal perkebunan tembakau di desa Perdamaian, Tanjung Morawa.
Akan tetapi areal perkebunan itu sudah ditempati oleh penggarap liar. Di antara mereka terdapat
beberapa imigran gelap Cina. Usaha pemerintah untuk memindahkan para penggarap dengan
memberi ganti rugi dan menyediakan lahan pertanian, dihalang-halangi oleh Barisan Tani
Indonesia (BTI), organisasi massa PKI. Oleh karena cara musyawarah gagal, maka pada tanggal
16 Maret 1953 pemerintah terpaksa mentraktor areal tersebut dengan dikawal oleh sepasukan
polisi. Untuk menggagalkan usaha pentraktoran, BTI mengerahkan massa yang sudah mereka
pengaruhi dari berbagai tempat di sekitar Tanjung Morawa. Mereka bertindak brutal. Polisi
melepaskan tembakan peringatan ke atas, tetapi tidak dihiraukan, bahkan mereka berusaha
merebut senjata polisi. Dalam suasana kacau, jatuh korban meninggal dan luka-luka.

Akibat peristiwa Tanjung Morawa muncullah mosi tidak percaya dari Serikat Tani Indonesia
terhadap kabinet Wilopo. Sehingga Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden pada
tanggal 2 Juni 1953.
d. Kabinet Ali I ( 31 Juli 1953 12 Agustus 1955 )
Masalah yang dihadapinya yaitu pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Aceh dan Sulawesi serta
pergantian KSAD dari Bambang Sugeng pada Bambang Oetoyo

Kabinet boleh jatuh bangun, tetapi rakyat Indonesia tetap kokoh berdiri di belakang Bung Karno.
Kabinet Wilopo hanya bertahan setahun (1952-1953), disusul Kabinet Ali Sastroamidjojo I

e. Kabinet Burhanudin Harahap ( 12 Agustus 1955 3 maret 1956 )


Pada masa ini berhasil melaksanakan Pemilu I dengan 2 periode , tanggal 29 September 1955
memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 memilih anggota Badan Konstituante.
Pemilu I ini dimenangkan oleh 4 partai besar yaitu PNI, Masyumi, NU dan PKI.
Kabinet Ali-Wongso digantikan oleh Kabinet Burhanuddin Harahap pada tanggal 12 Agustus
1955. Kabinet ini adalah kabinet koalisi dengan Masyumi sebagai intinya, sedangkan PNI
menjadi partai oposisi.

Salah satu program Kabinet Burhanuddin Harahap adalah "mengembalikan kewibawaan


(gezag) moral Pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada.
Pemerintah".

Setelah hasil pemungutan suara diumumkan dan pembagian kursi di DPR diumumkan, maka
tanggal 2 Maret 1956, Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurkan diri, menyerahkan
mandatnya kepada Presiden, untuk dibentuk kabinet baru berdasarkan hasil pemilihan umum.
Sebenarnya kabinet ini seandainya terus bekerja tidak apa-apa selagi tidak ada mosi tidak
percaya dari parlemen. Tetapi secara Etika politik demokrasi parlementer, kabinet ini dengan
sukarela menyerahkan mandatnya, setelah berhasil melaksanakan Pemilu baik untuk anggota
DPR maupun konstituante.
f. Kabinet Ali II ( 24 Maret 1956 14 Maret 1957 )
Masalah yang dihadapinya yaitu timbulnya gerakan anti China dan pemberontakan
PRRI/PERMESTA.

Mundurnya sejumlah menteri dari Masyumi (Januari 1957), membuat kabinet hasil Pemilu I ini
jatuh dan menyerahkan mandatnya pada Presiden pada tanggal 14 Maret 1957.

g. Kabinet Djuanda
Kabinet ini jatuh karena Badan Konstituante tidak bisa membuat UUD yang baru pengganti
UUDS sehingga presiden mengeluarkan Dekritnya tanggal 5 Juli 1959 dan mengumumkan
berlakunya Demokrasi Terpimpin.
Berakhir saat presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan mulailah babak
baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin

Gambar- gambar Uang tahun 1950-1953

Uang tahun 1950

Uang tahun 1951


Uang tahun 1952

Uang tahun 1953


TUGAS IPS
PERISTIWA PERISTIWA
PASCA PENGAKUAN KEDAULATAN

NAMA KELOMPOK : DEVELOPING COUNTRY

NAMA :DESI TRISNAWATI

MIA AGNIANI

MERI MERLINA

SITI IMAS N

KELAS : IX B (9B)

SMP NEGERI 1 PAGADEN


Jl. Stasiun No. 63 Telp (0260) 450 260
TAHUN AJARAN
2012 2013

Anda mungkin juga menyukai