Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Pengertian Politik
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya
dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai
definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
PolitikPolitik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional
maupun nonkonstitusional. DiDi samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut
pandang berbeda, yaitu antara lain:
politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan
kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles). politik adalah hal yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara. politikpolitik merupakan
kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan di
masyarakat.
politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan
kebijakan publik. DalamDalam konteks memahami politik perlu dipahami
beberapa kunci, antara lain: kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku
politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk
mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

B. Pengertian Ekonomi
Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas
manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap
barang dan jasa. Istilah "ekonomi" sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu οἶκος
(oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan νόμος (nomos) yang berarti
"peraturan, aturan, hukum". Secara garis besar, ekonomi diartikan sebagai "aturan
rumah tangga" atau "manajemen rumah tangga." Sementara yang dimaksud
dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi,
dan data dalam bekerja.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Demokasi Liberal
1. Perkembangan Kehidupan Politik
Menganut sistem multipartai yang memicu persaingan antarfraksi politik
di parlemen untuk saling menjatuhkan.
a. Sistem Pemerintahan
 Presiden hanya bertugas sebagai kepala negara, bukan sebagai
kepala pemeritahan.
 Kegiatan pemerintahan dijalankan oleh Menteri.
 Perdana menteri dan kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen
(DPR)
 Sistem pemerintahan yang berlaku adalah Parlementer.

b. Kabinet
1) Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
 Merupakan koalisi antara Masyumi dengan Partai Indonesia
Raya (PIR), Parindra, Partai Katolik, Parkindo, dan PSII.
 Moh. Natsir  Perdana Menteri pertama Indonesia, berasal dari
Partai Masyumi.
 Didukung oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Moh. Roem,
Assaat, Djuanda, Soemitro Djojohadikusumo.
 Perekonomian Indonesia mengalami masa paling
menguntungkan..
Karena berlangsungnya Perang Korea pada tahun 1950-an yang
mendorong naiknya harga komoditas hingga berdampak pada
peningkatan pendapatan ekspor.
 Kabinet Natsir mulai goyah ketika Hadikusumo dari PNI
mengeluarkan mosi tuntutan agar pemerintah mencabut PP No.
39 Tahun 1950 tentang pemilihan anggota lembaga perwakilan
daerah.

2
2) Kabinet Sukiman (26 April 1951-23 Februari 1952)
 Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
 Soekarno menunjuk Sukiman (Masyumi) dan Suwirjo (PNI)
 Program Kabinet Sukiman:
a) Menyempurnakan alat-alat kekuasaan negara.
b) Membuat dan melaksanakan rencana kemakmuran nasional
dalam jangka pendek dan jangka panjang.
c) Menyelesaikan persiapan pemilu dan mempercepat
pelaksanaan otonomi daerah.
d) Menyiapkan UU tentang pengakuan serikat buruh.
e) Menjalankan politik luar negeri bebas aktif.
f) Memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI secepatnya.
 Keputusan kontroversial  Keputusan Menteri Luar Negeri
Ahmad Soebardjo menandatangani perjanjian Mutual Security
Act (MSA) dengan Duta Besar Amerika Serikat, Merle Cochran.
 Sunario (PNI) menganggap Ahmad Soebardjo melanggar politik
luar negeri bebas aktif. Akibat mosi tersebut, Ahmad Soebadjo
akhirnya mengundurkan diri.

3) Kabinet Wilopo (30 Maret 1952-2 Juni 1953)


 Merupakan koalisi antara PNI dan Masyumi.
 Adanya penerapan sistem zaken kabinet, yaitu kabinet yang
terdiri atas menteri-menteri yang ahli di bidangnya.
 Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Krisis ekonomi karena merosotnya ekspor impor yang
semakin tidak terkendali.
b) Muncul gerakan separatisme dan sikap provinsialisme yang
mengancam keutuhan bangsa.
c) Terjadi Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu peristiwa
perselisihan internal dalam lingkungan TNI. Sumber
utama ketidakkompakan TNI.

3
 Kedudukan Kabinet Wilopo semakin tidak stabil saat terjadi
peristiwa Tanjung Morawa. Pemerintah melalui Menteri Dalam
Negeri, Isqak Tjokrodisurjo menyetujui perusahaan Deli
Planters Vereeniging mengelola tanahnya kembali di Tanjung
Morawa. Tetapi atas hasutan PKI, banyak petani lokal
menduduki tanah-tanah tersebut.

4) Kabinet Ali Sastroamidjojo I (30 Juli 1953-24 Juli 1955)


 Merupakan koalisi antara PNI dan NU, Masyumi memilih
menjadi oposisi.
 Soekarno menunjuk Ali Sastroamidjojo (PNI) dan
Wongsonegoro (Partai Indonesia Raya) sebagai perdana
menteri dan wakil perdana menteri.
 Prestasi:
a) Mengadakan Konferensi Asia Afrika (KAA).
b) Membentuk panitia pemilu yang diketuai Hadikusumo.
 Dalam mengatasi masalah perekonomian, Kabinet Ali berusaha
meninjau ulang utang pemerintah dan cadangan devisa negara
dengan cara membatalkan hasil Konferensi Meja Bundar
(KMB) berkaitan utang Indonesia kepada Belanda.

5) Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret


1956)
 Program utama  Pemberantasan korupsi yang mendapat
dukungan rakyat dan TNI.
 Prestasi  Berhasil menyelenggarakan pemilu pertama
tahun 1955.
Pemilu dilaksanakan 2 tahap:
a) Tahap pertama (29 September 1955)  Memilih anggota
DPR (parlemen)
b) Tahap kedua (15 Desember 1955)  Memilih anggota
Konstituante

4
6) Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956-14 Maret 1957)
 Merupakan koalisi antara PNI, Masyumi, dan NU.
 Program kerja:
a) Melaksanakan pembatalan hasil KMB.
b) Berjuang mengembalikan Irian Barat ke pangkuan
Indonesia.
c) Memulihkan keamanan dan ketertiban serta pembangunan
ekonomi, keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, dan
pertanian.
d) Melaksanakan hasil keputusan KAA.
e) Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial menjadi ekonomi
nasional.
 Berbagai permasalahan yang muncul:
a) Sentiment anti-Tionghoa mulai berkembang dalam
masyarakat.
b) Muncul kekacauan di berbagai daerah yang mengarah pada
gerakan separatisme.
c) Perselisihan antara pengusaha Tionghoa dan pengusaha
nasional akibat pembatalan hasil KMB.
 Akhir masa Kabinet Ali II disebabkan oleh mundurnya sejumlah
menteri.

7) Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli 1959)


 Latar belakang dibentuk:
a) Kondisi politik dan keamanan Indonesia semakin tidak
menentu.
b) Pertentangan parpol semakin memanas.
 Disebut juga Kabinet Karya, karena disusun berdasarkan zaken
kabinet.

5
 Program:
a) Membentuk Dewan Nasional, yaitu badan yang bertujuan
menampung dan menyalurkan aspirasi dari kekuatan-
kekuatan nonpartai yang ada dalam masyarakat.
b) Normalisasi situasi RI.
c) Memperjuangkan pengembalian Irian Barat.
d) Mempercepat proses pembangunan.
 Dalam memimpin pemerintahan, Djuanda dibantu oleh Hardi,
K.H. idham Chalid, dan J. Leimena.
 Prestasi:
a) Menentukan garis kontinental batas wilayah laut Indonesia
melalui Deklarasi Djuanda. Akibatnya, tercipta wilayah
daratan dan lautan Indonesia menjadi satu kesatuan bulat
dan utuh.
Hasil Deklarasi Djuanda diresmikan menjadi UU No.
4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia.
b) Menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) untuk
meredakan pergolakan di berbagai daerah.

2. Perkembangan Kehidupan Ekonomi


a. Permasalahan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal:
 Permasalahan jangka pendek, yaitu pemerintah harus mengurangi
jumlah uang yang beredar dan mengatasi kenaikan biaya hidup.
 Permasalahn jangka panjang, yaitu pertambahan penduduk yang
tidak terkendali dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

b. Kebijakan Pemerintah Untuk Mengatasi Permasalahan Ekonomi


1) Gerakan Benteng
 Dicetuskan oleh Soemitro Djojohadikusumo.
 Kebijakan dimulai pada April 1950, yaitu:
a) Memberikan bantuan kepada pengusaha Pribumi agar
mereka ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi

6
nasional. Bantuan tersebut berupa bimbingan konkret atau
bantuan kredit.
b) Membangun kewirausahaan Pribumi agar mampu
membentengi perekonomian Indonesia yang baru merdeka.
2) Gunting Syafruddin
 Dicetuskan oleh Syafruddin Prawiranegara.
 Kebijakan dimulai pada 15 Maret 1950, yaitu:
a) Pemotongan nilai uang (senering) yang bernilai Rp2,5 ke
atas hingga nilai setengahnya.
3) Nasionalisasi De Javasche Bank
 Kebijakan yang dilakukan yaitu, Perubahan status De Javasche
Bank menjadi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Banks
Sirkulasi. Diumumkan pada 15 Desember 1951 berdasarkan
UU No. 24 Tahun 1951.
4) Pembentukan Biro Perancang Negara
 Dibentuk pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I.
 Bertugas merancang pembangunan jangka pendek sehingga
hasilnya belum bia dirasakan oleh masyarakat.
 Akibat tidak adanya stabilitas politik (masa kabinet terlalu
singkat) menyebabkan kemerosotan ekonomi, inflasi, dan
lambatnya pelaksanaan pembangunan.
5) Sistem Ekonomi Ali-Baba
 Diprakarsai oleh Isqak Tjokroadisurjo (Menteri Perekonomian
pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I)
 Kebijakan yang dilakukan, yaitu: Mendorong berkembangnya
pengusaha swasta nasional pribumi dalam usaha merombak
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
 Langkah yang diambil:
a) Mewajibkan pengusaha asing yang beroperasi di Indonesia
untuk memberikan pelatihan dan tanggung jawab kepada
TKI agar dapat menduduki jabatan staf.
b) Mendirikan perusahaan negara.

7
c) Menyediakan kredit.
d) Memberikan lisensi bagi perusahaan swasta nasional.

B. Demokrasi Terpimpin
Demokrasi terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh aturan
yang berlaku di indonesia ( UUD dan Pancasila )
1. Perkembangan Kehidupan Politik
Atas usulan jend. Abdul Kharis Nasution ( 5 juli 59) dikeluarkannya
dekret presiden ( awal terjadinya demokrasi terpimpin ( AD ikut bermain
dipanggung politik). Dekret presiden ( kembalinya UUD’45 menjadi
Dasar Negara mengganti UUDS) Kondisi perkembangan partai politik saat
itu suram
Dasar Demokrasi Terpimpin 
Hasil dekrit presiden
1)  Konstituante dibubarkan
2)  UUD’45 berlaku kembali sebagai UUD R I
3)   Membentuk MPRS dan DPAS dalam waktu singkat
Kenapa dengan munculnya Dekrit presiden terjadi perubahan dari
liberal ke terpimpin ? karena isi dektrit itu sendiri
Ciri ciri demokrasi terpimpin
1)      Dominasi presiden
2)      Tidak berfungsi lembaga tinggi Negara
3)      Melemahnya parpol
4)      Penyebaran komunis
Latar Belakang:
a. Kegagalan pada masa demokrasi liberal
b. Kegagalan konstituante membuat UUD
c. Timbulnya gerakan separatis
d. Berganti-gantinya kabinet
e. Persaingan antar parpol
f. Dekrit presiden

8
2. Kebijakan Dalam Negeri
a. Pembentukan kabinet kerja ( 10 juli 59)
Ketua : Ir. Soekarno
Menteri pertama : Ir. Juanda
 Program kerja ( triprogram) :
Sandang pangan, keamanan, pengembalian irian barat
b. Manipol Sebagai GBHN (manifesto politik Indonesia 17 agustus 59
dari pidato pres.)
 Isi manifesto :
- UUD’45      - Demokrasi Terpimpin
- Kepribadian Indonesia - Ekonomi Terpimpin
-  Sosialisme Indonesia
c. Pembentukan MPRS
Penetapan presiden No. 2 thn 1959, syarat anggota :
 Setuju kembali ke UUD’45
 Setia kepada RI
 Setuju kepada Manipol
d. Pembentukan DPR – GR ( gotong-royong)
 5 maret 1960 DPR hasil pemilu I dibubarkan karena DPR
menolak RAPBN dari pemerintah
 24 juni 1960 dibentuk DPRGR
 Tugas DPRGR :
Melaksanakan ( manipol, amanat penderitaan rakyat, demokrasi
terpimpin)
e. Membentuk Dewan Pertimbangan Agung
f. Pemasyarakatan NASAKOM ( cermin paham yang dianut masyarakat
saat ini
 Nasional : PNI
 Agama : Masyumi & NU
 Komunis : PKI
g. Pembentukan Front Nasional
 Penetapan Presiden No. 13 thn 195
 Tugas Front Nasional :

9
- Menyelesaikan revolusi Indonesia
- Melaksanakan pembangunan
- Pengembalian Irian Barat
h. Pembubaran Masyumi & PSI ( 17 Agustus 1960)
 Penyebab : pemimpin partai dianggap ikut terlibat dalam
pemberontakan PRRI/PERMESTA
3. Kebijakan Luar Negeri
a. Pembebasan Irian Barat
 Jalur Diplomasi
 Konfrontasi Ekonomi
 Konfrontasi politik
 Konfrontasi Militer
4. Konfrontasi dengan Malaysia dan Indonesia Keluar Dari PBB
1961 muncul rencana pembentukan federasi Malaysia yang terdiri
dari persekutuan ( tanahmelayu,sangapura,serawak,brunei,sabah).
Dan Indonesia menentang. Presiden soekarno menganggap pembentukan
itu adalah proyek neo-kolonialisme inggris, yang “ membahayakan
revolusi Indonesia yang belum selesai” dan adanya perjuangan rakyat
Kalimantan utara yang dipimpin “A.M. Azhari yang dilumpuhkan oleh
Inggris. Dan sengketa antara Filipina yang menyewakan wilayah sabah
“bekas kerajaan sulu” kepada Inggris agar segera mengembalikan kepada
Filipina agar jelas status hukumnya dengan adanya dwikora , yaitu :
a. Perhebat ketahanan revolusi Indonesia
b. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sabah,
Serawak
Indonesia keluar dari PBB ( 7 januari 1965) karena Malaysia menjadi
Dewan Keamanan tidak tetap PBB.

10
5. Perkembangan Kehidupan Ekonomi
a. Pembentukan Badan Perencana Pembangunan Nasional (15
Agustus 1959)
 Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin yang
pertama ialah membentuk badan perencana pembangunan
nasional.
b. Pemotongan Nilai Uang
pihak pemerintah mengumumkan hasil pemotongan nilai uang yang
berupa:
 Uang kertas pecahan yang memiliki nilai Rp 500 diubah menjadi
Rp 50.
 Uang kertas pecahan yang memiliki nilai Rp 1000 di100 simpanan
bank yang berjumlah lebih dari Rp 25.000.
c. Konsep Djuanda
 Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
selanjutnya ialah melaksanakan konsep djuanda. Pemerintah mulai
memikirkan rakyat dengan melakukan usaha pembebasan Irian
Barat dan penyelesaian kasus DI Jawa Barat dengan cara
rehabilitasi ekonomi. Pemikiran tersebut mulai direalisasikan
setelah keamanan nasional mulai membaik dan pulih kembali.
Sebelumnya konsep ini diberi nama konsep rehabilitasi ekonomi
yang diketuai oleh Menteri Pertama Ir Djuanda. Untuk hasil dari
konsep tersebut diberi nama Konsep Djuanda.
d. Deklarasi Ekonomi
 Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin
selanjutnya ialah melaksanakan deklarasi ekonomi. Deklarasi
ekonomi atau Dekon dibentuk pada tanggal 28 Maret 1963 yang
bertempat di Jakarta, dengan maksud menghasilkan ekonomi
nasional yang bebas imperialisme, memiliki sistem ekonomi yang
bedikari dan memiliki sifat demokratis. Dalam deklarasi tersebut
disampaikan oleh Presiden Soekarno.

11
e. Kenaikan Laju Inflasi
Upaya perkembangan ekonomi masa demokrasi terpimpin yang terakhir
ialah melaksanakan kenaikan laju inflasi. Pendapatan negara yang tidak
memadai disertai anggaran belanja negara yang meningkat membuat
kondisi ekonomi menjadi lebih buruk. Namun Presiden Soekarno tetap
berpendiri pada penghimpunan dana revolusi meskipun devisa memiliki
cadangan yang menipis. Dana yang diterapkan oleh presiden berguna
untuk biaya proyek mercusuar atau prestise politik dengan melakukan
pengorbanan terhadap ekonomi dalam negeri. Peningkatan laju inflasi
di dasari oleh :
 Pemerosotan nilai mata uang rupiah.
 Masalah masalah negara tidak dapat diatasi dengan pinjaman dari
luar negeri.
 Pemerosotan penghasilan devisa negara dan penghasilan lainnya.
 Anggaran belanja negara semakin mengalami defisit besar.
 Tidak terdapat pengaruh manajemen perusahaan serta penertiban
administrasi untuk menyeimbangkan keuangan.
 Gagalnya upaya menyalurkan kredit baru dalam menyejahterakan
rakyat.
 Tidak adanya keberhasilan dalam melakukan usaha likuidasi dalam
pihak swasta dan pemerintahan sebagai usaha mengawasi dan
menghemat anggaran belanja. 

12

Anda mungkin juga menyukai