Hasil kon$erensi Meja Bundar pada 2 November 1949 di Den Haag melahirkan terbentuknya negara
Republik Indonesia Serikat ( RSI) setelah itu, diangkatlah Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan
perdana menteri yang pertama, dan dibentuk pula kabinet. Namun, pada Agustus 1950, RSI
dibubarkan karena sebagian negara-negara federal Belanda membubarkan diri dan menginginkan
kembali ke pengakuan Republik Indonesia. kemudian pada 15 Agustus 1950, Presiden Soekarno
menandatangani rancangan UUD NKRI (RI dan RIS ) yang kemudian lebih dikenal dengan UUDS1950
sehingga pada periode ini bentuk negara Indonesia yang semula federal beralih pada bentuk negara
kesatuan dimana kekuasaannya dipegang oleh pemerintah pusat dan menganut sistem
pemerintahan parlementer. Tetapi, praktik sistem pemerintahan parlementer yang diterapkan pada
masa berlakunya UUDS 1950 ini ternyata tidak membawa bangsa Indonesia ke arah kemakmuran,
keteraturan, dan kestabilan politik. Hal ini tercermin dari jatuh bangunnya kabinet dalam
kurunwaktu antara 1950-1959, telah terjadi 7 kali pergantian kabinet, yaitu.
Program kerja
Hasil kerja
Kegagalan
Gagalnya perundingan dengan Belanda tantang masalah Irian Barat, mengakibatkan munculnya mosi
tidak percaya pada kabinet Natsir di parlemen.
b.Kabinet Sukiman ( 26 April 1951-1952 )
Program kerja
Hasil Kerja
Banyaknya hambatan dalam kabinet Sukiman membuat hasil kerja kabinet ini tidak maksimal.
Hambatannya, antara lain kondisi keamanan negara yang belum stabil, adanya perseteruan antar
berbagai elemen politik, dan adanya permasalah dengan politik luar negeri Indonesia.
Kegagalan
Kegagalan kabinet ini, yaitu dalam penanganan masalah keamanan dalam negeri, memihaknya
Indonesia kepada blok barat dengan menandatangani Mutual security Act dengan pemerintah
Amerika Serikat.
Program kerja
3) Berusaha menyelesaikan masalah Irian Barat, memperbaiki hubungan dengan Belanda, dan
konsisten menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif.
Hasil Kerja
Kabinet ini menghadapi banyak hambatan dalam melaksanakan tugasnya, antara lain
2)Adanya konflik di tubuh angkatan darat yang mengakibatkan terjadinnya peristiwa 17 Oktober
1952.
Kegagalan
Dengan adanya hambatan tersebut, kabinet ini melahirkan mosi tidak percaya dari kelompok oposisi
pemerintah bernama Sarekat tani Indonesia dan diakhiri dengan pengembalian mandat oleh Wilopo.
d.Kabinet Ali Sastroamidjojo ( 31 Juli 1953 – 24 Juli 1955)
Program kerja
1)Mempersiapkan penyelenggaraan pemilu yang rencananya diadakan pada tengah tahun 1955.
3)Melaksanakan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan turut berperan
dalammenciptakan perdamaian dunia.
Hasil Kerja
Kegagalan
3)Masih berlanjutnya konflik di tubuh angkatan darat, yaitu dengan mundurnya A. H Nasution yang
digantikan oleh Bambang Sugeng.
Program kerja
1)Memerintahkan polisi militer untuk menangkap Mr. djody Gondokusumo atas kasus korupsi di
departemen kehakiman.
Hasil kerja
Kegagalan
Banyak perseteruan antara pemenang pemilu yang meyebabkan sidang parlemen menjadi deadlock.
f. Kabinet Ali Sastroamidjojo II ( 24Maret 1956-14Maret 1957)
Program kerja
Hasil kerja
Kegagalan
Program kerja
Hasil Kerja
1)Dibentuknya dewan nasional untuk menampung aspirasi rakyat yang tergabung dalam nonpartai.
3)D itetapkannya peraturan kelautan yang tertuang dalam Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember
1957.Hal itu merupakan bukti keberhasilan diplomasi Indonesia dalam memperjuangkan wilayah
teritorial laut Indonesia.
Kegagalan