Kelas:X MIPA A
Sejarah Indonesia
Era Demokrasi Liberal (1950–1959) yang dikenal pula dengan Era Demokrasi Parlementer
adalah era ketika Presiden Soekarno memerintah menggunakan konstitusi Undang-Undang
Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini berlangsung dari 17 Agustus 1950 (sejak
pembubaran Republik Indonesia Serikat) sampai 5 Juli 1959 (keluarnya Dekret Presiden). Pada
masa ini terjadi sejumlah peristiwa penting, seperti Konferensi Asia–Afrika di Bandung,
pemilihan umum pertama di Indonesia dan pemilihan Konstituante, serta periode ketidakstabilan
politik yang berkepanjangan, dengan tidak ada kabinet yang bertahan selama dua tahun.
Kabinet-kabinet Pada Masa Sistem Parlementer Antara tahun 1950-1959 sudah terjadi 7 (tujuh)
kali pergantian kabinet. Pergantian kabinet ini hampir terjadi setiap tahun hingga berakhirnya
Undang-undang Dasar Sementara (UUDS) 1959.
Faktor yang menyebabkan seringnya terjadi pergantian kabinet pada masa demokrasi liberal
adalah karena pada masa ini Indonesia menganut sistem multipartai. Akibatnya, partai politik
saling beradu kepentingan dan rasa persaingan antargolongan membuat anggotanya lebih
mengutamakan kepentingan partai mereka sendiri.
6). Ali Sastroamidjojo II sering pula disebut Kabinet Ali-Roem-Idham adalah kabinet
pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad
Hatta. Kabinet ini diumumkan pada 20 Maret 1956 dan bertugas sejak 24 Maret 1956
hingga 14 Maret 1957.
Kabinet Ali Sastroamidjojo II -
Didirikan: 1956
Dibentuk: 24 Maret 1956
Diselesaikan: 14 Maret 1957
Jumlah menteri: 27
Kepala negara: Soekarno
Kepala pemerintahan: Ali Sastroamidjojo
Pendahulu: Kabinet Burhanuddin Harahap
Pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintah membentuk sebuah lembaga yang
disebut dengan Biro Perancang Negara. Tugas biro ini adalah merancang pembangunan
Indonesia dalam jangka panjang. Tokoh yang ditunjuk sebagai Menteri Perancang
Nasional adalah Ir. Djuanda Kartasasmita.
Sebutkan pergolakan daerah yang muncul di kabinet Ali 2
Pembatalan Konferensi Meja Bundar (KMB)
Pengembalian Irian Barat ke Republik Indonesia.
Pemulihan keamanan dan ketertiban.
Pembangunan ekonomi, keuangan, industri, perhubungan, pendidikan, dan pertanian.
Pelaksanaan keputusan Konferensi Asia Afrika.
7).Kabinet Djuanda
disebut juga Kabinet Karya adalah kabinet pemerintahan Indonesia pimpinan Presiden
Soekarno. Kabinet ini diumumkan pada 8 April 1957 dan bertugas sejak 9 April 1957
hingga 6 Juli 1959. Kabinet ini merupakan salah satu Kabinet Zaken.
Dibentuk: 9 April 1957
Diselesaikan: 6 Juli 1959
Jumlah menteri: 28
Kepala negara: Soekarno
Kepala pemerintahan: Djuanda Kartawidjaja
Pendahulu: Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Pengganti: Kabinet Kerja I
Salah satu kebijakan penting yang dihasilkan oleh Kabinet Djuanda adalah Deklarasi
Djuanda. Deklarasi Djuanda menjelaskan tentang laut yang dianggap sebagai alat
pemersatu bangsa. Berdasarkan Deklarasi Djuanda, maka ditetapkan bahwa batas
wilayah laut Indonesia adalah 12 mil dari batas pulau terluar.