SISTEM PEMERINTAHAN
PARLEMENTER
SISTEM PARLEMENTER
Kabinet Natsir
Kabinet Sukiman
Kabinet Wilopo
Kabinet Ali
Sastroamidjojo II
Kabinet Djuanda/
Karya
KABINET NATSIR
(6 September 1950 – 21 Maret 1951)
Program Kerja:
1. Meningkatkan keamanan dan ketertiban
2. Menguatkan konsolidasi, penyempurnaan
susunan pemerintahan
3. Penyempurnaan angkatan perang
4. Memperjuangkan masalah Irian Barat
5. Memusatkan perhatian pada ekonomi rakyat
sebagai fondasi ekonomi nasional
KABINET NATSIR
Hasil Kerja :
1. Memetakan politik luar negeri Indonesia yang
bebas aktif
2. Masuknya Indonesia menjadi anggota PBB
3. Dilaksanakannya perundingan masalah Irian
Barat dengan pihak Belanda
KABINET NATSIR
Kegagalan :
Perundingan dengan Belanda tentang masalah
Irian Barat mengakibatkan munculnya mosi tidak
percaya pada kabinet Natsir di parlemen
Program Kerja :
1. Penerapan tindakan tegas untuk menjaga keamanan
dan ketertiban
2. Memperjuangkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat dengan memperbaharui hukum agrarian
untuk kesejahteraan petani
3. Mempersiapkan segala usaha untuk pemilu
4. Memperjuangkan Irian Barat dalam wilayah
Indonesia
Hasil Kerja Kabinet Sukiman
Banyaknya hambatan dalam kabinet Sukiman
membuat hasil kerja kabinet ini tidak maksimal.
Hambatannya antara lain :
1. Kondisi keamanan negara yang belum stabil
2. Adanya perseteruan anatar berbagai elemen
politik
3. Adanya permasalahan dengan politik luar
negeri Indonesia
KABINET SUKIMAN
• Kegagalan kabinet ini :
`1. penanganan masalah dalam negeri
2. memihaknya Indonesia kepada Blok Barat
dengan menandatangani Mutual Security Act
dengan pemerintah Amerika Serikat
KABINET WILOPO
(19 Maret 1952 – 2 Juni 1953)
Program Kerja :
1. Menyiapkan dan menyelenggarakan pemilu
2. Meningkatkan taraf kemakmuran, pendidikan
dan keamanan rakyat
3. Berusaha menyelesaikan masalah Irian Barat
4. Memperbaiki hubungan dengan Belanda
5. Konsisten menjalankan politik luar negeri
bebas aktif
KABINET WILOPO
Kabinet ini menghadapi banyak hambatan dalam
melaksanakan tugasnya, antara lain :
1. Munculnya sentimen kedaerahan akibat
ketidakpuasan terhadap pemerintah
2. Adanya konflik di tubuh angkatan darat yang
mengakibatkan terjadinya peristiwa 17 Oktober
1952
3. Adanya peristiwa Tanjung Morawa di Sumatra
Utara
KABINET WILOPO
Program Kerja :
1. Mempersiapkan penyelenggaraan pemilu yang
rencananya diadakan pada tengah thaun 1955
2. Mengatasi gangguan keamanan dan
pemberontakan di daerah
3. Melaksanakan politik luar negeri Indonesia
yang bebas aktif dan turut berperan dalam
perdamaian dunia
KABINET ALI SASTROAMIDJOJO I
Hasil Kerja :
1. Disusunnya kerangka panitia pelaksanaan
pemilu
2. Suksesnya pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
3. Membaiknya hubungan dengan Cina
KABINET ALI SASTROAMIDJOJO I
Kegagalan kabinet :
1. Memperjuangkan Irian Barat ke dalam negara
Indonesia
2. Munculnya pemberontakan di berbagai daerah
3. Masih berlanjutnya konflik di tubuh Angkatan
Darat yaitu mundurnya A.H Nasution yang
digantikan oleh Bambang Sugeng
KABINET BURHANUDDIN HARAHAP
Program Kerja :
1. Memerintahkan Polisi Militer untuuk
menangkap Djody Gondokusumo atas kasus
korupsi di departemen kehakiman
2. Melaksanakan pemilu secara baik, maksimal
dan secepatn mungkin
3. Mengangkat kembali A.H Nasution sebagai
KSAD pada 28 Oktober 1955
KABINET BURHANUDDIN HARAHAP
Kegagalan Kabinet :
Banyak perseteruan antara para pemenang pemilu
yang menyebabkan sidang parlemen menjadi
deadlock
KABINET ALI SASTROAMIDJOJO II
Program Kerja :
1. Memperjuangkan masuknya Irian Barat ke
Indonesia
2. Mempercepat proses pembentukan daerah
otonom di Indonesia
3. Meningkatkan kesejahteraan kaum buruhdan
pegawai negeri serta menyehatkan dan
menyeimbangkan anggaran belanja dan
keuangan negara
4. Mengganti sistem ekonomi kolonial menjadi
sistem ekonomi nasional
KABINET ALI SASTROAMIDJOJO II
Hasil Kerja :
1. Ditandanganinya undang-undang pembatalan
KMB oleh Presiden Soekarno
2. Beralihnya perusahaan Belanda menjadi milik
warga Tionghoa
3. Kepentingan Belanda diperlakukan sesuai
dengan hukum yang berlaku di Indonesia
KABINET ALISASTROAMIDJOJO II
Kegagalan Kabinet :
1. Munculnya sentimen anti Cina dalam
masyarakat
2. Munculnya kekecewaan pemerintahan daerah
terhadap pemerintah pusat
3. Tidak stabilnya kondisi pemerintaha dengan
banyaknya partai politik
4. Munculnya gerakan separatis di berbagai
daerah
KABINET DJUANDA (KARYA)
Program Kerja :
1. Pembentukan dewan nasional
2. Normalisasi keadaan Republik
3. Memperjuangkan lancarnya pelaksanaan
pembatalan hasil KMB
4. Memperjuangkan kembali Irian Barat ke
wilayah Indonesia
5. Mempercepat dan mengintensifkan program
pembangunan
KABINET DJUANDA (KARYA)
Hasil Kerja :
1. Dibentuknya dewan nasional untuk menampung
aspirasi rakyat yang tergabung dalam nonpartai
2. Pembersihan pejabat-pejabat yang melakukan korupsi
3. Dilaksanakannya konsolidasi dengan daerah-daerah
yang melakukan pemberontakan dengan tujuan agar
dapat menormalisasi keamanan negara
4. Ditetapkannya peraturan kelautan yang tertuang
dalam Deklarasi Djuanda tanggal 13 Desember 1957.
hal itu merupakan bukti keberhasilan diplomasi
Indonesia dalam memperjuangkan wilayah teritorial
laut Indonesia
KABINET DJUANDA (KARYA)
Kegagalan :
Terjadi banyak pemberontakan separatis di
daerah-daerah seperti PRRI