Anda di halaman 1dari 38

DEMOKRASI

LIBERAL
DEMOKRASI LIBERAL

MENGEVALUASI PERKEMBANGAN
KEHIDUPAN POLITIK DAN
EKONOMI BANGSA INDONESIA
PADA MASA DEMOKRASI LIBERAL
DEMOKRASI LIBERAL

POLITIK EKONOMI
Istana
Merdeka
DEMOKRASI LIBERAL
Menganalisis konsep demokrasi liberal
Membandingkan program kerja kabinet-kabinet pada masa
demokrasi liberal
Mengevaluasi hasil kerja kabinet-kabinet pada masa
demokrasi liberal
Menganalisis dinamika pergantian kabinet yang sangat
cepat pada masa demokrasi liberal
Mengevaluasi pelaksanaan pemilihan umum tahun 1955
Menganalisis latar belakang lahirnya dekrit presiden 5 juli
1959
Mengevaluasi penerapan demokrasi liberal di Indonesia tahun
1950-1959
LANDASAN HUKUM DEMOKRASI LIBERAL
INDONESIA

Negara Kesatuan Republik Indonesia


KABINET DEMOKRASI LIBERAL

 KABINET NATSIR
 KABINET SUKIMAN

 KABINET WILOPO

 KABINET ALI SASTROAMIDJOJO I

 KABINET BURHANUDIN HARAHAP

 KABINET ALI SASTROMIDJOJO II

 KABINET DJUANDA
KABINET NATSIR

1. Menggiatkan usaha keamanan dan Perundingan Indonesia- Belanda


ketentraman. Deadlock soal Irian Barat
2. Mencapai konsolidasi dan
menyempurnakan susunan
pemerintahan.
Muculnya gerakan Andi Aziz, APRA
3. Menyempurnakan organisasi Angkatan
Dan RMS
Perang.
4. Mengembangkan dan memperkuat
ekonomi rakyat.
5. Memperjuangkan penyelesaian masalah Mosi Tidak Percaya PNI
Irian Barat.
KABINET SUKIMAN
1. Menjamin keamanan dan ketentraman
2. Mengusahakan kemakmuran rakyat dan
memperbaharui hukum agraria agar
sesuai dengan kepentingan petani.
3. Mempercepat persiapan pemilihan
umum.
4. Menjalankan politik luar negeri secara
bebas aktif serta memasukkan Irian
Barat ke dalam wilayah RI secepatnya.

Korupsi, Kolusi, Nepotisme


Melanjutkan Program Natsir

Permasalahan dengan dana dari AS


KABINET WILOPO

Impor meningkat, Ekspor berkurang


1. Program dalam negeri :
Menyelenggarakan pemilihan umum
(konstituante, DPR, dan DPRD),
Pemerataan Ekonomi yang masih kurang meningkatkan kemakmuran rakyat,
meningkatkan pendidikan rakyat, dan
pemulihan keamanan.
2. Program luar negeri : Penyelesaian
Masalah KSAD 17 Oktober 1952 masalah hubungan Indonesia-Belanda,
Pengembalian Irian Barat ke pangkuan
Indonesia, serta menjalankan politik luar
negeri yang bebas-aktif.
Sengketa Tanjung Morawa
KABINET ALI SASTROAMIDJOJO I

1. Meningkatkan keamanan dan Persiapan Pemilihan Umum


kemakmuran serta segera
menyelenggarakan Pemilu. Konferensi Asia-Afrika tahun 1955
2. Pembebasan Irian Barat secepatnya.
3. Pelaksanaan politik bebas-aktif dan Buntut masalah 17 Oktober 1952
peninjauan kembali persetujuan
KMB.
4. Penyelesaian Pertikaian politik konflik antara PNI dan NU
KABINET BURHANUDIN HARAHAP

1. Mengembalikan kewibawaan pemerintah, yaitu


mengembalikan kepercayaan Angkatan Darat
dan masyarakat kepada pemerintah.
2. Melaksanakan pemilihan umum menurut
rencana yang sudah ditetapkan dan
mempercepat terbentuknya parlemen baru
3. Masalah desentralisasi, inflasi, pemberantasan
korupsi
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat
5. Politik Kerjasama Asia-Afrika berdasarkan
politik luar negeri bebas aktif.
KABINET BURHANUDIN HARAHAP

Pembubaran UNI Belanda

Pemberantasan Korupsi

Menyelesaikan Masalah 17 Oktober 1952

Sering Bongkar Pasang Kabinet


KABINET ALI SASTROMIDJOJO II

Pembatalan KMB
1. Perjuangan pengembalian Irian Barat
2. Pembentukan daerah-daerah otonomi
Ketidakpuasan daerah dan mempercepat terbentuknya anggota-
Terhadap Pemerintahan anggota DPRD.
3. Mengusahakan perbaikan nasib kaum
buruh dan pegawai.
Anti Cina 4. Menyehatkan perimbangan keuangan
negara.
5. Mewujudkan perubahan ekonomi kolonial
perpecahan antara Masyumi dan PNI. menjadi ekonomi nasional berdasarkan
kepentingan rakyat.
Konsepsi Presiden
KONSEPSI PRESIDEN

1.Sistem Demokrasi Parlementer digantikan


dengan Sistem Demokrasi Terpimpin.
2.Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dibentuk
Kabinet Gotong Royong yang diawali
pembentukan Kabinet Kaki Empat
3.Pembentukan Dewan Nasional
beranggotakan golongan fungsionil
ditempatkan sebagai penasihat kabinet.
KABINET DJUANDA
1. Membentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia
3. Melancarkan pelaksanaan Pembatalan
KMB
4. Perjuangan pengembalian Irian Jaya
5. Mempergiat/mempercepat proses
Pembangunan

Pergolakan yang terjadi di daerah Dewan Nasional PRRI/Permesta

Musyawarah Nasional Deklarasi Djuanda, Demokrasi Terpimpin.


PERGOLAKAN POLITIK AKHIR
DEMOKRASI LIBERAL
 Adanya Pemberontakan (Ketidakpuasan terhadap pemerintah)
 Kegagalan Menyusun UUD pengganti UUDS 1950
 Mengadakan Voting dengan,
 Hasil pemilihan pertama pada tanggal 29 Mei 1959 dengan
perbandingan 201 yang mendukung UUD 1945 dan 265
menolak UUD 1945.
 Pemungutan suara ulang tanggal 30 Mei 1959 dengan hasil
269 mendukung UUD 1945 dan 199 menolak UUD 1945.
 Pemilihan terakhir kali yaitu tanggal 2 Juni 1959 dengan hasil
264 mendungkung UUD 1945 dan 204 yang menolak UUD
1945
 Rapat Kontituante yang Deadlock
Sumber : Foto Arsip Nasional, Hasil Sidang Konstituante,tanggal 2 Juni 1959
DEKRIT PRESIDEN

Tanggal 5 Juli 1959


1. Pembubaran Konstituante,

2. Tidak berlakunya lagi UUDS dan berlakunya


kembali UUD 1945
3. Pembentukan MPRS yang terdiri dari anggota
DPR ditambah wakil daerah dan golongan
fungsional, pembentukan Dewan
Pertimbangan Agung Sementara
Hasil KMB Hutang LN 1,5 Triliun Rupiah Defisit 5,1 Milyar
Hutang DN 2,8 Triliun Rupiah

Disintegrasi menimbulkan
Hasil Perkebunan dan Pertanian
banyak pengeluaran

Sering gonta- ganti kabinet Ledakan Penduduk

“Kami Masih Belajar”


Gunting Syafruddin

Sistem Ekonomi Gerakan Benteng

Nasionalisasi De Javasche Bank

Sistem Ekonomi Ali-Baba

Persaingan Finansial Ekonomi


(Finek)

Rencana Pembangunan Lima Tahun


(RPLT)

“Inilah Usaha Kami”


Gunting Syafruddin
20 Maret 1950

Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang


(sanering). Caranya memotong semua uang yang
bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal
setengahnya. Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri
Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa
pemerintahan RIS.
Sistem Ekonomi Gerakan Benteng
Sumitro Joyohadikusumo .....

Programnya :
 Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa
Indonesia.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembangunan ekonomi nasional.
 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu
dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
Nasionalisasi De Javasche Bank
Untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya
ekspor, serta melakukan penghematan secara drastis.
Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank
menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan bank
sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951
berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.
Sistem Ekonomi Ali-Baba
Program Ekonomi Kabinet Ali S 1.....
Tujuan dari program ini adalah
 Untuk memajukan pengusaha pribumi.
 Agar para pengusaha pribumi Bekerjasama memajukan ekonomi
nasional.
 Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi
dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
 Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara
pengusaha pribumi dan non pribumi.

Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba digambarkan


sebagai pengusaha non pribumi khususnya Cina.
Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)
Persaingan FINEK, Melatar Belakangi permutusan hasil
KMB dan Uni Indonesia-belanda di Kabinet
Burhanuddin.

Indonesia melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan


Belanda. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden
Sukarno menandatangani undang-undang pembatalan
KMB.
Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)
Biro Perancang Negara

Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang


rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan
disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958.

Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah.


Musyawarah Nasional Pembangunan
Untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat
dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh
untuk jangka panjang.

Gagal Karena...
1. Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.
2. Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.
3. Timbul pemberontakan PRRI/Permesta.
4. Membutuhkan biaya besar untuk menumpas pemberontakan
PRRI/ Permesta sehingga meningkatkan defisit Indonesia.
5. Memuncaknya ketegangan politik Indonesia- Belanda
menyangkut masalah Irian Barat mencapai konfrontasi
bersenjata.
DEMOKRASI LIBERAL
Menganalisis dampak hutang luar negeri RIS pasca kesepakatan
KMB terhadap perekonomian nasional
Mengorelasi dampak perang korea terhadap penerimaan devisa
negara
Mengevaluasi upaya pemerintah mengubah sistem ekonomi
kolonial ke sistem ekonomi nasional
Mengaitkan hubungan tingkat inflasi yang tinggi dengan
dikeluarkannya kebijakan operasi “gunting syafrudin”

Mengevaluasi pelaksanaan program ekonomi “Ali-Baba”

Mengevaluasi pelaksanaan program ekonomi “Gerakan


Benteng”

Anda mungkin juga menyukai