Anda di halaman 1dari 2

ORDE BARU ( 1966 – 1998 )

LATAR BELAKANG
1. Pemberontakan G30S/PKI
2. Konflik TNI AD
3. Peningkatan Inflasi 500%
4. Rakyat semakin sadis dalam pemberantasan PKI dan tidak mempercayai lagi Soekarno
5. Kesatuan aksi (KAMI, KAPI, KASI, KAPPI, dll) membentuk front pancasila atau disebut juga
angkatan 66 mengajukan TRITURA yang berisi:
-  Pembubaran PKI beserta Organisasi masanya
-  Pembersihan kabinet Dwikora
-  Penurunan harga barang-barang
6. Kegagalan Reshuffle kabinet Dwikora pada tanggal 21 Februari 1966, serta dibentuknya Kabinet
Seratus Mentri.
7. Terbitnya supersemar ( 11 Maret 1966 )
8. TAP MPRS no.XXXIII/1964 MPRS pada tanggal 12 Maret 1967 mengenai pencabutan jabatan
Presiden Soekarno dan mengangkat Letjen Soeharto sebagai Presiden.

KEBIJAKAN EKONOMI
1. Membuat program yang disebut dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) 1969-
1994 dan berhasil meningkatkan ekonomi nasional.
2. Pemerintah melaksanakan program trilogi pembangunan :
 Pembangunan yang dilakukan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
 Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
 Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

KEBIJAKAN POLITIK
1. Pembubaran PKI beserta unsur-unsurnya.
2. Pemilu pada masa orde baru pertama kali dilakukan pada tahun 1971.
3. Pemerintah kemudian menyederhanakan partai politik (dari 10 menjadi 3),
4. Meresmikan peran militer dalam pemerintahan (dwifungsi ABRI)
5. Mewajibkan Penataran P4 (Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila) bagi
masyarakat.
6. Irian Barat dan Timor Timur disahkan sebagai wilayah kekuasaan NKRI lewat perjanjian dan
konfrontasi.
7. Pemerintah juga menggagas berdirinya ASEAN, setelah sebelumnya mengakui negara Singapura,
memulihkan hubungan dengan Malaysia (bermusuhan pada masa orde lama), dan kembali
menjadi anggota PBB pada tahun 1967 setelah keluar pada tahun 1965.

KEBIJAKAN SOSIAL
1. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan,
seperti: Program Keluarga Berencana, Transmigrasi, Gerakan Wajib Belajar, dan Gerakan Orang
Tua Asuh

KELEBIHAN ORDE BARU


1. Meningkatnya GDP per kapita Indonesia. Pada tahun 1968, GDP per kapita Indonesia hanyalah
$70 dan berhasil mencapai lebih dari $1000 pada tahun 1996.
2. Program keluarga berencana yang tidak dilakukan pada masa orde lama berhasil
diimplementasikan pada masa orde baru.
3. Semakin banyak orang yang bisa membaca sehingga tingkat pengangguran menurun.
4. Kebutuhan pangan semakin tercukupi.
5. Keamanan dalam negeri semakin meningkat.
6. Gerakan Wajib Belajar dan Gerakan Nasional Orang Tua Asuh sukses dilaksanakan.
7. Indonesia mulai membuka peluang investasi bagi investor asing, sehingga menerima banyak
dana dari luar negeri.
8. Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) sukses dilaksanakan.

KEKURANGAN ORDE BARU

1. Kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme marak terjadi di semua kalangan masyarakat.
2. Pembangunan negara tidak merata, dan muncul perbedaan mencolok antara pembangunan
pada pusat dan daerah. Kekayaan daerah banyak digunakan untuk pembangunan pada pusat
kota.
3. Rasa ketidakpuasan bermunculan di sejumlah daerah di Indonesia seperti Aceh dan Papua
karena kesenjangan pembangunan yang terjadi.
4. Tidak ada tanda-tanda pergantian atau penurunan kekuasaan ke presiden berikutnya.
5. Hak Asasi Manusia masih belum diperhatikan dengan benar, dan kekerasan banyak digunakan
sebagai solusi menyelesaikan permasalahan. Sebagai contoh, operasi rahasia Petrus
(Penembakan Misterius).
6. Banyak koran dan majalah yang dihentikan penerbitan dan peredarannya secara paksa, sehingga
menyebabkan kebebasan pers sangat terbatas.
7. Kebebasan berpendapat masih sangat terkekang.
8. Terdapat kesenjangan sosial bagi si kaya dan si miskin, dimana orang kaya memiliki hak yang
lebih baik dari pada orang miskin.

Sehari kemudian , Presiden B.J. Habiebie mengumumkan susunana Kabinet Reformasi Pembangunan
dan dilantik pada tanggal 23 Mei 1998. Di dalam kabinet baru ini , Presiden mengikutsertakan
beberapa menteri yang berasal dari luar Golkar sebagai anggota kabinetnya. Namun hal ini bukan
berarti kabinet Presideb B.J. Habiebie dapat begitu saja diterima, karena pemerintahan baru ini
tetap dianggap sebagai kelanjutan dari kekuasan Orde Baru. Sementara itu, para pendukung
reformasi sendiri terbagi menjadi dua, antara yang mendukung dan menolak pemerintahan B.J.
Habiebie.
Tuntutan reformasi yang bertujuan memperbaiki keadaan berubah arah menjadi anarki di beberapa
tempat karenaadanya perbedaan penafsiran tentang arti reformsi untuk kepentingan tertentu.
Penyimpangan terhadap tujuan reformasi itu dapat dilihat pada beberapa hal, seperti penjarahan
tidak terkendali yang terjadi di berbagai tempatdan upaya menurunkan seorang dari jabatan yang
dilakukkan massa tanpa aturan yang jelas. Penyimpangan itu juga dapat dilihat pada berkembangnya
hujatan dan opini yang tidak didasarkan pada pemikiran yang dalam, baikdidalam masyarakat
mupun media massa. Akibatnya , segala sesuatu yang dianggap baik pada massa Orde Baru segera
dianggap jelek pada massa reformasi. Pengkultsan dan penistaan dilakukan silih berganti dengan
mudah, dan kekerasan seolah-oloah telah menjadi sesuatu yang biasa.

Anda mungkin juga menyukai