Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KABINET WILOPO

Disusun oleh:
 Reonaldo Damanik
 Desthian Alfedo Sinaga
 Widia Crisanta Siregar
 Yeni Deliawati Sinaga

SMA SWASTA KATOLIK CINTA KASIH


TEBING TINGGI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah


memberikan kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah
ini. Atas rahmat dan berkat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul kabinet wilopo tepat waktu.
Makalah kabinet wilopo disusun guna memenuhi tugasdari bapak
Antonius VirulinTinambunan pada bidang studi Sejarah Indonesia di
SMA KATOLIK CINTA KASIH. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang
kabinet wilopo.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Bapak Anton selaku guru sejarah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima demi kesempurnaan makalah ini.

Reo Damanik
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
1.3 TUJUAN..................................................................................................................................1
2 BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................................2
2.1 PROSES TERBENTUKNYA KABINET WILOPO...........................................................................2
2.2 PROGRAM KERJA KABINET WILOPO.......................................................................................2
2.3 AKHIR KEKUASAAN KABINET WILOPO....................................................................................3
3 BAB III............................................................................................................................................6
PENUTUP...............................................................................................................................................6
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................6
3.2 SARAN....................................................................................................................................6
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


kabinet wilopo di bentuk pada 30 maret 1952. Kabinet ini
mendapat dukungan lebih luas dibandingkan dengan kabinet
sebelumnya , yaitu dengan masuknya PSI dan PSII dalam
pemerintahan. Dukungan ini di buat untuk memperkuat upaya
kabinet dalam memperoleh dukungan mayoritas diparlemen. Hal ini
mempengaruhi iklim politik dalam Kabinet dan juga hubungan
antarpartai.
Kabinet ini memiliki tugas pokok menjalankan pemilihan
umum untuk memilih anggota parlemen dan anggota konstituante.
Namun sebelum tugas ini dapat diselesaikan cabinet ini harus
meletakan jabatannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Pada makalah ini rumusan masalah yang akan di bahas yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses terbentukanya kabinet wilopo
2. Program kerja kabinet wilopo
3. Akhir kekuasaan kabinet wilopo

1.3 TUJUAN
1. Untuk menambah wawasan tentang kabinet wilopo
2 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PROSES TERBENTUKNYA KABINET WILOPO


Kabinet Wilopo terbentuk didasari dengan bubarnya
Kabinet Sukiman-Suwiryo yang terjerat kasus MSA. Awalnya,
Soekarno menunjuk Sidik Djojosukarto dari partai PNI dan
Prawoto Mankusasmito dari Partai Masyumi untuk menjadi
formatur kabinet. Penunjukkan itu dilakukan pada tanggal 1
Maret 1952. Soekarno berharap penunjukkan kedua tokoh
politik ini dapat membangun kabinet yang kuat dan
mendapatkan dukungan parlemen. Sayangnya, keinginan
Soekarno tersebut tidak terpenuhi, disebabkan Sidik dan
Prawoto tidak mendapatkan dukungan penuh dari parlemen.
Pada tanggal 19 Maret 1952, Soekarno menunjuk Wilopo
sebagai formatur kabinet yang baru. Kabinet Wilopo menjadi
kabinet zeken, maksudnya kabinet ini berisikan jajaran tokoh
yang ahli di bidangnya tidak hanya partai politik tertentu.

2.2 PROGRAM KERJA KABINET WILOPO


berikut ini merupakan program kerja Kabinet Wilopo yang
terdiri dari dua program kerja, yakni program kerja dalam negeri dan
program kerja luar negeri.

 Program kerja dalam negeri Kabinet Wilopo meliputi:


1. menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan
Konstituante, DPR, dan DPRD;
2. meningkatkan kemakmuran rakyat; meningkatkan
pendidikan rakyat; pemulihan stabilitas keamanan negara.
 Sementara, program kerja luar negeri Kabinet Wilopo meliputi:
1. penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda;
2. pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia;
3. menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif.

2.3 AKHIR KEKUASAAN KABINET WILOPO


. Akhir Kekuasaan Kabinet Wilopo Kabinet Wilopo menghadapi
berbagai persoalan selama menjabat. Menurut modul Perkembangan
Kehidupan Politik persoalan-persoalan tersebut antara lain:

1. Krisis Ekonomi.
Adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan karena
jatuhnya harga barang-barang eksport Indonesia sementara
kebutuhan impor terus meningkat. Terjadi defisit kas negara
karena penerimaan negara yang berkurang banyak terlebih
setelah terjadi penurunan hasil panen sehingga membutuhkan
biaya besar untuk mengimpor beras.
2. Munculnya gerakan separatis.
Munculnya gerakan sparatisme dan sikap provinsialisme
yang mengancam keutuhan bangsa. Semua itu disebabkan
karena rasa ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat ke
daerah yang tidak seimbang.
3. Konflik politik di internal TNI dan pemerintahan Peristiwa 17
Oktober 1952.
yang merupakan upaya pemerintah untuk menempatkan
TNI sebagai alat sipil memicu sikap tidak senang di kalangan
partai politik. Hal tersebut dipandang akan membahayakan
kedudukan partai politik. Peristiwa ini diperkuat dengan
munculnya masalah intern dalam TNI yang berhubungan
dengan kebijakan KSAD A.H Nasution yang ditentang oleh
Kolonel Bambang Supeno.
Hal tersebut menyebabkan ia mengirim petisi mengenai
penggantian KSAD kepada menteri pertahanan yang dikirim ke
seksi pertahanan parlemen sehingga menimbulkan perdebatan
dalam parlemen. Konflik semakin diperparah dengan adanya
surat yang menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot Subroto dalam
memulihkan keamanan di Sulawesi Selatan. Keadaan ini
menyebabkan muncul demonstrasi di berbagai daerah
menuntut dibubarkannya parlemen. Sementara itu, TNI-AD
yang dipimpin Nasution menghadap presiden dan menyarankan
agar parlemen dibubarkan.
Namun, saran tersebut ditolak. Kemudian, muncul mosi
tidak percaya dan menuntut diadakan reformasi dan
reorganisasi angkatan perang dan mengecam kebijakan KSAD.
Inti peristiwa ini adalah gerakan sejumlah perwira angkatan
darat guna menekan Sukarno agar membubarkan kabinet.
4. Muncul peristiwa Tanjung Morawa.
Munculnya peristiwa Tanjung Morawa mengenai persoalan
tanah perkebunan di Sumatera Timur (Deli). Sesuai dengan
perjanjian KMB pemerintah mengizinkan pengusaha asing
untuk kembali ke Indonesia dan memiliki tanah-tanah
perkebunan.
Tanah perkebunan di Deli yang telah ditinggalkan
pemiliknya selama masa Jepang telah digarap oleh para petani
di Sumatera Utara dan dianggap miliknya. Tanggal 16 Maret
1953 muncul aksi kekerasan untuk mengusir para petani liar
Indonesia yang dianggap telah mengerjakan tanah tanpa izin
tersebut. Para petani tidak mau pergi sebab telah dihasut oleh
PKI. Akibatnya, terjadi bentrokan senjata dan beberapa petani
terbunuh. Intinya, peristiwa Tanjung Morawa merupakan
peristiwa bentrokan antara aparat kepolisian dengan para
petani liar mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatera
Timur (Deli). Kekuasaan kabinet Wilopo berakhir setelah
peristiwa Tanjung Morawa.
Setelah peristiwa tersebut, muncullah mosi tidak percaya
dari Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo sehingga
Wilopo harus mengembalikan mandatnya pada presiden pada
tanggal 2 Juni 1953.
3 BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dilihat secara umum, cabinet wilopo adalah salah satu cabinet
yang mengajukan program kerja yang luar biasa, dan cabinet wilopo
dapat merealisasikan program kerja tersebut. walaupun belum
terjadinya pemilu tetapi cabinet wilopo telah mengeluarkan
rancangan undang undang pemilu. Cabinet wilopo juga telah
berhasil menyelesaikan permasalahan ekonomi yang terjadi masa
itu.

3.2 SARAN
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat menjadi sumber
pengetahuan bagi semua orang yang membacanya.

Anda mungkin juga menyukai