Anda di halaman 1dari 6

MAKALA TENTANG PROSES PEMBENTUKAN

KABINET WILOPO (APRIL 1952 –JUNI 1953 )

DI
S
U
S
U
N

OLEH : KELOMPOK 3

MUH AFDHAL AL ZAYYIDIN


RISKA
ATNA

Latar Belakang:
Terbentuknya Kabinet Wilopo ini didasari dengan bubarnya Kabinet
Sukiman-Suwiryo yang terjerat kasus MSA. Pada tanggal 1 Maret 1952,
Soekarno menunjuk Sidik Djojosukarto  dari partai PNI dan Prawoto
Mankusasmito dari Partai Masyumi untuk menjadi formatur kabinet.
Soekarno berharap ditunjuknya kedua tokoh politik ini dapat
membangun kabinet yang kuat serta mendapat dukungan yang cukup
dari parlemen.  Namun, keinginan Soekarno tidak dapat terpenuhi,
karena Sidik dan Prawoto tidak mendapat dukungan penuh dari
parlemen.  Sidik dan Prawoto kemudian mengembalikan mandatnya
kepada presiden. Pada 19 Maret 1952, Soekarno akhirnya menunjuk
Wilopo sebagai formatur kabinet yang baru. Kabinet Wilopo ini menjadi
kabinet zeken, artinya kabinet ini berisikan jajaran para tokoh yang ahli
dalam bidangnya, bukan hanya dari partai politik tertentu .

Susunan Kabinet Wilopo:

Mengutip dari situs Sekretaris Kabinet Republik Indonesia, dasar


pembentukan Kabinet Wilopo adalah Keputusan Presiden Republik
Indonesia No. 99, Tahun 1953. Masa bakti dari Kabinet Wilopo adalah 3
April 1952 hingga 30 Juli 1953. Berikut ini adalah susunan Kabinet
Wilopo:

Presiden: Ir. Soekarno

Wakil Presiden: Drs. Mohammad Hatta

Perdana Menteri: Mr. Wilopo

Wakil Perdana Menteri: Prawoto Mangkusasmito

Kemudian, berikut daftar menteri dan kementerian dalam masa Kabinet


Wilopo

1. Menteri Luar Negeri: Mr. Wilopo diberhentikan t.m.t 29 April 1952


Mukarto diangkat t.m.t 29 April 1952

2. Menteri Dalam Negeri: Mohammad Roem

3. Menteri Pertahanan: Sri Sultan Hamengkubuwono IX berhenti t.m.t 2


Juni 1953 Wilopo diangkat t.m.t 2 Juni 1953

4. Menteri Kehakiman: Lukman Wiradinata


5. Menteri Penerangan: Arnold Mononutu

6. Menteri Keuangan: Sumitro Djojohadikusumo

7. Menteri Pertanian: Mohammad Sardjan

8. Menteri Perekonomian: Sumanang

9. Menteri Perhubungan: Djuanda

10. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga: Suwarto

11. Menteri Perburuhan: Iskandar Tedjasukmana

12. Menteri Sosial: Anwar Tjokroaminoto berhenti t.m.t 9 Mei 1953


Pandji Suroso diangkat t.m.t 9 Mei 1953

13. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Bahder Djohan

14. Menteri Agama: Fakih Usman

15. Menteri Kesehatan: J. Leimena

16. Menteri Urusan Pegawai: Pandji Suroso

Program Kerja Kabinet Wilopo Melansir dari Modul Sejarah Kelas XII,
berikut ini merupakan program kerja Kabinet Wilopo yang terdiri dari dua
program kerja, yakni program kerja dalam negeri dan program kerja luar
negeri. Program kerja dalam negeri Kabinet Wilopo meliputi:
menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih Dewan Konstituante,
DPR, dan DPRD :

meningkatkan kemakmuran rakyat;

meningkatkan pendidikan rakyat;

pemulihan stabilitas keamanan negara. Sementara, program kerja luar


negeri Kabinet Wilopo meliputi:

penyelesaian masalah hubungan Indonesia-Belanda;

pengembalian Irian Barat ke pangkuan Indonesia;

menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif. Akhir Kekuasaan


Kabinet Wilopo Kabinet Wilopo menghadapi berbagai persoalan selama
menjabat. Menurut modul Perkembangan Kehidupan Politik persoalan-
persoalan tersebut antara lain:

1. Krisis Ekonomi Adanya kondisi krisis ekonomi yang disebabkan


karena jatuhnya harga barang-barang eksport Indonesia sementara
kebutuhan impor terus meningkat. Terjadi defisit kas negara karena
penerimaan negara yang berkurang banyak terlebih setelah terjadi
penurunan hasil panen sehingga membutuhkan biaya besar untuk
mengimpor beras.

2. Munculnya gerakan separatis Munculnya gerakan sparatisme dan


sikap provinsialisme yang mengancam keutuhan bangsa. Semua itu
disebabkan karena rasa ketidakpuasan akibat alokasi dana dari pusat
ke daerah yang tidak seimbang.

3. Konflik politik di internal TNI dan pemerintahan Peristiwa 17 Oktober


1952 yang merupakan upaya pemerintah untuk menempatkan TNI
sebagai alat sipil memicu sikap tidak senang di kalangan partai politik.
Hal tersebut dipandang akan membahayakan kedudukan partai politik.
Peristiwa ini diperkuat dengan munculnya masalah intern dalam TNI
yang berhubungan dengan kebijakan KSAD A.H Nasution yang
ditentang oleh Kolonel Bambang Supeno. Hal tersebut menyebabkan ia
mengirim petisi mengenai penggantian KSAD kepada menteri
pertahanan yang dikirim ke seksi pertahanan parlemen sehingga
menimbulkan perdebatan dalam parlemen. Konflik semakin diperparah
dengan adanya surat yang menjelekkan kebijakan Kolonel Gatot
Subroto dalam memulihkan keamanan di Sulawesi Selatan. Keadaan ini
menyebabkan muncul demonstrasi di berbagai daerah menuntut
dibubarkannya parlemen. Sementara itu, TNI-AD yang dipimpin
Nasution menghadap presiden dan menyarankan agar parlemen
dibubarkan. Namun, saran tersebut ditolak. Kemudian, muncul mosi
tidak percaya dan menuntut diadakan reformasi dan reorganisasi
angkatan perang dan mengecam kebijakan KSAD. Inti peristiwa ini
adalah gerakan sejumlah perwira angkatan darat guna menekan
Sukarno agar membubarkan kabinet

.melakukan pemilu
2.memperketat impor
3.memperkenalkan konsep balanced budget
4.rasionalisasi angkatan bersenjata melalui modernisasi dan pengurangan
personil
5.menekan pengeluaran pemerintah
. 4. Muncul peristiwa Tanjung Morawa Munculnya peristiwa Tanjung
Morawa mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur
(Deli). Sesuai dengan perjanjian KMB pemerintah mengizinkan
pengusaha asing untuk kembali ke Indonesia dan memiliki tanah-tanah
perkebunan. Tanah perkebunan di Deli yang telah ditinggalkan
pemiliknya selama masa Jepang telah digarap oleh para petani di
Sumatera Utara dan dianggap miliknya. Tanggal 16 Maret 1953 muncul
aksi kekerasan untuk mengusir para petani liar Indonesia yang dianggap
telah mengerjakan tanah tanpa izin tersebut. Para petani tidak mau pergi
sebab telah dihasut oleh PKI. Akibatnya, terjadi bentrokan senjata dan
beberapa petani terbunuh. Intinya, peristiwa Tanjung Morawa
merupakan peristiwa bentrokan antara aparat kepolisian dengan para
petani liar mengenai persoalan tanah perkebunan di Sumatera Timur
(Deli). Kekuasaan kabinet Wilopo berakhir setelah peristiwa Tanjung
Morawa. Setelah peristiwa tersebut, muncullah mosi tidak percaya dari
Serikat Tani Indonesia terhadap kabinet Wilopo sehingga Wilopo harus
mengembalikan mandatnya pada presiden pada tanggal 2 Juni 1953.

Keberhasilan kabinet wilopo

1.mengatur uu tentang pemilu

Pada kabinet wilopo memang ada pelaksanaan pemilu untuk memili dewan
kostituante dan anggota dprd,namun sebelum dilaksananakan pemilu
tersebut,kabinet ini jatuh. Kabinet wilopo telah membuat dan mengesahkan
uu no 7 th 1953 tentang pemilihan angota kontituante dan anggota dprd

2. balance budget

Awal masa kabinet ini memang sedang kerisis sehinga harus menciptkan
angarang seimbang.pada masa inilah balnce budget di perkenal kan dalama
amgaran pendapatan dalam belanja negara

3. revisi uu perburuhan
Karena produksi terus menurun ,terutama bahan pangan seperti beras.
Akhirnya kabinet ini melakukan produksi nasional termasuk bahan makanan
rakyat. Selain itu merevisi perundang undangan pemburuhan .

4. pembatasan impor

Kabinet wilopo di bentuk saat harga komoditi andalan indonesia jatuh seperti
timah,karet dan kopra.hal ini karena adanya arus impor terhadap komedi
tersebut. Untuk mengatasi kerisis ini , kabinet menghapus pajak ekspor dan
meghapus sisitem sertifikat. Untuk membatasi impor, wilopo menaikkan pajak
terhadap barang barang non esensial dan mewajipkan para importer
membayar uang muka sebesar 40 persen.

5. modernisasi pertahanan

Upaya menciptakan keamana dalam negri dengan cara mengeluarkan berbagai


kebijakan serta memperbaikin organisasi alat alat kekuasaan negara serta
mengembangkan tenaga masyarakat untuk menjamin ke amanan dan ke
tentraman.

Namun kebrhasilan” kabinet wilopo terganggu akibat kejadia kejadian yang


membersamainya seperti

1. Pada peristiwa tgl 17 oktober 1952 akibat terjadi campurtangan


parlemen sehinggah terjadi konflik reorganisasi atau profidonalisme
tentara
2. Harga komidi ekspor, pangan dalam negri jatuh sehingga ekonomi
memburuk dan masyarakat semakin kesulitan.
3. Peristiwa tanjung monawa, dimna rakyat protes kepada pemerintah
yang telah mengerjakan lahan perkebunan kepada para infestor asing
dengsn alasan untuk meningkatkan hasil defisi negara

Akhir dari kabinet wilopo adalah keluarnya mosi tdk percaya dari serikat
tani indonesia terhadap kabinet wilopo. Sehinga wilopo harus
mengembalikan mandat nya kepada presiden pada tgl 2 juni 1953.

Anda mungkin juga menyukai