KABINET NATSIR
Disusun Oleh :
No Absen : 18
1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur semoga selalui tercurahkan kepada allah SWT yang telah
memberikan berbagai macam nikmat dan jugua ridha nya sehingga makalah sejarah
ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya juga mengucapkan terimakasih yang
sebanyak – banyaknya kepada ibu Shinta selaku guru mata pelajaran sejarah yang
telah memberikan arahan dan juga bimbingan dalam pembuatan makalah sejarah ini.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran
dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Saya
juga mengucapkan mohon maaf yang sebesar – besarnya apabila di dalam penulisan
makalah ini masih banyak di temui kesalahan baik secara tulisan maupun perkataan,
bila bapak / ibu berkenan, dengan besar hati saya akan menerima kritik dan juga
saran yang membangun agar kedepan saya dapat memperbaikinya.
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB 1.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Makalah..............................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. Tentang Wilopo..............................................................................................3
B. Tebentuknya Kabinet Wilopo.........................................................................4
C. Susunan Kabinet Wilopo.................................................................................5
D. Program Kerja Kabinet Wilopo.......................................................................6
E. Jatuhnya Kabinet Wilopo................................................................................7
BAB III............................................................................................................................9
PENUTUP.......................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabinet Djuanda adalah salah satu kabinet yang ada pada masa pemerintah
parlementer.Kabinet ini merupakan kabinet yang dipilih oleh Ir. Soekarno.
Terbentuknya kabinet ini dalam keadaanyang tidak menggembirakan karena pada
saat itu Presiden menyatakan negara dalam keadaan bahaya.Bahaya karena partai
politik melakukan “Dagang Sapi” untuk merebut kekuasaan.
Sejak terjadinya perebutan kekuasaan itu maka Soekarno membentuk kabinet ini
dengan menggunakan “Zaken Kabinet atau Kabinet Karya”. Zaken kabinet yaitu
kabinet yang terdiri dari para pakar ahli dalam bidangnya masing-masing. Zaken
kabinet juga dibentuk dengan alasan lain yaitukarena kegagalan konstituante dalam
menyusun Undang-Undang Dasar pengganti UUDS 1950.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembentukan Kabinet Djuanda?
2. Seperti apa susunan Kabinet Djuanda?
3. Apa saja program Kabinet Djuanda?
4. Sebutkan apa saja peristiwa penting yang terjadi pada masa Kabinet Djuanda?
5. Bagaimana akhir dari kekuasaan Kabinet Djuanda?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembentukan Kabinet Djuanda
2. Untuk mengetahui seperti apa susunan Kabinet Djuanda
3. Untuk mengetahui apa saja program Kabinet Djuanda
4. Untuk mengetahui berbagai peristiwa penting yang Terjadi pada masa Kabinet
Djuanda
5. Untuk mengetahui bagaimana akhir kekuasaan Kabinet Djuanda
1
BAB II
PEMBAHASAN
Terbentuknya Kabinet Wilopo ini didasari dengan bubarnya Kabinet
Sukiman-Suwiryo yang terjerat kasus MSA. Pada tanggal 1 Maret 1952, Soekarno
menunjuk Sidik Djojosukarto dari partai PNI dan Prawoto Mankusasmito dari Partai
Masyumi untuk menjadi formatur kabinet. Soekarno berharap ditunjuknya kedua
tokoh politik ini dapat membangun kabinet yang kuat serta mendapat dukungan yang
cukup dari parlemen. Namun, keinginan Soekarno tidak dapat terpenuhi, karena
Sidik dan Prawoto tidak mendapat dukungan penuh dari parlemen.
A. Tentang Wilopo
Wilopo (21 Oktober 1909 – 20 Januari 1981) adalah Perdana Menteri
Indonesia ke-7 yang menjabat pada 3 April 1952 - 30 April 1953 dan
memimpin kabinet yang dikenal dengan nama Kabinet Wilopo. Kabinetnya
pun pada akhirnya jatuh akibat Peristiwa 17 Oktober 1952, karena
2
ketidakpuasan kalangan militer terhadap debat berkepanjangan dalam
parlemen sehingga tokoh-tokoh Angkatan Darat memaksa Presiden
membubarkan kabinetnya.
Wilopo dilahirkan di Purworejo pada tanggal 21 Oktober 1909.1 Di kota kecil
itu Wilopo dibesarkan oleh ayahnya yang sering dikenal masyarakat setempat
sebagai Mantri Guru Prawirodiharjo. Wilopo dibesarkan dalam keluarga
muslim yang menganut ajaran-ajaran kejawen. Hal inilah yang nantinya
mempengaruhi perkembangan pemikiran Wilopo dalam setiap kebijakannya.
3
Presiden Soekarno pada tanggal 19 Maret 1952. Pada saat itu juga Mr. Wilopo
(PNI) ditunjuk sebagai formatur baru. Hal inilah yang menjadi faktor
terbentuknya kabinet wilopo. Mr Wilopo berhasil mendirikan kabinetnya
selama 2 minggu. Kemudian Mr. Wilopo mengajukan susunan kabinetnya
pada tanggal 30 Maret 1952 yang terdiri dari :
1. PSI sebanyak 2 orang
2. Parkindo atau Partai Kristen Indonesia
3. Masyumi sebanyak 4 orang dan PNI sebanyak 4 orang
4. PKRI atau Partai Katholik Republik Indonesia
5. Golongan tidak memiliki partai sebanyak 3 orang
6. Partai Buruh
7. Parindra atau Partai Indonesia Raya
8. PSII sebanyak satu orang
Keputusan Presiden Nomor 85 Tahun 1952 tanggal 1 April 1952. Dalam
konstelasi politik saat itu kehadiran partai-partai kecil tetap diperhitungkan
agar dapat mencapai mayoritas di parlemen. Sikap dan posisi partai-parti
menjadi lebih jelas lagi selama berlangsungnya perdebatan dalam DPR
mengenai keterangan pemerintah dan program kerja kabinet. Pada sidang itu
pemerintah tidak meminta kepercayaan, melainkan hanya memberitahu
kepada DPR bahwa pemerintah akan melanjutkan pekerjaannya kecuali
apabila DPR menghendaki lain.
4
4. Sri Sultan Hamengku Bowono IX sebagai Menteri Pertahanan.
5. Mr. Lukman Wiriadinata (PSI) sebagai Menteri Kehakiman.
6. Mr. Arnold Mononutu (PNI) sebagai Menteri Penerangan.
7. Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo (PSI) sebagai Menteri Keuangan.
8. Moh. Sardjan (Masyumi) sebagai Menteri Petanian.
9. Mr. Sumanang (PNI) sebagai Menteri Perekonomian.
10. Ir. Djuanda sebagai Menteri Perhubungan.
11. Ir. Suwarta (partai Katolik) sebagai Menteri Pekerjaan Umum.
12. Ir. Iskandar Tedjasukmana (partai Buruh) sebagai Menteri Perburuhan.
13. Anwar Tjokroaminoto (PSII) sebagai Menteri Sosial.
14. Prof. Dr. Bader Djohan sebagai Menteri P & K.
15. K.H Faqih Usman (Masyumi) sebagai Menteri Agama.
16. Dr. Johanes Leimena (Parkindo) sebagai Menteri Kesehatan.
17. R.P. Suroso (Parindra) sebagai Menteri Urusan Pegawai Negeri.
18. M.A. Pallaupessy (Demokrat) sebagai Menteri Urusan Umum.
5
organisasi alat-alat kekuasaan negara serta mengembangkan tenaga
masyarakat untuk menjamin keamanan dan ketenteraman
4. Perburuhan
Memperlengkapkan perundang-undangan perburuhan
untuk meninggikan derajat kaum buruh guna menjamin
proses perekonomian nasional
5. Pendidikan
Mempercepat usaha-usaha perbaikan untuk pembaharuan pendidikan
dan pengajaran
6. Luar Negeri
a. Mengisi politik luar negeri yang bebas dan aktif dengan aktifitas
yang sesuai dengan kewajiban bangsa Indonesia dalam
kekeluargaan bangsa-bangsa dan sesuai dengan kepentingan
nasional menuju perdamaian dunia
b. Menyelenggarakan hubungan antara Indonesia dengan Belanda
yang sebelumnya berdasarkan asas unie-statuut menjadi
hubungan berdasarkan perjanjian internasional biasa,
mempercepat peninjauan kembali persetujuan hasil Konferensi
Meja Bundar, serta meniadakan perjanjian-perjanjian yang pada
kenyataannya merugikan rakyat dan negara
c. Memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah Republik
Indonesia dalam waktu sesingkat-singkatnya
6
yang terjadi di Sumatera Utara. Peristiwa Tanjung Morawa terjadi akibat
persetujuan pemerintah sesuai dengan KMB agar memberikan izin kepada
pengusaha asing agar dapat mengusahakan tanah perkebunan di Indonesia
lagi. Tanah ini sebelumnya digarap oleh para pertani karena bertahun tahun
telah ditinggalkan oleh pemiliknya pada saat Kabinet Sukiman. Saat itu juga
Mr. Iskaq Cokroadisuryo selaku menteri dalam negeri memberikan
persetujuan agar tanah Deli dikembalikan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kabinet Wilopo adalah kabinet ketiga setelah pembubaran negara
Republik Indonesia Serikat yang bertugas pada masa bakti 3 April 1952
hingga 30 Juli 1953. Kabinet Wilopo didemisionerkan berdasarkan
Keputusan Presiden RI Nomor 99 Tahun 1953 tertanggal 3 Juni1953.
Terbentuknya Kabinet Wilopo secara resmi didasari oleh Keputusan
Presiden No. 85 Tahun 1952 pada tanggal 1 April 1952 Program
Kerja Kabinet Wilopo meliputi bidang :
1. Organisasi Negara
2. Kemakmuran
3. Keamanan
4. Perburuhan
5. Pendidikan
6. Luar Negeri
Kabinet Wilopo berusaha menjalankan program itu dengan sebaik –
baiknya, tetapi kesukaran-kesukaran yang dihadapi sangat banyak. Di
antaranya timbulnya provinsialisme dan bahkan menuju separatisme yang
harus diselesaikan dengan segera.di beberapa tempat,terutama di Sumatera
dan Sulawesi timbul rasa tidak puas terhadap pemerintahan pusat. Alasan
yang terutama adalah kekecewaan karena tidak seimbangnya alokasi
keuangan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintahan
8
daerah. Daerah merasa bahwa sumbangan yang mereka berikan kepada
pusat hasil ekspor lebih besar dari pada yang dikembalikanke daerah.
Mereka juga menuntut diperluasanya hak otonomi daerah.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Wilopo http://sule-
epol.blogspot.com/2018/10/makalah-kabinet-wilopo.html
https://www.kompas.com/stori/read/2021/04/14/165853179/kabinet-wilopo-
latarbelakang-susunan-dan-program-kerja?page=all
https://www.wikiwand.com/id/Sejarah_Indonesia_(1950%E2%80%931959)