Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia wajib
Disusun oleh:
Naida Fazriah
XII MIPA 7
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat, Rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga makalah tentang "Angkatan Perang Ratu
Adil" ini dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud dan tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Sejarah Indonesia.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penulisan makalah ini serta ucapan terima kasih sebesar
besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak H. Dede Iryanto, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMA Negeri 1 Singaparna
3. Bapak Angga Irpanna, S.Pd selaku guru pengampu mata pelajaran Sejarah Indonesia
4. Teman-Teman Kelompok yang telah berbagi pengetahuan dan saling memberi semangat
selama melaksanakan pengerjaan makalah.
Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis dengan senang hati
menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kemajuan Penulis di masa yang akan
datang, Penulis berharap semoga pelaporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya, umumnya
pembaca serta insan pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan..............................................................................................
D. Sistematika Penulisan Makalah........................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A. Pengertian......................................................................................
C. Susunan Kabinet............................................................................
D. Program Kabinet............................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran.............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Indonesia mendapatkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, keadaan dalam
negeri belum langsung menjadi stabil. Masih banyak terjadi gejolak dan riak-riak yang
menuntut untuk segera diselesaikan. Para pelaku negara saat itu dituntut untuk segera bisa
mengatasi gejolak dan ketidak stabilan yang ada. Jika tidak teratasi, maka bisa jadi Indonesia
menjadi negara yang terpecah belah dan hanya menyisakan nama saja. Pada masa setelah
mendapatkan kemerdekaan 1945, Indonesia belum bisa langsung mengadakan pemilu
Indonesia baru bisa menyelenggarakan Pemilu yaitu pada pemilu pertama kali atau Pemilu
1955 yang merupakan pemilu paling bersejarah dalam perjalanan berbangsa dan bernegara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kabinet Natsir ?
C. TUJUAN
1. Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Sejarah
5. Untuk Mengetahui Seperti Apa Program Kabinet Natsir 5. Untuk Mengetahui Apa Saja
Pencapaian Kabinet Natsir
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
C. Susunan Kabinet
D. Program Kabinet
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran negara Republik
Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kabinet ini
bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20 Maret 1951.
Pada masa kabinet ini, terjadi pemberontakan hampir di seluruh wilayah Indonesia dan masalah
keamanan di dalam negeri, seperti Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, dan
GerakanRMS. Perundingan masalah Irian Barat juga mulai dirintis, tetapi mengalami jalan
buntu. Pada tanggal 22 Januari 1951, parlemen menyampaikan mosi tidak percaya dan
mendapat kemenangan sehingga pada tanggal 21 Maret 1951, Perdana Menteri Natsir
mengembalikan mandamya kepada Presiden. Penyebab lainnya adalah diterimanya mosi
Hadikusumo yang mengusulkan dibubarkannya seluruh DPRD yang telah terbentuk. Menurut
pemerintah, mosi tersebut tidak mungkin dilaksanakan karena alasan yuridis formil.
Pendapat yang bersebrangan diantara kedua partai adalah terkait pembagian jatah jabatan
menteri. Natsir berpendapat bahwa partainya mempunyai lebih banyak hak dari pada partai
lainnya. Pendapat tersebut kemudian tidak disetujui oleh PNL, karena PNI menganggap bahwa
semua partai juga memiliki hak yang sama atas jabatan di Pemerintahan. PNI sendiri dari
tuntutannya adalah agar orang-orang yang menduduki jabatan menteri dalam negeri. menteri
luar negeri dan menteri pendidikan. Namun kemudian dari hasil perundingan PNI
bersedia melepas jabatan menteri luar negeri dan diisi oleh orang Masyumi dan menteri
pendidikan untuk partai lain. Keinginan PNI mendapatkan jatah menteri dalam negeri kemudian
tidak terlaksana karena pos menteri dalam negeri diisi oleh orang Masyumi. Dan ini lah yang
menimbulkan konflik karena PNI beranggapan bahwa yang dilakukan ini tidak adil, karena
Perdana Menteri sudah berasal dari Masyumi.
Kecaman demi kecaman terus melanda Kabinet Natsir, bukan saja pihak dari luar partai
Masyumi, namun juga dari dalam negeri. Tekanan tersebut ditujukan kepada keputusan
konggres Desember 1949 yang memutuskan bahwa ketua umum partai dilarang menjadi
menteri. Sebenarnya, maksud dari keputusan ini sendiri adalah adanya pengkonsolidasian
partai yang kemudian diubah oleh Dewan Partai di Bogor pada tanggal 3 sampai 6 Juni 1960
yang isinya adalah bahwa sistem federal tidak bisa dipertahankan lagi. Kemudian agar
keputusan ini tidak terlalu dilanggar, maka Natsir yang kala itu sebagai ketua umum Masyumi,
dinonaktifkan dari ketua partai dan kemudian digantikan oleh Jusuf Wibisono.
C. Susunan Kabinet
Masa bakti: 6 September 1950-27 April 1951( didemisionerkan pada tanggal 20 Maret 1951)
D. Program Kabinet
Keberhasilan yang dicapai Kabinet Natsir yang menonjol diantaranya adalah di bidang ekonomi
yang di situ ada Sumitro Plan yang berhasil mengubah ekonomi yang pada awalnya adalah
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. Selain itu, Indonesia juga berhasil masuk PBB dan
terjadi perundingan antara Belanda dan Indonesia mengenai masalah Irian Barat untuk pertama
kalinya. Meski memiliki beberan keberhasilan, namun program kerja Kabinet Natsir bukan
tanpa kendala atau masalah. Ada beberapa kendala dan masalah yang harus dihadapi oleh
Kabinet Natsir untuk menjalankan dan mensukseskan program kerjanya.
Pada program di bidang ekonomi, dalam penerapan Sumitro Plan, tidak bisa berjalan dengan
maksimal. Hal ini karena para pengusaha yang diberikan bantuan banyak diselewengkan
sehingga banyak yang tidak mencapai sasaran. Kemudian upaya perjuangan dan diplomasi
mengenai masalah Irian Barat mengalami kebuntuan alias mengalami kegagalan. Selain itu,
Kabinet Natsir nampaknya belum bisa terlepas dari masalah keamanan yang berupa masih
adanya pemberontakan yang hampir menyerang seluruh wilayah Indonesia. Banyak gerakan
kedaerahan yang berusaha melakukan pemberontakan kepada pemerintah, seperti misalnya
Gerakan DI/TII, Gerakan Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS. Selain itu, seringnya
mengeluarkan Undang Undang darurat juga menjadi kendala Kabinet Natsir yang kemudian
sering mendapatkan kritik dari oposisi.
Kemudian ditambah lagi adanya mosi tidak percaya dari PNI terkait dengan pencabutan
Peraturan Pemerintah mengenai DPRD dan DPRDS. Peraturan pemerintah tersebut dianggap
PNI terlalu menguntungkan Masyumi, dan mosi dari PNI ini pun diterima oleh parlemen
sehingga Natsir harus mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
Selain mosi tidak percaya dari PNI yang disetujui parlemen, ada mosi tidak percaya dari
parlemen terkait kegagalan Kabinet Natsir dalam perundingan antara Indonesia dengan
Belanda terkait Irian Barat. Tekanan yang bertubi-tubi ini kemudian sampai pada puncaknya
yaitu kejatuhan Kabinet Natsir pada tanggal 21 Maret 1951 dan kemudian Natsir pun
mengembalikan mandatnya kepada Presiden Soekarno.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kabinet Natsir adalah kabinet pertama yang dibentuk setelah pembubaran negara
Republik Indonesia Serikat, dan kembali menjadi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kabinet ini bertugas sejak tanggal 6 September 1950 hingga 20 Maret
1951. Program Kabinet: