DISUSUN OLEH :
NAMA : DERA MADANI
KELAS : XII MIA
ii
MOTTO
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Kabinet- kabinet di Indonesia pada
masa Demokrasi Liberal. "
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
menyusun makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih
banyak kesalahan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak demi terciptanya kesempurnaan. Penulis berharap semoga karya tulis ini
berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................... ii
HALAMAN MOTTO .................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
Tujuan dam Manfaat Penulisan ................................................................................... 1
BAB II ISI
A. Kabinet Natsir......................................................................................................... 2
B. Kabinet Sukiman.................................................................................................... 3
C. Kabinet Wilopo....................................................................................................... 4
D. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (19............................................................................ 5
E. Burhanuddin Harahap (Masyumi 1955-1956......................................................... 6
F. Kabinet Ali Sastroamidjojo II (1956-1957............................................................. 7
G. Kabinet Djuanda (Zaken Kabinet 1957-1959) ...................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 11
v
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, makalah tentang sejarah perekonomian
Indonesia pada masa Demokrasi Liberal tahun 1950-1969, ini akan membahas persoalan-
persoalan sebagai berikut :
1. Bagaimana pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1956-
1960?
C. Tujuan penulisan
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
1. Mendeskripsikan dan menganalisis pelaksanaan perekonomian Indonesia pada masa
Demokrasi Liberal.
1
BAB II
ISI
2
4. Menteri Dalam Negeri : Assaat (Non Partai)
5. Menteri Kehakiman : Wongsonegoro (Partai PIR)
6. Menteri Keamanan Rakyat : Abdul Halim (Non Partai)
7. Menteri Keuangan : Syafruddin Prawiranegara (Partai Masyumi)
Dalam program Kabinet Natsir, kemudian diterapkan Program Benteng yang didasari
oleh gagasan pentingnya mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Program Benteng resmi berjalan selama tiga tahun (1950-1953) dengan tiga kabinet
berbeda (Natsir, Sukiman, dan Wilopo).
Susunan Kabinet:
1. Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri: Mr. Wilopo (PNI)
2. Wakil Perdana Menteri: Prawoto Mangkusasmito (Masyumi)
3. Menteri Dalam Negeri: Mr. Moh. Roem (Masyumi)
4. Menteri Pertahanan: Sri Sultan Hamengku Bowono IX
5. Menteri Kehakiman: Mr. Lukman Wiriadinata (PSI)
6. Menteri Penerangan: Mr. Arnold Mononutu (PNI)
7. Menteri Keuangan: Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo (PSI)
4
8. Menteri Petanian: Moh. Sardjan (Masyumi)
9. Menteri Perekonomian: Mr. Sumanang (PNI)
10. Menteri Perhubungan: Ir. Djuanda
D. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (Koalisi PNI dan NU) (31 Juli 1953 - 12 Agustus 1955
Program kerja Kabinet Ali Sastroamidjojo I yang disebut juga Ali-Wongsonegoro:
1. Menumpas pemberontakan DI/TII di berbagai daerah
2. Meningkatkan keamanan dan kemakmuran serta melaksanakan pemilihan umum
3. Memperjuangkan kembalinya Irian Barat kepada RI
4. Menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika
5. Pelaksanaan politik bebas - aktif dan peninjauan kembali persetujuan KMB
6. Penyelesaian pertikaian politik
Pada masa kabinet Ali-Wongsonegoro, gangguan keamanan makin meningkat, antara lain
munculnya pemberontakan DI/TII di Jawa Barat, Daud Beureuh Aceh, dan Kahar
Muzakar di Sulawesi Selatan.
Pada masa pemerintahan Kabinet Ali Sastroamidjojo I, diselenggarakan Konferensi Asia-
Afrika di Bandung pada 18-25 April 1955. Konferensi ini dihadiri 29 negara Asia dan
Afrika yang kemudian membawa pengaruh penting bagi terbentuknya solidaritas dan
perjuangan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia-Afrika. Pemilihan umum pertama yang
diselenggarakan pada 1955 juga merupakan rancangan kabinet ini, tetapi pelaksanaannya
kemudian dilanjutkan oleh kabinet berikutnya.
Menteri pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo :
1. K.H Zaenul Arifin, sebagai wakil perdana menteri
2. Iwa Kusuma Sumantri, sebagai Menteri Pertahanan
5
3. K.H Masjkur, sebagai Menteri Agama
6
4. Terbinanya hubungan antara Angkatan Darat dengan kabinet Burhanuddin.
5. Menyelesaikan masalah peristiwa 27 Juni 1955, yang penyebabkan kepada kegagalan
kabinet Ali dengan mengangkat kolonel AH Nasional sebagai staf Angkatan Darat
pada tanggal 28 Oktober 1955.
Masalah yang dihadapi oleh kabinet Burhanuddin Harahap yaitu ;
1. kebanyakan mutasi dalam lingkungan pemerintahan dianggap menimbulkan ketidak
tendangan.
2. Dengan berakhirnya pemilu maka tugas kabinet Burhanuddin Harahap dianggap
selesai.
7
G. Kabinet Djuanda 1957-1959
Kabinet Djuanda merupakan Zaken kabinet adalah kabinet yang terdiri dari para tokoh
yang ahli dalam bidangnya. Dibentuk karena kegagalan Konstituante dalam menyususn
UUD pengganti UUDS 1950, serta terjadinya perebutan kekuasaan antara partai politik,
dan dipimpin oleh Ir. Djuanda.
Program yang dilaksanakan oleh kabinet Djuanda yaitu :
1. Membentuk Dewan Nasional.
2. Normalisasi keadaan RI
3. Melancarkan pelaksanaan pembatalan KMB
4. Perjuangan pengembalian Irian Barat/Irian Jaya
5. Mempergiat/mempercepat proses pembangunan.Semua itu dilakukan untuk
menghadapi pergolakan yang terjadi didaerah, perjuangan pengembalian Irian Barat,
menghadapi masalah ekonomi serta keuangan yang sangat buruk.
Hasil atau prestasi yang berhasil dicapai oleh kabinet Djuanda adalah :
1. Mengatur kembali batas perairan nasional Indonesia melalui deklarasi Djuanda, yang
mengatur mengenai laut pendalaman dan laut territorial. Melalui deklarasi ini
menunjukkan telah terciptanya kesatuan yang utuh dan bulat.
2. Terbentuknya dewan Nasional sebagai badan yang bertujuan menampung dan
menyalurkan pertumbuhan kekuatan yang ada dalam masyarakat dengan presiden
sebagai ketuanya. Sebagai titik tolak untuk menegakkan sistem demokrasi terpimpin.
3. Mengadakan musyawarah Nasional (Munas) untuk meredakan pergolakan diberbagai
daerah. Mengadakan Musyawarah ini membahas masalah pembangunan nasional dan
daerah, pembangunan angkatan perang dan pembagian wilayah RI.
8
Djuanda berakhir saat Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit Presiden tanggal 5 Juli
1959 dan mulailah babak baru sejarah RI yaitu Demokrasi Terpimpin.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ketika Indonesia kembali ke NKRI maka mulai berlaku Demokrasi Liberal
(1950-1959) yang dimana 7 kali pergantian kabinet karena kurang stabil kinerja para
kabinet – kabinet. Kabinet yang memerintah saat itu adalah kabinet Natsir, Sukiman,
Wilopo, Ali I, Mr. Burhanuddin Harahap, Ali II, dan Juanda. Sebelum masa kabinet
Burhanuddin Harahap, ada beberapa masalah yang dihadapi oleh negara Indonesia,
diantaranya masalah politik, pertahanan, ekonomi, dan masalah Irian Jaya. Saat itu
sebelum masa Kabinet Burhanuddin Harahap, masalah masalah di Indonesia belum dapat
terselesaikan padahal sudah menjadi Program kerja setiap kabinet.
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Amirmachmud. H. (1986). Pembangunan Politik dalam Negeri Indonesia. Jakarta: Penerbit
Gramedia.
Ali Farcy. (1993). Komelut Demokrasi Liberal. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.
Bantarto Bandoro. (1995). Refleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia.Jakarta:
Perpustakaan Nasional.
Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Gazali Zulfikar. (1989). Sejarah Politik Indonesia. Jakarta
11