negara.
pemerintahan.
yang sehat.
barat.
otonomi daerah.
Indonesia secepatnya.
kartosuwiryo.
rakyat.
harga ekspor dan penurunan jumlah kpor hingga 71% sehingga berdampak
bandung.
2. Pembatlan KMB.
segala bidang.
Kabinet Natsir merupakan kabinet koalisi yang dipimpin oleh Masyumi. Perdana
menteri kabinet ini adal Moh. Natsir. Kabinet Natsir mendapat dukungan dari
tokoh-tokoh terkenal yang memiliki keahlian dan reputasi tinggi seperti Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Mr. Asaat, Mr. Moh. Roem, Ir. Juanda, dan Dr. Sumitro
Joyohadikusumo.
Kabinet Natsir sendiri mulai memerintah pada tanggal 6 September 1950 dan
berakhir pada tanggal 21 Maret 1951. Kabinet Natsir adalah kabinet yang
dibangun atas dasar koalisi yang beranggotakan inti dari Partai Masyumi. Dalam
Kabinet Natsir, PNI tidak mendapatkan jatah jabatan sama sekali, yang paling
terdapat juga orang-orang non partai. Sebenarnya impian dari Natsir sendiri untuk
kabinet nya adalah kabinet yang nasionalis yang berkoalisi dengan beberapa
partai. Namun hal ini tidak bisa diwujudkan karena terjadi perebutan jabatan
antara PNI dan Masyumi. Sehingga, dengan sendirinya pihak dari partai PNI tidak
senang dengan keadaan seperti ini dan menjadikan sulit merekrut PNI untuk
banyak hak dari pada partai lainnya. Pendapat tersebut kemudian tidak disetujui
oleh PNI, karena PNI menganggap bahwa semua partai juga memiliki hak yang
sama atas jabatan di Pemerintahan. PNI sendiri dari tuntutannya adalah agar
orang-orang yang menduduki jabatan menteri dalam negeri, menteri luar negeri
dan menteri pendidikan. Namun kemudian dari hasil perundingan PNI bersedia
melepas jabatan menteri luar negeri dan diisi oleh orang Masyumi dan menteri
pendidikan untuk partai lain. Keinginan PNI mendapatkan jatah menteri dalam
negeri kemudian tidak terlaksana karena pos menteri dalam negeri diisi oleh orang
Masyumi. Dan ini lah yang menimbulkan konflik karena PNI beranggapan bahwa
yang dilakukan ini tidak adil, karena Perdana Menteri sudah berasal dari Masyumi
kemudian diubah oleh Dewan Partai di Bogor pada tanggal 3 sampai 6 Juni 1960
yang isinya adalah bahwa sistem federal tidak bisa dipertahankan lagi. Kemudian
agar keputusan ini tidak terlalu dilanggar, maka Natsir yang kala itu sebagai ketua
umum Masyumi, dinonaktifkan dari ketua partai dan kemudian digantikan oleh
Jusuf Wibisono.
Konstituante
ketentraman
j. Pembentukan DPRD
menilai gagal, setidaknya tetao ada satu atau dua program atau agenda yang
bisa dilakukan atau mencapai target. Atau setidaknya bisa memperbaiki suatu
kondisi menjadi lebih baik. Begitu halnya dengan Kabinet Natsir, tentu dalam
bidang ekonomi yang di situ ada Sumitro Plan yang berhasil mengubah
nasional. Selain itu, Indonesia juga berhasil masuk PBB dan terjadi
kerja Kabinet Natsir bukan tanpa kendala atau masalah. Ada beberapa kendala
dan masalah yang harus dihadapi oleh Kabinet Natsir untuk menjalankan dan
Pada program di bidang ekonomi, dalam penerapan Sumitro Plan, tidak bisa
berjalan dengan maksimal. Hal ini karena para pengusaha yang diberikan
Natsir nampaknya belum bisa terlepas dari masalah keamanan yang berupa
Andi Azis, Gerakan APRA, Gerakan RMS. Selain itu, seringnya mengeluarkan
Undang Undang darurat juga menjadi kendala Kabinet Natsir yang kemudian
Pada akhirnya, kekuasaan Kabinet Natsir ini pun juga mengalami kemunduran
Penyebab utama dari keruntuhan kabinet Natsir ini adalah kegagalan dalam
ditambah lagi adanya mosi tidak percaya dari PNI terkait dengan pencabutan
tersebut dianggap PNI terlalu menguntungkan Masyumi, dan mosi dari PNI ini
pun diterima oleh parlemen sehingga Natsir harus mengembalikan mandatnya
kepada Presiden.
Selain mosi tidak percaya dari PNI yang disetujui parlemen, ada mosi tidak
antara Indonesia dengan Belanda terkait Irian Barat. Tekanan yang bertubi-tubi
ini kemudian sampai pada puncaknya yaitu kejatuhan Kabinet Natsir pada
2. Kabinet wilopo
Kabinet Wilopo
Setelah digelar Pemilu dan kemudian masing-masing partai yang mendapatkan suara
dan mendapatkan kursi di parlemen, namun keadaan ini belum cukup menjadikan
Indonesia stabil. Pertikaian masih sering terjadi, mulai dari para elit yang berebut
Bahkan, meski sudah dibentuk Kabinet, namun tetap saja kabinet belum bisa
menjalankan program kerjanya dengan maksimal karena ada nya masalah atau
konflik baik dari luar maupun dari dalam kabinet sendiri. Kebinet pun sering berganti-
ganti, ada Kabinet Natsir, ada Kabinet Ali Sosroamidjojo I dan ada juga Kabinet
Djuanda. Selain itu, ada juga Kabinet Wilopo yang masa kerjanya adalah mulai dari
Pada awal pembentukan Kabinet Wilopo ini, pada awalanya adalah Presiden
Soekarno menunjuk dua orang untuk menjadi formatur dalam membentuk Kabinet.
Kedua orang tersebut adalah Sidik Joyosukarto dari Partai PNI dan Prawoto
tersebut untuk membentuk dan menyususn sebuah kabinet yang kuat dan
mendapatkan dukungan yang cukup dari parlemen. Namun sayang, usaha ini
menemui jalan buntu karena tidak ditemukan kesepakatan siapa saja yang akan
didudukkan dalam kabinet pengganti Kabinet Sukiman ini. Kabinet Sukiman sendiri
kosupsi yang terajadi di setiap lembaga pemerintahan. Selain korupsi, gaya hidup
yang hedonis juga menjadi masalah yang menyebabkan Kabinet Sukiman ini gagal.
Ditambah lagi masalah Irian Barat yang tak kunjung selesai semenjak dari Kabinet
Natsir semakin memperburuk kondisi Kabinet Sukiman. Belum lagi hubungan buruk
antara Sukiman dengan militer. Hal ini tercermin dari kurang tegasnya Pemerintah
didasarkan atas Mutual Security Act ( MSA ). Kesepakatan ini kemudian menimbulkan
tafsir bahwa Indoenseia telah masuk pada Blok Barat yang tentunya hal ini
bertentangan dengan prinsipdasar politik Indonesia yang bebas aktif. Bebas aktif
artinya bebas dari blok Barat maupun Blok Timur, tapi meski tidak masuk blok
Masyumi dan PNI menarik dukungannya kepada kabinet tersebut. Kemudian terpaksa
Akhirnya, karena kedua formatur menemui jalan buntu dalam membentuk kabinet,
Presiden Soekarno yang kemudian menunjuk Mr. Wilopo dari PNI sebagai formatur
baru. Dan tidak lama kemudian pada tanggal 30 Maret, Mr. Wilopo mengajukan
susunan daftar kabinetnya yang baru yang tersusun atas PNI dan Masyumi masing-
masing mendapat jatah 4 orang, PSI 2 orang, PKRI (Partai Katholik Republik
Kemudian disusul dengan Partai Buruh dan PSII masing-masing 1orang dan golongan
orang tak berpartai 3 orang. Dalam menyusun kabinetnya kala itu, Wilopo membentuk
tim kabinetnya dengan mengusahakan adanya satu tim yang dianggap sebagai Zaken
Kabinet atau kabinet yang ahli pada bidangnya yang bukan tunjukan atau
representative dari Partai Politiknya. Dalam iklim politik saat itu, partai-partai kecil
tentu tidak sama dengan program kerja Kabinet Djuanda. Hal ini bisa terjadi karena
situasi dan kondisi yang dihadapi dalam setiap kabinet berbeda-beda, sehingga
masalah juga berbeda dan tentunya prioritas utama yang dikerjakan juga berbeda.
Nah, sama halnya dengan Kabinet Wilopo, kabinet ini juga mempunyai prioritas utama
yang akan dikerjakan dalam masa tugasnya. Ada beberapa hal pokok yang menjadi
kemakmuran, pendidikan rakyat, dan masih banyak lagi yang lainnya, selengkapnya
b. Kemakmuran
c. Keamanan
kekuasaan Negara
ketentraman
d. Perburuhan
Melengkapi perundang-undangan perburuhan untuk meninggikan derajat kaum buruh
pengajaran
f. Luar Negeri
- Mengisi politik luar negeri yang bebas dengan aktivitas yang sesuai dengan
Indonesia secepatnya
Dalam menjalankan tugas dan program kerjanya, kabinet Wilopo mengalami banyak
kendala dan kesulitan yang tak kunjung bisa diselesaikan. Terutama kesulitan yang
Puncak dari berbagai masalah yang kemudian mengantar kepada kejatuhan Kabinet
Wilopo saat itu ternyata mendapatkan tentangan dari wakil-wakil partai oposisi.
Tentangan dari wakil partai oposisi di DPR itulah yang kemudian mengantar kabinet
Wilopo jatuh pada tanggal 2 Juni 1953 dalam usia yang masih sangat muda yaitu 14
bulan.
pemerintahan. Indonesia mengalami jatuh bangun dalam kabinet. Pada tanggal 3 Juni
Untuk mengisi jabatan Perdana Menteri ditunjuk Ali Sastroamidjojo yang saat
itu menjabat Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Ali Sastroamidjojo sempat
ragu, karena selama ini belum pernah diajak bicara oleh partainya mengenai
pembentukkan kabinet. Tetapi setelah didesak oleh Ketua Umum PNI Sidik
Ali Sastroamidjojo yang kemudian disahkan dengan Keputusan Presiden RI No. 132
Tahun 1953 tertanggal 30 Juli 1953. Pelantikan Ali Sastroamidjojo sebagai Perdana
Dalam Kabinet Ali, Masyumi merupakan partai terbesar kedua dalam parlemen
tidak turut serta, dalam hal ini NU (Nahdatul Ulama) kemudian mengambil alih sebagai
kekuatan politik baru. Selain itu terdapat tokoh yang bersimpati kepada PKI
dimasukkan dalam kabinet ini dan Muh Yamin yang dianggap sayap kiri dijadikan
sebagai Menteri Pendidikan. Politik kebijakan yang diterapkan tersebut terlihat lebih
penguasaan.
1. Menjaga Keamanan
Menjaga keamanan merupakan bagian dari program kerja Kabinet Ali I. Hal ini
karena Kabinet Ali berani mengambil alih pemerintahan setelah kabinet sebelumnya
runtuh. Adanya tanggungjawab kabinet ini yang kemudian akan dilaporkan terhadap
DPR tentunya akan memuat suatu solusi untuk meredam ketidakstabilan Negara saat
itu. Pada masa kabinet sebelumnya telah terjadi berbagai goncangan keamanan.
Misalnya saja perpecahan yang terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, perselisihan
terhadap lima petani di dekat Medan. Saat itu Kabinet Ali mengerahkan pasukan
untuk meredam pemberontakan dari kota kota yang penting. Adapun keadaan ini
membuat stabilitas yang dijalankan pemerintahan terganggu, selain itu juga terdapat
perdagangan pada kabinet sebelum Kabinet Ali tidak berhasil. Apalagi solusi ekonomi
yang dilakukan pemerintahan sebelumnya justru berdampak memperkeruh
Indonesia. Sehingga nilai tukar rupiah turun menjadi 44,7 % dari nilai resmi menjadi
24,6 %. Hal ini akhirnya menyebabkan eksportir diluar Pulau Jawa yang terdiri atas
orang-orang Masyumi terkena imbas dan mengalami dampak buruk pada kegiatan
Rakyat hidup dalam kelaparan dan jauh dari kesejahteraan. Maka Kabinet Ali
pribumi.
3. Menyelenggarakan Pemilu.
menyanggupi inti dari pemerintahan Indonesia yang bersifat parlementer. Oleh karena
itu, Kabinet Ali menyanggupi penyelenggaraan Pemilu. Pada tanggal 31 Mei 1954
Kabinet Ali membentuk Panitia Pemilu Pusat yang diketuai oleh Hadikusumo (PNI).
diadakan pada tanggal 29 September 1955. Hal ini yang membuat berbagai
RIS. Hal ini karena pemerintahan yang ada saat itu ingin berdaulat dalam menjalankan
kehidupan bernegara. Oleh karena itu, pada tanggal Agustus 1954 Kabinet Ali
masalah pembebasan Irian yang tidak memuat hasil membuat Kabinet Ali saat itu
mengajukan masalah ini ke PBB, dan dalam bulan yang sama pengaduan tersebut
tidak diterima.
Adanya bipolarisasi dan politik konstelasi dunia membuat Indonesia tidak ingin
terlibat didalamnya. Apalagi Indonesia sendiri merupakan Negara yang baru merdeka,
bahkan dalam menata negaranya, Indonesia masih belum tentu arah. Apalagi
kedatangan Belanda maupun Jepang bisa kapan saja menghampiri Indonesia. Maka
dari itu pada masa Kabinet Ali ini menetapkan Indonesia untuk menjalankan Politik
Bebas-Aktif. Adapun bebas disini terwujud dengan sifat tidak memihak Indonesia
terhadap pertikaian dunia. Misalnya pada ketegangan antara Amerika dan RRC saat
itu. Sedangkan aktif disini ditujukan pada perjuangan untuk membebaskan Irian dari
Belanda. Indonesia ingin berperan aktif dalam menyuarakan anspirasinya pada dunia.
Hal ini yang kemudian akan diwujudkan dengan pelaksanaan KAA 1955 yang
stabil. Perpecahan terjadi dikalangan elite politik. Tahta, jabatan, dan kekuasaan
perpecahan yang ada terlihat dengan keluarnya NU dari Masyumi, dan NU nantinya
membentuk partai sendiri. Adapun hal ini dikarenakan adanya kesenjangan dalam
perebutan jabatan Menteri Agama. Selain itu ketidakharmonisan juga terlihat dalam
hubungan PNI dan PSI. adanya aksi tuding menuding semakin gencar diarahkan satu
sama lain. Tidak hanya pada dunia politii, tapi juga dikalangan militer dan sebagainya
terjadi kesenjagan yang tidak layak. Dan pada bulan Januari Hamengkubuwana IX
mengundurkan diri dari Jabatan Menteri Pertahanan. Hal ini adalah wujud dari adanya
pertikaian politik. Pada masa Kabinet Ali, masalah demikian merupakan bagian dari
seperti :
Di Jawa Barat kegiatan Darul Islam semakin memuncak, bahkan aktivitas yang
dilakukan meningkat. Selain itu Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di (DI/TII) ini
disebut berasal dari Jawa Barat dan kemudian menyebar ke daerah lain. Adapun
Kaum muslim di Aceh mulai merasakan politik Jakarta hidup dalam keadaan,
tidak beriman, dan tidak cakap. Pada tahun 1949 Aceh menjadi Propinsi Republik
yang otonom. Selanjutnya pada tahun 1950 Aceh digabungkan dengan Propinsi
Sumatera Utara. Daud Beureueh, sebagai orang kuat Aceh dan benteng Republik
Revolusi menolak untuk menerima pekerjaan di Jakarta dan lebih memilih untuk
hal ini karena adanya isi kabinet terdiri atas tokoh-tokoh Masyumi. Pada masa Kabinet
Ali. Bahkan Darul Islam berhasil memperluas wilayahnya dengan meliputi Aceh, Jawa
Barat , dan Sulawesi. Pada Mei 1953, terdapat bukti bahwa ia menjalin hubungan
dengan Kartosuwirjo dari Darul Islam. Daud merasa keberadaan Kabinet Ali
Daud mundur keatas bukit. Kemudian pada tanggal 19 September 1953 Daud dan
dukungan orang-orang Aceh yang menjadi pegawai dan tentara. Saat itu Daud
menyatakan bahwa Aceh merupakan bagian dari Darul Islam bukan Pemerintah
Pancasila. Ketika Kabinet Ali gerakan ini dianggap sebagai hambatan yang
wilayah dari kepemimpinan Kartosuwirjo. Namun pada akhirnya Kahar Muzakar ini
Pemberontakan ini dipimpin oleh Amir Fatah dan Mahfud Abdur Rahman. Pada
e. Persoalan dalam negeri dan luar negeri misalnya persiapan pemilihan umum yang
(Pada waktu itu Nasution mendapat skors atau dinonaktifkan selama tiga tahun)
kemudian berlanjut. (Ricklefs: 1998, 369). Adapun peristiwa disebabkan Kepala Staf
tersebut disetujui oleh kabinet. Tindak lanjut dari hal tersebut ialah pengangkatan
Kolonel Bambang Utoyo oleh Mentri Pertahanan. menurut Panglima TNI-AD hal
tersebut sangat tidak menghormati norma-norma yang ada di dalam lingkungan TNI-
AD. Kabinet yang ada saat itu dipersalahkan, bahkan dalam Upacara Pelantikan dan
Selain dari masalah diatas, hambatan pada kabinet ini juga meliputi masalah
yang berkedok palsu bagi persetujuan antara pendukung pemerintah dan orang-orang
Cina/Perusahaan Ali Baba. Maka dari itu Kabinet ini dikenal juga dengan Kabinet Ali
Baba. Ali Baba artinya seorang pengusaha pribumi yang mewakili pengusaha Cina
yang memiliki perusahaan. Dalam praktiknya duta besar Cina akan menekan orang-
orang Cina untuk bekerja sama dengan pribumi, tapi keadaannya tidak demikian.
Sedangkan pada saat itu Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi, pergolakan
ditanah air yang menguras dana semakin membuat kemiskinan. Apalagi pada 1955
Kabinet Ali Sastroamidjojo ini tidak mampu mencapai semua program kerjanya.
Walaupun digolongkan sebagai kabinet yang bertahan lama, tapi tidak semua hasil
diperoleh secara maksimal. Akan tetapi, kabinet ini telah berhasil memberi
pada 18 April-24 April 1955 itu disaksikan oleh Gedung Merdeka, Bandung. Saat itu
April-Mei-1954 terdapat pertemuan antara Perdana Menteri India, Pakistan, Sri Lanka,
tidak stabil di Indonesia dialihkan Ali pada suatu peristiwa yang bisa dikatakan mampu
mengangkat nama Indonesia. Disana Ali mengusulkan KAA, hal ini didukung Negara
lain. Adapun KAA telah menunjukan kemenangan bagi pemerintahan Ali, ketika itu
terdapat 29 negara yang hadir (Negara-negara besar Afrika, Asia hanya kedua Korea,
Adapun Pemimpin Asia yang hadir, yaitu : Zhou Enlai (Cou En-Lai),
Nehru, Sihanouk, Pham Va Dong, Unu, Mohammad Ali, Nasser, dan Sukarno.
Dengan adanya KAA membuat terjalinnya hubungan antara Amerika dan RRC.
Pada saat itu RRC melupakan permusuhan dengan Negara-negara Asia yang
nonkomunis, netral. Pada tahun 1953 Republik Indonesia mengirim 2 duta besarnya
antara Cina dan Indonesia yang pertama. Pada tahun 1955 terdapat persetujuan
kewarganegaran Cina atau Indonesia. (hal ini dianggap orang-orang Cina menyulitkan
Barat. Adapun hasil dari konfrensi ini mendukung tuntutan Indonesia atas Irian Jaya.
Dari sini kemungkinan bagi Indonesia untuk memainkan peranan penting dunia, hal
ini dijadikan Soekarno sebagai tanggung jawabnya pribadi. Ketika itu Ali mengatakan
dan meluluskan Dasasila atau Sepuluh Prinsip Bandung, sebagai upaya untuk
mengubah dominasi dua negara adikuasa terhadap hubungan internasional pasca
Perang Dunia II. Serta menilai kembali arti penting Konferensi Bandung serta
membahas perubahan baru dalam hubungan internasional dan tantangan baru yang
Meski Kabinet Ali Sastroamijoyo I berada pada kondisi yang serba sulit, namun ada
beberapa prestasi atau pencapaian yang bisa dibanggakan. Meski mungkin tidak
semua program kerja yang suda disusun tidak bisa tercapai secara keseluruhan,
namun tetap saja ada beberapa prestasi yang berhasil diraiah. Kabinet Ali
kepada negara dan bahkan kepada bangsa Asia-Afrika. Hal ini didasarkan pada
peristiwa yang terjadi di Bandung pada 18 April-24 April 1955. Saat itu Indonesia
berhasil merangkul saudara-saudara Afrika dan Asia untuk melawan kolonialisme dan
neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet atau negara imperialis yang lain.
Colombo). Hal ini menunjukkan bahwa Ali berhasil mengalihkan situasi politik di
Indonesia yang tidak stabil kala itu dan bahkan mampu mengangkat nama Indonesia
di dunia internasional. Di situ, Ali mengusulkan KAA yang kemudian disetujui oleh
negara lainnya. Adanya KAA ini menunjukkan bahwa pemerintahan Ali telah
Sama seperti nasib dari kabinet-kabinet sebelumnya, pada akhirnya Kabinet Ali
pengunduran ini adalah karena banyak sekali masalah yang tidak bisa diatasi dengan
baik. Memang pada saat itu banyak sekali terutama masalah seperti pemberontakan
yang terjadi di daerah-daerah. Selain itu, masalah korupsi yang semakin meningkat
menjadi alasan utama, seperti masalah Irian Barat, Pemilu bahkan juga skandal
NU, tidak puas terhadap kinerja kabinet di segala lini, baik secara personel, di bidang
ekonomi dan keamanan yang didalamnya terdapat konflik antara NU dan PNI.
Sehingga pada puncaknya pada tanggal 20 Juli NU mengutus para menteri yang ada
di dalam kabinet untuk mengundurkan diri dan keluar dari Kabinet. Tindakan NU ini
Pemerintah. Melihat keadaan kabinet yang tak kondusif ini, PKI kemudian meredam
pada tanggal 18 Juni. Kemudian karena dukungan dari DPR tidak mencukupi, empat
hari kemudian Ali pun mengunfurkan diri dan Kabinet Ali Sastroamijoyo I ini
Seperti yang sudah saya jelaskan tadi, kabinet ini hanya berlangsung seumur jagung,
kurang dari satu tahun kabinet ini sudah jatuh. Penyebabnya karena
masalahpertukaran nota antara Menteri Luar Negeri Achmad
Soebardjo dan Duta Besar Amerika Merle Cochran. Isi nota tersebut adalah
bantuan ekonomi dan militer yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada Indonesia
berdasarkan Mutual Security Act(MSA) atau lebih dikenal dengan nama undang-
undang kerja sama keamanan.
Hal tersebut dinilai menciderai konsep politik luar negeri bebas aktif yang selama ini
dianut oleh Indonesia. Kabinet Sukiman dituduh telah menjadikan Indonesia masuk
ke dalam Blok Barat. Hal itulah yang membuat DPR menggugat kebijakan kabinet
tersebut dan akhirnya kabinet tersebut jatuh.
Ali sastroamijoyo 2